Audifax sebelum berkhianat
http://groups.
--- In psikologi_transform
<audivacx@yahoo.
SPECTERS OF V
OLEH:
AUDIFAX
Peneliti di IISA-Surabaya, Penulis buku "Mite Harry Potter"(2005,
Jalasutra)
Spectre atau specters, dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan
secara harafiah sebagai hantu atau momok. Tapi, sebenarnya ada yang
terlewat dalam penerjemahan tersebut. Spectre bukan hanya "hantu" tapi
juga penampakan (spectacle). Ada kemiripan memang, terutama kalau kita
melihat tayangan reality show, hantu memang kerap diidentikan dengan
penampakan. Tapi juga bukan cuma penampakan atau spectacle, tapi bisa
pula penampakan yang memiliki dampak tertentu, atau spectacular. Lebih
jauh, spectre bisa pula dilihat kaitannya dengan kata "speculum" atau
pantulan serta "speculate" yang bisa berarti mengadu untung atau
mempertimbangkan, juga kata "speculation" yang bisa diartikan
spekulasi atau perenungan. Nah, setelah anda punya bayangan tentang
kata-kata itu semua, yang kesemuanya menyiratkan ambiguitas,
ketakpastian maka lebih mudah bagi saya untuk mulai masuk dalam
Specters of V.
Jacques Derrida menjelaskan bahwa The Spectre, seperti diindikasikan
dalam namanya adalah frekwensi suatu visibilitas tertentu tetapi bukan
sembarang visibilitas, melainkan visibilitas dari sesuatu yang
invinsible. Dan visibilitas macam ini, pada intinya adalah tak tampak,
melainkan berada melampaui fenomena atau "Ada". Spectre, dalam
bandingan dengan hal-hal lain, adalah apa yang menjadi imajinasi
seseorang, apa yang seseorang pikir telah dilihatnya dan dia
proyeksikan pada suatu layar imajiner di mana tak ada sesuatu yang
bisa dilihat di sana. Menariknya, terlihat atau tak terlihat (di
sana), specters yang ada pada layar imajiner ini lalu berubah menjadi
sesuatu yang mengawasi dan bahkan menggerakkan manusia. Maka itu,
banyak orang merasa diawasi oleh specter-specter ini dan takut
diserang olehnya jika membiarkan dirinya masuk dalam jangkauan specter
tersebut. Tidak percaya? Saya akan hadirkan salahsatunya, yaitu
Specters of V[incent Liong].
Jika adalah cyber-mania di Indonesia, maka nama `Vincent Liong" bisa
jadi telah pula anda kenal. Ia muncul di banyak milis, mengirimkan
sejumlah tulisan, baik pemikirannya sendiri maupun tulisan orang lain
yang entah dengan pertimbangan apa juga di-bomb mail ke sejumlah
milis. Bukan hanya itu, di milis ini pula ia disukai, dibenci, dipuji,
dihujat, dihargai, dilecehkan, meski belum tentu mereka semua pernah
bertemu langsung dengan orangnya. Tulisan saya kali ini, akan membahas
"V" sebagai spectres. Ya, bukan spectre, tapi specters. Jamak. Karena
"V" ini, di internet bisa muncul dalam banyak manifestasi.
Vincent, bagi sebagian orang di milis yang belum pernah menemuinya
adalah invinsibel. Owner dan moderator milis psikologi@yahoogrou
misalnya, yang mem-banning Vincent (dan Leo, ketika pada suatu kasus
membahas Vincent) tak pernah mengenal Vincent langsung tapi entah
kenapa ia di-banning di sana. [dan mem-banning segala sesuatu yang
berhubungan dengan Vincent]. Dengan alasan, posting-postingnya tak
bermutu, cross-posting dsb; padahal tak kurang member lain di milis
tersebut juga melakukan. Mungkin yang membedakan hanya frekwensi
posting Vincent, yang hanya bisa disaingi oleh salah satu moderator di
milis itu. Tapi mengatakan tidak mutu, tentu harus dibuktikan terlebih
dulu dan dipertanyakan standarnya. Apapun, di sana V[incent] telah
menjadi specters.
Hal kurang lebih sama juga terjadi ketika seorang guru besar
psikologi me-reply tulisan V[incent] dan berkomitmen tak akan lagi mau
membaca tulisannya jika bukan di jurnal atau media massa. Ketika,
V[incent] membalas dengan memfokuskan pada "komitmen" beliau, maka
untuk selanjutnya posting-posting V[incent] akan menjadi specter
baginya. Ditanggapi berarti menjilat ludah sendiri, tidak ditanggapi
bisa jadi salah satu posting akan menyulitkan dia juga.
Apakah tulisan ini mau menjelaskan "V" sebagai Vincent Liong? Boleh
saja anda beranggapan begitu, namun jika itu terjadi, maka sebenarnya
"Vincent Liong" sudah menjadi specters bagi anda. V di sini bisa diisi
apa saja yang menjadi spectre. V yang saya bahas di sini adalah
sesuatu yang melampaui realitas, atau Hiperrealitas. Ia menampakkan
dalam ketaktampakannya, lalu siapapun bisa mengkodingnya sebagai
apapun. Mereka yang tejebak dalam Ego Cartesian dan resisten terhadap
hadirnya YANG-LAIN, bisa jadi akan menyikapi dia secara negatif.
Sebaliknya, mereka yang dapat menerima pluralitas, hadirnya YANG-LAIN
dalam kehidupannya, bisa jadi akan menangkap pesan-pesan inspiratif
bagi kehidupannya.
"V" juga hadir dalam Kompleks Oedipus Freudian. Di mana ketika anak
kecil laki-laki melihat V[agina] ia berpikir bahwa ibunya telah
dikastrasi. Kemudian anak laki-laki berpikir, bahwa jika ibunya bisa
dikastrasi maka Phallus-nya pun juga terancam untuk dikastrasi. Maka
agar aman, iapun berusaha menjadi ayah, atau menjadi "si pemilik
phallus", menjadi pusat, menjadi Ego. Inilah tragedi Oedipus yang
menyerah di bawah ancaman kastrasi. Kita bisa melihat kontekstualisasi
pemikiran Freud ini dalam dunia sosial, bahwa kelompok-kelompok
[patriarkal] tertentu misalnya kelompok agama juga berpikiran dalam
paradigma trauma kastrasi ini. Paradigma mereka hanya hukuman dan
hukuman, seolah Tuhan hadir sebagai Ayah penghukum, persis seperti
Ayah yang mengancam Kastrasi dalam Kompleks Oedipus-nya Freud.
Beberapa contohnya adalah ketika mereka mempersoalkan sejumlah
perempuan [aktris] yang berpose tertentu dan "menghukum" mereka atas
nama agama dan hukum-hukum patriarkal. Ini adalah
bentuk ketakutan akan "V" juga. Bentuk ketakutan yang timbul karena
gambar di mana perempuan [V] itu berpose, berpotensi membangkitkan
phallus dan dengan demikian menguasai phallus [karena bisa
membangkitkannya, mengendalikannya] sehingga perempuan seperti ini
harus dihukum.
Holy Grail atau Cawan suci, yang semenjak meledaknya novel Da Vinci
Code dan menyusul filmnya banyak diartikulasi dan diperdebatkan, juga
merupakan ketakutan akan "V" dan bagaimana V membayanggi [menghantui]
kehidupan orang-orang yang mapan dalam tatanan oedipal. Cawan Suci
adalah "V", bukan hanya karena kemiripan huruf V dengan cawan, tetapi
juga karena ambiguitas Cawan Suci itu sendiri. Dan tentu saja,
bagaimana mereka yang terbiasa dalam tatanan oedipal atau phallus
begitu takut akan hadirnya si Cawan Suci yang mengkastrasi sejarah
Yesus yang telah di-oedipalkan oleh banyak pihak.
Ada hal menarik dalam psikoanalisa, sesuatu yang direpresi,
dipendam, atau coba dihindari, justru akan menjadi hantu bagi
seseorang. Pada suatu titik tertentu, hantu itu akan benar-benar hadir
merasuki dan mengendalikan perilaku orang yang dihantuinya. Ini bisa
Kita lihat misalnya dalam konteks mengapa seseorang yang tampak
cerdas, tampak saleh, ternyata bisa melakukan sesuatu yang di luar
dugaan seperti membunuh anaknya. Ini karena ada shadow, ada hantu yang
coba direpresi, entah dengan alasan apapun, tapi yang jelas biasanya
alasan itu lebih pada upaya untuk tetap berada dalam konformitas,
entah konformitas norma, nilai ataupun tatanan tertentu. Begitu pula
"V", ketika orang tak bisa bersahabat, bersapaan dengannya, dengan
sesuatu yang tak bisa dijelaskannya, dengan sesuatu yang tak bisa
direduksi dalam pemahaman ego, maka ia justru akan menjadi hantu dan
pada saat tertentu menguasai dirinya secara penuh sehingga menimbulkan
perilaku-perilaku neurotis, seperti bisa
dilihat pada seseorang yang dengan neurotisnya menggunakan ID:
moderator_psi-
Transformatif"
© Audifax 5 Juli 2006
NB: Saya mem-posting esei ini ke milis Psikologi Transformatif,
Vincent Liong, dan R-Mania. Mungkin akan ada rekan-rekan dari
milis-milis tersebut yang akan mem-forward esei ini ke sejumlah milis
lain. Karena keterbatasan waktu, saya hanya akan menanggapi diskusi di
milis Psikologi Transformatif. Melalui esei ini pula saya mengundang
siapapun yang tertarik untuk berdiskusi dengan saya untuk bergabung di
milis psikologi transformatif
(www.groups.
____________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.
--- End forwarded message ---
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar