Pak Jusuf,
Saya belum baca bukunya, tapi fakta2 yang diungkap di bawah rasanya sangat cukup menggambarkan urgensi permasalah dunia yang ingin bapak ungkapkan…cukup nggegirisi…
namun demikian, saya sungguh percaya bahwa potensi pikiran/kesadaran manusia selalu akan cukup untuk mengatasi setiap permasalahan…karena sejatinya seluruh keberadaan dibentuk dari afirmasi. banyak contoh yang saya lihat dan alami yang mengkonfirmasi hal ini...dan satu2nya yang diperlukan untuk segala solusi hanyalah pembebasan potensi pikiran/kesadaran
kekuatan pikiran manusia senantiasa tersembunyi di balik kerangkeng yang diciptakannya sendiri, yang utamanya hanya bersumber dari 2 hal…paradigma dan kekecewaan dari masa lalu….dan ketakutan pada masa depan…point inilah yang, sebagaimana saya tulis dalam diskusi dengan Mas Goen sebagai keikhlasan atas result, yang sudah maupun akan terjadi….hidup dalam kekinian
cara pandang di atas sangat penting dalam melihat fakta2 seperti di bawah….saya kira cara pandang seprti ini bukanlah berarti mati rasa, atau tidak mampu merasakan kepedihan dunia…namun penting untuk menjaga kejernihan pikiran....dan dalam level tindakan, kita lebih baik fokus pada apa2 yang sudah menjadi jatah kita masing2....pada apa yang disebut mas Goen sebagai “panggilan jiwa”…dan mengalir pada panggilan jiwa, legenda pribadi, tugas hidup..atau apapun namanya inilah yang akan membuat fungsi/manfaat keberadaan kita optimal
dalam proses pembebasan potensi pikiran, saya sungguh setuju dengan P. Jusuf tentang menertawakan diri sendiri, yang menurut saya adalah titik awal terpenting…bahkan, metertawakan diri sendiri ini satu2nya tertawa yang menyehatkan, mencerdaskan di semua level kesadaran dan membebaskan kontaminasi ego….sementara di posisi seberangnya adalah mentertawakan yang lain sebagai yang akan merusak dilihat dalam keseluruhan rentang….dan sejatinya, pikiran/kesadaran yang terbebas akan memberikan pengaruh keseluruh keberadaan lebih daripada yang kita pahami dalam kerangka akal/rasio yang senantiasa menuntut penjelasan proses
sebagai muslim…mentertawakan diri sendiri (menengok ke dalam diri) inilah sebenarnya yang sedang saya coba lakukan dan ajak saat iseng2 jahil kasih komentar ke Hendrik-isme…hanya sayangnya beliau terlalu seriusJ
mungkin bagus kali ya, kalau konperensi lingkungan hidup di bali dibuka sama tukul, biar ketawa smua…pikiran jadi bening, kreatif and produktif secara kolektif
Oh ya..mengenai tulisan saya terakhir di bawah, itu karena menurut saya antara sikap/tindakan dan pikiran/kesadaran saling terkait dalam satu loop seperti keberadaan ayam dan telur…jadi tidak masalah mana duluan, yang penting…do it anyway…namun demikian, akan lebih mudah tertawa ndiri dulu biar sehat dan cerdas…dibanding nunggu cerdas dulu baru tertawa J
selamat mentertwakan diri sendiri pak Jusuf.
Salam,
Anwar
p.s: agak panjang pak, malem2 lagi nganggur J
From:
Sent: Thursday, December 06, 2007 8:43 PM
To:
Subject: Bls: [psikologi_transfor
Tulisan tsb utamanya ditujukan supaya perhatian kita dipusatkan pada masalah mendesak zaman ini yang memerlukan penyelesaian segera dan sistematis demi masa depan umat manusia dan bumi tempat tinggalnya.
Bacalah buku REVITALISASI PERTANIAN DAN DIALOG PERADABAN, Penerbit Buku Kompas.
- Penduduk dunia sekarang sdh hampir 7 milyar dan terus bertambah setiap 15 tahun dengan 1 milyar.
- Ini membutuhkan pangan, lapangan pekerjaan, kesehatan, pendidikan, perumahan dan sebagainya.
- Padahal untuk memproduksi 1 kg gabah, mulai dari menyebar benih sampai panen, diperlukan 3 Ton air.
- Kalau 1 kg gabah menjadi 0,6 kg beras, maka 1 kg beras memerlukan 5 Ton air.
- Dengan perubahan cuaca yang demikian dahsyat, masih bisakah umat manusia menyediakan pangan untuk generasi mendatang ?
- Kalau menggunakan teknologi dgn pestisida dan pupuk buatan dosis tinggi akan berdampak pada lingkungan ; kalau menggunakan pupuk organik, hanya merupakan solusi lokal tapi belum bisa memberi makan seluruh dunia.
- Ditambah lagi produk pertanian digunakan untuk bio-fuel , sehingga pertanian masa depan diperebutkan oleh manusia, ternak dan mobil. Masih akan ditambah lagi dengan untuk plastik ramah lingkungan.
- Menggunakan tenaga nuklir, kalau bocor akibat gempa bumi, dampaknya bgm ?
- Pandemi penyakit seperti flu burung saja, kita sudah kewalahan karena untuk memastikannya sample darah hrs dikirim ke luar negeri.
- Deteksi dini bencana alam seperti tsunami, memerlukan kerjasama teknologi tinggi antar bangsa.
- Keamanan barang2 yang dikonsumsi manusia ( makanan-obat2an - kosmetika) semuanya butuh teknologi tinggi untuk mengukur kandungannya. Ini memerlukan peralatan yang canggih dan standardisasi yang ditentukan oleh penguasaan iptek.
- Lapangan kerja dan pelatihan untuk menampung pemuda yang masuk angkatan kerja
- Pencemaran lingkungan
- Pemanasan global yang membuat air laut naik dan akan memakan dataran subur di muara sungai yang menjadi penghasil tanaman pangan
Soalnya sudah demikian mengglobal, kait mengkait sehingga penyelesaiannya memerlukan kerjasama antar bangsa.
Padahal di dunia ini tidak ada satupun yang mempunyai kekuatan untuk memaksa bangsa lain sendirian memikul beban dalam mengatasinya, kecuali melalui dialog dan saling pengertian sehingga bisa mengatasi bersama secara gotong royong.
Itulah sebabnya muncul gagasan mengenai Psikologi Transformatif dan Transpersonal !
Kuncinya ada pada membangun kesadaran seperti dikatakan misalnya oleh Vimalakirti (awal abad Masehi)
dalam syair sbb. :
" Gunung Sumeru mengandung biji lada,
Dalam setiap biji lada bersembunyi seluruh alam semesta ;
Karena dunia sakit, saya merasa sakit,
Karena umat manusia menderita, maka saya menderita "
Kita bisa membangun gedung tinggi, jalan lebar, tapi gagal membangun hati dan pikiran yang mampu merasakan penderitaan dunia. Melalui komunikasi cellular (komputer, HP, TV) kita bisa mendekatkan jarak, tapi hubungan antar keluarga saja malah sulit karena ibu dan ayah , anak-anak sibuk sendiri-sendiri. Dengan tetangga kita sendiri di kiri kanan rumah juga tidak saling berkenalan.
Salam,
Jusuf Sutanto
----- Pesan Asli ----
Dari: Anwar Haryono <
Kepada:
Terkirim: Kamis, 6 Desember, 2007 7:18:16
Topik: RE: [psikologi_transfor
Lupa satu lagi, duluan mana….mampu mengatasi ego ndiri trus bisa ngetawain diri ndiri…ato ngetawain diri ndiri trus jadi bisa mengatasi ego ndiri?
From: psikologi_transform atif@yahoogroups .com [mailto: psikologi_transform atif@yahoogroups .com ] On Behalf Of Anwar Haryono
Sent: Thursday, December 06, 2007 7:06 PM
To: psikologi_transform atif@yahoogroups .com
Subject: RE: [psikologi_transfor matif] Mengapa kita tidak bisa lagi mentertawakan diri sendiri ?
Duluan mana…cerdas dulu baru bisa ngetawain diri ndiri…ato ngetawain diri ndiri trus jadi cerdas?
From: psikologi_transform atif@yahoogroups .com [mailto: psikologi_transform atif@yahoogroups .com ] On Behalf Of ratih ibrahim
Sent: Thursday, December 06, 2007 6:29 PM
To: psikologi_transform atif@yahoogroups .com
Subject: Re: [psikologi_transfor matif] Mengapa kita tidak bisa lagi mentertawakan diri sendiri ?
butuh kecerdasan tersendiri untuk bisa mentertawakan diri sendiri pakkkkkkk... ......
dan kemampuan mengatasi "ego" diri....
best,
ratih
*btw, pecel pincuk itu jebul uenak buangetttttttttt*
On 12/4/07, Jusuf Sutanto <jusuf_sw@yahoo. co.id> wrote:
Tulisan pendek ini ada dalam buku
" KEARIFAN TIMUR DALAM ETOS KERJA DAN SENI MEMIMPIN ", Penerbit Buku Kompas, 2007
Tertawa adalah cara bijak untuk
mengatasi fanatisme
Konflik bernuansa agama kini dan semenjak dulu
menjadi masalah utama yang harus diselesaikan karena bisa berkembang menjadi
masalah mengerikan yang berkepenjangan. Upaya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia semata
tidaklah memadai untuk bisa menyelesaikan masalah yang sedemikian sulit ini.dan
sering kambuh lagi. Satu-satunya jalan adalah melalui pendidikan.
Pada suatu hari, Konfusius
diprotes oleh murid-muridnya gara-gara menerima anak seorang penjahat yang
terkenal sangat kejam ddan sadis sebagai murid. Setelah semua muridnya
mengukapkan keberatannya, ia mulia angkat bicara dan menjelaskan bahwa ketika
anak itu datang kepada dia, ia bertanya : untuk tujuan apa kamu datang ? Anak
itu menjawab berkali-kali bahwa ia mau belajar ! Hanya karena seseorang mau
belajar, maka orang jahat bisa diubah menjadi orang baik ; salah pengertian
bisa dijelaskan ; permusuhan bisa didamaikan. Apakah kamu bisa memberikan cara
lain yang lebih efektif untuk mengubah manusia jahat menjadi baik selain
belajar ? Semua muridnya diam dan menyadari kekeliruannya !
Apakah
kamu bisa memberikan cara lain yang lebih efektif
untuk
mengubah manusia jahat menjadi baik selain belajar ?
***
Ceritera berikut ini yang dikutip
dari buku " Kebijakan Sejati " .karangan Pema Chodron (Penerbit Karaniya ) barangkali bisa membantu
dalam mengatasi masalah yang pelik ini.
Syahdan
ada seorang Dewa yang tahu bahwa manusia mempunyai sifat yang aneh, yaitu :
sangat suka fanatik pada sesuatu yang dianutnya, lalu membentuk organisasi
baik-baik saja, tapi kemudian sedikit demi sedikit mulai membuat masalah,
misalnya lalu menuliskan namanya besar-besar dalam bendera raksasa, berpawai di
jalan-jalan sambil berteriak dan mengibarkan panji-panjinya supaya orang lain
yang berbeda pandangan mau ikut bergabung dengannya. Kemudian Dewa itu
memutuskan untuk mencoba membuktikan keadaan umat manusia agar bisa
menertawakan dirinya sendiri setelah melihat keanehan itu.
Dewa itu menciptakan sebuah topi
besar, yang sebelah kiri berwarna merah menyala, dan belahan kanan biru cerah.
Lalu ia pergi ke suatu jalan di mana banyak orang sedang bekerja. Ia
memunculkan diri dengan segala kesaktiannya sehingga semua orang takjub
melihatnya. Berbadan besar dan bersinar, mengenakan topi tersebut, ia berjalan
menyusuri jalan tersebut, membuat semua orang berhenti untuk memandangnya. Lalu
Dewa itu mendadak lenyap begitu saja. Semua orang menjerit : " Aku melihat
Tuhan ! Aku melihat Tuhan ! ". Mereka semuanya dipenuhi kegembiraan
sehingga seseorang yang ada di sebelah kiri jalan berkata : " Betapa
agungnya, Ia datang mengenakan topi merahnya ! ". Orang yang ada di kanan
jalan memandangnya dengan heran sambil berkata : " Ia tidak bertopi merah,
melainkan biru ! ".
Perbedaan
pendapat itu berlangsung terus sehingga masing-masing pihak membangun tembok
dan saling melempar batu ke lawannya. Lalu dewa itu muncul kembali, tapi kali
ini berjalan berlawanan arah dengan sebelumnya dan kemudian kembali menghilang.
Sekarang semua orang saling memandang dan orang yang ada di sebelah kanan
berkata : " Ternyata Anda benar. Ia bertopi merah ! Kami minta maaf karena sudah salah melihat ". Tapi
orang-orang di sebelah kiri mengatakan : " Tidak, tidak…. kalian yang
benar, kami yang salah. Ia bertopi biru ". Saat itu mereka semua bingung,
tidak tahu harus bertengkar atau berdamai. Lalu Dewa itu muncul kembali, dan
kali ini ia berdiri di tengah jalan, berputar ke kiri lalu ke kanan, kemudian
kembali lenyap.dan semua orangpun akhirnya tertawa !
Ceritera
ini akan meniupkan angin segar bagi masyarakat yang terus menerus digoyang oleh
konflik bernuansa agama yang seolah sudah kehabisan akal untuk
menyelesaikannya.
Ceritera
ini akan meniupkan angin segar bagi masyarakat yang terus menerus digoyang oleh
konflik bernuansa agama dan
seolah sudah kehabisan akal untuk
menyelesaikannya
____________ _________ _________ _________ _________ ________
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers. yahoo.com/
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar