"Seseorang yang mengasah kemampuan intuisinya akan mengalami gejola paranoia karena dia merasa bahwa tanpa dirinya.. dunia tidak akan berputar. dan orang yang tidak mengasah kemampuan intuisinya akan menjadi budak atau menjadi agen-agen politik dari agenda institusi atau seseorang yang memiliki konsep!"
"Intuisi sering berwujud dalam suara hati. tapi apakah suara hati itu.. tidak mengalami manupulasi dari pikiran dan logika, itu kembali kepada masing-masing orang untuk memahami proses pengetahuan 'yang tidak membutuhkan sebab-akibat dan logika' tetapi perasaan yakin dan juga bukan dari kesimpulan proses kelima indera manusia."
"Apakah intuisi semacam indera keenam?"
Jawabannya mungkin iya.. karena indera kelima selalu mengalami proses sebab akibat yang jelas. ada cahaya mata bisa melihat. ada suara.. telinga bisa mendengar. tapi bagaimana dengan sebuah pengetahuan tentang masa depan.. sesuatu yang dapat diketahui tanpa proses tanya jawab.. tanpa si subjek harus 'merasa diyakinkan' dan 'dibenarkan tentang memorinya terhadap masa lalu' seperti dalam proses meramal.
"Dimana intuisi bisa diasah melalui proses ramal-meramal.
karena dalam meramal.. ada suatu pengkondisian dimana si peramal berusaha mematikkan kelima inderanya untuk menggunakan indera keenamnya untuk membantu, memahami permasalahan yang diramal. karena ramalan bukan konseling psikologi.. dan hapalan tentang gerak dan bahasa tubuh.. atau sekedar menyenangkan orang yang diramal.. tapi meramal lebih kepada mematikan diri kita sebagai subjek.. dan menjadi objek yang untuk sementara dipercaya untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanya
ketika individu menjadi sebuah objek.. sebuah barang atau suatu kegunaan.. maka individu tersebut menjadi sesuatu sesuai kebutuhan si subjek.. objek seperti halnya benda mati. kalau tidak digunakan oleh si objek.. tidak akan ada gunanya.. karena hanya sebuah benda mati.
saya berusaha menjelaskan pada orang-orang yang diramal.. (terutama yang kritis) bahwa manusia saat ini kesulitan untuk berkomunikasi empati.. mereka hanya berkomunikasi simpati.. tapi tidak turut merasakan apa yang dirasakan orang lain.. sehingga hanya kata-kata dan 'masturbasi oral'.
pengkondisian ramal sangat memungkin orang untuk mengalami komunikasi empati.. karena untuk bisa menjawab pertanyaan.. tidak hanya dibutuhkan kata-kata.. tapi bagaimana perasaan yang diramal dalam menanggapi pertanyaan dan persoalan yang dihadapi.
ada kata-kata hapalan yang saya katakan pada orang yang bertanya, "Kenapa saya meramal orang."
saya menjawab :
"Setiap orang punya masalah yang menggumpal, dan membesar. Dan orang tidak lagi berkomunikasi karena takut 'ditusuk dari belakang' atau 'ketahuan kelemahannya dan dimanfaatkan' (dimana tidak ada orang yang tanpa kelemahan). maka mereka membutuhkan seseorang yang 'dikondisikan sebagai peramal' untuk menata kembali masalah-masalahnya dan juga memerika arsip masalah satu persatu.. bisa untuk menyakinkan apa yang harus ia lakukan terhadap masalah itu. atau justru mengatakan secara lantang apa adanya.. karena mungkin orang itu akan melakukan sesuatu yang merugikan dirinya sendiri.. tanpa ia sadari... seperti sebuah kenenakatan.
"Dan yang saya cari dari meramal adalah perasaan tenang dari orang yang saya ramal.. karena kondisi-tenang dan stabil memungkinkan seseorang untuk memilah-milah masalah mana yang akan diselesaikannya lebih dahulu.."
Vincent kadang suka melatih intuisi saya tanpa saya sadari.. dan saya baru saat ini. kadang kalau saya menelponnya.
"Gimana kira-kira ke depannya?"
"Bakal terjadi apa?"
"Kok perasaan gw gini yaa... kira-kira apa sih yang terjadi sama gw... kayaknya gw itu..."
Vincent berusaha melatih kemampuan meramal dan intuisi saya.. karena saya tahu Vincent tidak menyukai jawaban yang lama dan tidak spontan.. karena ia memang berusaha memanfaatkan intuisi dan bukan kesimpulan dari pengamatan.. atau konsep-konsep ribet dan strukturalis.
Saya sebenarnya juga sudah tidak sabar untuk melihat perkembangan Kompatiologi.
hahahaha... saya akan tertawa bahagia
karena saya sudah menduga dan meramalkan sebelumnya
hahahahaha..
ha ha ha
Get easy, one-click access to your favorites. Make Yahoo! your homepage.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar