Kepada: psikologi_transform
Terkirim: Sabtu, 27 Oktober, 2007 9:56:26
Topik: [psikologi_transfor
Ini bagian keduanya ya, Pak :)
Ketiga paragraf respons Bapak penuh dengan ide-ide yang baik. Namun pertanyaan saya tetap: bagaimana Bapak akan menterjemahkannya menjadi langkah yang dapat dilaksanakan ;)? Bagaimana langkah yang dapat dilakukan untuk mengajar sekelompok besar lulusan SMA pada saat yang bersamaan untuk meraih "wisdom"? Dan bagaimana mengujinya?
Lantas.. bagaimana Bapak mengujinya, apakah si mahasiswa ini sudah bisa naik ke tingkat lebih tinggi atau belum? Bagaimana menguji kearifan SEKELOMPOK orang? Apakah di akhir semester kita beri kasus nyata yang harus dipecahkan seperti Raja Sulaiman ketika harus memberikan keputusan bagi dua ibu yang berebut bayi? Atau bagaimana?
=====
Jalan yang hrs ditempuh memang tdk mudah tapi bukan tidak mungkin.
Kita menerima lulusan SMU sebagaimana adanya, terbiasa belajar dengan hanya mencatat - menghafal spy kalau ujian bisa lulus. Kalau mutu semacam ini lalu diisi dengan informasi mengenai derivat2 ilmu psikologi saja, maka biasanya sesudah lulus, sdh tidak berminat lagi untuk belajar karena motivasinya memang hanya untuk dapatkan ijazah.
Yang saya kerjakan adalah membuka cakrawalanya betapa luas dan menantangnya ilmu psikologi, namun hanya bisa dijawab oleh mereka yang mau terus menerus belajar. Saya ambil contoh TV Show Mamamia dsb Lalu saya buat simulasi, misalnya pulang ke almamaternya dan ditanya oleh adik kelasnya : mengapa kamu memilih jurusan ilmu psikologi ? Atau ketemu ortu yang sedang bingung mencari jurusan yang tepat bagi anaknya setelah lulus ujian SMU. Mereka harus bisa meyakinkan penanyanya dan untuk itu dia harus yakin pada pilihannya sendiri.
Saya minta semua mahasiswa punya alamat email dan membuat millis sehingga bisa berinteraksi dengan temannya dan juga pembimbingnya.
Saya jelaskan bahwa dengan adanya internet, maka fungsi dosen sdh berubah , bukan lagi smuber ilmu pengetahuan, tapi hanya sebagai pendamping.
Mmemang masih banyak idea2 lagi tapi waktu yang disediakan oleh fakultas hanya sedikit karena hrs diisi dengan mata kuliah yang lain.
Karena itu sebaiknya dirancang dalam bentuk kegiatan ekstra kurikuler yang diperluas dan diarahkan.
Arahkan mahasiswa bahwa kita tidak dibatasi oleh besaran SKS, karena dengan adanya internet, kita bisa komunikasi tujuh hari seminggu dan 24 jam sehari dikurangi waktu tidur saja.
Memang ada lebih baik kalau pimpinan fakultas sendiri yang menghayati perlunya perubahan mendasar karena sejujurnya diperlukan re-engineering untuk menghadapi perubahan paradigma !
Tapi kita tidak bisa grabak-grubuk melalui chatting di email saja. Harus dimantapkan dalam work shop yang intense.
Memang benar pendapat anda seperti dikatakan oleh Konfusius ketika ditanya tujuan hidup manusia . Ia menjawab , belajar sampai mati menjadi manusia.
Caranya bagaimana ? apakah dengan membaca buku2 tebal ?
Diaa mengatakan : kalau pisau baru bisa berguna setelah diasah dengan batu pengasah, maka manusia harus diasah dengan manusia. Inilah Kearifan Sunda silih asah-asuh-asih !
Salam,
Jusuf Sutanto
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar