--- In analisis_eksistensi
<rimata66@..
Contain ilmu ? maksudnya content ilmu ?
Anda cukup sombong, tapi wajar juga karena anda masih muda.
Ijazah atau posisi bukan idola ?
Ya, karena idola itu tokoh.
Idola juga bukan simbol pencapaian.
Get my point? Anda baru ngambil metpen dan PIO tapi sudah
mencercanya dan bersombong-sombong sudah merasa banyak tahu .....
Silakan introspeksi diri ..... God bless you ....
Hendro
--- In analisis_eksistensi
<vincentliong@
> Vincent Liong answer:
>
> Saya belum sampai meminta anda mengenal diri sendiri (personal)
karena
> nga ada urusannya dengan saya. Karena nama maillist ini Analisis
> Eksistensial, jadi at least anda mengenal contain ilmu bukan nama
dan
> definisi Analisis Eksistensial.
>
> Setiap orang memiliki kebebasan untuk menentukan idola yang
sijadikan
> symbol pencapaian eksistensi diri bagi dirinya sendiri. Anda tidak
> bisa memaksa seseorang mengikuti suatu aturan analisis eksistensial
> tertentu di luar kehidupan pribadi orang tsb untuk membahas dan
> membuat judgment soal proses eksistensi orang tsb, kalau anda
terikat
> dengan hal ini maka kesimpulan yang anda buat bisa melenceng jauh.
>
> Dalam kerangka eksistensi diri saya ijasah atau posisi di lembaga
> pendidikan resmi itu bukan idola yang saya jadikan symbol
pencapaian
> eksistensi diri. Saya pada akhirnya mengundurkan diri dari Unika
Atma
> Jaya, idenya pas itu saya baru pulang dari mengerjakan project di
> seorang juragan pabrik plastik, parfum dan tenun di daerah Kopo
> Sayati, Bandung, dari saya SMP saya terbiasa mencari kerjaan di
luar
> yang dimana nilai saya tidak dihitung dari ijasah, S1, S2, S3, dlsb
> melainkan dari eksistensi nama saya yang saya bangun sejak kecil.
Saat
> itu saya mengikuti kuliah Psikologi Industri Organisasi. Semakin
saya
> mempelajari Psikologi Industri Organisasi maka semakin saya
menemukan
> perbedaan dengan bidang pekerjaan saya yang juga menyangkut ke
> owner-owner pabrik dan perusahaan-perusaha
> pegawai, kadang saya coba mendebat tetapi masalahnya memang ilmu
tsb
> dibuat bukan untuk mahasiswa mengukur untung rugi dengan reasoning
> sendiri tetapi menerima hasil yang disebut seharusnya mentah-
mentah,
> jadi akhirnya saya pilih membiarkan. Saya juga 2x tidak lulus
> matakuliah Metodologi Penelitian tetapi di sisi lain penelitian
saya
> sudah jadi bahkan sebelum saya mengikuti matakuliah tsb, yang jadi
> masalah kembali ke soal cara belajar dan menjawab yang sifatnya
> hafalan. Maka itu saya concern soal contain ilmu bukan nama jenis
ilmu
> saja tanpa contain.
>
> Kalau mau bergaya soal gengsi ala pendidikan; di kompatiologi saya
> punya asisten pribadi yang tidak digaji yang dulu mengajar di
> Pascasarjana Psikologi UI bagian Psikometri hingga akhirnya
mendapat
> SP resmi fakultas gara-gara terlibat proyek Kompatiologi, saya juga
> punya yang ahli PIO S2 juga dari UI, ahli kedokteran, dlsb. Ada
> istilah orang tidak harus pintar tetapi harus memiliki banyak orang
> pintar.
--- End forwarded message ---
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar