'AUM SINGA' BUDDHA GAUTAMA
"Anekajaati sa.msaara.m
sandhavissa.
gahakaaraka.
dukkhaajaati punappuna.m
Gahakaaraka di.t.tho'si
punageha.m na kaahasi,
sabbaa te phaasukaa bhaggaa
gahakuu.ta.m visa.nkhita.
visa.nkhaara gata.m citta.m
tanhaana.m khaya.majjhagaa.
[The Lion's Roar of the Buddha]
"Melalui banyak kelahiran aku mengembara dalam Samsara,
Terus mencari, namun tak kutemukan pembuat rumah ini,
Sungguh pedih kelahiran berulang-ulang ini.
Pembuat rumah, engkau telah kulihat kini,
Engkau tak akan membuat rumah lagi,
Seluruh atapmu telah runtuh, tiang belandarmu patah.
Kini batin mencapai keadaan tak terkondisi (visa.nkhaara)
Inilah akhir dari kehausan (tanhaa)."
[Aum Singa Buddha Gautama -- Dhammapada, 153-4]
Catatan:
Menurut tradisi Buddhis, setiap orang yang tercerahkan sempurna/tuntas (seorang Buddha atau Arahat) selalu melontarkan sebuah 'aum singa' (sihanada) yang menyatakan pencerahannya. Kata-kata ini diucapkan ketika Sang Buddha Gautama baru saja mencapai Pencerahan Sempurna pada malam Waisak 25 abad lalu.
Kuis: Siapakah "pembuat rumah" yang dimaksudkan oleh Sang Buddha di sini? Apakah "rumah" yang dibuatnya?
***
'AUM SINGA' J.KRISHNAMURTI
"... I was supremely happy, for I had seen. Nothing could ever be the same. I have drunk at the clear and pure waters at the source of the fountain of life and my thirst was appeased. Never more could I be thirsty, never more could I be in utter darkness; I have seen the Light. I have touched compassion which heals all sorrow and suffering; it is not for myself, but for the world. I have stood on the mountain top and gazed at the mighty Beings. Never can I be in utter darkness; I have seen the glorious and healing Light. The fountain of Truth has been revealed to me and the darkness has been dispersed. Love in all its glory has intoxicated my heart; my heart can never be closed. I have drunk at the fountain of Joy and eternal Beauty. I am God-intoxicated.
"... Aku sangat berbahagia, oleh karena aku telah melihat. Tiada apa pun yang bisa kembali seperti dulu. Aku telah mereguk air yang jernih dan murni dari sumber pancuran kehidupan dan dahagaku telah terpuaskan. Tak akan pernah lagi aku haus, tak akan pernah lagi aku berada dalam kegelapan pekat; aku telah melihat Cahaya itu. Aku telah menyentuh welas asih yang menyembuhkan seluruh kesedihan dan penderitaan; itu bukan untuk diriku sendiri, melainkan untuk dunia. Aku telah berdiri di puncak gunung dan menatap para Makhluk yang penuh kuasa. Tak akan pernah aku lagi aku berada dalam kegelapan pekat; aku telah melihat Cahaya yang megah dan menyembuhkan. Pancuran Kebenaran telah terungkap bagiku dan kegelapan telah menghilang. Cinta dalam sepenuh kemegahannya telah memabukkan hatiku; hatiku tak akan pernah tertutup lagi. Aku telah mereguk dari pancuran Sukacita dan Keindahan abadi. Aku mabuk-Tuhan.
[dari: Mary Lutyens, "Krishnamurti: The Years of Awakening" -- Bab: The Turning Point]
Catatan:
Kata-kata ini dituliskan oleh K dalam sebuah surat kepada Annie Besant, dua hari setelah peristiwa pencerahannya pada 20 Agustus 1922.
Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, BS, MS degree - College-Finder.net.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar