Trima kasih jawabannya pak leo... duh senangnya mau sharing, saya juga sedih melihat banyak orang merasa dirinya paling benar, golongannya paling lurus, pendapatnya yg musti paling diterima.. yah.. yg paling2 begitu deh... yg dengan itu seperti punya hak untuk mengatakan selain dia, golongan dia, pendapat dia salah semua... gak layak ada.. pasti masuk neraka, dsb .. -walau manusia punya kebutuhan untuk dianggap benar juga kadang2 he he he...- Sehingga terjadilah hujat menghujat, usir mengusir, bakar membakar... sampai malah bantai membantai... dari yg "scope" nya orang per orang sampai komunitas atau bangsa.... sedih memang kalau sampai sejarah pembantaian atas nama agama itu berulang lagi... > --- In psikologi_transform
aku setuju pak kalo kita dalam memahami agama yg ada sudah banyak yg "semaunya sendiri", artinya dengan apa2 yg dia dengar dari ustadnya, dari pendetanya dari gurunya... dia berani menyimpulkan bahwa inilah yg paling benar, yg lain salah -hmm.. tapi manusia memang "exited" kalau merasa apa2 yg dia dapatkan bisa dia pahami, sesuai dengan logikanya --yg berlapis2 itu-- - Hmmm... tapi meng"generalisir" kalo semua orang yg merasa umat beragama itu "gila" juga nggak tepat ah pak... -ha ha ha.. saya kepancing pernyataannya pak leo yg provokatif nih-
agama2 itu memang musti punya standard, karena kalo nggak, nggak bisa disebut agama... tapi agama itu kan cuma istilah aja kan.. bahasa lainnya bisa saja -kalo dipersempit-
kalo saya mencoba memahami mungkin standarnya aja yg "kurang" artinya kalo di kembalikan bahwa agama itu jalan untuk mendekat kepada Tuhan, mendapat ridho Allah, get God bless maka "parameternya" itu yah itu..... God bless, ridho Allah, berkat Tuhan... bagaimana kita tahu kalo Allah ridho, Tuhan memberkati..
Nabi2, orang2 suci diutus Tuhan untuk membawa wahyu Tuhan bagi manusia untuk mengarungi hidupnya agar "selamat". Dalam rangka itu tentulah Tuhan menurunkan petunjuk, yg bermacam2 caranya, entah lewat mimpi, atau suara gaib yg dia dengar, malaikat yg datang membawa berita atau terlintas saja di hati atau pikirannya dsb... petunjuk2 tersebut dicatat oleh pengikutnya, dengan maksud baik untuk dilaksanakan, agar tidak lupa, agar tidak tercecer dsb..
Sedangkan Nabi sendiri, dengan petunjuk Tuhan, tidak hanya menyeru agar mereka taat terhadap petunjuk tersebut, tetapi juga melatih agar mereka juga bisa mendapatkan petunjuk serupa, conected to the source.. walau kadarnya berbeda2.. sehingga petunjuk2 tertulis tadi bisa dipahami maksudnya, karena telah terhubung dengan yg punya petunjuk....
Dalam2 agama mungkin ada sisi syariat, sisi lahir, text tertulis, tpi itu tidak akan sempurna, ada yg kurang standarnya- he he he... tanpa sisi batin, sisi hakikat... aku nggak mendalami perbandingan agama yah... nggak tahu agama2 lain, tapi kalo agama islam yg saya anut semestinya seperti itu, kalau tidak bisa sesat.. -gubrakk...ha ha ha...sami mawon....-
peace.
-adit-
nb.. aku join di milis SI tapi pasif nggak apa2 yah..
> "Aditias Suyasninto"
> <aditiass@...> wrote:
>
> salam kenal pak leo...
> maksudnya gimana pak... agama2 itu nggak ada yg
> benar gitu...
>
> -adit-
>
Member baru di psi_trans yah ? Hmmm hmmm hmmm... aku
posting conversation ngalor ngidul seperti ini almost
every day sejak April 2007. So,... kalo gak ngerti
gaya aku bisa gimana gituh. Tapi aku jawab juga deh.
Maksudnya BUKAN begitu, bukan agama2 itu gak ada yang
bener, you have to READ THE POSTING CAREFULLY (posting
yang itu dan posting2 aku yang lainnya). Memang musti
dibaca dengan pikiran terbuka.
Well, in a nutshell, tulisan yang satu itu berisikan
PENGALAMAN ROHANIAH manusia yang selalu VALID walaupun
tidak bisa dikategorikan sebagai agama ini dan agama
itu. Nah,... inti dari aktivitas keagamaan itu kan
RELIGIOUS EXPERIENCE (Pengalama Relijius), dan segala
pengalaman relijius itu jenisnya macem2, almost tak
terhingga, dan TIDAK bisa dipatok mati seperti
kebiasaan banyak pemuka agama yang merasa "berhak"
menentukan apa saja sebagai "isi" dari agamanya.
Nah, karena para pemuka agama itu "MEN-STANDARD-
agamanya masing2, maka kita bisa saja bilang bahwa itu
isinya "kegilaan". Wong mereka itu akan bilang bahwa
yang di luar standard agamanya itu sebagai "gila", dan
yang di dalam standard agamanya sendiri itu "waras".
Seperti itu kan prakteknya ? Kata2nya bisa berbeda,
tapi kurang lebih seperti itu maksudnya.
Nah, karena seperti itu kenyataanya,
yang BERANI mengambil resiko untuk MENJADI DIRI
SENDIRI dan dicap "gila" oleh orang2 agamis itu juga
BISA bilang bahwa "agama2 itu isinya kegilaan
manusia".
Maksudnya "kegilaan" disitu adalah segala "syariat ini
itu" yang diciptakan oleh manusia dan dipertahankan
oleh manusia DAN menutup manusia2 lainnya untuk
menjadi diri sendiri, dan mengalami sendiri yang
ILLAHIAH.
Itu maksudnya. Memang susah dijelaskan, dan lebih
mudah ditangkap dengan INTUISI. Just catch IT with
your intuition, if you can.
Thanks for your question, anyway.
Regards,
Leo
ps: Diskusi terbuka tentang pengalaman2 spiritual dari
kita dan untuk kita bisa diikuti di milis SI
<http://groups.
You are cordially invited to join.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar