http://groups.
--- In psikologi_transform
Wed Jul 27, 2005 12:57 pm Vincent Liong <vincentliong@
Kepada Yth: Bung Audifax
Hal: Menanggapi fenomena budaya Plagiat
Perlu saya tekanan terlebih dahulu bahwa
mengcopy&paste tulisan ilmiah orang lain tanpa
mencantumkan hal-hal di bawah ini adalah tindakan yang
secara etika penulisan baik itu penulisan sastra,
spiritual sampai ilmiah dapat dikategorikan sebagai
tindakan Plagiat :
1.Sampai dimana: apakah hanya di-Kutip / di-Copy &
Paste mentah-mentah / Dipelajari dan diambil
intisarinya saja lalu dibuat tulisan baru dengan
bahasa original si penulis.
2.Wajib dicantumkan nama penulis tulisan yang
dijadikan acuan atau dicopy&paste.
Hal-hal di atas sangat diperlukan untuk:
1.Sehingga pembaca yang membaca tulisan mampu
menangkap point-point original si peneliti yang
menulis pertama kali. Bilamana tidak dicantumkan maka
pembaca akan tertitpu bahwa hal pemikirn tersebut
adalah pemikiran orang yg melakukan plagiat dan ketika
orang tsb memberikan penjelasan atau seminar maka
point-point pemikiran yang ditemukan pleh peneliti
sebenarnya tidak akan muncul, melainkan akan timbul
penjelasan yang sifatnya perkiraan pribadi si plagiat
yang tidak ilmiah atau sekedar sebagian dari data-data
yang medukung kepentingan pribadi si plagiat saja.
2.Jika seseorang mengatakan dirinya berada di tingkat
ilmiah maka tulisannya harus merupakan hasil
penelitian bukan hasil pemikiran-pemikiran yang tidak
jelas juntrungannya lalu disatukan.
3.Bilamana hal Plagiat sangat dilarang untuk dilakukan
oleh mahasiswa maka tingkat dosen dan penulis buku
pelajarannya juga perlu ditindak peraturan yang sama.
Perlu ditanyakan secara jelas oleh bung Audifax kepada
yang bersangkutan soal tidak dicantumkannya judul dan
nama penulis asli. Bilamana yang bersangkutan
memberikan alasan yang merngada-ada maka perlu bung
Audifax melakukan complain ke persatuan psikologi kami
Vincent Liong siap sebagai back up power.
Inilah yang menjadi masalah kaum ilmiah saat ini bung
Audifax. Tekanan untuk banyak mencari kutipan
memberikan peluang kemalasan untuk berpikir, meneliti
dan keinginan untuk ber-plagiat dengan cara yang
diusahakan tampak sopan.
Soal pertama atau tidaknya kita mengungkapkan suatu
pikiran, saya percaya bahwa itu nga penting. Bahkan
pemikiran yang diungkapkan kesekian kalinya pun akan
memiliki originalitasnya sendiri-sendiri yang unik
bilamana memang merupakan hasil pemikiran bukan
nyontek. Kerendahhatian untuk menggunakan kutipan dari
orang terdahulu banyak memberikan kesempatan dan
keharusan secara halus untuk malas.
Vincent Liong
--- audifax - <audivacx@..
> Saya minta pendapat siapapun mengenai hal di bawah
> ini. Semoha bisa menjadi bahan diskusi kita.
>
> Para anggota milis psikologi transformatif
> semestinya pernah tahu tentang artikel yang saya
> posting, berjudul "The End of Humanity". Saya
> posting Minggu siang 24Juli 2005. Pada saat yang
> sama artikel itu juga diposting ke sejumlah milis
> lain.
>
> Pada hari Senin 25 Juli 2005, saya menemui artikel
> saya diposting oleh seorang guru besar dan dosen
> psikologi di Fakultas Psikologi Universitas
> Indonesia, yaitu Bapak Sarlito Wirawan Sarwono.
> Sekedar info, Bapak Sarlito ini begitu dihormati,
> termasuk oleh dosen-dosen saya dulu di Fapsi
> Universitas Surabaya. Beberapa buku dan tulisannya
> menjadi acuan terutama untuk psikologi sosial.
> Vincent Liong kelak di Fapsi Atmadjaya kayaknya juga
> akan mempelajari pemikiran-pemikiran Bapak satu ini,
> terutama untuk kuliah-kuliah psikologi sosial.
>
> Menariknya, ketika Bapak Guru BesarPsikologi ini
> mem-forward ke milis dosen-dosen psikologi UI, Judul
> dan nama penulisnya dihilangkan. Sehingga orang tak
> sadar (dan tak tahu) siapa yang menulis. buat yang
> gak cermat mungkin akan mengira ini tulisan Pak
> Sarlito sendiri di milis lain.
>
> Ini saya rasa juga memiliki keterkaitan pula dengan
> apa yang sempat saya posting pada surat terbuka pada
> Vincent Liong & cc: Members. Ini masalah etika.
> Dalam sains, ada sebuah penghormatan pada siapa saja
> yang memang lebih dulu membahas. Saya rasa sebagian
> rekan di psikologi transformatif sudah menyadari
> ini. Ketika menulis tentang Nicholas 'Gie' Saputra,
> Mang Ucup meminta ijin saya untuk mem-forward.
> Beberapa kali saya lihat Pangestu juga meminta ijin
> Mang Ucup untuk mem-forward. dan sejauh pengetahuan
> saya,baik yang di-forward Mang Ucup maupun Pangestu,
> sama sekali tidak menghilangkan penulisnya. Vincent
> Liong bahkan memberi tawaran kompensasi ketika
> hendak mem-forward tulisan saya mengenai "Psikologi
> dan Lingkaran kekuasaan: Pengkategorian Ilmuwan
> Psikologi dan Psikolog"
>
> Saya pribadi tak keberatan dengan pem-forward-
> tulisan-tulisan saya. Tapi bagi saya menggelikan
> ketika ada orang yang "mengakui" isi dari tulisan
> ini, tetapi "tak mau mengakui" siapa yang
> menulisnya.
>
> Tulisan ini selain saya posting ke milis psikologi
> transformatif
> (www.groups.
> juga saya kirim ke e-mail Pak Sarlito. Salam kenal
> Pak. Anggap saja ini undangan untuk bergabung dengan
> milis ini, terutama untuk menjelaskan pada penghuni
> milis psikologi transformatif. Kebetulan ada topik
> yang sedikit mirip yang sempat disinggung Vincent
> Liong mengenai "kutip-mengutip"
> penghuni milis menunggu hadirnya penjelasan dari
> anda agar momen ini bisa jadi suatu penambahan
> wawasan dan pembelajaran bagi kita semua.
>
> Regards,
>
> Audifax
Send instant messages to your online friends http://au.messenger
--- End forwarded message ---
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar