Sdr Donny KN,
Yang jadi masalah adalah, saya harus menghindari kerugian yang sama di
masa yang akan datang. Tinggal kita lihat respon dari email saya tsb
maka akan tampaklah sampaidimana keseriusan mereka untuk tidak main
ngutak-ngutik hubungan pribadi orang lagi.
Dalam hal ini tindakan meminta maaf dengan tidak sopan dari kubu
Pabrik_T ditujukan untuk merenggangkan tekanan publik terhadapnya agar
ybs bisa bergerak lagi. Apakah bisa bergerak ini artinya sadar atau
hanya untuk mempersiapkan serangan selanjutnya itu yang pelu
dikahwatirkan.
Dalam kasus sebelumnya saja tanpa ada masalah apa-apa bisa menyerang
hingga 6 bulan ke hal pribadi hanya untuk iseng maka setelah ada
balasan dari saya ke nama baiknya tsb maka ybs berusaha cucitangan dan
cucinama dulu, kemudian akan bisa mempersiapkan serangan setidaknya
untuk setahun.
Secara teori filsafat, agama, dan believe sistem yang serba baik-baik
pernyataan bung Donny KN benar adanya tetapi secara kenyataan perlu
dipikir-pikir dulu makhluk manusia macam apa yang kita hadapi, kalau
yang memang berbudaya iseng (olahraga pikiran, perlu samsak untuk
tetap terhibur, dlsb) belum tentu cara tsb cocok.
Kalau memang Pabrik_T berniat baik maka minta maafnya harus kepada
saya dan di wilayah saya karena targetnya saya. Bukan sekedar
mengundang Adhi Purwono, Cornelia Istiani dan Rio Panjaitan ke wilayah
mereka, dimana Adhi Purwono, Cornelia Istiani dan Rio Panjaitan yang
notabene bukan target utama serangan enam bulan ini. Itu pun belum
tentu dimaafkan. Ini hanya strategi untuk memecahbelah antara saya
dengan Adhi Purwono, Cornelia Istiani dan Rio Panjaitan saja.
Kata ayah saya minta maafpun tindakan semacam itu tidak perlu saya
maafkan, kalau cuma bilang minta maaf. Apalagi kalau hanya penutupan
upacara bendera.
Ada dua macam orang perang teror dalam ruang pribadi:
1* Ada masalahnya baru merugikan secara pribadi.
2* Untuk olahraga perlu iseng merugikan secara pribadi.
Dua hal ini sangat berbeda karena orang yang membuat masalah untuk
olahraga sekedar iseng adalah kebiasaan yang sangat buruk sehingga
lebih baik dibasmi daripada dimaafkan. Ini seperti penyakit kebiasaan
serial killer atau kebiasaan klepto (suka mencuri bukan karena tidak
punya tetapi hobi). Jadi orang seperti kubu Pabrik_T ini perlu
menunjukkan mereka sadar dan meminta maaf sungguhan,dengan tindakan
sungguhan, bukan menunjukkan mereka yang memaafkan korbannya untuk
ngalah dalam perang.
Cara mereka menjawab masih menunjukkan mereka gengsi untuk mengaku
kalah dan salah, mereka masih jaga gengsi, masih bangga dengan budaya
psikophat suka mengganggu hidup pribadi orang seperti orang
berpenyakit kejiwaan klepto dan serial killer aja dengan kedok
filsafat. Jadi oleh karena itu mereka masih makhluk berbahaya untuk
saya dan orang di sekitar mereka sendiri.
Selama mereka masih makhluk psikopat berbahaya maka mereka masih perlu
dibasmi dari muka bumi ini, mereka sendiri yang menentukan siapa
mereka dengan cara merekia bertindak dan bertingkahlaku. Jadi dengan
saya tetap menekan mereka selama mereka belum sadar, maka saya
membantu menjaga hidup orang banyak yang bisa terancam oleh keberadaan
mereka, kerja sosial gitu.
Ttd,
Vincent Liong
Email sebelumnya ...
http://groups.
--- In psikologi_transform
<donkenow@..
Selamat sore Vincent,
Benar yang anda katakan, hidup bukan sekedar upacara bendera...
Permintaan maaf....
Permintaan maaf utamanya adalah bagi si peminta maaf bukan bagi yang
dimintai maaf. Permintaan maaf adalah untuk kebaikan si peminta, bukan
yang dimintakan maafnya.
Dalam pemahaman saya, permintaan maaf sebenarnya tidak berarti apa-apa
bagi yang dimintai maaf, entah itu tulus atau tidak, terbuka atau
tidak karena penentunya adalah diri kita sendiri selaku yang dimintai
maaf.
Kalau permintaan maaf tidak tulus maka yang rugi/dirugikan bukanlah
yang dimintai maaf tapi si peminta maaf itu sendiri.
Memaafkan, memberikan maaf..
Maaf bisa diberikan tanpa perlu menunggu permintaan maaf.
Pemberian maaf utamanya bukanlah buat si peminta tapi buat diri kita
sendiri.
Kalau kita mau memaafkan maka tanpa dimintai maaf oleh yang menyakiti
hati kita pun maaf bisa diberikan kepada yang menyakiti, tidak mesti
menunggu, tidak mesti berupa reaksi.
Kalau mau direnungkan lebih jauh, sebenarnya yang menyakiti hati kita
adalah diri kita sendiri, bukan orang lain.
Kepemilikan kita, kemelekatan kita pada sesuatulah yang akan menyakiti
diri kita sendiri.
Orang mengangkat jari tengahnya kepada kita sebagai simbol "f**ck.
Kita marah pada orang itu, kita sakit hati pada orang itu. Apakah
sakit hati kita disebabkan oleh orang itu ? bukankah persepsi kita,
pemahaman kita atas simbolisasi jari tengah yang membuat kita sakit hati ?
Orang lain mencueki kita, tidak ngganggep kita, dan atas hal itu kita
sakit hati, bukankah diri kita sendiri yang membuat ke-sakit-hatian
tersebut ?
Pabrik menyakiti hati vincent ? mana bisa ! wong hati itu milik
vincent kok, vincent bisa tentukan sendiri dong mau sakit atau enggak.
Sama aja kayak pikiran. Biarpun orang bilang jangan dipikirin, mana
bisa orang lain ngatur2, terserah kita khan mo mikir apa ? :-)
Perihal KTP dan identitas real...
Lihat bagian atas.
Perihal kehilangan teman, kehilangan pacar, kehilangan mata pencaharian.
Kalau soal Dekon, selama orang lain bisa merasakan manfaat dari dekon
maka tak seorang pun bahkan haute atau pabrik bisa
menghalanginya/
ijo, orang butuh dan merasakan manfaatnya, orang pasti cari.
Kalaupun ada suara-suara miring tentang dekon, ya tinggal dijelaskan
aja. beres.
Kalau soal kehilangan pacar... mungkin memang pacarnya itu yang udah
nggak mau lagi. Habis mo gimana ? cinta khan nggak bisa dipaksa-paksa.
Kalaupun dia hilang gara-gara dipanas-panasin sama si pabrik dan
kelompoknya, bukankah hal ini bagus ? bagus untuk tahu seberapa
cintanya dia padamu. Untung deh putusnya waktu pacaran, belon sempat
merit, coba kalo udah merit... fffiuuhh, tunjangan perceraiannya,
harta gono-gini, dan hak asuh anak dllnya pasti bikin pusing.
Kalau soal kehilangan teman, mana bisa teman menghilang wong kita bisa
bikin lagi yang baru kok :-).
Salam,
Donny KN
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar