Waduh,mas yg satu ini heboh bener....betul
kagak?!hahahahh.
____________
Sent from my phone using flurry - Get free mobile
email and news at: http://www.flurry.
--- Original Message ---
Date: Thu Aug 30 00:43:43 PDT 2007
From: hendrik bakrie <henrik12syiah@
To: psikologi_transform
Subject: Re: Nala --> Re: [psikologi_transfor
perempuan dalam perspektif agama samawi
---
hahaaha.....
khan melalui para nabi dan mungkin tuhan yg jadi
manusia juga dan mungkin kebohongan yg dianggap benar
dan suci....
jadi kualitas atau nilai positif dari suatu agama yg
memiliki kitab suci adalah kemampuannya dalam
memberikan suatu permasalahan dengan jelas dan lebih
logis dari agama yg lain...
jadi jika sebuah kitab suci yg isinya telah tidak
asli lagi atau cenderung untuk sulit atau bahkan tidak
masuk akal untuk diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat.
kegilaan jika kita menghabiskan seluruh hidup kita dan
mengajarkan kepada yg kita cintai.... betul
kagak...??? jadi jika kitab sucinya udah kagak asli
dan tidak masuk akal lalu ngapiin disimpan...?
bakar aja... atau berikan kepada org2 yg "mau
bego".... betul kagak...????
hahaha.....hahahaha
matematika, fisika, kimia, pilih istri, pilih makanan,
dll aja perlu logika... kalau kagak gunakan logika
maka pasti hasilnya adalah "kebodohan".
sampai S3 (atau mungkin S4 alias es teler kalau
ada)... ketemunya tentu aja orientasi adalah
menggunakan logika dalam menyelasaikan setiap
permasalahan.
tidak lepas dari pengetahuan2 yg rasional... kalau
kita sudah tau kecilnya virus dan panasnya matahari,
lalu apakah pantas,logis,
sejati itu manusia yg punya lobang hidung untuk
bernapas....
sih....??? kalau dengan sex maka sidharta bisa lahir,
maka apakah benar jika kita harus membenci
sex....????.
dengan org baik2 lalu kenapa org2 yg ingin baik
(sempurna) tidak boleh mempunyai anak dan istri...????
hahahha.....
ternyata perasaan bertentangan dengan logika maka yg
manakah yg dipilih....?
goenardjoadi <goenardjoadi@
lho kok namaku dipanggil...
he he he
memang Mbak Swasti nika memang moderate dari sononya,
saya kalau
baca emailnya Hendrik ora mudheng, baru setelah
dibahas Swastinika
baru ngerti, he he he.
Nah Nala,
pertanyaan Nala adalah kenapa Kitab Suci dari
masing-masing agama
tuh ndak habis di makan jaman?? kenapa mereka tetap
menjadi sumber
kebajikan, selalu jadi acuan??? apakah karena
kebenaran secara
logika saja??......
namanya kitab suci itu petunjuk dari sononya
[asalnya]. jangankan
Sang Budha, atau Jesus, atau Mahatma Gandhi, saya aja
kalau
menerawang juga ketemunya sami mawon,
jadi ini bukan masalah logika, tapi peranaan [eh
salah, perasaan
jiwa]..
salam,
goen
--- In psikologi_transform
"swastinika"
<swastinika@
>
> Hai juga, Nala, apa kabar Simba dan Chiara ;)?
>
> Yang Nala bilang memang benar: dalam membaca jangan
menghilangkan
> kontekstual dan kesejarahan. Tapi, kita juga harus
hati2 jangan
sampai
> terjebak dalam prejudice :)
>
> Gak bisa dipungkiri bahwa Hendrik tuh senangnya
"bikin kontroversi"
> dengan "menjelek2an agama lain". Bahkan awal
keterlibatan saya di
milis
> ini pun (boleh tanya Mbah Goen, kayaknya beliau
masih ingat ;))
adalah
> untuk "menangkis" postingnya Hendrik :)
>
> Cumaaa.. selain memperhatikan kesejarahan, saya
memperhatikan juga
isi
> masing2 tulisan. Nggak ada orang yang 100% salah
atau 100% benar.
Bahkan
> dari mulut seorang penjahat sekalipun mungkin keluar
pelajaran2
berharga
> :) Tidak bisa kita mengatakan bahwa kalau yang
ngomong si A pasti
jelek
> dan harus ditentang tanpa harus dibaca dulu :)
>
> Kalau bicara apakah omongan Mas As As & Mas Wendi
benar, well..
menurut
> saya memang omongan keduanya benar. Tidak harus
sebuah hukum yang
> berlaku ribuan tahun saat ini harus digunakan,
karena toh
masyarakat
> berkembang. Namun.. kalau bicara konteks, dalam
konteks fwd-an
Hendrik
> yang ini (yang ini lho ya, bukan yang lain2)
komentar Mas As As &
Mas
> Wendi jadi agak kurang nyambung, menurut saya.
>
> Gitu, Nala, maksud saya :) Sebenernya yang rugi kita
sendiri, kok,
kalau
> mengabaikan hal2 seperti ini. Kita kehilangan apa
yang bisa kita
> pelajari karena tertutup oleh kelengahan kita
sendiri :)
>
> Salam,
>
> --- In psikologi_transform
"nalaratih"
> <nalaratih@> wrote:
> >
> > Halo Mba Swasti,
> > simpel aja deh...dalam membaca...tidak mungkin
hanya
> > berlogika...
mentah..kalau
> > kata si Arif Budiman sih...jangan menghilangkan
kontekstual dan
> > kesejarahan (ini kritiknya pada ilmuwan sosial di
Indonesia)..
> > dikatakan Kangmas As as dan Mas Wendi saya
setuju...
> > Mungkin memang benar yang di posting oleh Hendrik
itu rasional
tanpa
> > usaha menjelekkan agama lain????( tanda tanya
besar sekaleeee..)
> > soale ada banyak hal yang jika dengan logika
rasional maka akan
> > tidak terjawab dan ujung ujungnya hanya
"uring-uringan" sendiri
> > (masih mending ini)...misalnya Jesus tuh kapan sih
tepatnya
lahir?
> > benerkah tanggal 25 Desember???padahal tidak
dinyatakan secara
> > eksplisit...
mereka
> > berdua...jangan picik lah dalam berpikir menyikapi
diskusi agama,
> > lebih-lebih hanya menggunakan rasionalitas
semata....:)
> >
> > pertanyaan Nala adalah kenapa Kitab Suci dari
masing-masing agama
> > tuh ndak habis di makan jaman?? kenapa mereka
tetap menjadi
sumber
> > kebajikan, selalu jadi acuan??? apakah karena
kebenaran secara
> > logika saja??......
> >
> > smile with me
> > Nala
>
------------
Shape Yahoo! in your own image. Join our Network
Research Panel today!
____________
Check out tonight's top picks on Yahoo! TV.
http://tv.yahoo.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar