Kok Kang Jalal mengutip Injil Matius, Ndrik? Lah kamu pengutipnya kok nggak
protes? Bukankah itu injil yang tak bosen-bosennya kamu maki itu? Jadi, apa
beda antara Kang Jalal dan Nabi Hendrik? Sudah jelas toh mana yang Muslim tulen
dan mana yang gadungan?
manneke
Quoting hendrik bakrie <henrik12syiah@
> dari salah satu web site islam..
>
> Muhammad, Sang Reformis Agung (II)
> KH. Jalaluddin Rakhmat
> Pada Al-Tanwir No. 121, kita bercerita tentang Reformasi Agung pertama yang
> dilakukan oleh Rasulullah saw. Reformasi yang dilakukan Rasulullah saw tidak
> dilakukan dengan tujuan untuk membentuk partai atau mendirikan negara Islam.
> Tujuan reformasi Rasulullah saw ialah untuk menegakkan keadilan, menentang
> kezaliman, dan melawan penindasan. Seluruh ajaran Islam yang berkaitan dengan
> politik tidak ada hubungannya dengan posisi dalam bidang pemerintahan.
> Kegiatan orang Islam memasuki kegiatan politik hanya untuk menegakkan
> keadilan dan menumbangkan kezaliman.
> Rasulullah saw terlibat dalam kegiat-an politik. Bahkan beliau ikut serta
> dalam peperangan sampai 80 kali. Begitu sibuknya Rasulullah saw dalam
> menghadapi perang demi perang, sehingga ada seorang penyair, yang meskipun
> sangat mengagumi akhlak Nabi, tidak jadi masuk Islam. Ketika ia hampir masuk
> Islam, kebetulan ia bertemu dengan Nabi dalam Perang Badar. Waktu itu Nabi
> sedang bertarung dengan musuh. Penyair itu tidak jadi masuk Islam. Dia
> berkata, "Bagai-mana seorang nabi bisa membunuh sesama manusia?". Dalam
> bayangan dia, Nabi hanya mengajarkan zikir dan doa.
>
> Mengapa Nabi terlibat dalam pepe-rangan yang begitu banyak? Sebabnya satu
> saja, yaitu karena Nabi ingin menentang orang-orang zhalim dan menegakkan
> keadil-an. Surat-surat pertama yang diturunkan dalam Al-Qur'an bercerita
> tentang keadilan atau mengusik rasa keadilan orang. Perhati-kan, misalnya,
> surat Al-Quraisy. Surat itu menceritakan dua kelompok dalam masya-rakat Arab
> waktu itu.
>
> Kelompok pertama, ialah kelompok elit yang memiliki sumber daya kekuatan
> dan perdagangan yang besar. Salah satu anggota kelompok ini ialah orang-orang
> Quraisy yang perdagangannya bergantung kepada musim. Pada musim dingin,
> mereka berdagang ke daerah sebelah selatan yang suhunya lebih hangat.
> Sementara pada musim panas, mereka berdagang ke daerah sebelah utara yang
> udaranya lebih sejuk. Dalam Al-Qur'an disebutkan, "Kebiasaan orang Quraisy
> itu pergi berdagang pada musim dingin dan musim panas". (QS. Al-Quraisy 2)
>
> Kelompok kedua, ialah orang-orang miskin dan para budak belian yang tidak
> jelas kabilahnya. Hubungan di antara dua kelompok ini adalah penindasan dan
> kezalim-an. Bukan itu saja, kelompok elit itu merasa bahwa mereka juga adalah
> orang yang paling beragama. Orang kaya itu mengatakan kepada orang-orang
> miskin bahwa kemiskin-an mereka disebabkan karena mereka tidak beragama dan
> tidak diridhai Allah swt.
>
> Ayat-ayat Al-Qur'an yang pertama jarang berbicara tentang zikir dan shalat,
> melainkan berbicara tentang kritik kepada para penguasa: Kecaman kepada
> orang-orang kaya yang membanggakan kekayaannya dan ejekan pada orang-orang
> miskin. Surat Al-Humazah menyindir mereka, "Celakalah si pencaci dan si
> pemaki, yang mengumpulkan harta dan menghitungnya. Dia mengira hartanya akan
> mengekalkan kekuasaan dia." (QS. Al-Humazah 1-3).
>
> Nabi datang dengan membawa ancaman kepada orang-orang kaya yang mencaci maki
> orang-orang miskin, yang me-ngumpul-ngumpul kekayaan, dan meng-hitungnya.
> Orang kaya itu mengatakan bahwa mereka kaya dan berkuasa karena Tuhan ridha
> kepada mereka dan kemiskinan itu disebabkan oleh ketidakridhaan Tuhan. Jadi,
> keridhaan Allah ditentukan oleh jumlah kekayaan yang dimiliki. Itulah
> ideologi yang diajarkan oleh orang-orang kaya. Sehingga orang kaya menjadi
> terhormat karena diridhai Allah swt.
>
> Rasulullah saw datang membawa ayat-ayat Al-Qur'an yang menegaskan bahwa
> kekayaan itu tidak merupakan ukuran ridha Allah.
>
> Di dalam Al-Qur'an surat Al-Fajr, Tuhan berfirman, "Manusia itu, apabila
> diberi rizki yang banyak, dia berkata, 'Tuhan sedang memuliakan aku'. Namun
> apabila dia sedang disempitkan rizkinya, dia berkata, 'Tuhan merendahkan
> aku'." (QS. Al-Fajr 15-16).
>
> Al-Qur'an menyatakan bahwa kaya dan miskin itu tidak ada hubungannya dengan
> ridha dan kemurkaan Allah. Seorang miskin dan seorang yang kaya itu
> dikarena-kan segelintir orang di antara manusia yang makan kekayaan alam
> dengan rakus, men-cintai harta dengan berlebih-lebihan, meng-abaikan nasib
> anak-anak yatim, dan tidak ada upaya untuk mensejahterakan orang-orang
> miskin.
>
> Beberapa waktu yang lalu, saya menghadiri seminar "Anak Ter-aniaya". Saya
> dengar dari Harian Kompas, akhir-akhir ini karena krisis moneter, jumlah anak
> jalanan naik tiga kali lipat. Pasal 34 dalam UUD 1945 tentang fakir miskin
> dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, dihapalkan betul oleh mereka.
> Karena yang mereka saksikan, fakir miskin dan anak-anak ditelantarkan oleh
> negara. Waktu itu ada seorang yang berbicara bahwa anggaran belanja negara
> untuk anak terlantar adalah nol persen dan anggaran belanja negara untuk
> fakir miskin adalah nol koma nol persen. Hampir tidak ada dana untuk menolong
> orang-orang miskin dan anak-anak terlantar.
>
> Menurut Al-Qur'an, yang menyebabkan kaya dan miskinnya seseorang adalah
> ketimpangan ekonomi. Ketimpangan ekonomi adalah masalah keadilan. Nabi saw
> adalah seorang reformis yang ideologinya adalah keadilan dan yang
> ditentangnya, sampai beliau melakukan peperangan, adalah kezaliman dan
> penindas-an. Nabi memihak orang-orang miskin yang tertindas, melanjutkan
> tradisi para nabi sebelumnya.
>
> Para nabi sebelumnya selalu memihak orang-orang tertindas dan menentang
> penguasa. Ibrahim as, Bapak Para Nabi, memihak rakyat kecil dan menentang
> raja yang bernama Namrud. Musa as memihak Bani Israil yang tertindas, yang
> harus membangun Piramid dengan darah dan air mata mereka. Musa berjuang
> melawan Fir'aun. Isa as juga memihak orang-orang kecil, menghibur mereka, dan
> mengajak mereka melawan penguasa-penguasa zhalim. Sampai Nabi Isa berkata,
> "Berbahagialah orang-orang lapar, karena Tuhan akan mengenyangkan mereka.
> Berbahagialah orang-orang miskin karena mereka akan mewarisi kerajaan
> Tuhan...." (Perjanjian Lama, Mathius 5).
>
> Al-Qur'an pun turun dengan maksud, "Untuk memberikan anugerah kepada
> orang-orang yang tertindas di bumi dan hendak kami jadikan mereka pemimpin
> dan pewaris bumi ini." (QS. Al-Qashash 5)
>
> Itulah reformasi Rasulullah saw yang pertama, menumbangkan kezhaliman dan
> menegakkan keadilan. Nabi meletakan keadilan di atas segala-galanya. Jika ada
> aturan dan hukum-hukum yang bertentang-an dengan keadilan, maka hukum itu
> tidak berlaku. Salah satu tanda keadilan adalah kepatuhan orang kepada
> hukum.
>
> Reformasi Kedua: Menegakkan Ummat
>
> Reformasi Rasulullah saw yang kedua adalah mengubah masyarakat dari sistem
> sosial yang berdasarkan kesukuan, kekeluar-gaan, dan kelompok kepada
> komunitas yang berdasarkan ideologi Islam, dari Tribalisme ke Komunitas, dari
> perasaan kekabilahan ke sebuah sistem yang didasarkan kepada ikatan keislaman
> atau Ukhuwwah Islamiyah. Nabi mengubah sebuah masyarakat yang diikat oleh
> kesetiaan kepada kelompok menjadi kesetiaan kepada Islam. Dari kehidupan yang
> berdasarkan semangat suku dan fanatisme kelompok kepada kehidupan yang
> didasarkan kepada persaudaraan Islam.
>
> Nabi sangat menentang orang-orang yang mendahulukan kepentingan kesukuan dan
> keluarga di atas kepentingan Islam.
>
> Dalam masyarakat Arab zaman Jahiliyah, orang-orang bergabung tidak dalam
> suku bangsa, tapi dalam kabilah atau keluarganya masing-masing. Misalnya
> dalam kabilah Bani Kinanah, Bani Quraisy, dan Bani Kilab.
>
> Kesetiaan seseorang bergantung kepada kabilahnya. Kalau ada tamu datang pada
> satu kabilah, maka tamu itu bukan tamu kepada seseorang saja tetapi ia adalah
> tamu bagi seluruh kabilah itu. Kalau ada orang yang memusuhi kabilah itu,
> maka dia bukan saja musuh bagi seseorang, tapi musuh bagi seluruh anggota
> kabilah itu. Kalau ada orang yang terbunuh di antara mereka, maka seluruh
> kabilah akan membelanya. Tidak jadi persoalan apakah orang itu benar atau
> salah.
>
>
> Dalam kehidupan padang pasir yang gersang, perlindungan kelompok itu sangat
> penting. Karena itu, mereka setia kepada kelompok-nya. Itulah yang kita sebut
> Tribalisme. Dari situlah bermuara nepotisme.
>
> Nepotisme adalah pemilihan orang bukan berdasarkan kemampuannya tapi
> berdasarkan hubungan kekeluargaan. Bila seseorang bersalah, namun orang itu
> ialah keluarganya, maka dia akan dibebaskan dari segala hukuman. Right or
> wrong is my relative.
>
> Tidak setiap pengangkatan keluarga jadi pegawai adalah Nepotisme. Orang
> keliru beranggapan tentang Nepotisme. Sampai ada yang mengatakan bahwa mazhab
> Ahlul Bait adalah mazhab nepotisme. Padahal tidak seluruh keluarga Ahlul Bait
> itu dijadikan Imam. Pernah Ibrahim as bermohon kepada Allah, meminta supaya
> keturunannya dijadi-kan Imam. Tuhan langsung memotong salah satu unsur
> nepotisme dengan berkata, "Keluarga kamu, Insya Allah, akan jadi Imam. Tapi
> tidak semua keluarga kamu jadi Imam. Hanya keluarga kamu yang tidak zhalimlah
> yang jadi Imam." (Lihat QS. Al-Baqarah 124).
>
>
> Walaupun ada anggota keluarga yang ditunjuk, mereka ditunjuk berdasarkan
> kemampuan. Kita berbuat zhalim bila kita tidak mau menerima seseorang yang
> mampu hanya karena dia adalah keluarga. Hal itu merupakan nepotisme pada
> titik ekstrem yang lain. Sumber Nepotisme adalah Tribalisme. Nabi Muhammad
> SAW datang untuk me-reformasi sistem seperti itu.
>
> Pada mulanya, orang mengikuti banyak Kabilah. Pemimpin kabilah itu disebut
> Maulâ. Di dalam Bahasa Arab, orang yang memerintah satu tempat, satu
> propinsi, atau satu kabilah disebut Maulâ. Maulâ pun berarti orang yang
> dipertuan atau orang yang dianggap sesepuh.
>
> Kalau ada seseorang yang lari karena dikejar-kejar oleh satu kelompok,
> kemudian ia berlindung pada kelompok yang lain, maka dia harus memilih salah
> seorang dari satu kelompok itu untuk melindungi dia. Orang yang dipilih
> disebut Maulâ dan anehnya, orang yang berlindung kepadanya juga disebut
> Maulâ.
>
> Maulâ adalah orang yang melindungi seseorang dan Maulâ juga berarti orang
> yang dilindungi oleh Maulâ itu. Budak-budak belian yang dilindungi oleh
> seseorang disebut Maulâ. Misalnya, Salim Maulâ Abi Huzaifah. Salim itu lari
> dari kabilahnya. Ketika ia mencari perlindungan, ia bertemu Abu Huzaifah yang
> melindunginya. Sehingga Salim disebut Salim Maulâ Abi Huzaifah dan bisa juga
> disebut Abu Huzaifah Maulâ Salim.
>
> Nabi mengajarkan masyarakat Arab untuk meninggalkan seluruh Kabilah itu.
> Mereka harus mencari pelindung yang satu saja yaitu Allah swt. Dengan
> kedatangan Nabi, semua kabilah yang banyak itu, seakan-akan disuruh memilih
> di antara dua kabilah saja; "Kabilah" Allah dan kabilah selain Allah.
>
> Oleh Al-Qur'an, kabilah selain Allah itu disebut Thaghut. Allah sekarang
> menjadi Maulâ buat orang-orang mukmin. Dalam suratsurat Muhammad ayat 11,
> Allah berkata: "Itu karena Allah adalah Maulânya orang-orang yang beriman".
> Sementara dalam Al-Hajj ayat 78, Tuhan berfirman, "Berlindunglah kamu semua
> dalam perlindungan Allah. Dia akan jadi Maulâ kamu. Dialah sebaik-baik Maulâ
> dan sebaik-baiknya penolong". Orang-orang Islam yang sudah tergabung dalam
> kabilah Allah diperintahkan untuk meninggal-kan segala macam kabilah itu dan
> dianjurkan untuk berdoa "Anta maulânâ fanshurnâ 'alal qaumil kâfirîn.
> Engkaulah pelindung kami. Dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir."
> (QS. Al-Baqarah 286).
>
> Allah adalah maula. Allah juga adalah wali. Orang-orang yang mengangkat
> Allah sebagai wali, adalah juga menjadi wali, waliyullâh. Allah menjadi
> walinya dan ia menjadi wali Allah.
>
> Allah menegaskan bahwa orang-orang yang masuk Islam harus meninggalkan
> kesetiaan kepada kabilah-kabilah dan kepada maula-maula yang banyak itu.
> Sekarang kesetiaannya itu harus dipersembahkan kepada seorang maula saja
> yaitu Allah swt. "Allâhu waliyul ladzîna âmanû. Yukhrijuhum minnazh zhulumâti
> illan nûr. Allah adalah wali orang-orang yang beriman. Allah mengeluar-kan
> mereka dari berbagai kegelapan kepada cahaya". (QS. Al-Baqarah 257).
>
> Orang-orang kafir itu mempunyai banyak wali. Di hadapan Allah, semua wali
> itu sejenis saja, yaitu Thaghut. Thaghut artinya tiran. Berasal dari kata
> thaghâ yang artinya berbuat zhalim. Dalam Al-Qur'an, tidak ada bentuk jamak
> dari kata Thaghut. Dalam surat Ali-Imran ayat 68, Tuhan berfirman, "Allah
> adalah wali orang-orang beriman". Adapun dalam surat Al-Maidah ayat 55
> dijelaskan, "Wali kamu adalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang
> beriman".
>
> Inilah reformasi kedua yang dilaku-kan oleh Nabi, mengubah masyarakat dari
> kesetiaan kepada kelompok dan keluarga menjadi kesetiaan kepada Allah,
> Rasul-Nya, dan kaum mukminin.
>
> Allah adalah pemimpin maulanya. Allah menunjuk Rasul-Nya sebagai wakil Tuhan
> di bumi ini dan komunitasnya adalah orang-orang beriman. Dasar yang mengikat
> kesetiaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya adalah kalimat syahadat "Asyhadu
> allâ ilâha illa Allâh wa asyhadu anna Muhammadan Rasûlullâh".
>
>
>
> ------------
> Get easy, one-click access to your favorites. Make Yahoo! your homepage.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar