ada anak bawang orientalism di sini.. hehe.. Saya tuliskan "la ilah ha ilah la" supaya itu MUDAH TERLIHAT.
jangan marah bang rimba..
ini rimba internet, supaya tidak diketawakan orang sedunia.. heahahaha..
sampeyan bisa baca tulis al-quran tidak?
jangan asal main gathak-gathik-
saya kawal sampeyan di milis ini.
ayo keluarkan argumennya. mumpung masih pagi.
-AbuNAwaS-
Udah, itu cuma NAMA GENERIK aja. Gak usah merasa rugi karena
udah belajar taonan ternyata sekarang terbukti itu GENERIK
doang. Memang begitu, so what gitu lho !
Leo
--- In psikologi_transform
>
> Maaf Bang Rimba.
> Sampeyan keliru sekali cara menuliskan transliterasi.
> Yang benar adalah "Laa ilaaha illallaah",
> bukan "La ilah ha ilah La" yang kemudian Anda putar-putar pake
simetri lipat
> dan simetri cermin.
>
> Maaf sekali, kalau ini bukan milis agama, tetapi terpaksa saya
mengatakan
> bahwa sampeyan (yang saya tidak tahu muslim atau non-muslim) telah
menulis
> sesuatu
> yang sama sekali tidak mengandung kebenaran.
>
> Jangan coba-coba menyatukan agama samawi, saudaraku. Missi Anda
tidak akan
> sukses.
> Konyol. Aqidah kita sama sekali berbeda. Dan ketahuilah bahwa Allah
itu
> adalah Nama Tuhan Agama Islam.
> Bukan kata ganti. OK?
>
>
> > "ALLAH" ITU SEBUTAN GENERIK UNTUK "TUHAN"
> >
> > Dear Friends, Aku kok merasa kata "Allah" itu sifatnya
> > GENERIK, seperti nama obat generik begitu, sebab dalam
> > KONTEKS ASLI agama-agama Samawi yang pertama kali
> > hukum-hukumnya dituliskan oleh Nabi Musa, nama Tuhan
> > (Ilah) itu TIDAK BOLEH disebut dengan sembarangan.
> >
> > Gak bisa kita bilang insyaallah, alhamdulilah, dsb...
> > Kalaupun itu diucapkan, berarti kata "Allah" yang ada
> > disitu sebenarnya KATA GENERIK untuk menggantikan nama
> > Tuhan (Ilah)yang asli.
> >
> > Selama ribuan tahun seperti itu prakteknya. Jadi,
> > orang-orang Yahudi itu menyebut nama Tuhan (Ilah)
> > sebagai "Adonai" (Gusti), dsb..., tetapi nama Tuhan
> > (Ilah) yang asli itu TIDAK BISA disebutkan, apalagi
> > oleh orang2 kebanyakan.
> >
> > Setahu aku, NAMA TUHAN itu cuma bisa dibisikkan satu
> > tahun sekali oleh IMAM AGUNG Yahudi di dalam Ruang
> > Maha Suci yang letaknya di dalam Baitullah yang ASLI
> > di Yerusalem.
> >
> > HUKUM TAURAT sendiri menuliskan salah satu HUKUM UTAMA
> > itu sbb: "Thou shalt not take the name of the LORD thy
> > God in vain; for the LORD will not hold him guiltless
> > that taketh his name in vain."
> >
> > Artinya, TIDAK BOLEH MENYEBUT NAMA TUHAN (Ilah) dengan
> > sia-sia. Gak boleh sembarangan diucapkan, gak bisa
> > sebentar2 bilang insyaallah dan alhamdulilah.
> >
> > Tetapi kita tahu bahwa ada istilah-istilah insyaallah,
> > alhamdulilah, MASYAOLLOH, YA OLLOH, dsb... Dan itu
> > sangat terlalu umum. So, kesimpulannya, kata "Allah"
> > itu adalah kata generik untuk menyebut nama Tuhan
> > (Ilah) dan BUKAN nama Tuhan (Ilah) yang asli seperti
> > diberikan kepada Nabi Musa.
> >
> > Kalau itu nama Tuhan (Ilah) yang asli, maka seharusnya
> > tidak boleh diucapkan. Kita hanya bisa menyebut KATA
> > PENGGANTINYA.
> >
> > So, apakah kata "Allah" adalah KATA PENGGANTI untuk
> > menyebut nama Tuhan (Ilah) yang asli ???
> >
> > +++
> >
> > Kita ingat ucapan: "la ilah ha ilah la"
> >
> > Nah, apakah itu artinya ? Bukankah itu artinya NETRAL?
> > Semuanya kembali ke ASAL, HENING, SAMADHI.
> >
> > "la ilah ha ilah la". Artinya: la ilah = ilah la.
> > Artinya itu 0 (NOL). Netral.
> >
> > Maksudnya, mbok ya yang ITU dirasakan saja, dan TIDAK
> > USAH disebut-sebut karena memang TIDAK BISA untuk
> > disebutkan. Tetapi manusia itu kan keblinger, maunya
> > sesuatu yang bisa DIUCAPKAN. Pedahal nama itu tidak
> > bisa diucapkan.
> >
> > la ilah = ilah la. Artinya, "nama" itu TIDAK BISA
> > DISEBUTKAN. Unmentionable.
> >
> > Itu termasuk "the secret" yang mungkin cuma diketahui
> > oleh orang-orang sufi. Pengertian itu baru masuk ke
> > aku, so it means I have to share it with you all.
> > Maybe akan ada gunanya juga.
> >
> > +++
> >
> > Di bagian atas aku tulis bahwa:
> >
> > "la ilah ha ilah la" itu artinya:
> >
> > la ilah = ilah la, dan itu artinya:
> >
> > 0 (NOL) alias NETRAL. Dan itu adalah PANCER. Sumber
> > dari segala sesuatu itu memang KOSONG. Dan kosong itu
> > simbolnya 0 (NOL), segalanya akan masuk ke dalam
> > pancer, dan keluar lagi sebagai SADULUR PAPAT.
> >
> > Nah, SADULUR PAPAT = PANCER.
> >
> > Sadulur Papat itu juga NAMA yang tidak bisa
> > disebutkan. Nabi Musa menuliskannya sebagai "JHVH" dan
> > itu yang benar-benar HARAM untuk diucapkan.
> >
> > Nabi Musa kan pendiri agama-agama SAMAWI dengan Kitab
> > Tauratnya itu, bahkan kisah-kisah para nabi
> > pendahulunya itu, Ibrahim, Yakub, Yusuf, dsb...
> > semuanya ditulis oleh Nabi Musa.
> >
> > Nah, Nabi Musa MEMPEROLEH WAHYU bahwa NAMA itu adalah
> > "JHVH" dan dia bilang itu HARAM untuk disebutkan.
> >
> > JHVH artinya Empat Elemen Alam Semesta (Sadulur Papat)
> > which is Udara, Air, Api, dan Tanah.
> >
> > Nah, Nabi Muhammad sebagai PENUTUP BARISAN dalam
> > kelompok nabi-nabi di Agama-agama Samawi MEMPEROLEH
> > WAHYU bahwa NAMA itu adalah "la ilah ha ilah la"
> >
> > Artinya: la ilah = ilah la, alias 0 (NOL) / NETRAL /
> > PANCER.
> >
> > +++
> >
> > Lalu kita bisa hubungkan dan MEMANG NYAMBUNG. "JHVH"
> > dari Nabi Musa itu = "la ilah ha ilah la" dari Nabi
> > Muhammad.
> >
> > Sadulur Papat = Pancer
> >
> > Dan itu memang tidak perlu disebutkan, tetapi
> > DIRASAKAN SAJA.
> >
> > Kita manusia itu SADULUR PAPAT. Dan NAMA itu PANCER.
> >
> > Sadulur Papat = Pancer
> >
> > Jagat Cilik = Jagat Gede
> >
> > Mikrokosmos = Makrokosmos
> >
> > Tetapi yang seperti ini kan merupakan PEMAHAMAN
> > SPIRITUAL. It's my understanding of the essence dalam
> > agama-agama Samawi.
> >
> > +++
> >
> > Berarti kan benar bahwa istilah "Allah" itu BUKAN nama
> > God, melainkan semacam istilah pengganti saja.
> >
> > Ilah itu kan artinya TUHAN. Nah, itu kan KATA
> > PENGGANTI. Suatu KATA GENERIK.
> >
> > Lalu di syahadat disebutkan "la ilah ha ilah la".
> >
> > Artinya kan "tiada ilah selain ilah tiada".
> >
> > Itu toh artinya ?
> >
> > Nah, istilah "Allah" itu kan asalnya dari "ilah la".
> >
> > "Ilah la" itu sendiri artinya "ilah tiada".
> >
> > Berarti betullah apa yang aku tulis pertama kali bahwa
> > kata "Allah" itu sebenarnya SEBUTAN GENERIK saja untuk
> > membawa orang-orang untuk tidak ngaco belo menyembah
> > segala macam ilah yang bukan "ilah la".
> >
> > "ilah la" itu sendiri kan artinya "ilah tiada".
> >
> > "la ilah ha ilah la"
> >
> > = tiada ilah selain ilah tiada
> >
> > = tiada tuhan selain tuhan tiada
> >
> > Itu PERMAINAN KATA saja untuk membawa orang-orang yang
> > memiliki 365 (baca: tiga ratus enam puluh) ilah untuk
> > STOP segala praktek penyembahan 365 ilah itu dan FOKUS
> > pada "ilah tiada" (ilah la).
> >
> > BUKTI: Kabah itu aslinya berisikan 365 ilah berupa
> > patung2 yang sebenarnya SIMBOL-SIMBOL saja. Kenapa ada
> > 365 SIMBOL ? Karena dalam satu tahun matahari itu ada
> > 365 HARI. Jadi, ada satu ilah atau simbol untuk tiap
> > hari dalam setahun. Total ada 365 SIMBOL atau ILAH di
> > dalam Kabah itu.
> >
> > Lalu Nabi Muhammad kan harus mengajarkan kepada
> > orang-orang itu untuk FOKUS pada satu saja yang
> > TUNGGAL. Makanya muncullah INTUISI berupa ucapan "la
> > ilah ha ilah la".
> >
> > "ilah la" itu simply berarti TIDAK SATUPUN ILAH DARI
> > YANG PERNAH ADA DISANA (di dalam Kabah).
> >
> > Itu pengertian yang aku dapat.
> >
> > So, dari "ilah la" itu akhirnya muncul kata "Allah".
> > Berarti kata "Allah" itu memang benar SEBUTAN GENERIK
> > untuk ilah (Tuhan).
> >
> > Berarti, nama ilah (Tuhan) yang asli di agama-agama
> > Samawi itu tetap seperti yang pernah diberikan kepada
> > Nabi Musa dan HARAM untuk diucapkan dengan sembarangan
> > itu. Tulisannya itu berbentuk "JHVH".
> >
> > Dan, sebenarnya "JHVH" itupun SIMBOL SAJA. Arti
> > sesungguhnya adalah Empat Elemen Pembentuk Alam
> > Semesta (Sadulur Papat) which is Udara, Air, Api, dan
> > Tanah.
> >
> > So, berarti NAMA TUHAN itu tetap TANPA NAMA. Kalaupun
> > disebutkan, semuanya itu GENERIK BELAKA.
> >
> > Dalam Bahasa Indonesia, generik itu "Tuhan".
> >
> > Dalam Bahasa Inggris, generik itu "God"
> >
> > Dalam Bahasa Mandarin, generik itu "Thian"
> >
> > Dalam Bahasa Latin, generik itu "Dei"
> >
> > Dalam Bahasa Perancis, generik itu "Dieux"
> >
> > Dalam Bahasa Ibrani, generik itu "Adonai"
> >
> > Dalam Bahasa Arab, generik itu "Allah"
> >
> > Dalam Bahasa Sansekerta, generik itu "Acynthia".
> >
> > (Leo)
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar