Soal tawa-mentertawakan diri ini, jadi topik hangat sekarang di milis Psi-Trans...
Be Fun
Tuhantu
http://hole-
--- In psikologi_transform
>
> Lupa satu lagi, duluan mana..mampu mengatasi ego ndiri trus bisa ngetawain
> diri ndiri.ato ngetawain diri ndiri trus jadi bisa mengatasi ego ndiri?
>
>
>
> _____
>
> From: psikologi_transform
> [mailto:psikologi_
> Sent: Thursday, December 06, 2007 7:06 PM
> To: psikologi_transform
> Subject: RE: [psikologi_transfor
> mentertawakan diri sendiri ?
>
>
>
> Duluan mana.cerdas dulu baru bisa ngetawain diri ndiri.ato ngetawain diri
> ndiri trus jadi cerdas?
>
>
>
>
>
> _____
>
> From: psikologi_transform
> [mailto:psikologi_
> Sent: Thursday, December 06, 2007 6:29 PM
> To: psikologi_transform
> Subject: Re: [psikologi_transfor
> mentertawakan diri sendiri ?
>
>
>
> butuh kecerdasan tersendiri untuk bisa mentertawakan diri sendiri
> pakkkkkkk...
>
> dan kemampuan mengatasi "ego" diri....
>
>
>
> best,
>
> ratih
>
>
> *btw, pecel pincuk itu jebul uenak buangetttttttttt*
>
>
> On 12/4/07, Jusuf Sutanto jusuf_sw@yahoo. <mailto:jusuf_
> co.id> wrote:
>
>
>
> Tulisan pendek ini ada dalam buku
>
> " KEARIFAN TIMUR DALAM ETOS KERJA DAN SENI MEMIMPIN ", Penerbit Buku Kompas,
> 2007
>
> Tertawa adalah cara bijak untuk
> mengatasi fanatisme
>
> Konflik bernuansa agama kini dan semenjak dulu
> menjadi masalah utama yang harus diselesaikan karena bisa berkembang menjadi
> masalah mengerikan yang berkepenjangan. Upaya Komisi Nasional Hak Asasi
> Manusia semata
> tidaklah memadai untuk bisa menyelesaikan masalah yang sedemikian sulit
> ini.dan
> sering kambuh lagi. Satu-satunya jalan adalah melalui pendidikan.
>
> Pada suatu hari, Konfusius
> diprotes oleh murid-muridnya gara-gara menerima anak seorang penjahat yang
> terkenal sangat kejam ddan sadis sebagai murid. Setelah semua muridnya
> mengukapkan keberatannya, ia mulia angkat bicara dan menjelaskan bahwa
> ketika
> anak itu datang kepada dia, ia bertanya : untuk tujuan apa kamu datang ?
> Anak
> itu menjawab berkali-kali bahwa ia mau belajar ! Hanya karena seseorang mau
> belajar, maka orang jahat bisa diubah menjadi orang baik ; salah pengertian
> bisa dijelaskan ; permusuhan bisa didamaikan. Apakah kamu bisa memberikan
> cara
> lain yang lebih efektif untuk mengubah manusia jahat menjadi baik selain
> belajar ? Semua muridnya diam dan menyadari kekeliruannya !
>
> Apakah
> kamu bisa memberikan cara lain yang lebih efektif
>
> untuk
> mengubah manusia jahat menjadi baik selain belajar ?
>
> ***
>
> Ceritera berikut ini yang dikutip
> dari buku " Kebijakan Sejati " .karangan Pema Chodron (Penerbit Karaniya )
> barangkali bisa membantu
> dalam mengatasi masalah yang pelik ini.
>
> Syahdan
> ada seorang Dewa yang tahu bahwa manusia mempunyai sifat yang aneh, yaitu :
> sangat suka fanatik pada sesuatu yang dianutnya, lalu membentuk organisasi
> massa, dilengkapi pakaian seragam dengan tanda pengenal. Awalnya semua
> berjalan
> baik-baik saja, tapi kemudian sedikit demi sedikit mulai membuat masalah,
> misalnya lalu menuliskan namanya besar-besar dalam bendera raksasa, berpawai
> di
> jalan-jalan sambil berteriak dan mengibarkan panji-panjinya supaya orang
> lain
> yang berbeda pandangan mau ikut bergabung dengannya. Kemudian Dewa itu
> memutuskan untuk mencoba membuktikan keadaan umat manusia agar bisa
> menertawakan dirinya sendiri setelah melihat keanehan itu.
>
> Dewa itu menciptakan sebuah topi
> besar, yang sebelah kiri berwarna merah menyala, dan belahan kanan biru
> cerah.
> Lalu ia pergi ke suatu jalan di mana banyak orang sedang bekerja. Ia
> memunculkan diri dengan segala kesaktiannya sehingga semua orang takjub
> melihatnya. Berbadan besar dan bersinar, mengenakan topi tersebut, ia
> berjalan
> menyusuri jalan tersebut, membuat semua orang berhenti untuk memandangnya.
> Lalu
> Dewa itu mendadak lenyap begitu saja. Semua orang menjerit : " Aku melihat
> Tuhan ! Aku melihat Tuhan ! ". Mereka semuanya dipenuhi kegembiraan
> sehingga seseorang yang ada di sebelah kiri jalan berkata : " Betapa
> agungnya, Ia datang mengenakan topi merahnya ! ". Orang yang ada di kanan
> jalan memandangnya dengan heran sambil berkata : " Ia tidak bertopi merah,
> melainkan biru ! ".
>
> Perbedaan
> pendapat itu berlangsung terus sehingga masing-masing pihak membangun tembok
> dan saling melempar batu ke lawannya. Lalu dewa itu muncul kembali, tapi
> kali
> ini berjalan berlawanan arah dengan sebelumnya dan kemudian kembali
> menghilang.
> Sekarang semua orang saling memandang dan orang yang ada di sebelah kanan
> berkata : " Ternyata Anda benar. Ia bertopi merah ! Kami minta maaf karena
> sudah salah melihat ". Tapi
> orang-orang di sebelah kiri mengatakan : " Tidak, tidak.. kalian yang
> benar, kami yang salah. Ia bertopi biru ". Saat itu mereka semua bingung,
> tidak tahu harus bertengkar atau berdamai. Lalu Dewa itu muncul kembali, dan
> kali ini ia berdiri di tengah jalan, berputar ke kiri lalu ke kanan,
> kemudian
> kembali lenyap.dan semua orangpun akhirnya tertawa !
>
> Ceritera
> ini akan meniupkan angin segar bagi masyarakat yang terus menerus digoyang
> oleh
> konflik bernuansa agama yang seolah sudah kehabisan akal untuk
> menyelesaikannya.
>
> Ceritera
> ini akan meniupkan angin segar bagi masyarakat yang terus menerus digoyang
> oleh
> konflik bernuansa agama dan
>
> seolah sudah kehabisan akal untuk
> menyelesaikannya
>
> ____________
> Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi
> Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.
> <http://id.answers.
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar