--- In gerakan_antikultus@
<tinta_negatif@
04 January 2008 (Tentang Pengkultusan Peramal)
Hari ini aku bertemu dengan Ayah dan Ibu Vincent. Aku memanggilnya
Om dan Tante karena kebiasaan memanggil orang yang lebih tua dengan
sebutan Om dan Tante. Dalam sebuah syukuran kantor barunya Mbak Isti
di ITC Permata Hijau. Kalau tidak salah nama kantornya Benavindo.
Tempatnya cukup menarik. Ada track kereta yang cukup panjang dan
besar. Juga tempat berjualan mobil-mobilan.
tempat satunya lagi adalah semaca kafe dan juga Internet gratis
dengan membeli nasi goreng seharga empat belas ribu. Saya sempat
ngobrol juga dengan waitress di sana.. ia mengatakan satu nasi
goreng plus gratis internet satu jam. Tapi mbak Isti mengatakan..
Aku bisa main gratis.. Kalau Mbak Isti sedang di kantor barunya di
ITC itu.
Ayahnya Vincent minta saya meramalkan tentang konflik Vincent dengan
teman-teman lamanya dan, juga masa depan Vincent. Ketika itu aku
bersama Aryo dan Mbak N. Yang didekon tahun lalu.. Waktu mendekon
Mbak N aku bersama Mark (pendekon impor asal Australia). Mbak N
mengeluarkan kartu Tarotnya yang dilaminating dan membantu kami
untuk menjawab pertanyaan-pertanya
Apabila kartu menunjukkan sesuatu yang cenderung buruk. Aku dan Aryo
menyerahkan Mbak N untuk menjawab. Begitu juga dengan Ibunya
Vincent.. Yang menanyakan perihal peluangnya dalam bisnis Asuransi
yang sudah digelutinya cukup lama. Ketika kartu cenderung
mengungkapkan hal yang buruk.. Kami menyerahkan pada Mbak N untuk
menjawab.
Ibunya Vincent menanyakan bagaimana kita orang setelah di Dekon jadi
bisa meramal.. Saya dengan sederhana menjawab :
"Yaa pada dasarnya setiap kita ketemu orang.. Secara sadar dan tidak
sadar membuat semacam list tentang siapa orang tersebut. Ada banyak
daftar sifat dan kecenderungan tentang kepribadian orang. Tapi kita
tidak bisa menghampiri orang dan mengatakan.. Bahwa kamu orangnya
pasti begini, begitu.. Karena.."
"Apa urusan kamu menilai saya begini dan begitu.."
"Karena dalam sesi tiga dekon adalah sesi meramal. Dimana pendekon
mengkondisikan dirinya sebagai peramal. Dan yang terdekon
dikondisikan sebagai orang yang akan diramal. Dimana setelah itu
terdekon akan meramal Pendekon.. Dan secara sadar, pendekon
mengajarkan bagaimana caranya meramal dengan kartu tarot. Iya, dan
tentu saja ada buku tentang Kartu Tarot. Kalau Kartu ini.. Artinya
apa. Kalau kebalik itu artinya apa. Kalau penyebaran begini artinya
apa.. Yaa semua kembali kepada si peramal.. bagaimana memperlakukan
penyebaran kartu tersebut."
Apa yang menarik dari Mbak N (terdekon yang menjadi Pendekon)
adalah.. Mbak N telah memposisikan diri 'bahwa menjadi Peramal'
adalah sesuatu yang wah. Sesuatu yang luar biasa.. Dan punya peluang
untuk dikultuskan kalau ramalan itu mendekati kebenaran.
Ini salah satu yang coba di dekonstruksi dalam pemahaman para
kompatiolog. Bahwa segala sesuatu.. Ilmu yang fisik mau pun
metafisik pada dasarnya bisa dipelajari. istilah keberbakatan.
Jenius.. Orang-orang pilihan dan Golongan Dahsyat mau pun
Keren.., 'keturunan ini', 'keturunan itu', 'darah biru', 'darah
kotor' indigo dan tidak indigo Hanyalah Penamaan-Penamaan yang
berlebihan, dari orang atau sekolompok orang yang memiliki
kepentingan. Atau mereka hanya ingin dikultuskan karena
menciptakan 'istilah-istilah baru' dan kemudian menjadi ahlinya.
Saya jadi teringat, "Bahwa tidak ada yang baru di bawah sinar
matahari." Plus dan minusnya dari peribahasa ini adalah.. Orang
kadang cenderung malas mencoba jalan baru, gaya baru, bahkan membuat
pemikiran sendiri.. Yang tentu saja baru.. Karena konteks zaman yang
berbeda, ruang-waktu yang berbeda.. Dan apabila pemikiran atau gaya
hidupnya mirip orang di masa lampau.. Maka itu hanya interpretasi
orang atau kelompok.. Yang bisa saja ada kepentingan di baliknya.
Pertanyaan pun muncul lagi, "Apakah ada orang yang hidup tanpa
kepentingan?
Pada dasarnya hidup adalah sebuah pemberian. Kita diberikan suatu
kondisi dengan status sosial, ekonomi dan segala macamnya yang pada
dasarnya menentukan arah kita mau kemana. Setelah kita mengetahui
kenapa kita diberikan banyak keberlimapahan dan keberlebihan.
pun kurang dan sangat kekurangan.. Semua memiliki maksud dan tujuan
tertenju juga.
Yang paling penting (yang tidak melulu soal kepentingan) adalah kita
tahu arah kita mau kemana. kita mengetahui apa yang kita tuju. Yaa
mau jalannya mau bolak balik, lewat jalan pintas, atau mencermati
tiap langkah.. Adalah pilihan yang kembali pada masing-masing
individu.. Tapi apabila seseorang tidak tahu arah dan tujuannya mau
kemana.. Itu-lah yang cukup berbahaya bagi individu tersebut.
Karena.. Ia sepertinya halnya angin. Yaa.. Jadi orang yang angin-
anginan.
Saya memiliki unsur angin yang cukup kuat. Bukan berarti saya selalu
kentut setiap saat.. Atau senang bermain dengan asap rokok. Saya
memang memilih untuk tidak terlalu berpolitik, bertujuan, atau pun
berkepentingan.
saya sendiri.. Tapi itulah indahnya kehidupan.. Bahwa sesuatu yang
berbahaya : bukan karena kita naik jet coaster, atau ikut simulasi
perang, outbound, dan segala bentuk permainan (yang dibuat)
cenderung imitasi. Tapi menjadikan hidup kita sendiri sebagai
sesuatu yang berbahaya.. Bahkan bagi diri kita sendiri.
Ada sebuah kalimat hapalan yang selalu saya hapalkan pada diri saya
sendiri :
"Revolusi bukan menunjukkan jalan untuk hidup, tapi revolusi membuat
hidup kita Lebih Hidup."
-Crimethink page sekian-sekian-
join this group
with tinta_negatif@
for further information
please call : 021-92589843
Post message: gerakan_antikultus@
Subscribe: gerakan_antikultus-
Unsubscribe: gerakan_antikultus-
List owner: gerakan_antikultus-
04 January 2008
--- End forwarded message ---
Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, BS, MS degree - College-Finder.net.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar