kalau saya sih geli, saya gak bisa diraba-raba.
salam,
goen
--- In psikologi_transform
<swastinika@
>
>
> Tadi pagi pingin nge-respon pertanyaan ini, tapi nggak sempat :)
>
> Ada dua alasan utama untuk saya mengapa saya tidak mau didekon:
>
> Pertama, dari sisi internal. Secara temperamen saya memang bukan
orang
> yang gampang diyakinkan dengan promosi, apalagi promosi yang
bersifat
> "hard selling". Kalau berdasarkan MBTI sih saya ini tergolong INTJ
> <http://www.personal
memang
> kecenderungannya skeptis :) Kan ada joke tentang doa seorang INTJ
> <http://www.davenevi
> bunyinya "Lord, keep me open to others' ideas, WRONG though they
may be"
> .. hehehe.. Habis gimana lagi? Kata Jung, yang dominan pada diri
saya
> itu introverted intuition dan auxiliary-nya extraverted thinking
sih ;)
>
> Jadi, secara internal sendiri memang saya sulit diyakinkan bahwa
ini
> adalah jalan (apalagi cara terbaik) untuk bertransformasi diri.
Lebih2
> karena dalam sekian puluh tahun hidup saya, saya sudah merasakan
> beberapa pengalaman yang manjur untuk membuat saya
bertransformasi :)
> Dari seorang unbeliever menjadi believer, dari seorang yang
mengagungkan
> teori & kecerdasan menjadi [terus berusaha] mendengarkan kata
hati. We
> can call that peak experience if we like ;)
>
> Kedua, dari sisi eksternal. Setelah dilihat2, dibaca2, ditelaah,
> pendapat para kompatiolog, kerabat kompatiolog, sampai "penemu"
> kompatiologi sendiri, makin lama kok saya makin melihat bahwa ada
> "bolong besar" dalam ajaran ini. Bolong paling besar (menurut saya)
> adalah menyamakan manusia dengan mesin. Nggak tahu ya, kalau
menurut
> saya sih manusia itu jauh lebih complicated daripada mesin. Analogi
> manusia dengan mesin mungkin bisa menjawab beberapa hal spesifik,
tapi..
> menimbulkan lebih banyak pertanyaan ketika kita melihat manusia
secara
> utuh.
>
> Bolong paling besar bagi saya adalah tidak terjawabnya pertanyaan
yang
> saya ajukan beberapa waktu lalu tentang bagaimana "cuma" dengan
dekon
> menjadi mampu berkomunikasi secara empati. Pertanyaan ini tidak
pernah
> terjawab dengan meyakinkan :). Dan bukan itu saja.. perkembangan
> terakhir di milis ini (perang?) malah makin menunjukkan bahwa
> pengajar/penemu/
belum bisa
> berkomunikasi empati :). Friksi banyak terjadi karena tidak mampu
> memahami kondisi batin, keinginan, harapan dan aspirasi orang lain
yang
> diajak berkomunikasi :)
>
> Dulu sih dari jajaran pengajar/penemu/
saya
> anggap paling bisa berempati adalah Merkurius Adhi tapi [maaf
akhir2 ini
> beliau tampak kehilangan kemampuan itu :)
>
> Begitu sih kira2 jawaban saya :) Mudah2an membantu
inventarisasinya :)
>
> Salam,
>
>
> --- In psikologi_transform
> <sinagahp@> wrote:
> >
> > Rekan-rekan Yth.,
> >
> > Sebagaimana sama-sama kita ketahui, di milis ini maupun di
berbagai
> > milis lain, dekon ala kompati sering dipublikasikan dan
dipasarkan
> > sebagai salah satu cara terbaik untuk mentransformasi diri.
Benarkah
> > demikian? Reaksi dan tanggapan yang saya lihat sangat beragam.
Ada
> yang
> > pro dan yang kontra. Melalui milis ini, saya ingin tahu lebih
banyak
> > tentang, apakah yang menyebabkan seseorang mau didekon dan
sebaliknya
> > apakah yang menyebabkan seseorang tidak mau didekon.
> >
> > Thread ini, dikhususkan untuk menginventarisasi hal-hal yang
> menyebabkan
> > seseorang tidak mau didekon. Inventarisasi terhadap hal-hal yang
> > menyebabkan seseorang mau didekon akan dikemukakan pada thread
yang
> > terpisah.
> >
> > Mohon partisipasinya. Terima kasih sebelumnya.
> >
> > salam,
> > harez
> >
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar