--- In psikologi_transform
<tinta_negatif@
>
>
> Hal 89 - 90 Syaikh Siti Jenar buku 6
>
> ... Syaikh Jumad al-Kubra mengungkapkan bahwa kehadirannya ke Nusa
Jawa pada
> dasarnya amanat almarhum guru ruhaninya tercinta, Syaikh Sayyid
Abdullah
> Barzisyabadi.
>
> "Kira-kira tiga puluh tahun silam, syaikh kami telah menyuruhku
berkelana untuk
> mencari seorang mujaddid (pembaharu) yang melakukan tajdid
(pembaharuan)
> di suatu negeri. Jika sudah bertemu, aku diperintahkan untuk
menyediakan taj
> (mahkota sufi) kepadanya. Aku juga diperintahkan untuk ikut serta
mengambil
> bagian dalam gerakan pembaharuan tersebut. Demi kepatuhanku kepada
guruku,
> aku berkelana keliling ke berbagai belahan dunia untuk mencari
sang mujjadid tersebut.
> Tetapi mulai negeri Khanat Bukhara, Khanat Jaghatai, Kipchak,
Mameluk, Khurasan,
> Baghdad, Hijaz, Yaman, hingga Gujarat tidak kutemukan adanya gema
pembaharuan
> dalam tatanan kehidupan manusia. Aku tidak menemukan sang
mujjaddid tersebut
> sehingga aku mulai meragukan kebenaran wasiat syaikh kami."
>
> "... aku lalu diberitahu tentang terjadinya pembaharuan dalam
tatanan kehidupan di
> negeri Jawa yang dipelopori oleh seorang syaikh asal Malaka, yaitu
Syaikh Lemah
> Abang. Karena itu, aku buru-buru datang ke Jawa untuk mencari tahu
tentang
> sang pembaharu itu. aku mersa sangat beruntung dapat bertemu sang
mujjadid, yang
> ternyata tiada lain adalah kerabatku sendiri, Tuan Syaikh Datuk
Abdul Jalil, keturunan
> Sayyid Amir Ahmad Syah Jalaluddin," kata Syaikh Jumad al-Kubra
dengan mata
> berbinar-binar.
>
> "Orang sering kali terlalu melebih-lebihkan sesuatu secara kurang
tepat," kata Abdul
> Jalil datar dan merendah. "Apa yang sudah aku lakukan dalam
perubahan di negeri ini
> sesungguhnya bukanlah pembaharuan. Aku katakan bukan pembaharuan
karena
> ibarat pohon-pohon di kebun, tatanan baru yang aku tegakkan itu
sesungguhnya sudah
> ada lembaganya, namun merana dan terbengkalai akibat tidak diurus
dan tidak dipelihara
> dengan baik. Jadi, upayaku selama ini hanya berusaha menyuburkan
lembaga-lembaga itu
> agar tumbuh dan berkembang menjadi pohon-pohon yang berbuah lebat.
Dalam upaya
> menyuburkan lembaga-lembaga itu agar tumbuh dan berkembang menjadi
pohon-pohon
> yang berbuat lebat. Dalam upaya menyuburkan lembaga itu, aku hanya
memangkas
> bagian-bagian tanaman yang sudah layu dan kemudian mencangkokkan
bagian yang
> terpangkas itu dengan bagian-bagian dari pohon lain yang baik.
sekali lagi aku tegaskan,
> aku bukanlah Mujjadid."
>
> Syaikh Jumad al-Kubara tertawa. Ia menangkap isyarat bahwa Abdul
Jalil tidak suka di puji.
> ia bahkan menangkap kesan Abdul Jalil adalah seorang malamit,
orang yang menyembunyikan kesempurnaan batiniahnya dengan penampilan
yang hina dan tercela.
>
> Hubungan Kompatiologi dengan Kutipan di atas ini : p (he he he)
>
> Para Kompatiolog menurut versi saya adalah orang-orang yang
"menyuburkan lembaga".
> Karena pada dasarnya setiap orang bagian dari komunitas dan
lembaga.. maka
> anggap saja mereka para kompatiolog "memangkas bagian-bagian
tanaman yang sudah layu dan kemudian mencangkokkan bagian yang
terpangkas itu dengan bagian-bagian dari pohon lain yang baik."
>
> dan seperti kata Syaikh Siti Jenar melalui interpetasi Agus
Sunyoto dalam novelnya yang diterbitkan LKiS. karena "ibarat
pohon-pohon di kebun, tatanan baru yang aku tegakkan itu sesungguhnya
sudah ada lembaganya, namun merana dan terbengkalai akibat tidak
diurus dan tidak dipelihara dengan baik. Jadi, upayaku selama ini
hanya berusaha menyuburkan lembaga-lembaga itu agar tumbuh dan
berkembang menjadi pohon-pohon yang berbuah lebat."
>
> Bagaimanakah kita menegakkan LEMBAGA yang sudah layu, merana dan
terbengkalai
> yaa dengan cara Dekonstruksi.
menerapkan atau
> memiliki program bagaimana caranya Men "Dekonstruksi" lembaga,
komunitas, atau kelompok kecil atau pun besar.. yang kita pastinya
terikat.. (kecuali anda anti kemapanan dan anti kapitalism) DENGAN
mengiktuti Dekonstruksi Kompatiologi.
software "Kompatiologi" di masing-masing individu (yang juga bukan
untuk menjadikan orang seragam, satu tipe, seperti Syaikh Siti Jenar)
tapi mampu memiliki visi untuk mendekonstruksi lembaga, komunitas,
atau apa pun yang ia tergabung dari...
>
> saya tidak setuju Revolusi Perancis.. karena setelah itu yang
terjadi adalah kekacauan
> dan ketidakstabilan Negara atau pun Kerajaan.
>
> Begitu juga dengan tidak setujunya saya terhadap Gerakan 30 September
> Skenario oleh pihak KANAN.. yang menciptakan Kestabilan yang
Hegemoni dan kekuasaan
> negara Tanpa Ampun.. dimana Revolusi Perancis adalah Kekacauan..
dan G 30 September
> Kestabilan yang Otoriter, Diktaktorial.
>
> Untuk Vincent kamu yang mana?
>
> pertanyaan kedua kamu pilih yang mana?
>
> "Tidak memilih juga suatu pilihan."
> - Iwan Simatupang
dan Karl Jasper-
>
>
>
>
>
re: azharpsikologuin
syech siti jenar vs SEX SITI JENAR
Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, BS, MS degree - College-Finder.net.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar