Numpang nimbrung, nih...:-)
Quote: Konsep adalah lambang dan symbol yang ada dalam fikiran. Berfikir adalah bekerja dengan menggunakan lambang dan symbol sehingga tidak perlu menghadirkan benda-benda itu ke ruang dimana orang sedang berfikir. End of quote.
TuHanTu:
½Berfikir adalah bekerja dgn menggunakan lambang dan simbol½... Ini ciri khas cara kerja hemisfir kiri, bukan? Lalu *simbol-simbol* tersebut diedarkan, disebarkan kepada mereka (melalui teori dan jaran-ajaran) kepada pihak lain dgn -sadar atau tidak- penerima, audience, murid, yg menerima informasi/teori/
Sekarang, bagaimana dgn orang yg *mempermainkan* simbol-simbol? Entah *permainan* itu serius atau just for fun? Straitli spiking, apa pendapat Pak Syafi´i kalau saya katakan: ½ Berilah saya buah pepaya, dan akan saya tuliskan *The Theory of Death*? ½...
Tentang halnya, *Psikologi Islam*, disini saya minta *petromak*..
Be fun
TuHanTu
http://hole-
--- In psikologi_transform
>
> Konsep Diri Kebangsaan
>
> Konsep adalah lambang dan symbol yang ada dalam fikiran. Berfikir
> adalah bekerja dengan menggunakan lambang dan symbol sehingga tidak
> perlu menghadirkan benda-benda itu ke ruang dimana orang sedang
> berfikir. Dalam fikirannya, orang dapat menghadirkan begitu banyak
> benda dan hal, menembus ruang dan waktu. Tetapi tetap saja ada orang
> yang mampu berfikir besardisamping ada orang yang pemikirannya sangat
> terbatas. Dengan berfikir orang bisa menjawab pertanyaan, mengambil
> keputusan, dan membuat kreasi baru.
>
> Konsep diri adalah pandangan dan perasaan seseorang terhadap diri
> sendiri. Konsep diri bisa bersifat physic, psikis dan social. Seorang
> gadis yang merasa dirinya cantik, dengan percaya diri memasuki ruang
> pesta, tetapi seorang mahasiswi yang malas belajar meski cantik, ia
> merasa tidak percaya diri ketika memasuki ruang ujian. Seorang anak
> gubernur merasa tenang-tenang saja ketika disetop polisi karena
> melanggar rambu-rambu lalu lntas, tetapi seorang tukang ojek buru-buru
> minta damai sebelum ditanya oleh polisi yang menyetopnya. Orang yang
> merasa mampu mengatasi masalah, pada akhirnya ia bisa mengatasi
> masalah yang dihadapi, sedangkan orang yang merasa bodoh, pada
> akhirnya ia menjadi bodoh beneran.
>
> Konsep diri terbangun karena dipengaruhi dua hal.
> Pertama karena dipengaruhi orang lain, misalnya sering dipuji sebagai
> orang pintar dan memperoleh banyak sertifikat kepintaran maka
> tumbuhlah rasa percaya diri dan akhirnya pintar beneran. Sebaliknya
> jika sering di bodoh-bodohin dan dipermalukan di depan umum, maka
> akhirnya ia bisa menjadi bodoh beneran dan minder.
> Kedua karena dipengaruhi oleh kelompok rujukan. Contohnya, Dulu saya
> merasa tidak percaya diri mengetengahkan gagasan psikologi Islam,
> karena banyak teman-teman psikolog Barat menganggap tidak ada
> psikologi Islam, sementara saya tidak memiliki latar belakang studi
> psikologi. Ketika itu saya maksimal hanya bisa menyampaikan gagasan
> Psikologi Islami, bukan Psikologi Islam. Tetapi setelah saya
> dikukuhkan sebagai Guru Besar Psikologi Islam dan memperoleh apresiasi
> dari Presiden The International Association of Moslem Psychologist,
> Prof Malik Badri, bahwa saya adalah Profesor pertama di dunia dalam
> bidang Psikologi Islam, maka tumbuh rasa percaya diri untuk
> mengeluarkan gagasan Psikologi islam, dan bahkan berniat mempromosikan
> Psikologi Islam untuk menjadi Mazhab Ke lima setelah mazhab-mazhab
> Psikoanalisa, Behaviorisme, Kognitip dan Psikologi Humanism
>
>
> Konsep Diri dan Etika
>
> Barang siapa mengenali siapa dirinya maka ia akan mengenali siapa
> Tuhannya, demikian kata orang bijak. Orang yang mengenali anatomi
> dirinya, fisik dan psikologinya, ia akan menyimpulkan bahwa betapapun
> manusia dipandang hebat, tetapi tetap saja ia memiliki banyak
> keterbatasan. Ia juga akan menyadari bahwa kehebatan manusia tidak
> terjadi dengan sendirinya, tapi pasti ada konsep yang dirancang oleh
> Dia Yang Maha Hebat. . Manusia dengan segala kerumitannya merupakan
> perwujudan (tajalli) dari kebesaran Sang Pencipta, yaitu Tuhan Yang
> Maha Besar dan Maha Sempurna.
>
> Oleh karena itu orang yang mengenali dirinya, ia akan tunduk dan patuh
> kepada Tuhan, merasa sejajar dengan manusia yang lain, menghormati
> yang lebih tua dan meyayangi yang lebih muda. Orang yang kafir
> (mengingkari Tuhan) pasti dia tidak mengenali diri sendiri. Demikian
> juga orang sombong, dan tinggi hati yang menganggap dirinya paling
> hebat seraya merendahkan orang lain, pasti ia buta terhadap dirinya.
> Rendah hati dan merendahkan diri hanya bisa dilakukan oleh orang kuat,
> karena untuk merendahkan diri dibutuhkan kekuatan. Sebaliknya orang
> yang rendah diri sehingga tidak memiliki rasa percaya diri juga
> disebabkan oleh ketidak tahuannya terhadap potensi yang ada dalam dirinya.
>
> Konsep Diri bangsa
>
> Hanya bangsa besar yang bisa mengukir sejarah besar, dan hanya bangsa
> yang memiliki pemimpin besar yang dapat mengangkat dirinya menjadi
> bangsa besar. Dulu Sukarno pernah mengukir sejarah besar dengan
> menyelenggarakan Konperensi Asia Afrika di Bandung. Gagasan besar
> Sukarno itu kemudian mengilhami bangsa-bangsa Afrika untuk melepaskan
> diri dari penjajahan. Hingga hari ini nama Sukarno masih melekat di
> hati orang-orang Afrika.. Sukarno kemudian jatuh ketika memusatkan
> perhatiannya pada membesarkan nama dirinya (pemimpin besar revolusi) ,
> bukan membesarkan bangsanya.
>
> setelah Pak Harto jatuh, Indonesia mengalami krisis pemimpin, yakni
> tidak ada satupun pemimpin besar di negeri ini yang mampu mengajak
> bangsa berfikir besar dan memandang jauh de depan menembus sekat ruang
> dan waktu.. Oleh karena itu kini orang-orang Indonesia lebih banyak
> mengeluh dan kecewa dibanding merancang masa depan. Kebanyakan orang
> hanya berfikir aku dapat apa, bukan apa yang dapat kuwariskan kepada
> generasi bangsa. Para politisipun berhenti pikirannya pada agenda
> 2009, hanya sedikit yang mampu menggagas untuk 2030 atau 2050. Bahkan,
> pernah ketika Indonesia baru menjadi anggauta tidak tetap di Dewan
> Keamanan PBB, Indonesia ikut menyetujui sanksi tambahan kepada Iran,
> tidak berani membela hak-hak Iran dengan mengatakan Qatar saja yang
> Negara Islam dan Timur tengah menyetujui sangksi untuk Iran. Jadi
> konsep diri Dubes kita di PBB, memandang dan merasa Indonesia yang
> berpenduduk 235 juta sama kecilnya dengan negeri kecil Qatar yang
> hanya berpenduduk satu juta dan sudah lama menjadi satelit Amerika.,
>
> Pemimpin besar itu biasanya lahir dari dua jalan.
> 1. sebagai produk revolusi. Dari revolusi muncullah pemimpin besar
> yang tak pernah diduga-duga sebelumnya, atau dari satrio piningit.
> 2. Kedua dari periode dimana sang pemimpin yang sebenarnya bukan orang
> besar tetapi dipaksa harus mengatasi problem-problem besar bangsa.
> Dari pengalamannya mengatasi problem besar itu akhirnya ujungnya ia
> menjadi permimpinj besar juga. Akankah SBY yang sekarang dipaksa harus
> mengatasi problem2 besar bangsa akhirnya menjadi Pemimpin besar
> Indonesia? Wallohu a`lam, sejarah yang akan membuktikan
>
>
> Kualitas Konsep Diri
>
> Konsep diri ada yang positip dan ada yang negatip, masing-masing ada
> cirri-cirinya, Ciri orang yang memiliki konsep diri positip adalah;
>
> 1. Memiliki keyakinan bahwa ia mampu mengatasi masalah yang dihadapi.
> Seberat apapun kesulitan yang terbayang, ia yakin akan dapat menemukan
> jalan keluarnya.
>
> 2. Merasa setara dengan orang lain. Oleh karena iu ia tidak kecil hati
> dalam bergaul, dan ia merasa bahwa jika orang lain bisa mengerjakan,
> maka iapun yakin akan bisa mengerjakan.
>
> 3. Menganggap pujian sebagai kewajaran. Oleh karena itu jika ia
> dipuji, ia tidak tersipu-sipu malu, karena pujian adalah satu
> kewajaran. Pujian tidak membuatnya tinggi hati apalagi kagum diri
> (`ujub). Pujian diterimanya secara terbuka dan ditempatkan pada tempatnya.
>
> 4. Menyadari tidak mungkin bisa memuaskan semua orang,. Oleh karena
> itu jika ada orang yang menyatakan kecewa atau mengkritiknya, ia
> terima dengan tenang. Ia sadar bahwa ia bisa membuat orang lain
> senang, tetapi hal yang sama mungkin membuat orang lain tidak senang.
>
> 5. Mampu mengubah diri. Baginya kritikan dan kekecewaan orang
> dipersepsi sebagai masukan untuk memperbaiki diri.
>
> Adapun cirri-ciri dari orang yang memiliki konsep diri negatip adalah sbb:
>
> 1. Peka terhadap kritik. Ia mempersepsi kritikan orang sebagai upaya
> untuk menjatuhkan dirinya, oleh karena itu ia melakukan perlawanan,
> mempertahankan logikanya yang belum tentu benar, atau telinganya merah.
>
> 2. Jika dipuji merasa sangat senang, meski pura-pura menyembunyikan
> kesenangannya. Pujian orang benar-benar membuatnya bahagia bahkan
> sesak nafas Baginya pujian orang merupakan pembenaran terhadap
> logikanya sehingga ia tidak lagi kritis tehadap kesalahan sendiri.
>
> 3. Hiperkritis. Ia terlalu kritis terhadap orang lain hingga cenderung
> merendahkan dan meremehkan mereka, Baginya yang benar adalah dirinya
> dan orang lain pasti salah.Kebenaran orang lain hanya diakui jika
> berhubungan dengan pujian untuk dirinya.
>
> 4. Merasa tidak disenangi oleh orang lain. Oleh karena itu ia merasa
> ditinggal dan dizalimi oleh system social. Ia tidak bisa akrab bergaul
> karena kebanyakan orang dipersepsi sebagai rival atau bahkan musuh. Ia
> juga selalu curiga kepada orang yang mendekat.
>
> 5. merasa pesimis bersaing secara fair, karena ia merasa sistemnya
> tidak adil dan pasti merugikan dirinya
>
>
> Wassalam,
> agussyafii
>
> ============
> Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui
> achmad.mubarok@
> ============
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar