> Benediktus Sudjanto wrote:
>
> Saya memang pernah dengan keras mengatakan ke kamu,
> kalau kamu itu menjalankan kejahatan
> karena menjual sesuatu yang tak jelas manfaatnya
> dan mendapatkan uang.
> ........
> Kalau saya sampai marah itu berarti saya simpati ke kamu,
> karena merasa bahwa kamu masih muda, kekeliruan yang
> sudah dialami, bisa diperbaiki dengan rendah hati, eh
> malah sekarang lebih sombong dari yang mampu saya
> bayangkan untuk seorang manusia.
> ........
> Bayangkan, orang yang kamu dekon dan membayar, kamu
> katakan beberapa kali lewat mulutmu sendiri bahwa kamu
> ingin menjadikan mereka "seperti blackie, anjing gua
> di rumah". Paling tidak kamu berbelas kasihlah dengan
> mereka yang mau menjadi kelinci/anjing cobaanmu dengan
> membayar uang dan waktu dengan segala keluguan,
> kesopanan, pengharapan, keperluan mereka yang entah
> apa jenis persisnya.
APAKAH VINCENT LIONG MENJALANKAN KEJAHATAN ?
salam,
harez
--- In psikologi_transform
>
> e-link:
> http://groups.
>
> Benediktus Sudjanto wrote:
>
> Vincent,
>
> Saya ngajak kamu dan mas Leo itu sebagai pribadi,
> tidak ada hubungannya dengan pekerjaan saya.
>
> Soal uang dalam perjalanan kita tempo hari juga bukan
> masalah bagi saya, kan saya yang menanggung hampir
> semua biaya termasuk kamu naik kuda di Tawangmangu.
>
> Saya tak bingung dan tak perlu bertanya soal
> kompatiologi, kan sebagai pengamat saya juga mengikuti
> sambil lalu. Kan kamu yang menerangkan sendiri dan
> minta bantuan mas Leo menerangkan. Kamu minta masukan,
> yang kamu Kamu dan mas Leo malah berkomentar kesaya,
> kalau kamu bagian urusan instinct (bawah) dan mas Leo
> intuition (atas) dan mendaulat saya di bagian
> "tengah-2" bagian balancing.
>
> Saya kok dikatakan "membentak-bentak seminggu penuh",
> apa itu benar dalam kenyataan? Saya memang pernah
> dengan keras mengatakan ke kamu, kalau kamu itu
> menjalankan kejahatan karena menjual sesuatu yang tak
> jelas manfaatnya dan mendapatkan uang. Kamu promosi
> sesuatu ke saya yang saya tahu tak ada manfaatnya,
> secara terus menerus, menerangkan secara
> berulang-ulang tanpa diminta, menafikan masukan orang
> dan merasa
> terpojok sendiri walau tak ada yang memojokkan. Kalau
> saya sampai marah itu berarti saya simpati ke kamu,
> karena merasa bahwa kamu masih muda, kekeliruan yang
> sudah dialami, bisa diperbaiki dengan rendah hati, eh
> malah sekarang lebih sombong dari yang mampu saya
> bayangkan untuk seorang manusia. Kalau tak perduli,
> kan kamu bisa saya usir, atau saya diam saja,
> meninggalkan pembicaraan yang "percumtakbergun" alias
> percuma
> tak berguna. Paling tidak kamu itu harusnya memiliki
> sopan santu manusia biasa dalam berkomunikasi, saya
> rasa sudah cukup. Sebagai penyandang sendiri "penemu"
> kompatiologi, yang ada kata "empati" nya, saya hanya
> bisa bilang "wah-wah kok begitu".
> Bayangkan, orang yang kamu dekon dan membayar, kamu
> katakan beberapa kali lewat mulutmu sendiri bahwa kamu
> ingin menjadikan mereka "seperti blackie, anjing gua
> di rumah". Paling tidak kamu berbelas kasihlah dengan
> mereka yang mau menjadi kelinci/anjing cobaanmu dengan
> membayar uang dan waktu dengan segala keluguan,
> kesopanan, pengharapan, keperluan mereka yang entah
> apa jenis persisnya. Entah, harus bagaimana lagi saya
> mesti berkomentar, apa ya ada gunanya secara positif
> kalau saya berkomentar lagi, kalau waktu lebih
> seminggu kita bersama kamu katakan bahwa saya
> membentak-bentak kamu?
> Setelah sharing berdua dengan saya di penghujung malam
> masuk pagi waktu di Solo, dengan kejujuranmu dan
> hampir tangismu dan empatiku kekamu serta rencana
> baikmu untuk dengan rendah hati memperbaiki untuk
> dirimu sendiri, lalu kamu menafsirkan bahwa aku hanya
> dituliskan sebagai yang membentak-bentakmu selama
> seminggu. So what gitu loh!
> Yah, bagiku tak apa-2, karena aku tak punya
> kepentingan apa-2 denganmu, hanya empatiku bagi sesama
> yang kebetulan salah satunya kamu yang sempat lewat
> dalam sebagian waktu hidupku, dan kalau itu membuat
> kamu bahagia dengan gaya dan kata-2 mu, ya teruskan
> saja apa yang kamu anggap baik bagimu. Begitu saja ya,
> sudah cukup.
>
> B Sudjanto
>
>
>
>
>
> Email sebelumnya..
> http://groups.
> --- In vincentliong@
> vincentliong@
>
> Mas Leo, inget ngak mas Leo saat elo ngajak gw ke Solo
> bersama B.Sudjanto yang direkturnya pabrik lensa
> Policore anak perusahaan Djarum di Karawang. Saat itu
> gw bilang kalau gw lagi tidak siap uang dan mas Leo
> aturkan agar dalam 5-6 jam kita dijemput di rumah gw,
> kata mas Leo tidak perlu bawa uang.
>
> Ketika awal mas Leo memperkenalkan ulang saya ke B.
> Sudjanto yang dulu juga murid kundalini saya dan pak
> Ngurah Ardika cuma sungkan karena bingung sama
> perkembangan penelitian saya yang terlalu cepat, maka
> nanya ke mas Leo.
>
> Mas Leo ngomong persis sama dengan kalimat-kalimat mas
> Leo di bawah ini. Ini yang membuat gw dibentak-bentak
> seminggu penuh oleh B.Sudjanto gara-gara kalau gw
> bilang ya maka mas Leo tekankan artinya tidak lalu
> kalau gw bilang tidak kata mas leo ya lama-lama gw
> bingung sendiri. Lalu mas Leo juga bilang tentang saya
> yang binatang banget.
>
> Saat itu belum sekalipun saya tegur mas Leo dengan
> halus maupun kasar dan kalau ditegur secara halus
> tambah jadi dan menambah penjelasan membingungkan
> semacam ini dengan dihubungkan dengan intuisi dan
> hal-hal keTuhanan dimana saya yang dikatakan jadi
> setannya.
>
> Mas Leo masih ingat tidak ?
> Tulisan di bawah ini hanya mengulang kalimat yang dulu
> khan ? Sama lho kalimat-kalimatnya, hanya dulu mas
> ngomong ini ke B. Sudjanto di depan saya, dan saat ini
> mas Leo ngomong ke maillist, hanya itu bedanya...
>
> Saat itu saya setress jadi kalau makan sampai
> beol-beol sebagai pelarian, karena saya tidak bisa
> kontrol. B. Sudjantomas Leo panasi bahwa Jin saya yang
> makan dan juga soal keburukan prilaku saya. Depan mata
> saya lho mas Leo, saat itu.
>
> Lalu siapa yang berani menemani mas Leo sekarang ?
> Serem atuh resiko dijadikan umpan ikan :) Saya
> seumur-umur tidak jadikan mas Leo umpan ikan lho,
> inget itu mas Leo.
>
> Ditemani itu mahal mas Leo... Ya jadi umpan buat
> mancing ikan ?!
>
>
> Ttd,
> Vincent Liong
> Jakarta, Senin 22 Oktober 2007
>
>
>
>
>
> Email sebelumnya..
> http://groups.
> --- In psikologi_transform
> "leonardo_rimba" leonardo_rimba@
>
> --- In psikologi_transform
> Timbangan Balance <timbang.balance@> wrote:
> > Karena Audifax dan Leonardo Rimba adalah mantan
> > pendukung Kompatiologi dan teman dari Vincent Liong
>
> Hmmm,... perlu saya LURUSKAN disini bahwa saya adalah
> seorang PRAKTISI KOMUNIKASI EMPATI. Komunikasi yang
> EMPATIK adalah SPESIALISASI saya. I am VERY MUCH
> EMPATHETIC, saya bisa langsung baca apa yang ada di
> diri rekan komunikasi saya.
>
> Kompatiologi seperti dipraktekkan oleh Vincent Liong
> adalah suatu PARODI dari Komunikasi yang empatik.
> SUATU PARODI. Suatu BANYOLAN, suatu LAWAKAN.
> Komunikasi yang dipraktekkan oleh Vincent Liong itu
> adalah KEBALIKAN DARI KOMUNIKASI YANG EMPATIK. Total
> kebalikannya ?
> Kok bisa ? Ya bisa saja, namanya kan banyolan.
> Lawakan. Parodi.
>
> Jadi, kalau anda memiliki PENGERTIAN tentang
> KOMUNIKASI YANG EMPATIK, anda akan otomatis mengerti
> tentang KOMPATIOLOGI. Kompatiologi itu adalah
> KEBALIKAN DARI KOMUNIKASI YANG EMPATIK walaupun
> sesumbar sebagai ILMU PEMECAH RAHASIA ALAM SEMESTA
> dalam komunikasi menggunakan empati. Hmmm hmmm
> hmmm.... Astagfirullah
> alazzim Astagfirullah alazzim (nyebut 100 x
> dianjurkan).
>
> Itu komentar saya. Saya _bukan_ pendukung
> Kompatiologi. Nama saya dicantumkan dalam IKLAN2
> Kompatiologi _tanpa_ ijin saya. Saya biarkan saja. Kan
> saya ini BAIK HATI. Hmmm hmmm hmmm...
>
> Hasil dari Kompatiologi Vincent Liong itu apa ? Aduh,
> liat aja ndiri deh. Malu komentarinnya,
> cukup banyak comment. Kalo aku bukain RAHASIA yang
> SEMUA ORANG SUDAH TAHU itu, ntar jadinya gak lucu
> lagi. Sedangkan, bukankah kelucuan itu yang selama ini
> dicari, hmmm hmmm hmmm...
>
> Kompatiologi kan cuma nama saja. Bisa dinamakan
> GULALOLOGI. Bisa dinamakan TIPATIPULOGI.
> dengan nama itu Vincent Liong INGIN BELAJAR bagaimana
> caranya berkomunikasi dengan empati. Tetapi caranya
> kan SERBA TERBALIK. Wong dia yang mao belajar kok
> nulisnya
> en ngomongnya DIA YANG MAO NGAJARIN ?
>
> Segalanya itu SERBA TERBALIK.
>
> Untuk mengerti Vincent Liong, SEGALANYA ITU HARUS
> DIBALIK. Kalau dia bilang dia TAHU RAHASIA ALAM
> SEMESTA, artinya itu KEBALIKANNYA.
>
> Kalau dia bilang dia "diinjak-injak"
> ya KEBALIKANNYA.
>
> Kalo dia bilang dia punya "nurani", artinya ya
> kebalikannya.
>
> Kalo dia bilang dia itu "ilmiah", ya artinya
> kebalikannya.
>
> SEMUA SERBA KEBALIKAN.
>
> Untuk mengerti Vincent Liong, segala ucapan dia itu
> HARUS DIBALIK. Itu kunci dari THE PUZZLE.
>
> Vincent itu main TEKA-TEKI. Kunci pemecahannya cuma
> satu saja, DIBALIK SAJA. Kalau anda balik apa yang
> dituliskannya, maka ANDA AKAN MENGERTI APA YANG
> DIMAKSUDNYA.
>
> Itu saja komentar saya saat ini. Hmmm hmmm hmmm. Udah
> ya, jangan tanya2 lagi ya, TANYA LANGSUNG SAMA
> ORANGNYA AJA.
>
> Kalo dijawab, jawabannya DIBALIK AJA. That's THE REAL
> ANSWER.
>
> Leo
>
> Send instant messages to your online friends http://au.messenger
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar