IRAWAN
anaknya sang panglima perang
datang dari pedalaman
busur dan anak panah di tangan
jumpa ayahanda di tengah peperangan
bersujud minta diijinkan maju ke medan laga
arjuna terkejut!
inikah anaknya yang tak pernah diasuhnya?
datang membela pandawa atas nama cinta?
pagi itu sepertinya menulis ironi sejarah
langit kurusetra suram menyeramkan
bagai memberi tanda kepedihan
perang saudara minta korban minta darah
tak perduli pada sedu sedan orang yang kehilangan
lihatlah arjuna!
senja yang muram tersenyum pedih
tanah bersimbah darah pandawa dan kurawa
berlaga demi tahta yang diperebutkan
satu demi satu nyawa beterbangan-
maut tak pernah bertanya anak siapa
irawan pun gugur sebagai kesatria sejati
mati dikeroyok persaudaraan kurawa
wajah arjuna merah menahan sedih dan marah
dipacunya arbapuspa ke tengah pertempuran
dibidiknya pasopati ke arah ribuan musuh
panah sakti melesat ganas mencari nyawa kurawa
tumbang tumbanglah semua yang berani menghadang
keganasan arjuna membalas dendam
dihadang matahari terbenam
tanda "pertandingan" ditunda
besok pagi mereka jumpa lagi
membunuh dan dibunuh
semuanya demi kekuasaan
Heri Latief
Jakarta, 13/05/2003
http://progind.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar