Kok kutipan dari Wikipedia? Belon tau ya kalo di Wikipedia ini siapa saja boleh
nambahin, ngubah dan masukin interpretasinya sendiri? Hendrik juga bisa ngutik-
utik entry tentang paulus di Wikipedia. Gak mutu amat...
manneke
Quoting hendrik bakrie <henrik12syiah@
> Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia Dari Wikipedia Indonesia,
> ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
> Langsung ke: navigasi, cari
> Perjanjian Baru Matius Markus Lukas Yohanes Kisah Para
> Rasul Roma 1 Korintus 2 Korintus Galatia Efesus Filipi
> Kolose 1 Tesalonika 2 Tesalonika 1 Timotius 2 Timotius Titus
> Filemon Ibrani Yakobus 1 Petrus 2 Petrus 1 Yohanes 2
> Yohanes 3 Yohanes Yudas Wahyu [ sunting ] Surat Paulus kepada
> Jemaat di Galatia adalah salah satu kitab dalam Alkitab. Orang-orang Galatia
> adalah sebuah suku bangsa Keltik yang masa itu tinggal di Asia Kecil.
> Setelah Injil tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara
> orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang
> Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus
> mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya
> dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan
> kepercayaan itu hubungan manusia dengan Tuhan menjadi baik kembali. Tetapi
> orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia,
> yaitu sebuah daerah di Anatolia Pusat di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa
> untuk berbaik kembali dengan Tuhan, orang harus melaksanakan hukum agama
> Yahudi.
> Surat ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh
> ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar.
> Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus.
> Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal
> dari Tuhan, bukan dari manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali
> kepada orang bukan Yahudi (1-2). Setelah itu Paulus membentangkan
> pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Tuhan menjadi baik kembali hanya
> melalui percaya kepada Tuhan (3-4). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini
> (5-6), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang
> Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan
> orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen.
> Daftar isi[sembunyikan]
>
> 1 Isi
> 2 Latar Belakang
> 3 Komposisi
> 4 Tema-tema teologis
> 5 Daftar Pustaka
> 6 Lihat pula
> //
> [sunting] Isi
> Pendahuluan 1:1-10
> Hak Paulus sebagai rasul 1:11--2:21
> Injil tentang rahmat Tuhan 3:1--4:31
> Kebebasan dan kewajiban orang Kristen 5:1--6:10
> Penutup 6:11-18
> Berdasarkan Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002
>
> [sunting] Latar Belakang Pada tahap awal misi Agais, setelah tahun 49,
> melalui banyak hambatan di tengah perjalanan misinya, Paulus datang ke daerah
> Galatia, yaitu satu daerah di Anatolia Pusat, dan di sana Paulus mendirikan
> beberapa jemaat kecil (Kis 16:6).
> Banyak juga para peneliti Perjanjian Baru yang berpendapat, bahwa jemaat
> Galatia, di mana Paulus mengirimkan suratnya, adalah jemaat-jemaat di
> Likaonia dan Pisidia, yaitu daerah-daerah yang terdapat di Propinsi Galatia
> yang adalah propinsi milik Romawi, di mana Paulus dan Barnabas pada
> perjalanan misinya yang pertama dari Antiokhia mendirikan jemaat-jemaat di
> sana (Kis 13-14). Jika hal ini benar, maka surat Galatia ditulis sebelum
> ditulisnya surat 1 Korintus, dan bahkan sebelum 1 Tesalonika. Jika hal ini
> benar, ajaran Paulus tentang Pembenaran telah sangat tua. Namun terdapat
> bukti yang kuat yang melawan pendapat ini. Pada 1 Korintus dan 1 Tesalonika
> tidak atau belum muncul ajaran Pembenaran. Hal ini membuktikan, bahwa ajaran
> ini jauh lebih muda dari surat-surat tersebut. Di samping itu, tentunya surat
> ini ditulis setelah Konsili Rasul-Rasul pada tahun 48, bahwa setelah konsili
> ini, kelompok yang sangat setia dengan Taurat berjuang untuk memaksakan
> pendapatnya, dan hal
> ini sampai di Antiokhia dan Galatia. Jadi pendapat yang bisa diterima
> adalah, bahwa yang dimaksud dengan jemaat-jemaat Galatia sebagai adressant
> dari surat ini adalah jemaat-jemaat di Galatia di daerah Anatolia Pusat, di
> mana Paulus mendirikan jemaat-jemaat di sana pada masa perjalanan misi
> kedua.
> Yang menjadi permasalahan besar yang dibahas dalam surat Galatia adalah, di
> mana di daerah ini didapati satu kelompok Kristen Yahudi Palestina yang
> sangat kuat memegang Taurat. Mereka berusaha memaksakan pendapatnya, bahwa
> jika orang ingin masuk dalam jemaat yang diselamatkan pada akhir zaman, maka
> akan masih kurang jika ia belum disunat dan mentaati hukum Taurat Musa. Untuk
> menjadi orang Kristen, jalan yang paling awal adalah orang harus masuk dalam
> kelompok umat-umat Allah Israel. Kelompok yang memaksakan hukum Taurat kepada
> orang-orang Kristen non-Yahudi di Galatia ini adalah kelompok yang
> berpendapat di dalam Konsili Rasul-Rasul, bahwa orang menjadi Kristen juga
> harus mentaati hukum Taurat. Paulus menyebut kelompok ini dengan sebutan
> saudara-saudara Palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke
> dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus
> Yesus, ..." (Gal 2:4). Kelompok Yahudi Kristen Palestina yang sangat setia
> kepada Taurat
> ini mempunyai program, di mana mereka mengutus beberapa orang mengikuti
> jejak-jejak misi Paulus dan pada jemaat-jemaat yang didirikan Paulus ini
> mereka memberitakan Injil palsu"-nya, supaya jemaat-jemaat non-Yahudi ini
> juga mentaati hukum Taurat. Agitasi anti-paulinis mereka terletak pada dua
> hal: (1) Injil paulinis, dan (2) Apostolat atau Kerasulan Paulus.
> Dalam kasus di Galatia, mungkin ada beberapa orang yang mengikuti ajaran
> dari kelompok Yahudi Kristen Palestina ini, di mana mereka menyunatkan diri
> (5:11st) dan mengikuti ajaran Taurat. Oleh karena itu Paulus meresponi
> situasi ini dengan surat perang"-nya yang penuh dengan kritik yang sangat
> keras dari awal sampai pada akhir surat. Surat ini kemungkinan besar ditulis
> kira-kira pada awal tahun 56, yaitu pada tahun yang sama dengan ditulisnya
> surat Roma. Hal ini mempunyai bukti-bukti yang sangat kuat, bahwa terdapat
> hubungan teologis yang sangat kuat antara kedua surat ini.
>
> [sunting] Komposisi Surat Galatia ditulis oleh Paulus yang memeliki
> kesatuan literar yang tidak dapat diragukan lagi. Jika dibaca dari awal
> sampai akhir, maka suasana tegang sangat menguasai surat ini.
> Situasi yang ketegangan telah ditunjukkan pada kepala surat (1:1-5).
> Seperti halnya surat pada zaman dulu, awal dari surat atau kepala surat
> berisi adressant atau alamat surat, yaitu kepada siapa surat ini dituju.
> Dalam kasus surat Galatia, memang terdapat juga alamat surat, yaitu surat ini
> ditujukan kepada jemaat di Galatia, namun kedudukan dari alamat surat ini
> menjadi sekunder, dan yang menjadi primer adalah Apostolat Paulus yang
> menjadi bahan perdebatan.
> Bagian ucapan pembuka (1:6-9) pada surat ini tidak seperti kebiasaan ucapan
> pembuka yang lain, yang biasanya berisi tentang ucapan terima kasih atau
> pujian. Dalam surat Galatia bagian ini berisi tentang teguran dan peringatan
> kepada adressant, yang begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih
> karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang
> sebenarnya bukan Injil" (1:6st).
> Pada bagian pertama (1:10 2:21) suratnya, Paulus mempertahankan jabatan
> Apostolatnya. Di dalamnya berisi argumentasi historis, atau lebih tepatnya
> argumentasi autobiografis. Di dalam argumentasinya, Paulus menceritakan
> tentang kisah hidupnya: Sebagai orang Yahudi yang "tanpa cacat" dan rajin
> memelihara adat-istiadat Yahudi (1:13st) berubah eksistensinya melalui
> penglihatan di Damsyik. Ketika itu melalui "pewahyuan Yesus Kristus" dia
> memperoleh Injil bagi orang-orang kafir (yang dimaksud di sini adalah
> non-Yahudi) dan oleh karena itu sekaligus dipanggil menjadi rasul (1:12-16).
> Dia menegaskan, bahwa hubungannya dengan rasul-rasul Yerusalem sangat sedikit
> (1:17-24). Hal ini menunjukkan "kemandirian" apostolat Paulus, karena pada
> dasarnya, panggilan apostolatnya langsung dari Tuhan sendiri. Dalam beritanya
> mengenai Konsili Rasul-rasul (2:1-10), bahwa "sokoguru" jemaat, yaitu
> Yakobus, Petrus dan Yohanes, mengakui bukan hanya kemandirian apostolat
> Paulus, melainkan juga
> mengakui legitimitas Injil yang diajarkan Paulus bagi orang-orang kafir,
> oleh karena itu mereka secara tidak langsung mengakui juga misi Paulus yang
> tidak mewajibkan orang-orang yang menjadi Kristen untuk tidak bersunat. Namun
> demikian fakta yag ditunjukkan oleh Petrus sangat bertentangan dengan hasil
> konsili (2:11-21). Pada mulanya memang Petrus menghargai kompromi dari hasil
> konsili. Namun karena "takut" dengan kelompok yang tetap setia kepada Taurat,
> maka dia berbalik dan menghianati kompromi itu. Ini adalah kritik yang sangat
> pedas kepada Petrus. Sekaligus membuktikan, bahwa ada kelompok yang
> membangkitkan konflik, yaitu Kelompok Kristen Yahudi Palestina, yang
> menghendaki, bahwa kalau orang ingin menjadi Kristen, maka ia harus juga
> menjadi "Israel", harus mentaati hukum Taurat. Argumentasi untuk melawan
> pendapat kelompok ini diutarakan dengan tegas oleh Paulus pada bagian ini.
> Pada bagian kedua (3:1 5:12) suratnya, Paulus mengutarakan dasar teologis
> Injil yang diberitakannya. "Pembenaran" diperoleh bukan karena "melalukan
> hukum Taurat", melainkan hanya melalui "iman kepada Kristus".
> Pada bagian ketiga (5:13 6:10) surat Paulus berisi sebuah tema tentang
> "kemerdekaan". Kemerdekaan Kristen menjadi nyata di dalam kasih (5:16-24): di
> dalam alternatif antara "daging" dan "roh" (5:16-24) terdapat keputusan untuk
> hidup di dalam Roh (5:25 6:10). Pada bagian akhir (6:11-18) dari suratnya
> yang ditulisnya sendiri, tidak seperti biasanya, bagian ini berisi berkat,
> namun di dalam kasus Galatia Paulus masih tetap memberikan argumentasi
> terakhir dan peringatan kerasnya.
>
> [sunting] Tema-tema teologis Ajaran Paulus tentang "pembenaran" dijumpai
> pertama kali di dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia. Untuk
> mengenal ajaran Paulus ini, kita harus memperhatikan peringatan SANDERS yang
> berkata, bahwa orang akan mendapatkan pengetahuan yang salah jika orang
> mendalaminya dengan kacamata Luther. Luther memandang "kebenaran" sangat
> berbeda dengan pandangan Paulus. Luther memandangnya sebagai simul iustus et
> peccator, dibenarkan sekaligus orang berdosa: "dibenarkan" dari hadapan Allah
> dan sebagai orang berdosa dalam kehidupan keseharian. Dalam hal ini Luther
> memandang "kebenaran" secara yuristis, namun bagi Paulus secara soteriologis
> "kebenaran" di dalam Kristus adalah sempurna. Ajaran ini dikembangkan oleh
> Paulus melalui konfliknya dengan orang-orang Kristen Yahudi yang radikal.
> Melalui dia mengungkapkan dasar-dasar dan argumentasi-
> teologisnya, di mana dia berusaha membuktikan, bahwa orang-orang kafir yang
> beriman kepada Kristus
> termasuk di dalam umat Allah. Dia ingin menunjukkan, bahwa bukanlah hukum
> Taurat yang mengkonstitusikan umat Allah, melainkan hanya melalui Kristus
> yang menggenapi perjanjian Abraham (3:1-29). Barangsiapa beriman kepada
> Kristus, anak Abraham yang sejati, maka dia dibenarkan oleh iman, dan dengan
> demikian menjadi termasuk dalam keturunan Abraham (3:29).
> Surat Galatia merupakan manifesto kemerdekaan Kristen (5:1 6:10). "Supaya
> kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu
> berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan." (5:1). Bagi
> Paulus kemerdekaan didasarkan dalam hubungannya pada Kristus dan pembebasan
> dari perhambaan hukum Taurat. Hal ini terbukti dan menjadi nyata di dalam
> kasih yang melayani (5:13). Secara konkret kemerdekaan memanifestasikan diri,
> di mana orang-orang tidak lagi dipisahkan-pisahkan melalui perbedaan kelamin,
> ras, bangsa, sosial, melainkan mereka dipersatukan di dalam kasih melalui
> Kristus (3:28).
>
> [sunting] Daftar Pustaka E.P. SANDERS, Paulus. Eine Einführung, Reclam ,
> Stuttgart: Reclam, 1995.
>
> [sunting] Lihat pula
>
>
> ------------
> Get easy, one-click access to your favorites. Make Yahoo! your homepage.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar