Artinya hadis2 itu tidak valid lagi.
Apakah hadis sebagai sunnah Nabi masih dapat dipertahankan ?
hautesurveilance <hautesurveilance@
udul : Nabi Muhammad Buta Huruf atau Genius?
Penulis : Syekh Al-Maqdisi
Penerbit : Nun Publisher
Halaman : 131 hlm.
Harga : Rp 20.000,-
Ajaran bahwa Rasulullah tidak mampu baca-tulis adalah sebuah
kekeliruan tafsir sejarah yang konyol. Inilah buku kontroversial yang
mematahkan mitos kebutahurufan Nabi Muhammad.
Kalau ada umat yang begitu bangga menerima kenyataan bahwa pemimpin
atau nabi-nya sebagai sosok yang buta huruf, itulah umat Islam. Tak
ada lain. Sejak kecil, ketika seorang anak muslim mulai mengenal
baca-tulis, ajaran bahwa Nabi adalah sosok yang buta huruf selalu
ditekankan.
Kebutahurufannya seakan menjadi kenyataan yang patut dibanggakan dan
bisa membangun kepercayaan diri umat Islam! Pertanyaannya, benarkah
ajaran itu? Atas dasar apa Nabi dianggap sebagai sosok yang buta
huruf? Apakah ia pernah menyatakan dirinya betul-betul tidak mampu
membaca dan menulis sejak kecil hingga akhir hayatnya? Lalu, jika ada
anggapan ia mampu membaca dan menulis, apakah itu akan mengurangi
keabsahannya sebagai utusan Allah?
Bagi Syekh Al-Maqdisi, jawabannya cukup jelas: Ada tafsir sejarah yang
keliru terhadap kapasitas Rasulullah, khususnya dalam soal baca-tulis.
Dan semua itu, bersumber dari kekeliruan kita dalam menerejamahkan
kata "ummi" dalam Alquran maupun Hadis, yang oleh sebagian besar umat
Islam diartikan "buta huruf".
Menurut Al-Maqdisi, "ummi" memang bisa berarti "buta huruf", tapi
ketika menyangkut Nabi Muhammad, "ummi" di situ lebih berarti orang
yang bukan dari golongan Yahudi dan Nasrani. Pada masa itu, kaum
Yahudi dan Nasrani sering kali menyebut umat di luar dirinya sebagai
orang-orang "ummi" atau "non-Yahudi dan non-Nasrani". Termasuk
Rasulullah dan orang Arab lainnya.
Selain itu, kata "ummi" di situ juga bisa merujuk pada kata "umm" atau
ibu kandung. Jadi, maknanya adalah "orang-orang yang seperti masih
dikandung oleh rahim ibunya, sehingga belum tahu apa-apa".
Dalam buku ini, Syekh Al-Maqdisi menunjukkan bukti-bukti otentik
(hadis) yang menunjukkan fakta sebaliknya bahwa Rasulullah adalah
sosok yang justru pintar membaca dan menulis. Antara lain, sebuah
hadis yang diungkapkan Zaid bin Tsabit bahwa Nabi pernah bersabda:
"Jika kalian menulis kalimat Bismillahirrahmanirrahim, maka
perjelaslah huruf sin di situ."
Pikirkan, kalau untuk soal huruf saja ia memperhatikan, ibarat seorang
editor naskah, mungkinkah Nabi seorang yang buta huruf? Buku Maqdisi
ini, sekali lagi, mematahkan semua kekeliruan sejarah ini.
Selamat membaca!
Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
SPONSORED LINKS
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar