Ketika orang sudah "berbicara" bagaimana sebaiknya, bagaimana
seharusnya, kudu begini kudu begitu, dengan berbagai kepentingannya
disitulah sudah masuk wilayah politik.
Warisan Orde Baru yang telah meracuni bahwa berpolitik itu kotor,
berpolitik itu haram, berpolitik itu najis. Yang hanya boleh
berpolitik itu hanya kaum elit penguasa saja.(dulu dwifungsi ABRI).
Karena kesadaran berpolitik sudah dicuci 'bersih' (apa kotor?) oleh
Orde Baru selama 30 tahun lebih, maka pendidikan politik dan etika
politik di Indonesia sangat miskin atau minim sekali.
Buktinya sekarang ini PILKADAL selalu disertai dengan KERIBUTAN atau
KERICUHAN di Daerah-daerah dimanapun Pilkadal dilakukan.
Belum siap berbeda pendapat, rebutan jadi pemimpin, dan pemimpin yang
memanfaatkan masyarakat bodoh(massa menggambang) untuk menggalang
dukungan dengan otot bukan dengan otak.
Berbeda pendapat masih selalu berakhir dengan kekerasan fisik.
gotho
--- In psikologi_transform
>
> Saya khawatir Anda merancukan makna 'politik' dan 'ideologi'. Secara
sangat
> sederhana, 'politik' bisa diartikan sebagai 'cara untuk mencapai
kekuasaan'
> (dalam arti luas, bukan cuma sebatas 'kekuasaan negara'). Jadi kalau
ada yang
> mengklaim berpolitik tapi sasarannya bukan kekuasaan, maka dia pasti
bo'ong
> besar, atau dia salah kaprah dalam memakai istilah 'politik'.
>
> Kalau sesuatu yang mengarahkan kesadaran kita dengan cara tertentu
sehingga
> terjadi distorsi atas realitas dalam kesadaran kita, itu namanya
'ideologi'.
>
> manneke
>
> Quoting tinta_negatif <tinta_negatif@
>
> > Politik itu apa sih? Coba yang ini dulu deh
> >
> > sesuatu yang tertanam dalam diri seperti pemikiran dimana.. di
ruang atau
> > waktu mana pun kita tidak lagi mampu menilai segala sesuatu
berdasarkan.
> > apa yang terjadi pada ruang waktu tersebut. Pada benda-benda yang
> > menunjukkan dirinya sendiri. Atau pun mahluk hidup. Politik
membuat kita
> > kehilangan kemampuan untuk menganalisa.
memiliki agenda.
> > Memiliki sebuah pemahaman terhadap segala sesuatu yang kita
pikirkan..
> > namun belum dibuktikan dalam kenyataan. Atau belum mengalaminya.
> > Politik! Membuat kita kehilangn untuk merasa
> >
> > --- In psikologi_transform
> > <aharyono@> wrote:
> > >
> > > Kutipan para.2 yang di breakdown:
> > >
> > > 1. Gerakan Anti Kultus bukanlah Gerakan Politik.
> > >
> > > 2. Karena politik itu sendiri Mewakili kelompok, isme, atau pun
golongan.
> > >
> > > 3. Sedangkan Anti Kultus Bertujuan untuk mengkritisi itu semua
(kelompok,
> > > isme,
> > > nasionalis, isme atau pun Golongan). "
> > >
> > >
> > >
> > > Anwar:
> > >
> > > "Anti kultus" itu adalah bukannya juga kelompok/golongan.
kalimat
> > no
> > > 2 di atas bisa ditulis ulang menjadi: "karena politik itu
sendiri mewakili
> > > anti kultus".jadi anti kultus berpolitik juga dong.
> > >
> > >
> > >
> > > Politik itu apa sih? Coba yang ini dulu deh
> > >
> > >
> > >
> > > Salam,
> > >
> > > anwar
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > _____
> > >
> > > From: psikologi_transform
> > > [mailto:psikologi_transform
> > tinta_negatif
> > > Sent: Wednesday, January 02, 2008 7:53 PM
> > > To: vincentliong@
> > > psikologi_transform
> > > Subject: [psikologi_transfor
Bukanlah
> > Gerakan
> > > Politik!
> > >
> > >
> > >
> > > --- In gerakan_antikultus@
<mailto:gerakan_
> > > yahoogroups.
> > > <tinta_negatif@
> > >
> > > Gerakan Anti Kultus Bukanlah Gerakan Politik!
> > >
> > > Gerakan Anti Kultus bukanlah Gerakan Politik. Karena politik itu
> > > sendiri Mewakili kelompok, isme, atau pun golongan. Sedangkan Anti
> > > Kultus Bertujuan untuk mengkritisi itu semua (kelompok, isme,
> > > nasionalis, isme atau pun Golongan).
> > >
> > > Sebelum membahas lebih jauh tentang Gerakan Anti Kultus bukanlah
> > > Gerakan Politik.. Mari kita cermati bagaimana terciptanya sebuah
> > > kelompok, isme, atau pun golongan. Berawal dari satu tokoh atau
> > > individu yang berjasa pada lingkungan sekitarnya. Tokoh atau
> > > individu itu tersebut kemudian mati. Kematiannya kemudian dilebih-
> > > lebihkan dalam rangka menghormati jasa-jasanya, dan agar para cucu
> > > kemudian mencontoh dan menjadikan si Tokoh dan Individu sebagai
> > > panutan. Cara paling mudah menjawab pertanyaan para cucu-cucu yang
> > > lahir ratusan tahun kemudian tentang si Pahlawan.. Adalah dengan
> > > membuatkan Patung.
> > >
> > > "Kek.. Emang pahlawan kita seperti apa sih bentuknya."
> > >
> > > "Lihat saja ke taman tengah kota.. Dia berdiri tegak tanpa lapar
dan
> > > dahaga?"
> > >
> > > "Bagaimana bisa?"
> > >
> > > "Karena mereka patung?"
> > >
> > > "Apakah mereka benda mati."
> > >
> > > "Itu tidak penting, karena ketika masih hidup.. Itulah yang mesti
> > > kita pelajari?"
> > >
> > > "Tapi bagaimana caranya patung itu berbicara?"
> > >
> > > "Ah, gayamu seperti Ibrahim (cucu Adam) saja.."
> > >
> > > Namun dengan kelahiran fotografi (kemampuan merekam gambar diam)
dan
> > > juga sinematografi (kemampuan merekam gambar bergerak), maka
> > > pengkultusan akan semakin mudah dilakukan. Seseorang bisa menaruh
> > > poster idola atau bahkan foto idola beserta tanda tangan, 'hanya
> > > karena apa yang dikaryakan' mewakili perasaan, ideologi atau pun
> > > pemikiran kamu atau kalian. Ini tentu saja pukulan mundur bagi
> > > individu apabila kemudian.. Individu mulai mengutip kata-kata si
> > > idola. Dan tidak berani mengatakan pendapatnya sendiri. Atau bahkan
> > > bertarung dengan musuh si Idola.. Karena si idola bermusuhan
> > > dengannya.
> > >
> > > Dalam politik seperti Kapitalisme melawan Komunisme dalam perang
> > > dingin berapa puluh tahun yang lalu, seseorang yang memilih blok
> > > kapitalisme menjadi lebih cenderung individualis karena 'yang kaya
> > > makin kaya karena berusaha' dan 'yang miskin semakin miskin juga
> > > karena berusaha tapi tidak ada modal'. Dimana dalam komunisme 'yang
> > > kaya adalah negara dan orang kesejahteraan orang banyak diatur oleh
> > > negara'.. Dan tentu saja yang kaya adalah orang-orang pemerintahan.
> > > Jadi apabila dalam politik Komunisme satu-satunya caranya agar anda
> > > kaya dan sejahtera adalah dengan menjadi Penjilat Pemerintah.
> > > Sedangkan dalam politik Kapitalisme.
> > > kaya dan sejahtera adalah dengan menjadi Penjilat Pemilik Modal
> > > (penguasa, perusahaan besar, dan Orang-Orang Yang Dikultuskan)
> > >
> > > Yang Minus dari Politik adalah kita kehilangan kemampuan untuk
> > > menganalisa berdasarkan perasaan dan sudut pandang kita sendiri.
> > > Karena apabila anda masuk dalam suatu partai politik atau golongan
> > > isme (ajaran) politik tertentu maka.. Anda akan didogmakan,
> > > didongeng dan doktrinkan.. Tentang kekurangan-kekurang
> > > politik lainnya.. Begitu juga didogmakan, didongeng dan doktrinkan
> > > kelebihan dari partai politik dan golongan isme (ajaran) politik
> > > yang kita anut.
> > >
> > > Kebanggaan politik yang kita anut tidak ada bedanya dengan seorang
> > > borjuis yang membanggakan rumah atau mobil yang dimilikinya.
> > > Kebanggaan ajaran atau isme yang kita anut tidak ada bedanya dengan
> > > ras yang kita banggakan karena mampu bertahan di berbagai belahan
> > > dunia (termasuk budaya yang tidak terkontaminasi)
> > > kekasih yang kita miliki entah karena fisik atau intelegensi tidak
> > > ada bedanya dengan pengkultusan idola yang seakan tidak bertambah
> > > tua dan jelek karena foto yang kita simpan dari internet
> > > atau : 'jepretan kita sendiri'.
> > >
> > > Maka apakah Gerakan Antikultus adalah sebuah gerakan politik.
> > > Jawabannya adalah tidak karena kita terus mengkritisi siapa yang
> > > kita idolakan. Siapa yang kita kultuskan.. Sampai kita tidak perlu
> > > lagi mengutip kata-kata mereka atau individu tersebut.. Atau cara
> > > paling aman adalah dengan memahami kata-kata mereka atau individu
> > > tersebut.. Dan mulai bicara esensi atau makna yang sama denga gaya
> > > bahasa sendiri. Atau dengan kata lain : Pendapat.
> > >
> > > " Karena apabila pertentangan pendapat antara kamu dan orang lain..
> > > Adalah bukti nyata bahwa masih ada tokoh idola (yang terkultuskan
> > > terselubung)
> > >
> > > "Sebab demokrasi menurut saya adalah kebebasan berpendapat. Namun
> > > apabila seseorang kehilangan kebebasan berpendapat karena pihak
> > > lain, karena caci maki, teror, maka demokrasi lagi-lagi hanyalah
> > > teori semu."
> > >
> > > "Dan beranikah kalian mengatakan sesuatu dari orang yang kamu
> > > kultuskan berdasarkan pemahamanmu sendiri? Dan dengan gaya bahasamu
> > > sendiri, tanpa menjadikan dirimu tokoh untuk dikultuskan bagi orang-
> > > orang yang belum mengetahui sejauh kamu mengetahui diri atau
> > > kelompoknya?
> > >
> > > --- End forwarded message ---
> > >
> > > join this group :
> > >
> > > http://groups. <http://groups.
> > > yahoo.com/group/
> > >
> >
> >
> >
>
Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, BS, MS degree - College-Finder.net.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar