Kabar baik Mba...
juga Simba dan Chiara..hehehe.
Prejudice ya? terhadap Hendrik atau apa/siapa? kita memang mudah
sekali terjebak pada hal itu...:)
kalau soal cowok paling cakep sedunia Hendrik Bakrie...saya betah di
psi trans ini karena Dia...tulisan tulisan dia (justru bukan tulisan
Audi lho...)..meski kesan yang ditangkap adalah menjelekan agama
lain selain Islam..buatku si ga masalah. ada banyak hal bisa ku
pelajari dari Hendrik, misalnya bagaimana Nala harus beragama
(beriman), membangun relasi beragama dengan yang lain,
dst..dst....
(sori ya Mas Audi jangan mengejarku seperti kamu ngejar Mba Swasti
hehehehe)...
smile with me
Nala
--- In psikologi_transform
<swastinika@
>
>
> Hai juga, Nala, apa kabar Simba dan Chiara ;)?
>
> Yang Nala bilang memang benar: dalam membaca jangan menghilangkan
> kontekstual dan kesejarahan. Tapi, kita juga harus hati2 jangan
sampai
> terjebak dalam prejudice :)
>
> Gak bisa dipungkiri bahwa Hendrik tuh senangnya "bikin kontroversi"
> dengan "menjelek2an agama lain". Bahkan awal keterlibatan saya di
milis
> ini pun (boleh tanya Mbah Goen, kayaknya beliau masih ingat ;))
adalah
> untuk "menangkis" postingnya Hendrik :)
>
> Cumaaa.. selain memperhatikan kesejarahan, saya memperhatikan juga
isi
> masing2 tulisan. Nggak ada orang yang 100% salah atau 100% benar.
Bahkan
> dari mulut seorang penjahat sekalipun mungkin keluar pelajaran2
berharga
> :) Tidak bisa kita mengatakan bahwa kalau yang ngomong si A pasti
jelek
> dan harus ditentang tanpa harus dibaca dulu :)
>
> Kalau bicara apakah omongan Mas As As & Mas Wendi benar, well..
menurut
> saya memang omongan keduanya benar. Tidak harus sebuah hukum yang
> berlaku ribuan tahun saat ini harus digunakan, karena toh
masyarakat
> berkembang. Namun.. kalau bicara konteks, dalam konteks fwd-an
Hendrik
> yang ini (yang ini lho ya, bukan yang lain2) komentar Mas As As &
Mas
> Wendi jadi agak kurang nyambung, menurut saya.
>
> Gitu, Nala, maksud saya :) Sebenernya yang rugi kita sendiri, kok,
kalau
> mengabaikan hal2 seperti ini. Kita kehilangan apa yang bisa kita
> pelajari karena tertutup oleh kelengahan kita sendiri :)
>
> Salam,
>
>
> --- In psikologi_transform
> <nalaratih@> wrote:
> >
> > Halo Mba Swasti,
> > simpel aja deh...dalam membaca...tidak mungkin hanya
> > berlogika...
> > kata si Arif Budiman sih...jangan menghilangkan kontekstual dan
> > kesejarahan (ini kritiknya pada ilmuwan sosial di
Indonesia)..
> > dikatakan Kangmas As as dan Mas Wendi saya setuju...
> > Mungkin memang benar yang di posting oleh Hendrik itu rasional
tanpa
> > usaha menjelekkan agama lain????( tanda tanya besar sekaleeee..)
> > soale ada banyak hal yang jika dengan logika rasional maka akan
> > tidak terjawab dan ujung ujungnya hanya "uring-uringan" sendiri
> > (masih mending ini)...misalnya Jesus tuh kapan sih tepatnya
lahir?
> > benerkah tanggal 25 Desember???padahal tidak dinyatakan secara
> > eksplisit...
> > berdua...jangan picik lah dalam berpikir menyikapi diskusi agama,
> > lebih-lebih hanya menggunakan rasionalitas semata....:)
> >
> > pertanyaan Nala adalah kenapa Kitab Suci dari masing-masing agama
> > tuh ndak habis di makan jaman?? kenapa mereka tetap menjadi
sumber
> > kebajikan, selalu jadi acuan??? apakah karena kebenaran secara
> > logika saja??......
> >
> > smile with me
> > Nala
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar