Waduh ampun mas, saya adalah orang islam tapi kayaknya artikel mas Leo tidak menyebut2 tentang islam ataupun kristen ataupun agama yang lain deh. :D
Bukankah ALLAH SWT itu adalah ALLAH semua agama?
Terlepas dari apapun itu, saya salute juga buat mas Hairul Anas Suaidi atas tanggapannya. Boleh tuh buku2nya yang direkomendasikan. Saya mau cari ah.
Hairul Anas Suaidi <anasyess@gmail.
Halo Mr. Leo Rimba, Mr. Didi dan sekutu-sekutunya..
di Rimba Internet
Siapa bilang Islam tidak mendukung sains? :)
Hanya ya mesti logis dan ilmiah, bukan asal analisa tanpa dasar dan pengetahuan.
(sekali lagi, supaya tidak diketawain oleh seluruh jenis makhluk).
Apa yang ditulis Mr. Leo jelas-jelas bukan sains, melainkan rubbish belaka :)
Bukan mencerahkan tapi menjengkelkan sekaligus menjijikkan.
Kalau Anda sekalian berani berwacana soal Sains, Qur-an, dan Sains,
silakan baca sebuah buku yang ditulis Dr. Maurice Buchaille,
seorang yang pindah agama dari Kristen ke Islam, judulnya:
Bible, Koran and Science.
Sebelum membacanya, Anda tak usah memfitnah Islam karena hanya akan mempermalukan Anda sendiri.
Bersama ini saya kirim link softcopy file tsb, untuk membuka wawasan Anda
sebelum banyak berkoar-koar dengan tutur bahasa yang makin hari makin tidak
berkualitas dan rubbish..
Sebagai hadiah pula, silakan baca: Dialog Ketuhanan Yesus .
Semoga membuka wawasan dan hati Anda sekalian untuk mencari hidayah yang lurus.
Ketahuilah bahwa dalam Quran tidak ditemukan pertentangan-pertentangan dengan sains.
Tapi sebaliknya dengan Bible.
Jika tidak tertarik membaca Quran, baca saja Bible Anda, pasti Anda pusing sendiri
dengan pertentangan-pertentangan di sana-sini.
Ideologi Anda sudah porak-poranda sedari awal.
Hanya orang hatinya mati atau busuk yang tidak datang dan kembali pada Islam. :)
Regards,
Hairul Anas Suaidi
NB. Bagi rekans yang tak dapat membaca email versi HTML, silakan ambil file di:
http://www.megaupload.com/?d= danU0MWA69V
http://www.megaupload.com/?d= 27N66IRT 2008/3/16 leonardo rimba <leonardo_rimba@yahoo.com >:Terimakasih atas tanggapan dari Rekan Didi,
Well, kurang lebih seperti itulah. Kalau kita sudah
bisa melepaskan diri dari KEMELEKATAN (Attachment)
dari segala sesuatu yang dicekokkan ke kepala kita
oleh segala ulama itu, maka itu sudah suatu langkah
yang cukup LUMAYAN.
Cukup lumayanlah, daripada kita dipermainkan terus
oleh segala ustads yang duduk di MUI itu, yang katanya
pegang "Kunci Surga", hmmm hmmm hmmm... Biarin aja
mereka pegang "Kunci Surga", because kita bisa buka
Surga pake LINGGIS. Buka aja, emang kenapa ?
So what, gitu lho !
Leo
Note: forwarded message attached.
---------- Forwarded message ----------
From: didi <didin_g@yahoo.com >
To: indo-skeptics@yahoogroups. com
Date: Sat, 15 Mar 2008 08:17:52 -0700 (PDT)
Subject: Re: [indo-skeptics] Re: "Allah" itu sebutan generik untuk "Tuhan"
Salam,
Penjelasan Pak Leo (belum kenal) tentang "Allah itu sebutan generik untuk Tuhan" sebetulnya penjelasan yang sangat luar biasa dan mengagumkan. Orang yang beragama Islam harunya bahagia dengan penjelasan ini (Bukankah orang bertagwa itu adalah orang2 yang selalu mempelajari ayat ayat dan tanda tanda kebesaran Tuhan).
Sekarang ini ada tiga penjelasan tentang hubungan agama dan pengetahuan (sains) :
1. Agama dan sains adalah bertentangan dan tidak mungkin bisa didiskusikan. Mungkinkah ini yang dimaksudkan oleh pengkritik Mas Leo dibawah ini.
2. Agama dan Sains memiliki kekuasaan (domain) yang berbeda dan harus jalan sesuai dengan fungsinya masing2.
3. Agama dan Sains mempunyai hubungan dan bisa didiskusikan.
Saya fikir Pak Leo masuk dalam penjelasan ketiga. Mengapa Agama dan Sains bisa didiskusikan? Jawaban Paul Davies dalam bukunya The Mind of God yakni :
- Agama mengabarkan melalui kitab sucinya pertanyaan2 tentang Tuhan. Bukankah Surat Al - Ikhlas sebenarnya menjawab pertanyaan tentang Tuhan! Pertanyaan agama sekarang sudah sampai pada apa yang dilakukan Tuhan sebelum adanya penciptaan?
- Sama dengan Sains yang juga pertanyaanya adalah apa yang terjadi ketika detik nol belum dimulai?
Cobalah direnungkan makna "la ilah ha ilah la", bukankah itu jawaban dari dua pertanyaan diatas.
Wassalam,
Didi
leonardo rimba <leonardo_rimba@yahoo.com > wrote:
Bagi2 dunk pengetahuannya tentang Islam !
Leo
--- zarnuji_its <zarnuji_its@yahoo.co. > wrote:id
> kalo gak paham islam mbok ya gak usah omong sok
> agama sok islam, ngaca
> deh,
>
> --- In indo-skeptics@yahoogroups. , leonardo rimbacom
> <leonardo_rimba@...> wrote:
> >
> > "ALLAH" ITU SEBUTAN GENERIK UNTUK "TUHAN"
> >
> >
> > Dear Friends, Aku kok merasa kata "Allah" itu
> sifatnya
> > GENERIK, seperti nama obat generik begitu, sebab
> dalam
> > KONTEKS ASLI agama-agama Samawi yang pertama kali
> > hukum-hukumnya dituliskan oleh Nabi Musa, nama
> Tuhan
> > (Ilah) itu TIDAK BOLEH disebut dengan sembarangan.
> >
> > Gak bisa kita bilang insyaallah, alhamdulilah,
> dsb...
> > Kalaupun itu diucapkan, berarti kata "Allah" yang
> ada
> > disitu sebenarnya KATA GENERIK untuk menggantikan
> nama
> > Tuhan (Ilah)yang asli.
> >
> > Selama ribuan tahun seperti itu prakteknya. Jadi,
> > orang-orang Yahudi itu menyebut nama Tuhan (Ilah)
> > sebagai "Adonai" (Gusti), dsb..., tetapi nama
> Tuhan
> > (Ilah) yang asli itu TIDAK BISA disebutkan,
> apalagi
> > oleh orang2 kebanyakan.
> >
> > Setahu aku, NAMA TUHAN itu cuma bisa dibisikkan
> satu
> > tahun sekali oleh IMAM AGUNG Yahudi di dalam Ruang
> > Maha Suci yang letaknya di dalam Baitullah yang
> ASLI
> > di Yerusalem.
> >
> > HUKUM TAURAT sendiri menuliskan salah satu HUKUM
> UTAMA
> > itu sbb: "Thou shalt not take the name of the LORD
> thy
> > God in vain; for the LORD will not hold him
> guiltless
> > that taketh his name in vain."
> >
> > Artinya, TIDAK BOLEH MENYEBUT NAMA TUHAN (Ilah)
> dengan
> > sia-sia. Gak boleh sembarangan diucapkan, gak bisa
> > sebentar2 bilang insyaallah dan alhamdulilah.
> >
> > Tetapi kita tahu bahwa ada istilah-istilah
> insyaallah,
> > alhamdulilah, MASYAOLLOH, YA OLLOH, dsb... Dan itu
> > sangat terlalu umum. So, kesimpulannya, kata
> "Allah"
> > itu adalah kata generik untuk menyebut nama Tuhan
> > (Ilah) dan BUKAN nama Tuhan (Ilah) yang asli
> seperti
> > diberikan kepada Nabi Musa.
> >
> > Kalau itu nama Tuhan (Ilah) yang asli, maka
> seharusnya
> > tidak boleh diucapkan. Kita hanya bisa menyebut
> KATA
> > PENGGANTINYA.
> >
> > So, apakah kata "Allah" adalah KATA PENGGANTI
> untuk
> > menyebut nama Tuhan (Ilah) yang asli ???
> >
> >
> > +++
> >
> >
> > Kita ingat ucapan: "la ilah ha ilah la"
> >
> > Nah, apakah itu artinya ? Bukankah itu artinya
> NETRAL?
> > Semuanya kembali ke ASAL, HENING, SAMADHI.
> >
> > "la ilah ha ilah la". Artinya: la ilah = ilah la.
> > Artinya itu 0 (NOL). Netral.
> >
> > Maksudnya, mbok ya yang ITU dirasakan saja, dan
> TIDAK
> > USAH disebut-sebut karena memang TIDAK BISA untuk
> > disebutkan. Tetapi manusia itu kan keblinger,
> maunya
> > sesuatu yang bisa DIUCAPKAN. Pedahal nama itu
> tidak
> > bisa diucapkan.
> >
> > la ilah = ilah la. Artinya, "nama" itu TIDAK BISA
> > DISEBUTKAN. Unmentionable.
> >
> > Itu termasuk "the secret" yang mungkin cuma
> diketahui
> > oleh orang-orang sufi. Pengertian itu baru masuk
> ke
> > aku, so it means I have to share it with you all.
> > Maybe akan ada gunanya juga.
> >
> >
> > +++
> >
> >
> > Di bagian atas aku tulis bahwa:
> >
> > "la ilah ha ilah la" itu artinya:
> >
> > la ilah = ilah la, dan itu artinya:
> >
> > 0 (NOL) alias NETRAL. Dan itu adalah PANCER.
> Sumber
> > dari segala sesuatu itu memang KOSONG. Dan kosong
> itu
> > simbolnya 0 (NOL), segalanya akan masuk ke dalam
> > pancer, dan keluar lagi sebagai SADULUR PAPAT.
> >
> > Nah, SADULUR PAPAT = PANCER.
> >
> > Sadulur Papat itu juga NAMA yang tidak bisa
> > disebutkan. Nabi Musa menuliskannya sebagai "JHVH"
> dan
> > itu yang benar-benar HARAM untuk diucapkan.
> >
> > Nabi Musa kan pendiri agama-agama SAMAWI dengan
> Kitab
> > Tauratnya itu, bahkan kisah-kisah para nabi
> > pendahulunya itu, Ibrahim, Yakub, Yusuf, dsb...
> > semuanya ditulis oleh Nabi Musa.
> >
> > Nah, Nabi Musa MEMPEROLEH WAHYU bahwa NAMA itu
> adalah
> > "JHVH" dan dia bilang itu HARAM untuk disebutkan.
> >
> > JHVH artinya Empat Elemen Alam Semesta (Sadulur
> Papat)
> > which is Udara, Air, Api, dan Tanah.
> >
> > Nah, Nabi Muhammad sebagai PENUTUP BARISAN dalam
> > kelompok nabi-nabi di Agama-agama Samawi
> MEMPEROLEH
> > WAHYU bahwa NAMA itu adalah "la ilah ha ilah la"
> >
> > Artinya: la ilah = ilah la, alias 0 (NOL) / NETRAL
> /
> > PANCER.
> >
> >
> > +++
> >
> >
> > Lalu kita bisa hubungkan dan MEMANG NYAMBUNG.
> "JHVH"
> > dari Nabi Musa itu = "la ilah ha ilah la" dari
> Nabi
> > Muhammad.
> >
> > Sadulur Papat = Pancer
> >
> > Dan itu memang tidak perlu disebutkan, tetapi
> > DIRASAKAN SAJA.
> >
> > Kita manusia itu SADULUR PAPAT. Dan NAMA itu
> PANCER.
> >
> > Sadulur Papat = Pancer
> >
> > Jagat Cilik = Jagat Gede
> >
> > Mikrokosmos = Makrokosmos
> >
> > Tetapi yang seperti ini kan merupakan PEMAHAMAN
> > SPIRITUAL. It's my understanding of the essence
> dalam
> > agama-agama Samawi.
> >
> >
> > +++
> >
> >
> > Berarti kan benar bahwa istilah "Allah" itu BUKAN
> nama
> > God, melainkan semacam istilah pengganti saja.
> >
> > Ilah itu kan artinya TUHAN. Nah, itu kan KATA
> > PENGGANTI. Suatu KATA GENERIK.
> >
> > Lalu di syahadat disebutkan "la ilah ha ilah la".
> >
> > Artinya kan "tiada ilah selain ilah tiada".
> >
> > Itu toh artinya ?
> >
> > Nah, istilah "Allah" itu kan asalnya dari "ilah
> la".
Rise to the challenge for Sport Relief with Yahoo! for Good
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar