"Pada saat kemarahan memuncak bagai angin ribut, segala apa yang merintangi akan terbasmi. Tak ada yang mampu menahan, apalagi kalau kemurkaan itu mempunyai alasan. Pada titik itu tak ada yang bisa menghentikan. Kecuali dengan kekuatan tidak melawan. Itulah pengertian Rudrarosa. Dalam dunia pewayangan, senjata unggulan yang sama hanya bisa dilawan dengan meletakkan senjata. Sebab api kemurkaan tak bisa dilawan dengan api. Tak bisa dilawan dengan air. Hanya dihadapi dengan tidak melawan, meletakkan senjata"
"Itukah yang disebut pasrah?"
"Tidak juga. Pasrah tidak bersikap. Tidak melawan adalah sikap"
"Itukah yang kamu sebut sebagai kemenangan?"
"Tidak juga. Tidak melawan adalah tidak melawan. Bukan mencari kemenangan atau menghindari kekalahan"
(Atmowiloto, 2004, Senopati Pamungkas, buku ke 2, hal. 1157)
***
Itu salah satu bagian paling menarik buat saya ketika membaca Senopati Pamungkas, "sekedar" buku cerita silat yang sarat dengan filosofi Jawa. Sangat menarik membaca bagaimana Gemuka, ksatria Tartar digdaya yang baru saja mampu menghancurkan tiang2 pendapa keraton Majapahit, membunuh beberapa pendekar papan atas, bahkan berhasil mencederai Ksatria Lelanang ing Jagad, tiba2 tak berkutik. Tenaga dalamnya menghantam dan mencederai dirinya sendiri, justru ketika dia menyerang Gendhuk Tri, seorang "gendhuk" (= gadis kecil) yang tingkatan ilmunya di bawah pendekar2 yang berhasil dicederainya, dan bahkan sama sekali tidak berusaha melawan.
Rudrarosa. Demikian Gendhuk Tri menjelaskan pada Gemuka yang terluka parah oleh tenaganya sendiri. Kekuatan yang muncul justru karena tidak melawan. Memilih tidak melawan, bukan tidak melawan karena pasrah, alias sudah tidak mampu melawan.
Kekuatan yang muncul karena segala di alam ini berpasangan, untuk setiap kekuatan selalu ada kekuatan yang menjadi "pasangan" atau penetralisirnya. Seperti ilmu Eyang Sepuh (yang tersusun dalam Bantala Parwa/Kitab Bumi), yang bisa dinetralisir oleh ilmu Eyang Putri Pulangsih (Tirta Parwa/Kitab Air). Dan apa yang di alam ini ini "monogami", dalam arti punya satu pasangan saja ;). Segala sesuatu itu monogami pada saatnya. Seperti ketika Bantala Parwa yang juga ternyata bisa dinetralkan dengan Tumbal Bantala Parwa. Kekuatan bumi, selain bisa dinetralkan dengan kekuatan air, bisa juga dinetralkan dengan kekuatan anti-bumi.
Dan di situlah letak Rudrarosa. Ketika api angkara sudah tidak dapat lagi dinetralisir dengan air, tak bisa dinetralisir lagi dengan api lain, tinggal satu kekuatan yang dapat menahannya: kekuatan yang didapat dengan memilih tidak melawannya. Jangan dilawan, karena justru akan menimbulkan kerusakan besar yang nggak perlu. Biarlah rudra (=kemarahan) yang rosa (=kekuatannya berlipat ganda) menjadi eksesif dan "berbalik" pada dirinya sendiri untuk bisa kembali pada keseimbangan.
Budhe Tih cuma terkikik2 geli membaca segala usaha pembusukan, "pembatasan ruang gerak", yang dilakukan dengan (menurut saya) sangat terencana (karena kalau nggak terencana, mana bisa sampai masuk ke milis almamaternya Budhe Tih segala ;)?). Ia memilih tidak melawan, bukan pasrah, karena saya tahu pasti Budhe Tih mampu membalas dengan lebih telak kalau ia mau. Jeng Lulu hanya tersenyum membaca namanya berulang kali dituduh sebagai penipu. Ia memilih tidak melawan, bukan pasrah, karena saya yakin pasti ia masih punya banyak senjata untuk membela dirinya.
And that makes all the difference ;)
So, Mas Adhi, kalau Mas Adhi capek, tidak perlu repot2 menulis panjang lebar mencoba menjelaskan. Mas Adhi sudah mencoba, dan itu sudah cukup. Kalau dipanjang2kan, salah2 malah bikin Mas Adhi emosi lagi seperti kemarin2 ;). Lebih baik fokus aja, Mas, mengembangkan ide2nya Mas Adhi.
Ingat cerita Tolstoy: God sees the truth, but waits ;)
Selamat datang kembali, Mas Adhi! Senang Mas Adhi yang dulu sudah kembali :)
Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, BS, MS degree - College-Finder.net.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar