--- In analisis_eksistensi
<ivana.budianti@
Re: ...Kompatiologi jadi tidak etis (Mas Vincent emang ngehek)
Ivana Budianti wrote:
siapa yang bikin keharusan seperti itu mas?
lagian juga...apa urusannya mas Vincent dengan kita...kok maksa-maksa
kita mengenal diri sendiri...suka-
Psikolog? Terapis? dokter? siapa yang ngasih elo hak buat merubah kita
jadi seperti mau elo?
Eeee....baru Van inget sekarang...Elokan yang kuliah psikologi aja
otak kaga gablek kan???...eleh.
psikolog...napa ga mulai dari diri elo aja? kenali diri elo sendiri
dulu.
Looohhh...justru Van yang nunggu-nunggu nih....kapan Mas Vincentnya
diskusi yang sifatnya mewakili ilmu...karena ini milis analisis
eksistensial, ya ilmunya yang berhubungan dengan analisis
eksistensial.
Lhaaa Van balikk nanya...Mas ngerti engga fenomenologi dan
eksistensialisme itu apa?
Vincent Liong answer:
Saya belum sampai meminta anda mengenal diri sendiri (personal)
karena
nga ada urusannya dengan saya. Karena nama maillist ini Analisis
Eksistensial, jadi at least anda mengenal contain ilmu bukan nama dan
definisi Analisis Eksistensial.
Van:
siapa yang ngomong Mas Vincent meminta mengenal diri sendiri
(personal)?
siapa pula yang mau urusan dengan orang model Mas Vincent?
Betul Mas...milis ini namanya Analisis Eksistensial dan ukuran ngerti
enggaknya dari ngerti kontennya, bukan cuma namanya doang.
Lha bukannya justru Mas Vincent yg cuma belagu ngerti dengan
mengulang-ulang nama "Analisis Eksistensial"
Vincent Liong
Setiap orang memiliki kebebasan untuk menentukan idola yang sijadikan
symbol pencapaian eksistensi diri bagi dirinya sendiri. Anda tidak
bisa memaksa seseorang mengikuti suatu aturan analisis eksistensial
tertentu di luar kehidupan pribadi orang tsb untuk membahas dan
membuat judgment soal proses eksistensi orang tsb, kalau anda terikat
dengan hal ini maka kesimpulan yang anda buat bisa melenceng jauh.
Van
Betul Mas Vincent. Ini berlaku juga buat Mas Vincent yg bikin
judgement Mas Hendro ga ngerti eksistensialisme, padahal justru mas
Vincent sendiri yg sampai imel ini keliatan terlalu o'on untuk ngerti
eksistensialisme.
Nah, sekarang keliatan Mas...siapa yang melenceng jauh? u see?
Vincent Liong
Dalam kerangka eksistensi diri saya ijasah atau posisi di lembaga
pendidikan resmi itu bukan idola yang saya jadikan symbol pencapaian
eksistensi diri.
Van:
Tunggu...tunggu sebentar mas. Mari kita urai. Ada beda antara "bukan
idola saya" dengan "saya gagal menjadikan idola". Tau bedanya?
Nah karena mas Vincent ini o'on, Van jelasin bedanya
Kalau "bukan idola saya" dari awal mas ga akan masuk psiko Atmadjaya,
tapi jelas Mas masuk ke sana dan GAGAL.
Jadi lebih tepat, mas sebenarnya kepingin mengidolakan gelar
psikolog, tapi gagal.
Jadi kalimat yang tepat "saya gagal menjadikan idola". Right?
Vincent Liong
Saya pada akhrnya mengundurkan diri dari Unika Atma
Jaya, idenya pas itu saya baru pulang dari mengerjakan project di
seorang juragan pabrik plastik, parfum dan tenun di daerah Kopo
Sayati, Bandung, dari saya SMP saya terbiasa mencari kerjaan di luar
yang dimana nilai saya tidak dihitung dari ijasah, S1, S2, S3, dlsb
melainkan dari eksistensi nama saya yang saya bangun sejak kecil.
Van
udah mas...ga usah belagu...Van punya kenalan anak Atmadjaya yg satu
SMU sama Van di Bandung. Info dia bisa dipercaya kok...kalaupun mas
tidak mengundurkan diri, mas benernya udah tinggal didepak aja dari
Atmadjaya. Iya khan?
Eksistensi sejak kecil? Mana buktinya? Kalo cuma sensasi itu bukan
eksistensi Mas. Yang penting contain mas...bukan sensasi. Biar
sensasinya selangit kalo otaknya kosong sama saja...ya modelnya jadi
o'on kaya mas Vincent gini...hi..hi.
Vincent Liong
Saat itu saya mengikuti kuliah Psikologi Industri Organisasi. Semakin
saya
mempelajari Psikologi Industri Organisasi maka semakin saya menemukan
perbedaan dengan bidang pekerjaan saya yang juga menyangkut ke
owner-owner pabrik dan perusahaan-perusaha
pegawai, kadang saya coba mendebat tetapi masalahnya memang ilmu tsb
dibuat bukan untuk mahasiswa mengukur untung rugi dengan reasoning
sendiri tetapi menerima hasil yang disebut seharusnya mentah-mentah,
jadi akhirnya saya pilih membiarkan.
Van:
Ck..ck..ck..
Vincent sehebat itu...mas Vincent pasti bisa mendebat di kelas
Psikologi Industri Organisasi..
Mas Vincent o'on
Udah deh...biar fair...tuh mumpung di sini ada Kang Heru yang pakar
psikologi industri organisasi..
kita...mana teori psikologi industri organisasi yang tidak sesuai
dengan kenyataan yg Mas temui?
Bisa gak buktikan ke kita2? Kalo ga bisa..udah deh...jgn tambah bikin
malu di sini...hi..hi.
Vincent Liong
Saya juga 2x tidak lulus
matakuliah Metodologi Penelitian tetapi di sisi lain penelitian saya
sudah jadi bahkan sebelum saya mengikuti matakuliah tsb, yang jadi
masalah kembali ke soal cara belajar dan menjawab yang sifatnya
hafalan. Maka itu saya concern soal contain ilmu bukan nama jenis ilmu
saja tanpa contain.
Van:
Penelitian Mas Vincent sudah jadi? Penelitian yang mana mas? Ada
buktinya gak?
Apa contain penelitiannya Mas? Kalo cuma coba-coba nyeleneh itu bukan
penelitian Mas. Kalo namanya penelitian..
dipertanggungjawabk
lantas asal ngomong seenak udel Mas Vincent...hi.
Vincent Liong
Kalau mau bergaya soal gengsi ala pendidikan; di kompatiologi saya
punya asisten pribadi yang tidak digaji yang dulu mengajar di
Pascasarjana Psikologi UI bagian Psikometri hingga akhirnya mendapat
SP resmi fakultas gara-gara terlibat proyek Kompatiologi, saya juga
punya yang ahli PIO S2 juga dari UI, ahli kedokteran, dlsb. Ada
istilah orang tidak harus pintar tetapi harus memiliki banyak orang
pintar.
Van:
Hi..hi..hi..
bisa lebih hebat. Kenapa ga ngomong punya asisten dari Harvard
sekalian aja Mas?
Kalo emang ada, kenapa gak disebutin aja namanya di sini? Kalo
urusannya ilmiah, bukan kriminil atau aib, ga perlu disembunyiin mas!
Mas sebutin namanya, entar Van konfirmasi ama temen-temen Van di UI
deh..ayo berani engga? Kalo ga berani ketauan bo'ongnya.
Ivana Budianti wrote:
Eh...ngaca atuh..siapa yg melarikan diri? Bukannya Mas Vincent yg
ngelarikan diri dari kenyataan bahwa Mas Vincent gagal di psikologi?
Aduh...amit-
Apa coba namanya kalo orang pura-pura ngerti padahal ga ngerti?
Apa coba namanya kalo Mas Vincent ga ngerti fenomenologi tapi
pura-pura ngerti?
Apa coba namanya kalo Mas Vincent dikeluarin dari Atmadjaya lalu mau
coba-coba masuk lingkungan Unpad lewat milis ini?
Itu semua melarikan diri Mas!
Kalo gagal, jalan keluarnya ya belajar, biar ga gagal..bukannya
berlagak sok tahu..itu namanya melarikan diri Mas
Mas Vincent ngerti maksud Van khan?
Jangan marah lo mas..Van cuma ngelakuin apa yg Mas Vincent juga
ngelakuin..memancin
Vincent Liong answer:
Masalahnya saya tidak membutuhkan keberhasilan di birokrasi
Psikologi
sebagai lembaga.
Van
Idem dito dg di atas mas...
Mas Vincent itu benernya membutuhkan keberhasilan di psikologi, cuma
karena kelewat o'on terus gagal.
Vincent Liong
Toh di lapangan saya udah lumayan beruntung untuk
umur saya sekarang yang baru 22 tahun. Saya 3x diliput Metro TV;1x
masuk K!ck Andy dan yang dua lagi berita biasa aja, 1x masuk Fenomena,
masuk kompas minggu halaman paling belakang pernah, kalau mau pamer
eksis-eksisan mah sudah bisa.
Van:
Hi..hi..hi..
Andy, Van juga nonton...bukannya waktu itu temanya bisa liat kunti?
awewe? hi..hi..hi..
Sensasi sama contain itu beda mas
Biar sensasinya selangit kalo isi kepalanya kosong...tetep aja o'on
kayak Mas Vincent.
emang dari masuk media terus Mas bisa hidup? bisa ga laper? bisa
tercukupi makannya?
Vincent Liong
Saya tidak tertarik untuk kuliah lagi
karena dari saya SMP selalu proyek-proyek yang saya buat di luar
sekolahan, otodidak dan tidak pernah gagal tetapi soal sekolah nilai
saya selalu paling belakang. Toh setelah lulus sekolah khan akan ke
luar sekolah, jadi buat apa merendahkan diri sendiri, orang yang lulus
dengan nilai bagus saja masih harus pusing menghadapi lingkungan di
luar sekolah, saya tidak.
Van:
Hi..hi..bener niiiiih?
Engga tertarik ato emang diem-diem nyadari kalo kelewat o'on untuk
kuliah? Soalnya, kalo orangnya emang bawaan o'on kayak Mas Vincent,
biar kuliah lagi juga bakalan tetep aja Mas...tetep dikeluarin.
Ga pusing menghadapi lingkungan luar sekolah? Bener? sumpeh loe?
hi..hi..hi..
luaran gimana...hi.
Vincent Liong
Mbak Ivana Budianti ini perlu belajar bicara tanpa pre judgement dan
memaksakan sudutpandang penilaian tertentu.
Van:
Eeiiihh Mas Vincent yg musti belajar atuh...kan udah dari awal Mas
Vincent duluan yang pre judgement dengan behavioris dan psikoanalisis?
Vincent Liong
Di tema analisis
eksistensial itu anda harus mampu masuk ke dunia orang lain dan
menimbang-nimbang di dunianya, bukan anda menjudgement orang seenak
hati lalu anda anggap itu analisis eksistensial.
Van
Siapa yang mengharuskan Mas? logikanya gimana Mas? Bukannya Mas
Vincent yg jelas-jelas seenak hati dan nganggap itu analisis
eksistensial?
Vincent Liong
Analisis kepatuhan
etika seseorang terhadap suatu aturan di organisasi berbeda dengan
analisis eksistensial. Analisis eksistensial anda pada akhirnya akan
menemukan pola if-or-then yang berlaku di masing-masing individu bukan
if-or-then yang diberlakukan sebagai hukum etika kepada semua anggota
kelompok.
Van:
Betul mas Vincent. Makanya itu Van menghadapi Mas Vincent sebagai
individu. Tapi justru Mas Vincent yang menghadapi saya dan Mas Hendro
bukan sebagai individu, tapi sebagai "kelompok analisis eksistensial"
Nah, kalo gitu...mas telen aja sendiri nasehat Mas itu yaa
Dah Mas O'on
Peace
Van
vincentliong <vincentliong@
Ivana Budianti wrote:
siapa yang bikin keharusan seperti itu mas?
lagian juga...apa urusannya mas Vincent dengan kita...kok maksa-maksa
kita mengenal diri sendiri...suka-
Psikolog? Terapis? dokter? siapa yang ngasih elo hak buat merubah kita
jadi seperti mau elo?
Eeee....baru Van inget sekarang...Elokan yang kuliah psikologi aja
otak kaga gablek kan???...eleh.
psikolog...napa ga mulai dari diri elo aja? kenali diri elo sendiri
dulu.
Looohhh...justru Van yang nunggu-nunggu nih....kapan Mas Vincentnya
diskusi yang sifatnya mewakili ilmu...karena ini milis analisis
eksistensial, ya ilmunya yang berhubungan dengan analisis
eksistensial.
Lhaaa Van balikk nanya...Mas ngerti engga fenomenologi dan
eksistensialisme itu apa?
Vincent Liong answer:
Saya belum sampai meminta anda mengenal diri sendiri (personal) karena
nga ada urusannya dengan saya. Karena nama maillist ini Analisis
Eksistensial, jadi at least anda mengenal contain ilmu bukan nama dan
definisi Analisis Eksistensial.
Setiap orang memiliki kebebasan untuk menentukan idola yang sijadikan
symbol pencapaian eksistensi diri bagi dirinya sendiri. Anda tidak
bisa memaksa seseorang mengikuti suatu aturan analisis eksistensial
tertentu di luar kehidupan pribadi orang tsb untuk membahas dan
membuat judgment soal proses eksistensi orang tsb, kalau anda terikat
dengan hal ini maka kesimpulan yang anda buat bisa melenceng jauh.
Dalam kerangka eksistensi diri saya ijasah atau posisi di lembaga
pendidikan resmi itu bukan idola yang saya jadikan symbol pencapaian
eksistensi diri. Saya pada akhirnya mengundurkan diri dari Unika Atma
Jaya, idenya pas itu saya baru pulang dari mengerjakan project di
seorang juragan pabrik plastik, parfum dan tenun di daerah Kopo
Sayati, Bandung, dari saya SMP saya terbiasa mencari kerjaan di luar
yang dimana nilai saya tidak dihitung dari ijasah, S1, S2, S3, dlsb
melainkan dari eksistensi nama saya yang saya bangun sejak kecil. Saat
itu saya mengikuti kuliah Psikologi Industri Organisasi. Semakin saya
mempelajari Psikologi Industri Organisasi maka semakin saya menemukan
perbedaan dengan bidang pekerjaan saya yang juga menyangkut ke
owner-owner pabrik dan perusahaan-perusaha
pegawai, kadang saya coba mendebat tetapi masalahnya memang ilmu tsb
dibuat bukan untuk mahasiswa mengukur untung rugi dengan reasoning
sendiri tetapi menerima hasil yang disebut seharusnya mentah-mentah,
jadi akhirnya saya pilih membiarkan. Saya juga 2x tidak lulus
matakuliah Metodologi Penelitian tetapi di sisi lain penelitian saya
sudah jadi bahkan sebelum saya mengikuti matakuliah tsb, yang jadi
masalah kembali ke soal cara belajar dan menjawab yang sifatnya
hafalan. Maka itu saya concern soal contain ilmu bukan nama jenis ilmu
saja tanpa contain.
Kalau mau bergaya soal gengsi ala pendidikan; di kompatiologi saya
punya asisten pribadi yang tidak digaji yang dulu mengajar di
Pascasarjana Psikologi UI bagian Psikometri hingga akhirnya mendapat
SP resmi fakultas gara-gara terlibat proyek Kompatiologi, saya juga
punya yang ahli PIO S2 juga dari UI, ahli kedokteran, dlsb. Ada
istilah orang tidak harus pintar tetapi harus memiliki banyak orang
pintar.
Ivana Budianti wrote:
Eh...ngaca atuh..siapa yg melarikan diri? Bukannya Mas Vincent yg
ngelarikan diri dari kenyataan bahwa Mas Vincent gagal di psikologi?
Aduh...amit-
Apa coba namanya kalo orang pura-pura ngerti padahal ga ngerti?
Apa coba namanya kalo Mas Vincent ga ngerti fenomenologi tapi
pura-pura ngerti?
Apa coba namanya kalo Mas Vincent dikeluarin dari Atmadjaya lalu mau
coba-coba masuk lingkungan Unpad lewat milis ini?
Itu semua melarikan diri Mas!
Kalo gagal, jalan keluarnya ya belajar, biar ga gagal..bukannya
berlagak sok tahu..itu namanya melarikan diri Mas
Mas Vincent ngerti maksud Van khan?
Jangan marah lo mas..Van cuma ngelakuin apa yg Mas Vincent juga
ngelakuin..memancin
Vincent Liong answer:
Masalahnya saya tidak membutuhkan keberhasilan di birokrasi Psikologi
sebagai lembaga. Toh di lapangan saya udah lumayan beruntung untuk
umur saya sekarang yang baru 22 tahun. Saya 3x diliput Metro TV;1x
masuk K!ck Andy dan yang dua lagi berita biasa aja, 1x masuk Fenomena,
masuk kompas minggu halaman paling belakang pernah, kalau mau pamer
eksis-eksisan mah sudah bisa. Saya tidak tertarik untuk kuliah lagi
karena dari saya SMP selalu proyek-proyek yang saya buat di luar
sekolahan, otodidak dan tidak pernah gagal tetapi soal sekolah nilai
saya selalu paling belakang. Toh setelah lulus sekolah khan akan ke
luar sekolah, jadi buat apa merendahkan diri sendiri, orang yang lulus
dengan nilai bagus saja masih harus pusing menghadapi lingkungan di
luar sekolah, saya tidak.
Mbak Ivana Budianti ini perlu belajar bicara tanpa pre judgement dan
memaksakan sudutpandang penilaian tertentu. Di tema analisis
eksistensial itu anda harus mampu masuk ke dunia orang lain dan
menimbang-nimbang di dunianya, bukan anda menjudgement orang seenak
hati lalu anda anggap itu analisis eksistensial. Analisis kepatuhan
etika seseorang terhadap suatu aturan di organisasi berbeda dengan
analisis eksistensial. Analisis eksistensial anda pada akhirnya akan
menemukan pola if-or-then yang berlaku di masing-masing individu bukan
if-or-then yang diberlakukan sebagai hukum etika kepada semua anggota
kelompok.
Ttd,
Vincent Liong
Email sebelumnya..
http://groups.
--- In analisis_eksistensi
<ivana.budianti@
>
> Uuuhhhh..Van geli dech ama jawaban Mas Vincent.
> Van jawab balik ya mas
>
> Vincent Liong
> Mengenal diri sendiri adalah dengan mengenal gesekan antara diri
> sendiri dengan orang lain. Dari situ kita akan tahu siapa diri kita,
> apa identitas sudutpandang kita, apa peran kita, dlsb. Pada dasarnya
> ilmu apapun adalah warna dengan intenitas tertentu, suatu posisi
peran
> tertentu yang memiliki hubungan relasional antara satu dengan yang
lain.
>
> Van
> siapa yang bikin keharusan seperti itu mas?
> lagian juga...apa urusannya mas Vincent dengan kita...kok
maksa-maksa kita mengenal diri sendiri...suka-
elo siape? Psikolog? Terapis? dokter? siapa yang ngasih elo hak buat
merubah kita jadi seperti mau elo?
> Eeee....baru Van inget sekarang...Elokan yang kuliah psikologi aja
otak kaga gablek kan???...eleh.
psikolog...napa ga mulai dari diri elo aja? kenali diri elo sendiri
dulu
>
>
>
>
> Vincent Liong
> Pertanyaan-nya: Kita mau mengenal diri kita dengan mengalami gesekan
> dengan orang lain atau kita mau menghindar dengan membuat alasan
yang
> sifatnya kritik pribadi dalam diskusi yang sifatnya mewakili ilmu,
> bukan membahas masalah pribadi.
>
> Van
> Looohhh...justru Van yang nunggu-nunggu nih....kapan Mas
Vincentnya diskusi yang sifatnya mewakili ilmu...karena ini milis
analisis eksistensial, ya ilmunya yang berhubungan dengan analisis
eksistensial.
> Lhaaa Van balikk nanya...Mas ngerti engga fenomenologi dan
eksistensialisme itu apa?
>
>
>
>
>
> Anda masih melarikan diri sdr Ivana Budianti. Cobba bandingkan dua
hal
> ini:
> * Binatang lebih memiliki kemampuan empati yang digunakannya sebagai
> bahasa komunikasi dibanding manusia. Tetapi kemampuan empati itu
tetap
> tidak menghalangi seekor binatang untuk menangkap mangsanya untuk
> dimakan.
> * Manusia yang memiliki empati adalah manusia yang `memahami
> perasaan/kondisi pihak lain'.
> Manusia tsb memiliki definisi empati yang sama dengan definisi
empati
> pada binatang bilamana manusia tsb masih memiliki pilihan bebas
untuk
> menuruti kepentingan pihak lain atau tidak. Manusia memiliki
definisi
> empati yang lebih sempit daripada binatang bilamana penggunaan kata
> empati ini membatasi manusia dalam konflik kepentingan dengan pihak
> lain karena adanya paksaan / kondisi tidak bebas memilih untuk harus
> menuruti kepentingan orang lain. Pembatasan definisi empati ini
> dilakukan oleh budaya birokrasi untuk menguasai orang-orang
didalamnya.
>
>
>
>
> Van
> Eh...ngaca atuh..siapa yg melarikan diri? Bukannya Mas Vincent yg
ngelarikan diri dari kenyataan bahwa Mas Vincent gagal di psikologi?
>
> Aduh...amit-
> Apa coba namanya kalo orang pura-pura ngerti padahal ga ngerti?
> Apa coba namanya kalo Mas Vincent ga ngerti fenomenologi tapi
pura-pura ngerti?
> Apa coba namanya kalo Mas Vincent dikeluarin dari Atmadjaya lalu
mau coba-coba masuk lingkungan Unpad lewat milis ini?
> Itu semua melarikan diri Mas!
>
> Kalo gagal, jalan keluarnya ya belajar, biar ga gagal..bukannya
berlagak sok tahu..itu namanya melarikan diri Mas
> Mas Vincent ngerti maksud Van khan?
>
> Jangan marah lo mas..Van cuma ngelakuin apa yg Mas Vincent juga
ngelakuin..memancin
>
>
> Peace
>
> Van
>
>
>
>
>
> vincentliong <vincentliong@
sendiri adalah dengan mengenal gesekan antara diri
> sendiri dengan orang lain. Dari situ kita akan tahu siapa diri kita,
> apa identitas sudutpandang kita, apa peran kita, dlsb. Pada dasarnya
> ilmu apapun adalah warna dengan intenitas tertentu, suatu posisi
peran
> tertentu yang memiliki hubungan relasional antara satu dengan yang
lain.
>
> Pertanyaan-nya: Kita mau mengenal diri kita dengan mengalami gesekan
> dengan orang lain atau kita mau menghindar dengan membuat alasan
yang
> sifatnya kritik pribadi dalam diskusi yang sifatnya mewakili ilmu,
> bukan membahas masalah pribadi.
>
> Anda masih melarikan diri sdr Ivana Budianti. Cobba bandingkan dua
hal
> ini:
> * Binatang lebih memiliki kemampuan empati yang digunakannya sebagai
> bahasa komunikasi dibanding manusia. Tetapi kemampuan empati itu
tetap
> tidak menghalangi seekor binatang untuk menangkap mangsanya untuk
> dimakan.
> * Manusia yang memiliki empati adalah manusia yang `memahami
> perasaan/kondisi pihak lain'.
> Manusia tsb memiliki definisi empati yang sama dengan definisi
empati
> pada binatang bilamana manusia tsb masih memiliki pilihan bebas
untuk
> menuruti kepentingan pihak lain atau tidak. Manusia memiliki
definisi
> empati yang lebih sempit daripada binatang bilamana penggunaan kata
> empati ini membatasi manusia dalam konflik kepentingan dengan pihak
> lain karena adanya paksaan / kondisi tidak bebas memilih untuk harus
> menuruti kepentingan orang lain. Pembatasan definisi empati ini
> dilakukan oleh budaya birokrasi untuk menguasai orang-orang
didalamnya.
>
> Baca:
> * http://en.wikipedia
> * http://en.wikipedia
>
> Ttd,
> Vincent Liong
>
> Email sebelumnya..
> e-link:
http://groups.
> --- In analisis_eksistensi
> <ivana.budianti@
> >
> > Alo,
> > Salam kenal Mba' Rima...lagi-
menanggapi
> Mas Vincent...hi.
> >
> > Iya nih Mba'...Van juga sebel ama makluk satu ini. Maksa banget
dech
> ama kompatiologinya itu tuh...huh!
> >
> > Setuju banget dech ama Mba' Rima...kompatiologi emang jadinya
omong
> kosong doang atuh!!!
> >
> >
> >
> > In analisis_eksistensi al@yahoogroups. com, rimata66 wrote:
> >
> > Apakah Kompatiologi punya nilai-nilai etis ?
> > Saya kira tidak ...
> > Semua milis diintervensi. Saya jadi gusar melihat milis analisis
> > eksistensial diubah jadi milis Kompatiologi.
> > Jangan terlalu memaksakan diri. Bukankah empati dan lain-lainnya
jadi
> > omong kosong.
> > Saya telah berbicara. Howgh.
> >
> > Rimata
> >
> > Vincent Liong answer:
> >
> > Copy & Paste from:
> > http://groups. yahoo.com/ group/analisis_ eksistensial/ message/60
> >
> > """""
> > ...
> > Definisi Komunikasi berarti hubungan antara satu pihak dengan
pihak
> > yang lain.
> > Definisi Empati berarti memahami perasaan / kondisi pihak lain
tanpa
> > terbawa untuk mengikuti kepentingan pihak lain dan mengabaikan
> > kepentingan diri sendiri. (bersifat Objective)
> > Definisi Simpati adalah ikut merasakan apa yang dirasakan pihak
lain
> > dan terbawa untuk berpihak ke kondisi tsb. (bersifat Subjective)
> >
> > Van
> > Van heran banget nih ama definisi ajaibnya Mas Vincent. ko ga gitu
> sih yang Van tahu?
> > Mas Vincent dapet darimana definisi model gituan? Dari teori? Ga
ada
> tuh teori yg omong gitu. Dari kamus? kamus juga ga gitu deehh.
> >
> > Jadi? Mas Vincent ngawurrrr dung! hi..hi..hi..
> ngawur gini dibilang diskusi?...hi.
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Vincent Liong answer:
> > Definisi Komunikasi Empati berarti hubungan antara satu pihak
dengan
> > pihak lain, dimana pihak-pihak yang berkomunikasi mampu memahami
> > perasaan / kondisi pihak lain tanpa terbawa untuk mengikuti
> > kepentingan pihak lain dan mengabaikan kepentingan diri sendiri.
> > (bersifat Objective)
> >
> > Van
> > Yeee....tuh kan...lagi-lagi Mas Vincent ngawurrrrr banget.
> > Kan udah jelas atuh...Mba' Rima gusar dan Mas Vincent TIDAK MAMPU
> MEMAHAMI PERASAAN/KONDISI PIHAK LAIN.
> >
> > Tapi kalau mengutamakan KEPENTINGAN MAS VINCENT SENDIRI sih iya.
> >
> > Ah..Mas Vincent emang ngehek
> >
> >
> >
> >
> > Vincent Liong answer:
> > Dalam penerapannya Komunikasi Empati sering diselewengkan dengan
> > disamakan dengan Komunikasi Simpati olah pihak yang bersifat
normatif.
> > Pemaknaan Komunikasi Simpatik sendiri berarti hubungan antara satu
> > pihak dengan pihak lain, dimana pihak-pihak yang berkomunikasi
mampu
> > memahami perasaan / kondisi pihak lain dan terbawa untuk berpihak
ke
> > kondisi tsb. (bersifat Subjective).
> >
> > Van
> > Sebodo Mas....emang Van pikirin...siapa juga yang mo nyelewengin
> Komunikasi Empati...doyan aja engga'....yg jelas nyelewengin ya Mas
> Vincent sendiri...milis analisis eksistensial diselewengkan buat
> diskusi kompatiologi.
> >
> >
> >
> >
> > Vincent Liong answer:
> > Jadi penyelewengan makna Komunikasi Empati menjadiSimpati memiliki
> > resiko individu tsb lupa, bahwa dalam berkomunikasi pihak-pihak
yang
> > terlibat memiliki kepentingan dan sudut pandang masing-masing yang
> > individual, yang bilamana salah satu pihak berpihak ke kepentingan
> > pihak lain, maka beresiko kehilangan penguasaan terhadap
kepentingan
> > diri sendiri atau malah dimanfaatkan secara tidak mutualistis.
> >
> >
> > Van
> > Mutualistis? Mutualistis apaan? Mutualistis dari Hongkong?
> > Pan udah jelas atuh...Mas Vincent manfaatin milis analisis
> eksistensial supaya kompatiologi bisa masuk ke Unpad...lalu manfaat
> buat kita-kitanya apa? Ga ada tuhhhh...orang ilmunya ngacooo doang
> gitu kok...
> >
> >
> >
> >
> > Vincent Liong answer:
> > Maillist adalah media berdiskusi. Maillist ini berjudul
> > analisis_eksistensi al, jadi kalau anda mau mengkritik saya
silahkan
> > saja asalkan anda juga tunjukkan bahwa anda bisa diskusi yang
sesuai
> > judulnya: analisis_eksistensi al.
> >
> >
> > Van
> > Mengkritik Mas Vincent? Eh...ini Van paling suka dech
> > Banyak mas...banyak kritik buat mas
> >
> > Iyaa..bener.
eksistensial.
> >
> > Naa...Van mulai ya....
> >
> > Denger-denger Mas Vincent 'dah tidak eksis lgi jadi mahasiswa
> psi-nya Atmajaya ya?
> > Katanya dikeluarin ya? Gara2 Mas Vincent kelewat blo'on ya?
> >
> > Naa..dari situ aja udah keliatan kalo daripadanya sudut pandang
> analisis eksistensial.
banget...
> >
> > Saking hausnya..ampe maksa banget diskusi di milis psinya
> Unpad..iih, malu atuh mas
> >
> >
> >
> >
> >
> > Vincent Liong answer:
> > Etis menjadi alasan yang terlihat sopan untuk sama-sama terpaksa
diam,
> > jadi ya tidak ada diskusi, juga tidak ada pembahasan apa-apa yang
ada
> > hanya judulnya saja yaitu analisis_eksistensi al. Jadi kalau mau
> > diskusi jangan start dgn etis tetapi start lah dengan membuka tema
> > diskusi yang dimana bisa kita beradu pendapat dalam diskusi,
kecuali
> > anda mampunya hanya begitu.
> >
> > Van
> > Eh...kalo jalan liat rambu-rambu atuh...biar pikiranya kaga
pabaliut
> gitu. Ini milis analisis eksistensial mas...jadi kalo bertamu ke
sini,
> buka tema yg berhubungan dengan analisis eksistensial dong. Kalo
kaga
> tau..nanya aja Mas...ga papa kok..mending nanya daripada sok ngerti
> eksistensial padahal kaga ngerti.
> >
> >
> > Vincent Liong answer:
> > Ketika saya join maillist ini saya coba tlp ownernya, lalu saya
> > disuruhnya membaca buku-buku analisis_eksistensi al karena
dianggap
> > tidak akan mengerti, jadi ya tidak punya hak untuk diskusi.
> >
> >
> > Van
> > Eleh..eleh..
> pendapat. Kalo bikin definisi seenak udel Mas Vincent, truss
> dipaksa-paksain ke kita-kita..itu mah bukan diskusi. Diskusi itu
kalo
> sama-sama ngerti Mas. Lha Mas Vincent masuk milis analisis
> eksistensial ngerti eksistensialisme kaga? Engga kan? Nah..terus
> diskusinya dimana? Kita dipaksa baca posting-posting kompatiologi
gitu
> Mas?
> >
> >
> >
> > Vincent Liong answer:
> > Semoga pembelajaran yang terjadi tidak satu arah... Kalau mau maju
> > maka diskusi itu harus ada isi bukan sekedar cari alasan agar
tidak
> > boleh ada yg bersuara sehingga sama-sama tampak baik, pintarnya
sama,
> > baiknya sama pula.
> >
> > Van
> > Eh..salah atuh...yg bener...kalo mo maju belajar dulu sebelum
> diskusi!!!. Jadi ga bikin definisi ngawur kaya Mas Vincent. Bener
atuh
> kalo Kang Iqbal suruh Mas Vincent baca dulu sebelom diskusi.
> >
> > Naa...kalo gini justru ketauan dech...Mas Vincent yang o'on ini yg
> pengen keliatan pintarnya sama ama kita-kita yg belajar...biar mas
> Vincent keliatannya ngerti analisis eksistensial padahal
> engga.......
> >
> >
> >
> >
> > Vincent Liong answer:
> > Soal murid saya Bimo Wikantiyoso issue yang saya tampilkan sudah
> > berefek jadi kepentingan saya sudah tercapai...
> >
> > Van
> > Bimo?....Capee deeehhh
> >
> >
> >
> > Vincent Liong answer:
> > Kalau sdr Rimata mampu berdiskusi maka tunjukkan skill sdr Rimata.
> >
> >
> > Van
> > Lo? Emang Mas Vincent sendiri udah nunjukin skill ke kita-kita?
Mana
> Mas? Mas Vincent malah keliatan kelewat blo'on tuh buat ngertiin
> analisis eksistensial. Heran dech...ko malah nyuruh Mba' Rima yang
> nunjukin skill sich??...
> >
> >
> > Udah ya Mas Vincent....lucu banget dech baca posting Mas Vincent.
> The Joke was funny ya Mas? Except the joke was on
you...hi..hi.
> >
> >
> >
> > Peace,
> >
> >
> > Van
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > vincentliong <vincentliong@
> In analisis_eksistensi
> >
> > Apakah Kompatiologi punya nilai-nilai etis ?
> > Saya kira tidak ...
> > Semua milis diintervensi. Saya jadi gusar melihat milis analisis
> > eksistensial diubah jadi milis Kompatiologi.
> > Jangan terlalu memaksakan diri. Bukankah empati dan lain-lainnya
jadi
> > omong kosong.
> > Saya telah berbicara. Howgh.
> >
> > Rimata
> >
> > Vincent Liong answer:
> >
> > Copy & Paste from:
> > http://groups.
> >
> > """""
> > ...
> > Definisi Komunikasi berarti hubungan antara satu pihak dengan
pihak
> > yang lain.
> > Definisi Empati berarti memahami perasaan / kondisi pihak lain
tanpa
> > terbawa untuk mengikuti kepentingan pihak lain dan mengabaikan
> > kepentingan diri sendiri. (bersifat Objective)
> > Definisi Simpati adalah ikut merasakan apa yang dirasakan pihak
lain
> > dan terbawa untuk berpihak ke kondisi tsb. (bersifat Subjective)
> >
> > Definisi Komunikasi Empati berarti hubungan antara satu pihak
dengan
> > pihak lain, dimana pihak-pihak yang berkomunikasi mampu memahami
> > perasaan / kondisi pihak lain tanpa terbawa untuk mengikuti
> > kepentingan pihak lain dan mengabaikan kepentingan diri sendiri.
> > (bersifat Objective)
> >
> > Dalam penerapannya Komunikasi Empati sering diselewengkan dengan
> > disamakan dengan Komunikasi Simpati olah pihak yang bersifat
normatif.
> > Pemaknaan Komunikasi Simpatik sendiri berarti hubungan antara satu
> > pihak dengan pihak lain, dimana pihak-pihak yang berkomunikasi
mampu
> > memahami perasaan / kondisi pihak lain dan terbawa untuk berpihak
ke
> > kondisi tsb. (bersifat Subjective).
> >
> > Jadi penyelewengan makna Komunikasi Empati menjadiSimpati memiliki
> > resiko individu tsb lupa, bahwa dalam berkomunikasi pihak-pihak
yang
> > terlibat memiliki kepentingan dan sudut pandang masing-masing yang
> > individual, yang bilamana salah satu pihak berpihak ke kepentingan
> > pihak lain, maka beresiko kehilangan penguasaan terhadap
kepentingan
> > diri sendiri atau malah dimanfaatkan secara tidak mutualistis.
> > ...
> >
> > """""
> >
> > Maillist adalah media berdiskusi. Maillist ini berjudul
> > analisis_eksistensi
silahkan
> > saja asalkan anda juga tunjukkan bahwa anda bisa diskusi yang
sesuai
> > judulnya: analisis_eksistensi
> >
> > Etis menjadi alasan yang terlihat sopan untuk sama-sama terpaksa
diam,
> > jadi ya tidak ada diskusi, juga tidak ada pembahasan apa-apa yang
ada
> > hanya judulnya saja yaitu analisis_eksistensi
> > diskusi jangan start dgn etis tetapi start lah dengan membuka tema
> > diskusi yang dimana bisa kita beradu pendapat dalam diskusi,
kecuali
> > anda mampunya hanya begitu.
> >
> > Ketika saya join maillist ini saya coba tlp ownernya, lalu saya
> > disuruhnya membaca buku-buku analisis_eksistensi
> > tidak akan mengerti, jadi ya tidak punya hak untuk diskusi.
> >
> > Semoga pembelajaran yang terjadi tidak satu arah... Kalau mau maju
> > maka diskusi itu harus ada isi bukan sekedar cari alasan agar
tidak
> > boleh ada yg bersuara sehingga sama-sama tampak baik, pintarnya
sama,
> > baiknya sama pula.
> >
> > Soal murid saya Bimo Wikantiyoso issue yang saya tampilkan sudah
> > berefek jadi kepentingan saya sudah tercapai...
> >
> > Kalau sdr Rimata mampu berdiskusi maka tunjukkan skill sdr Rimata.
> >
> > Ttd,
> > Vincent Liong
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > ------------
> > Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers, not
> web links.
> >
>
>
>
>
>
>
> ------------
> Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see
what's on, when.
>
------------
Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on
Yahoo! TV.
--- End forwarded message ---
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar