Rekan-rekan Yth.,
Teori Maslow tentang 5 tingkat hirarki kebutuhan adalah teori yang dikemukakan Maslow pada tahun 1943 (A Theory of Human Motivation). Pada tahun 1970 sebenarnya Maslow sudah mengajukan revisi terhadap gagasannya terdahulu. Dalam bukunya yang berjudul Motivation and Personality, Maslow mengemukakan 7 tingkat kebutuhan manusia.
7. | Aesthetic |
|
6. | Know & Understand (*) | |
5. | Self-actualize | |
4. | Esteem or Ego | |
3. | Love & Belonging | |
2. | Safety & Security | |
1. | Physiological |
Revisi yang diajukan Maslow ini relatif tidak banyak dikenal dibanding dengan gagasan Maslow tentang 5 tingkat kebutuhan manusia. Gambaran singkat mengenai 7 tingkat kebutuhan manusia ini dapat dilihat di:
http://www.xenodochSedangkan naskah lengkap dari teori maslow yang diajukan pada tahun 1943, dapat dilihat di:y.org/ex/ lists/maslow. html
http://psychclassicAda beberapa hal yang cukup menarik untuk disimak dari naskah gagasan awal Maslow (5 tingkat kebutuhan).s.yorku.ca/ Maslow/motivatio n.htm
Degree of relative satisfaction. -- So far, our theoretical discussion may have given the impression that these five sets of needs are somehow in a step-wise, all-or-none relationships to each other. We have spoken in such terms as the following: "If one need is satisfied, then another emerges." This statement might give the false impression that a need must be satisfied 100 per cent before the next need emerges. In actual fact, most members of our society who are normal, are partially satisfied in all their basic needs and partially unsatisfied in all their basic needs at the same time. A more realistic description of the hierarchy would be in terms of decreasing percentages of satisfaction as we go up the hierarchy of prepotency, For instance, if I may assign arbitrary figures for the sake of illustration, it is as if the average citizen [p. 389] is satisfied perhaps 85 per cent in his physiological needs, 70 per cent in his safety needs, 50 per cent in his love needs, 40 per cent in his self-esteem needs, and 10 per cent in his self-actualization needs.Hal-hal lain yang terkait, dapat dilihat pada artikel/link yang saya berikan. Moga-moga bermanfaat. :)
salam,
harez
--- In psikologi_transform
>
> Pak Jusuf,
> Recognition (Level IV) BUKAN puncak hirarki kebutuhan versi Maslow.
> Saya terpaksa mengatakan : yang keliru, ya keliru. Untuk jelasnya,
> urutan kebutuhan adalah sebagai berikut :
> LEVEL I - Physiological (survival) needs
> LEVEL II - Safety (security) needs
> LEVEL III - Belonging (love or social) needs
> LEVEL IV - Esteem (recognition or status) needs
> LEVEL V - Self-Actualization needs
>
> Soal pengertian self, antara barat dan timur tentulah ada bedanya.
> Akan tetapi 'barat' dan 'timur' juga tidak lagi dipakai sebagai kata
> kunci dalam penelitian budaya, paling tidak penelitian budaya oleh
> dua ahli kebudayaan terkemuka : Hofstede dan Trompenaar. Yang mereka
> soroti adalah dimensi-dimensinya sebagai berikut :
>
> Hofstede: Small vs. Large Power Distance, Individualism vs.
> collectivism, Masculinity vs. femininity, Uncertainty avoidance, Long
> vs. short term orientation
>
> Trompenaar : Universalism v/s Particularism,
> Communitarianism, Neutral v/s Emotional, Specific v/s Diffuse,
> Achievement v/s Ascription.
>
> Bisa terjadi hasil penelitian berdasarkan dimensi tersebut antara 2
> Departments dalam satu perusahaan berbeda budayanya, misalnya orang-
> orang Manufacturing Departments 'Collectivism'
> orang Sales-Marketing 'Individualism'
>
> Hasil-hasil penelitian Hofstede dan Trompenaar jauh lebih kaya
> daripada yang pernah kita bahas soal Maslow 'individualis' atau
> Konfusius 'altruis'.
>
> WK
>
> --- In psikologi_transform
> jusuf_sw@ wrote:
> >
> > Pak Wolker,
> > Saya senang anda mempersoalkan ini karena spt dikatakan oleh David
> Baird (hal 46) :
> > " Gelap tidak bisa menyingkirkan gelap , hanya terang yang dapat
> melakukannya .
> > Kebencian tidak bisa menyingkirkan kebencian, hanya welas asih yang
> bisa melakukannya "
> > Dengan silih asah - asuh - asih, kita milllis bisa menjadi upaya
> pemahaman kehidupan.
> > Hanya setelah itu, maka kehidupan ini baru bisa dijalani dalam
> tingkatannya yang setinggi mungkin.
> > ===
> > Akar masalahnya bisa dilihat bukan hanya dari Timur, tapi juga
> Yunani kuno sebelum Socrates ( 470-399 SM)
> > Promotheus dan Heraklitus mengatakan tentang eternal becoming
> (pantarei) mirip dengan fisika kuantum, sedangkan Parmenides
> unchangeable being berdasarkan konsep atomnya Democritus, ada benda
> terkecil yang tak bisa dipecah lagi " a-tomos ".
> > Sama seperti orang bijak di Timur, perbedaan pandangan ini bermuara
> dalam konsep mengenai " Self ".
> > Yang satu mengatakan self dalam kondisi eternal becoming (spt juga
> Fuad Hassan) dan yang lain sebagai atom, misalnya Maslow dalam
> hirarkhi kebutuhan. Muaranya lalu perlu adanya penjelasan soal Self
> Recoqnation atau Actualization .
> > Bandingkan Hirarkhi Maslow dengan Konfusius tentang Self :
> > Learning to be humanLearning for the sake of the SelfSelf is not as
> isolated atomSelf is not a single , separate individualitySelf as a
> being of relationshipSelf as Centre of relationship
> > Self develops continuouslyEver-
> network of human relatednessA truly Self realization
> > Saya yakin kalau Konfusius sempat ketemu dengan pemikiran Yunani
> kuno ini, akan menginclude Promotheus dan Heraklitus dalam
> statementnya bahwa dia bukan creator tapi just transmittor dari
> kearifan yang sudah ada jauh sebelum dia lahir.
> >
> > Ngomong2 kapan nih copy daratnya , pasti seru deh dan yang penting
> bermanfaat bagi semua, bukan datang dgn greget mau menang-menangan
> untuk membuktikan pandangan orang lain salah.
> > Ingat " Thian shang, yo Thian - di atas langit, masih ada langit "
> >
> > Salam,
> > Jusuf Sutanto
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar