Aaaah, please deh, Leo, you overestimate yourself. Gak ada kok yang kaget-kaget
ama apa yang kau lakukan. Yang ada tuh bosen. Juga jargon favoritmu,"belief
system", sudah mengalami inflasi dan sangatlah membosankan. Semua orang salah
kaprah, semua orang gak berani, semua orang stupid, kecuali--tentu saja--Leo
Rimba. Ha ha ha.
manneke
Quoting leonardo_rimba <leonardo_rimba@
> Oops, begini lho mas, aku kan RE-INTERPRETASI. Dan terkadang orang
> yang hidup di dalam BELIEF SYSTEM tertentu juga masih bisa kaget2
> melihat REINTERPRETASI yang aku lakukan which is very NORMAL. Orang
> kan sudah banyak SALAH KAPRAH, dan salah kaprah itu dibawa terus
> dari generasi ke generasi. Dan GAK ADA YANG BERANI untuk bilang: HEY
> LISTEN,... NGAPAIN SO STUPID, GITU LHO.
>
> Contohnya: ambil case Maria ibu Yesus atau Siti Maryam itu.
> Panggilan berupa "Bunda" itu kan benernya merupakan INTERPRETASI
> dari masa peralihan ke Kristen dari PAGAN EUROPE. Ada simbol2 DEWI
> masa pra Kristen yang DITRANSFER ke figur Maria. Dan jadilah Maria
> sebaai "Bunda". Mary the Goddess. Itu VALID saja. Yang penting kan
> value dari simbol itu di dalam PSYCHE mereka yang mempercayainya. My
> concern is merely to make people REALIZE bahwa yang dipercaya itu
> adalah SIMBOL2, dan simbol2 cuma simbol thok. ESSENSI itu adalah
> sesuatu yang ada di balik simbol. Memang gak bisa dimengerti tanpa
> simbol,... TOO DEEP WITHIN HUMAN PSYCHE.
>
> Nah, kalau orang sudah bisa realize bahwa ada SIMBOL2 dan simbol2
> itu ternyata ada di semua culture, di semua BELIEF SYSTEMS, maka
> orang akan bisa mengerti bahwa ada yang PARALLEL. Nah, kembali
> kepada Jung,... yang dimaksud oleh CG Jung sebagai ARHCETYPES itu
> kan SIMBOL2 yang HIDUP di dalam PSYCHE manusia itu. Dan mereka itu
> adalah SUMBER ENERGI bagi manusianya untuk BERTRANSFORMASI untuk
> mencapa manusia yang UTUH. WHOLENESS. Dan wholeness itu antara lain
> disimbolkan oleh Mandala. Borobudur itu salah satu bentuk Mandala.
> Nah, semuanya kan mengarah kesana. Semua manusia, differences in
> religions or cultures notwithstanding.
>
> --- In psikologi_transform
> <sinagahp@..
> > harez:
> > Uraian tentang Mas tentang . Brahma itu NALURI, Wisnu itu EMOSI,
> > dan Shiva itu INTUISI agak membingungkan. Yang banyak dikenal kan
> > Brahma itu pencipta, Wisnu itu pemelihara, Syiwa itu perusak. Koq
> > penjelasan Mas Leo rasanya kurang sinkron begitu ?
>
> Itu RE-INTERPRETASI mas, one of my re-interpretations. Kalau kita
> diam di dalam diri dan "menghayati" apa makna dari simbol TRIMURTI
> itu, kita akan sampai pada pengertian seperti itu. Itu one of the
> reinterpretations. Kalau Brahma itu pencipta, terus Wisnu itu
> pemelihara, dan Shiva itu perusak,... well, itu kan PELAJARAN KITA
> DI SD, masa kita mau pakai pengertian itu terus ? Masa kita gak bisa
> masuk ke dalam diri kita and find who those SYMBOLS really are. Dan
> aku menemukan bahwa Brahma itu Simbol dari Dimensi Naluri di
> manusia, Wisnu itu Simbol dari Dimensi Emosional atau Hubungan
> Antara Manusia (termasuk disini Belief Systems, Cultures, Budi
> Pekerti, and things artificial like that), dan Shiva yang paling
> tinggi itu mensimbolkan Dimensi Intuisi dimana kita bisa konek
> langsung dengan THE SOURCE OF ALL SOURCES.
>
> Kalau Shiva itu sebagai "perusak" mungkin diambil dari depiction
> Shiva Nataraja; Shiva yang menari-nari di atas bara api yang
> berputar terus, terkadang dengan tengkorak juga. Bentuk gambarannya
> seperti lingkaran api yang berkobar dan Shiva memang menari-nari
> dengan tertawa, tertawa dan tertawa, tertawa tak ada habis-
> habisnya". What does it mean? Bukan penghancur, mas,... tetapi DIRI
> KITA SEBAGAI (ehem) an "Enlightened Person" who could be themselves
> and enjoy everything realizing that NOTHING IS CREATED AND NOTHING
> IS DESTROYED. That everything is ETERNAL, including US.
>
> Itu simbol, dan artinya TOO DEEP for most people to understand.
> Kalau dibilang simply sebagai "perusak" kan ANAK SD akan manggut2
> saja. Hm, so what? Gurunya aja gak ngerti apalagi anak SDnya, begitu
> kan ? Sekarang saja banyak yang gak ngerti konsep Shiva Nataraja
> itu, even those living in Hindu culture. So what ? Dan memang itu
> rather uncommon. Too high, really. Menurut aku, yang lebih PRAKTIS
> adalah pengertian tadi; Brahma sebagai Dimensi Naluri, Wisnu sebagai
> Dimensi Emosi, dan Shiva sebagai Dimensi Intuisi.
>
> (Terkait dengan penjelasan Mas bahwa
> > naluri itu jelek/merusak sementara itu intuisi itu "lebih baik"
> > dari naluri).
>
> Yang "merusak" itu adalah IMBALANCE, ketidak-seimbangan. Kalau
> NALURI itu seabreg-abreg dan intuisinya tumpul, jelas itu bersifat
> JELEK/MERUSAK. Kalau INTUISI itu seabreg-abreg dan manusianya gak
> perduli dengan fisik dan materi, itu juga "merusak". Yang tidak
> merusak (relatif tidak merusak) adalah yang seimbang itu. Yang
> BALANCED. Tetapi KESEIMBANGAN is a very nice concept only kan ?
> Why ? Sebab every keseimbangan always has the SEED for another
> KETIDAK-SEIMBANGAN. Begitu seterusnya, worlds without end. At least
> such, as far as our HUMAN MIND can grasp it. Nah, Naluri itu tetap
> diperlukan selama masih ada tubuh fisik, dan itu memang SEMENTARA.
> Kalau INTUISI, karena itu di MIND, aren't we correct to ASSUME that
> IT IS ETERNAL ? Yang eternal _bukan_ intuisi sebenarnya, melainkan
> the MIND yang MELAHIRKAN INTUISI2 ITU. Itu eternal. We are NOT our
> intuitions anyway. Sama saja seperti kita _bukan_ emosi kita. Kita
> bukan pikiran2 kita. We are not our thoughts. Descartes bilang bahwa
> dia ada karena dia berpikir. Aku bilang, KITA ADA, SELALU ADA, dan
> itu despite the fact kita berpikir atau tidak. We are the IT behind
> INTUITIONS. Well, we could call it SPIRIT, anyway you like as long
> as you could hold the meaning. The understanding that it is
> something behind ALL FACADES. Behind all things moving in the
> OUTWARD and even INWARD. Itu Shiva Nataraja, dan itu SIMBOL dari
> diri kita yang LEBIH ASLI. Yang lebih dekat ke The Source of All.
>
> Udah ya, bay bay !!
>
> Leo
>
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar