Walaupun pilihannya tidak seekstrim pak Manneke, pada dasarnya saya
setuju dengan prinsipnya. "Rumah tangga Bapak (yang menjadi tanggung
jawab utama Bapak) adalah Bapak, Isteri dan anak-anak)". Keputusan
lebih diprioritaskan untuk mereka.
Alternatifnya, tidak harus pisah rumah, tapi mulai lebih "mendengar"
Isteri anda, apalagi masih dalam batas-bayas kewajaran seperti ingin
punya pembantu dan pak Zein mampu. Tanpa mengurangi hormat dan kasih
sayang pak Zein terhadap Ibunda tercinta, sikap tegas pak Zein dalam
menghadapi potensi konflik akan sangat membantu pemecahannya dan
mencegah berlarut-larutnya masalah.
On 2/5/08, pradita@telus.
>
> Saya pribadi berpikir, demi keutuhan keluarga Bung Zein, jangan satukan mertua
> dan menantu dalam satu atap jika mereka tak kompak. Ini memang saran ekstrem,
> tapi jika tak diputuskan segera, semuanya akan jadi korban: ya istri Anda, ya
> Ibu Anda, ya Anda sendiri, ya anak-anak.
>
> Kalo Anda pindah sama keluarga, atau pindahkan Ibu Anda ke tempat lain, paling
> tidak ya sakit hati cuma satu orang, yaitu Ibu Anda. Bisa tega nggak? Buat
> kebaikan semua lho...
>
> manneke
>
> Quoting M Zein <zein@singgar-
>
> >
> > Memang saya rasakan ada persaingan.
> >
> > Tapi ak belum dapat mencari solusinya, bagaimana mengatasi persaingan ini.
> >
> >
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar