Ini bagian keduanya ya, Pak :)
JUSTERU DUNIA BISNIS DENGAN WACANA HUMAN CAPITAL DEVELOPMENT INI HARUS DIRESPONSE KARENA PENTING BAGI MASA DEPAN BANGSA DAN MEMBERIKAN REWARD YANG SANGAT BAIK
PSIKOLOG BISA MEMBANTU INSTITUTIONAL BUILDING UNTUK PARTAI POLITIK SUPAYA BISA SUNGGUH-SUNGGUH MENJADI PILAR DEMOKRASI.PENDIDIKAN KADER DI PARPOL YANG BERDASARKAN WAWASAN KAMI, BAGAIMANA BISA MENGHASILKAN PEMIMPIN BERWAWASAN KITA / NASIONAL. KARENA ITU YANG SAAT INI TERJADI HANYA SEBATAS MENYEWAKAN KENDARAANNYA UNTUK FIGUR-FIGUR YANG MEMANG SUDAH DIKENAL SEBAGAI TOKOH YANG BISA MENAMPUNG
SEBAIKNYA PADA TAHUN PERTAMA DIMANTAPKAN DULU PEMAHAMAN TENTANG SIAPA MANUSIA SEBAGAI BAGIAN DARI KESELURUHAN.
KONSEP TENTANG THE EVERLASTING TRUTH OF "EVERYTHING CHANGES" SEHINGGA TIDAK PERLU DITAKUTI-TAKUTI DENGAN INTIMIDASI " BERUBAH ATAU MATI "BELAJAR PSIKOLOGI PADA HAKIKATNYA BUKAN MENJADI KOLEKTORM ILMU PENGETAHUAN, TAPI MEMBUAT DIRINYA SEPERTI GURINDA SEHINGGA BISA MENGGURINDA ORANG LAIN. ADA BERBAGAI MACAM LATIHAN YANG BISA DIPAKAI UNTUK MENEMPA INI.
DALAM BUKU VISI BARU KEHIDUPAN, DAOED JOOESOEF MENULIS HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN YAITU : MEMBUAT ORDER DARI CHAOS , MEMBUAT BEAUTY DARI VARIETY. DILANJUTKAN DALAM REVITALISASI PERTANIAN , DIJELASKAN BAHWA ILMU PENGETAHUAN HARUS SAMPAI PADA WISDOM. ILMUWAN BUKAN SEKEDAR KOLEKTOR INFORMASI.
Ketiga paragraf respons Bapak penuh dengan ide-ide yang baik. Namun pertanyaan saya tetap: bagaimana Bapak akan menterjemahkannya menjadi langkah yang dapat dilaksanakan ;)? Bagaimana langkah yang dapat dilakukan untuk mengajar sekelompok besar lulusan SMA pada saat yang bersamaan untuk meraih "wisdom"? Dan bagaimana mengujinya?
Contohnya, kalau di film Karate Kid, Kesuke Miyagi membangkitkan "the giant within" Daniel La Russo dengan menyuruhnya mengecat pagar, membersihkan jendela, dengan cara tertentu. Wax in, wax out.. gitu kata2 Miyagi yang saya ingat ;). Dalam film kungfu berseri tahun 80-an, Tai Chi Master, si calon pendekar dibangkitkan 'the giant within"-nya dengan diberi tugas membuat tahu. Nah, bagaimana langkah nyata yang terbayang oleh Bapak untuk mengajar SEKELOMPOK lulusan SMA pada saat yang bersamaan untuk menjadi "bijak"? Apakah dengan tahun pertama hanya mendengarkan cerita tentang Kearifan Timur, atau bagaimana?
Lantas.. bagaimana Bapak mengujinya, apakah si mahasiswa ini sudah bisa naik ke tingkat lebih tinggi atau belum? Bagaimana menguji kearifan SEKELOMPOK orang? Apakah di akhir semester kita beri kasus nyata yang harus dipecahkan seperti Raja Sulaiman ketika harus memberikan keputusan bagi dua ibu yang berebut bayi? Atau bagaimana?
Ini adalah hal yang penting untuk dibicarakan sehubungan dengan ide2 Bapak :). Untuk memperbaiki suatu sistem pendidikan, kita tidak bisa hanya mengatakan petuah2 arif bahwa 'jangan jadi sekedar kolektor ilmu' atau 'harusnya bisa membuat order dari chaos, membuat beauty dari variety'. Jika kita ingin memperbaiki sesuatu, datanglah dengan usulan "how" yang bisa kita bicarakan dan sempurnakan. Kalau cuma datang dengan konsep dan visi, menurut saya [maaf] tidak banyak bedanya dengan pepesan kosong :)
Maaf ya, Pak, semoga Bapak tidak tersinggung dengan komentar saya :). Anggap saja saya sedang "menggerinda" Bapak ;). Itu toh, yang Bapak harapkan dari seorang lulusan pendidikan psikologi ;)? Supaya bisa "menggerinda" orang lain ;)?
MEMPERLUAS WAWASAN ADALAH SATU HAL, KITA BISA JADI KOLEKTOR ILMU . SEPERTI MENGGALI SUMUR TAPI BELUM KETEMU SUMBER AIRNYA. MENEMUKAN THE HIDDEN CONNECTIONS ADALAH HAL YANG LAIN. LIHAT BUKU F CAPRA THE HIDDEN CONNECTIONS
Dalam kaitannya dengan komentar2 Bapak tentang psikologi yang saya tanggapi, yang terlihat adalah Bapak bicara tentang "orang harus menggali sumur sampai ketemu air" sementara Bapak sendiri saat menggali menemukan minyak ;). Minyak tidak lebih rendah dari air.. tapi tetap saja bukan air ;). Jadi.. ketika Bapak bicara panjang lebar tentang sifat2 air berdasarkan sifat2 minyak yang Bapak kenal, jadinya sering kali kurang pas :)
DALAM BUKU KEARIFAN TIMUR, BISA DISIMAK BAGAIMANA DAMPAK PERBEDAAN EPISTEMOLOGI ANTARA BARAT DAN TIMUR
Untuk saat ini, Pak, ada yang lebih menarik daripada menambahkan "Dampak Perbedaan Epistemologi antara Barat & Timur" dalam daftar koleksi ilmu saya ;). Saya lebih tertarik "menggerinda" Bapak agar tidak berhenti tataran bijak bervisi dan berbicara, melainkan bisa mewujudkan ide yang bijak itu menjadi sesuatu yang bisa dikerjakan :)
Salam,
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar