Hehehe.. Pak Man,
Seperti saya tulis ke tanggapan saya yang kedua (duh.. message nomor berapa ya?), saya ngerti banget bahwa Non Sisc mencoba "bicara" dengan "bahasa"-nya Hendrik. Itu nggak lepas dari pengamatan saya kok :) Walaupun demikian, saya tetap menyayangkan bahwa Non Sisc menurunkan dirinya sendiri ke level itu.. hehehe.. apa pun tujuannya :).
Nggak tahu ya, yang teringat oleh saya kok teringat sebuah pepatah: "The idiots drag you down to their level and beat you with experience" ;)
Saya terpaku pada container? Hmm.. gimana ya? Kaitannya masih dengan apa yang saya katakan di atas: apa bedanya kita dengan "the idiot" kalau kita ikut2an caranya ;)?
Saya masih yakin Non Sisc nggak sejelek Hendrik sih ;) Itu sebabnya saya tidak "bertarung" ayat Al Quran atau lebih parah lagi: mengeluarkan ayat2 Injil sebagai balasan untuk Non Sisc. Trust me, I can do that.. hehehe.. dan percaya deh, saya bisa melakukannya lebih baik daripada si Hendrik yang naga2nya belum pernah baca Injil seumur hidupnya :)
Kedua.. Injil yang asli seperti apa? Ya saya nggak tahu.. HAHAHAHA.. Bisa jadi Injil yang asli seperti yang digunakan oleh umat Kristiani seperti sekarang ini, bisa jadi bukan :) Pada dasarnya saya nggak perduli sih, Injil yang sekarang asli atau bukan; bukan urusan saya juga :). Pembahasan tentang Ahli Kitab dan tautan tentang keraguan terhadap keabsahan Injil itu saya sajikan sebagai data bahwa QS 4: 171 itu bukan (atau setidaknya: besar kemungkinannya tidak) merupakan bukti bahwa Islam tidak menolak konsep Trinitas yang diimani oleh umat Kristiani saat ini :).
Anda kurang teliti nih, melihat apakah saya mempersoalkan keabsahan Injil atau sekedar menggunakan fakta adanya pertanyaan tentang keabsahan Injil sebagai bahan untuk menunjukkan pada Non Sisc: hey, apa bedanya dikau dengan Hendrik kalau begini ;)?
Dan, ada baiknya jika kita mau kembalikan semua pada keyakinan masing-masing, tak usahlah komentar soal Injil Kristen segala. Pikirkan saja Qur'an yang kini juga masih kontroversial bahkan di kalangan ulama Islam sendiri.
Saya memang nggak mengomentari Injil Kristen kok ;) Saya mengomentari tulisan Non Sisc tentang Al Quran Islam.. HAHAHAHA.. Injil Kristen itu nyangkut karena bahasannya tentang Ahli Kitab saja :) Mau nggak mau terpaksa kesenggol, karena saya harus memberi alasan kenapa umat Kristiani saat ini bisa saja diartikan sebagai bukan Ahli Kitab yang disebut dalam Al Quran :)
Menurut saya jawaban saya masih logis lho.. hehehe.. Belum diwarnai emosi negatif :)
Dan memikirkan Quran yang masih kontroversial? Hmmm.. memangnya, jika saya nggak memikirkan isi Al Quran (dan segala kontroversi tafsir/asal usulnya), saya bisa berdiskusi seperti ini ;)? Bukankah kalau saya nggak mikirin, percaya buta saja, sikap saya akan seperti Hendrik ;)?
Eh, nogmong-ngomogn, Qur'an ada catatan kakinya toh? Kalo liat di ulasan Anda di bawah ini, kok ada bagian dalam kurung yang dinamai 'catatan kaki'. Ini tafsir Anda atau apa? Wong ayat yang And akutip itu tak eksplisit bicara seperti yang ada di catatan kaki kok? Apa ini contoh "hapalan verbatim" itu?
Saya nggak tahu ini pertanyaan serius atau enggak, karena menurut saya sih Pak Man cukup tahu yang beginian ;) Tapi saya anggap pertanyaan serius aja deh ya ;)
Al Quran itu kan memang memang harus ditafsirkan. Kalau dibaca begitu saja, sering tidak nyambung antara satu ayat dengan ayat berikutnya, antara satu kalimat dengan kalimat lain di ayat yang sama. Malah kadang2 dalam satu surat terdiri dari unit2 ayat yang topiknya beda2 banget.
Nah.. dengan demikian, ada cetakan2 Al Quran yang dilengkapi dengan terjemahan dan tafsir. Jadi, selain ada tulisan Arab-nya, ada lafal latinnya, ada terjemahan bahasa Indonesianya, dan.. di bagian2 tertentu (yang sering menimbulkan pertanyaan) ada tafsir. Tafsir itu dituliskan dalam bentuk catatan kaki :)
Dan.. bukan.. tafsir itu bukan bentuk "hafalan verbatim". Itu interpretasi sekelompok orang :). Yang dikatakan sebagai hafalan verbatim itu kan ayat2nya, bukan tafsirnya :) Tafsir sih bisa beda2 antar tiap orang, dan itu memang diperbolehkan dalam Islam.
Dalam Rukun Iman Islam, salah satu yang harus dipercaya oleh Muslim adalah Al Quran kok... bukan tafsir Al Quran tertentu.. hehehe.. ;) Yang harus kami yakini adalah Al Quran mengandung kebenaran.. kalau tafsirnya sih ada yang benar dan ada yang masih bisa dipertanyakan ;)
saya heran kok Anda merasa sebagai anggota gank-nya Hendrik :) Anda bisa saja tak perlu merasa demikian toh? Nah, kalo ini namanya jelas tafsir ya. Di aslinya tak ada lho disebut: Swastinika gank-nya Hendrik. Ternyata susah ya mau konsisten verbatim?
Verbatim itu kan datanya, Pak :). Data yang harus diinterpretasi :) Sama dengan Al Quran: yang verbatim adalah ayatnya, tapi ayat itu harus diinterpretasikan (= ditafsirkan)
Dan perhatikan email dimana Bapak menulis tentang gank Hendrik itu: di bawahnya ada email Ahlisastra yang merespons email saya ;). Verbatimly, Pak, sulit dibedakan mana yang Bapak katakan sebagai anggota gank, dan mana yang bukan.. HAHAHAHAHA..
Salam,
--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, pradita@... wrote:
>
> Halo Swas,
>
> Pertama, soal beda antara non sisc dan Hendrik: yes, non sisc "meniru" cara
> Hendrik, yakni dengan maen kutipan ayat. Strategi diskusinya sama. Tapi, sayang
> sekali Anda yang baisanya cermat, kali ini juga gagal melihat perbedaan
> fundamental antara kedua orang itu: Hendrik mengutip ayat Injil untuk menista
> dan mendiskreditkan keyakinan orang lain. Non sisc melakukan hal serupa untuk
> membangun jembatan, mencari kesamaan, dan menunjukkan betapa dekat kedua agama
> itu. Mengapa Anda gagal melihat 'content' penting ini, dan hanya terpaku
> pada 'container', sehingga lalu menganggap non sisc 'mempermainkan' agama Anda?
> Siapa sekarang yang tidak membaca dengan hati?
>
> Kedua: Injil yang menurut Islam adalah sah itu Injil yang mana sih? Pernah
> liat? Ada barangnya? Bagaimana bisa membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang
> lain yang entah di mana dan entah ada atau tidak? Muhammad itu lahir 500 tahun
> sesudah Yesus. Bahkan saya ragu dia pun pernah melihat Injil "asli" yang konon
> ditulis langsung oleh Isa itu. Dan, ada baiknya jika kita mau kembalikan semua
> pada keyakinan masing-masing, tak usahlah komentar soal Injil Kristen segala.
> Pikirkan saja Qur'an yang kini juga masih kontroversial bahkan di kalangan
> ulama Islam sendiri. Eh, nogmong-ngomogn, Qur'an ada catatan kakinya toh? Kalo
> liat di ulasan Anda di bawah ini, kok ada bagian dalam kurung yang
> dinamai 'catatan kaki'. Ini tafsir Anda atau apa? Wong ayat yang And akutip itu
> tak eksplisit bicara seperti yang ada di catatan kaki kok? Apa ini
> contoh "hapalan verbatim" itu?
>
> Ketiga, saya heran kok Anda merasa sebagai anggota gank-nya Hendrik :) Anda
> bisa saja tak perlu merasa demikian toh? Nah, kalo ini namanya jelas tafsir ya.
> Di aslinya tak ada lho disebut: Swastinika gank-nya Hendrik. Ternyata susah ya
> mau konsisten verbatim?
>
> manneke
Tidak ada komentar:
Posting Komentar