Halo Lusi,
Menarik sekali komentar yang diberikan oleh anda. Saya pribadi sampai
tidak terpikir bahwa yang disarankan oleh K adalah sebentuk otorisasi
juga. Kalau saya sendiri sih selama saya masih merasa merdeka dalam
pemikiran dan cara menjalani hidup saya, yah meskipun mungkin pada
kenyataannya saya tidak lebih bebas daripada 'budak' budaya modern, ya
tidak mengapa. Inilah yang saya rasakan sebagai 'perjalanan'
Btw saya senang atas usaha komentar-komentar anda di milis ini, di
tengah-tengah 'permainan' dan 'perang' dimana kondisi ini membuat jauh
lebih mudah merasa malas untuk menulis serius di milis ini.
Salam,
Adhi Purwono.
--- In psikologi_transform
<lusimayangsari@
>
> Pak Hudoyo Yth,
> Teorinya mungkin mudah ya pak, kalau saya tidak memiliki hubungan
> secara psikologis dengan segala sesuatu dan bisa lepas dari masa
> lampau, saya mungkin bisa berada dalam kondisi tidak menerima dan
> tidak menolak.
> Masalahnya kan saya ini terotorisasi oleh pengalaman hidup hingga
> saya akan menerima atau menolak sesuai dengan pengetahuan yang saya
> miliki, walau saya tau bahwa apapun pendapat saya sesungguhnya itu
> bukan pendapat saya melainkan hanya kesimpulan atau cuplikan dari
> sana sini atas seluruh pengetahuan saya.
> Tapi, bila saya melepaskan seluruh otoritas sebagaimana K bilang,
> bukahkah itu berarti saya terotorisasi oleh K?
>
> salam,
> lusi
>
>
> --- In psikologi_transform
> <hudoyo@> wrote:
> >
> > MEREKA PIKIR MEREKA TAHU APA YANG BAIK UNTUK MANUSIA
> >
> > Tampaknya seluruh dunia bertekad untuk membelenggu batin manusia.
> Kita telah menciptakan dunia psikologis hubungan, dunia di mana kita
> hidup, dan pada gilirannya dunia itu mengendalikan kita, membentuk
> pikiran kita, kegiatan kita, keberadaan psikologis kita. Anda akan
> mendapati bahwa setiap organisasi politik dan agama memburu batin
> manusia--memburu dalam arti ingin menangkapnya, membentuknya menurut
> suatu pola tertentu. Pihak yang berkuasa di dunia komunis terang-
> terangan mengkondisikan batin manusia ke setiap arah, dan ini juga
> berlaku dalam hal agama-agama terorganisir di seluruh dunia, yang
> selama berabad-abad telah mencoba mencetak pikiran manusia. Setiap
> kelompok khusus, entah religius, sekuler, atau politis, berjuang
> untuk menarik dan mengikat manusia di dalam pola yang buku-bukunya,
> para pemimpinnya, segelintir orang yang berkuasa mengira baik
> baginya. Mereka mengira mereka tahu akan masa depan; mereka mengira
> mereka tahu apa kebaikan tertinggi bagi manusia. Para pendeta, dengan
> apa yang dinamakan otoritas religius mereka, sebagaimana kekuasaan-
> kekuasaan duniawi--entah di Roma, di Moskow, di Amerika, atau di lain
> tempat--semuanya mencoba mengendalikan proses berpikir manusia--
> bukan? Dan kebanyakan dari kita menerima dengan bersemangat sejenis
> otoritas tertentu dan mematuhinya. Sangat sedikit orang yang
> melepaskan diri dari cengkeraman pengendalian secara terorganisir
> terhadap manusia dan pikirannya ini.
> >
> > The Collected Works, Vol. X - 98
> > Dari: JKrishnamurti.
> >
> > HUDOYO:
> >
> > Orang yang pertama kali menyadari hal ini masih mudah tergelincir
> pada pola berpikir yang sebaliknya, yakni MENOLAK semua otoritas,
> yang tidak lain adalah keterbelengguan sebaliknya, keterbelengguan
> negatif! Sadarkah teman-teman peminat Krishnamurti? Jadi,
> bagaimanakah "tidak menerima dan tidak menolak" itu?
> >
> > ============
> > Untuk mendapatkan posting-posting selanjutnya, silakan menulis ke:
> > <mailto:meditasi-
> mengenal-diri-
> > ============
> >
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar