Cerita tentang typist yang baik ini sudah pernah saya baca bertahun2
yll. Jadi, ini bukan pengalaman pribadi anda bukan? Atau suatu
kebetulan?
hihi.. pedagang emang macem2 jurusnya.
--- In psikologi_transform
<liessuwondo@
>
> Dalam kehidupan ini seringkali kita merasa berada di tempat yang
salah, sekolah yang salah, pekerjaan yang salah, lahir dari keluarga
yang salah, berada dalam lingkungan yang salah bahkan terjebak
dalam perkawinan yang salah. Pokoknya semuanya terasa salah.
> Seringkali karena sudah tidak tahan kita memilih mundur atau
pindah haluan namun herannya di tempat atau situasi yang baru pun
kita seringkali masih mengalami hal yang sama. Berapa banyak orang
yang pindah pindah rumah karena merasa tidak cocok dengan lingkungan,
pindah pekerjaan sampai berkali kali terkadang dengan profesi yang
sama atau pindah profesi, berkali kali kawin cerai namun apa yang
diharapkan masih juga tidak di dapat.
>
> Aku jadi ingat saat aku tampat SMU, orang tua angkatku yang
merasa tidak mampu membiayai sekolahku di perguruan tinggi tegas
tegas menyatakan bahwa suka tidak suka aku harus bekerja karena
selain mereka tidak sanggup lagi membiayai kuliahku aku juga harus
membantu membiayai sekolah adik adikku, maklum aku anak tertua dari
10 bersaudara (8 adik kandung dan 1 adik angkat). Mereka memaksaku
untuk mengambil kursus sekretaris selama 6 bulan dan langsung bekerja
di salah satu kantor kenalan mamiku. Sebelum aku bisa menerima
keputusan mereka ada pemberontakan dalam hatiku yang membuat aku
marah kepada semuanya karena memaksaku mengerjakan sesuatu yang tidak
aku inginkan. Terbayang di pelupuk mataku bagaimana teman teman
sekolahku dengan antusias mencari universitas favorit sementara aku
tidak akan pernah merasakan masa masa indah itu. Dalam kemarahan aku
kabur ke Jogya, aku marah karena harus melakukan hal yang tidak ingin
aku lakukan. Selama ini aku tidak pernah protes tapi
> kali ini aku benar benar berontak karena merasa sangat tidak adil
kenapa aku harus menanggung beban yang begitu berat, siapa yang ingin
lahir jadi anak tertua ataupun dilahirkan di keluarga yang tidak
mampu.
> Kepergianku membuat orang tuaku sedih dan prihatin karena mereka
sama sekali tidak ingin menyakitiku buktinya mereka menyekolahkanku
di sekolah favorit ST Theresia dari TK sampai SMA yang biayanya bukan
main tapi mereka bertekad untuk membekaliku dengan pendidikan
terbaik. Rupanya dalam keputus asaan ibuku menemui guru Kempoku,
Sensei Indra yang memang paling aku segani dan mengadukan
pemberontakanku. Akhirnya setelah dibujuk aku mau pulang, dan saat
aku kembali latihan Kempo, Sensei Indra memanggilku dan mengajakku
bicara dari hati ke hati, dia bertanya apa sebenarnya yang paling aku
inginkan, ketika aku jawab melanjutkan kuliah beliau menjawab dengan
bijak bahwa dalam hidup ini tidak selamanya kita bisa mendapatkan apa
yang kita inginkan seringkali justru sebaliknya lebih banyak kita
menghadapi hal hal yang jauh dari bayangan. Dan suka tidak suka kita
harus menerimanya. Nah supaya bisa tetap nyaman kita harus merubah
posisi dari korban menjadi penentu dari hidup kita.
> Daripada menyesali keadaan sebaiknya kita merubah mindset kita,
kenapa tidak kita terima kenyataan untuk harus bekerja sebagai bagian
dari rencana, setelah kita bekerja tentunya kita sudah punya uang
untuk membiayai sekolah kita sendiri dan aku harus membuat target
kapan aku bisa melanjutkan sekolah.
> Aku coba membantah dengan mengatakan bekerja sebagai typist
bagaimana bisa mengumpulkan uang untuk kuliah sementara setengah
penghasilanku harus aku sisihkan untuk membiayai sekolah adik
adikku. Pasti akan membutuhkan waktu bertahun tahun untuk bisa
mendapatkan gaji yang memadai.
> Dengan tegas beliau berkata, walau hanya seorang typist jadilah
tukang ketik yang terbaik berikan added value dari pekerjaan yang aku
lakukan dan lakukan dengan ikhlas dan sepenuh hati maka hasilnya akan
berbeda, dengan penuh keyakinan beliau mengatakan jika aku bisa benar
benar menjalankan anjurannya ini aku pasti akan sukses dalam hal
apapun yang aku kerjakan.
>
> Setengah tidak percaya akhirnya aku jalani kehidupan baru ku,
kursus bahasa Inggris, mengetik, steno, pembukuan semuanya tingkat
pemula yang penting aku harus menjadi yang terbaik dan ternyata
benar. Aku menjadi typist yang nyaris berkualitas sekretaris karena
bahasa Inggrisku jauh di atas rata rata teman kantorku, juga
kemampuanku menangkap tugas tugas yang diberikan membuat aku menjadi
tukang ketik favorit dan akhirnya membuat boss besarku seorang
General Manager berkebangsaan German mengangkat aku jadi pembantu
sekretaris beliau dan lambat laun aku menduduki jabatan sekretaris
yunior hanya dalam waktu satu tahun dan penghasilanku juga lumayan
karena aku rajin lembur dan tanpa sadar akhirnya aku sangat menyukai
pekerjaanku. Saat aku menyukai pekerjaanku aku jadi sangat kreatif
sehingga aku bisa menjalankan tugas tugasku dengan baik dan
memuaskan. Hampir aku terlena kalau saja Sensei Indra tidak
menyindirku.
> baru...he he he karena malu akhirnya akupun mendaftar kuliah jujur
semangatku sudah tidak menggebu gebu seperti sebelumnya malah kalau
boleh memilih rasanya engga ingin melanjutkan kuliah, aku pun kuliah
di Sekolah Penterjemah dan Juru Bahasa lagi lagi bukan pilihanku yang
ingin jadi Insinyur pertanian pada awalnya tapi aku cari yang praktis
saja yaitu dekat tempatku bekerja. Jujur hidupku kalang kabut karena
kedua aktifitas tersebut benar benar menyita waktu dan energiku,
namun setiap aku hampir menyerah masih terngiang ngiang di telingaku
bahwa hidup adalah pilihan apakah kita menjadi korban atau penentu
jalan hidup semuanya terletak di tangan kita sendiri dan semua
pilihan pasti mengandung risiko.setelah itu hidupku aku jalani dengan
pedoman tsb. apapun yang aku jalani harus aku cintai dan sebaliknya
saat aku akan menjalankan pekerjaan/bisnis maka aku akan
mengintrospeksi diri benar benar apakah itu memang benar benar sesuai
dengan keinginkan karena dalam pilihan
> terakhir kita punya kekuatan untuk memilih.
>
> Sayangnya pada waktu itu aku belum mengenal Mr. JAMES GWEE,
seorang trainer favorit yang salah satu materi trainingnya yaitu LOVE
WHAT YOU DO DO WHAT YOU LOVE akan diadakan oleh milis the PROFEC pada
tgl 2 Oktober 2007 di BPPT, Jl. MH Thamrin no. 8 Jakarta Pusat. Dari
judulnya sudah jelas bahwa kita harus mencintai apa yang kita
kerjakan dan sebaliknya pilihlah pekerjaan atau bisnis yang kita
cintai seperti hobby. Dulu saya membutuhkan waktu bertahun tahun
untuk berdamai dengan keadaan, nach anda apalagi yang saat ini merasa
terjebak di situasi yang sama sebaiknya ikut seminar ini dan
menemukan tips & tricks dari pakarnya, Mr. JAMES GWEE yang sudah
tidak diragukan lagi kepiawaiannya dalam bidang training.
>
> Daftarkan nama anda ke liessuwondo@
segera karena anda tidak akan bisa mendapatkan seminar berbobot
seperti ini dengan harga yang benar benar terjangkau yaitu Rp. 60.000
buat member milis the Profec; Rp. 75.000 buat member milis sahabat
dan rp. 85.000 buat partner atau relasi anda karena sesungguhnya
seminar ini bukan untuk umum. Buruan daftar karena setelah tanggal 17
September biaya akan berubah: Rp. 75.000/member the Profec; Rp.
85.000/member milis sahabat dan rp. 100.000 buat partner atau relasi
anda.
> Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi 0816995258 atau
liessuwondo@
>
> Salam EPOS,
>
> Lies Sudianti
> Founder & Moderator the Profec
> 0816995258
> 98095248
> liessuwondo@
> theprofec@yahoogrou
> Subscribe: theprofec-subscribe
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar