Dari: seorang pemeditasi vipassana versi Mahasi & MMD
Bpk Hudoyo yg baik,
Saya ingin menanyakan ttg pengalaman meditasi saya.
Seperti pernah saya ceritakan sebelumnya,saya belajar
vipassana mulai dari metode Mahasi.Saya pernah
mengikuti retreat Mahasi 3X dan MMD Akhir Pekan 2X.
Sejak ikut MMD I,saya sudah tdk labeling dalam setiap
meditasi duduk.Tapi dalam retreat Mahasi,saya masih
labeling dalam meditasi jalan & kegiatan sehari-hari.
Dalam retreat Mahasi awal november kemarin,selama 12
hari,saya memberanikan diri utk mencoba full tdk
labeling,baik dalam meditasi duduk,meditasi
jalan,maupun dalam kegiatan sehari-hari.
Ternyata banyak pengalaman yang saya dapatkan,terutama
dlm meditasi jalan & kegiatan sehari-hari,
- Ketika dlm meditasi jalan,saya pernah merasakan
sensasi yg sangat nyaman.Setiap gerakan terasa begitu
alamiah & lambat.Mata tdk bisa membuka penuh,karena
kelopak mata menurun perlahan,menutupi setengah
pandangan.Sensasi di mata juga sangat
nikmat.Sensasi-
saya rasakan ketika mengalami piti dalam meditasi
duduk.
- Begitu juga ketika makan siang,saya pernah merasakan
sensasi yg sangat nyaman juga,yaitu ketika mengunyah.
Gerakan mengunyah terasa semakin lambat.Jika
sebelumnya saya biasa mengunyah dg mata tertutup,saat
itu kelopak mata seolah-olah membuka dg sendirinya
perlahan-lahan,
mata juga sangat nikmat.Makanan yg ada di dalam mulut
jadi tdk ada rasanya sama sekali.Gerakan mengunyah
terus melambat,sampai seolah-olah akan berhenti.
Pertanyaan saya:
Apakah mungkin mengalami piti selain dlm meditasi
duduk?
- Saya juga pernah mengalami dalam meditasi jalan,saya
sampai pada suatu moment ketika tdk ingin berhenti.
Seperti ingin berjalan terus.Jadi saya membuat rute
melingkar (dalam bangunan stupa di Vihara
Banjar),bukan rute bolak-balik.
bergerak seperti otomatis.Seperti tdk ada kehendak
dari saya,terus dan terus berjalan.Sampai akhirnya
saya sadar ketika lonceng waktu makan siang berbunyi.
Yang membuat saya masih bingung sekarang,apakah ketika
itu kesadaran saya lemah,sehingga saya tdk bisa
menyadari setiap kehendak utk melangkah?
Tapi ketika itu saya bisa menyadari dg baik
sensasi-sensasi yg ada.
Pengalaman ini sempat saya tanyakan kepada praktisi yg
lebih senior.Menurutnya,
labeling,sehingga tdk bisa menyadari kehendak yg
muncul.
Bagaimana menurut Pak Hudoyo?
Terimakasih.
Salam,
(W)
============
HUDOYO:
Rekan W, yg baik,
Dari penuturan Anda saya mendapat kesan bahwa 'pencatatan' (labeling) dalam pengamatan badan & batin ini tidak perlu lagi bagi Anda. Malah tampaknya dalam taraf Anda sekarang, labeling itu malah menjadi penghambat bagi perkembangan Anda selanjutnya. Ini terbukti dari ketika Anda melepaskan labeling sama sekali dalam retret vipassana versi Mahasi Sayadaw yang Anda ikuti pada awal November 2007 lalu, justru Anda mendapatkan berbagai pengalaman ketika meditasi jalan & melakukan kegiatan sehari-hari.
Perasaan nikmat dan bahagia yang Anda alami ketika melakukan meditasi jalan & melakukan kegiatan sehari-hari menunjukkan muncul 'piti' & 'sukham'. Memang kedua perasaan itu bisa muncul dalam posisi apa pun juga, tidak terbatas pada posisi duduk saja.
Yang sangat menarik adalah pengalaman yang Anda tuturkan:
"Saya juga pernah mengalami dalam meditasi jalan,saya
sampai pada suatu moment ketika tdk ingin berhenti.
Seperti ingin berjalan terus.Jadi saya membuat rute
melingkar (dalam bangunan stupa di Vihara
Brahmavihara)
bergerak seperti otomatis.Seperti tdk ada kehendak
dari saya,terus dan terus berjalan.Sampai akhirnya
saya sadar ketika lonceng waktu makan siang berbunyi.
Yang membuat saya masih bingung sekarang,apakah ketika
itu kesadaran saya lemah,sehingga saya tdk bisa
menyadari setiap kehendak utk melangkah?
Tapi ketika itu saya bisa menyadari dg baik
sensasi-sensasi yg ada."
Beberapa ungkapan yang saya catat adalah: "tidak ingin berhenti", "membuat rute melingkar, bukan bolak-balik"
Kesan saya: pada saat itu kesadaran Anda cukup baik--bukan lemah--bahkan saya rasa sangat baik. Anda tidak menyadari adanya kehendak untuk melangkah, karena MEMANG TIDAK ADA KEHENDAK LAGI (kehendak dari si aku/pikiran)
Nah, dari semua aspek itu saya dapat menyimpulkan bahwa selama beberapa waktu (beberapa jam?)--selama Anda melakukan meditasi jalan itu--Anda berada dalam keadaan SAMADHI, yang disebut KHANIKA-SAMADHI (samadhi dari saat ke saat tanpa satu obyek yang fixed). Di situ tidak ada si aku, tidak ada pikiran, tidak ada kehendak, tidak ada waktu; yang ada hanyalah tubuh ini yang terus berfungsi dengan seluruh indranya. Keadaan ini sangat langka dialami orang dalam keadaan meditasi jalan, biasanya hanya dialami pada meditasi duduk.
Rekan W, "perrjalanan" meditasi Anda sudah sangat jauh. Jangan hiraukan praktisi yang "lebih senior" itu, kalau Anda tidak mau mengalami timbulnya keraguan yang tidak perlu. Tampaknya praktisi yang "lebih senior" itu masih melekat pada labeling, entah sampai kapan. Padahal Chanmyay Sayadaw sendiri pernah berkata: "Labeling is not vipassana"; maksud beliau, labeling harus runtuh kalau tidak diperlukan lagi.
Sampai jumpa pada retret MMD Seminggu menjelang Nyepi yad (tgl 29 Feb s.d. 8 Mar 2008) di Brahmavihara-
Salam,
Hudoyo
Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, BS, MS degree - College-Finder.net.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar