Dari: Sumedho Benny <sumedho@dhammacitta
Pak Hud,
Apa kabar Pak ? Semoga sehat selalu.
Kalau saya sendiri memilih untuk diam, karena tidak bisa saya buktikan juga. Biar nanti kalau saya sudah mengalaminya baru saya tahu apakah beliau benar apa tidak. Bukan begitu Pak ?
Sati,
Sumedho
============
HUDOYO:
Rekan Benny,
Saya baik-baik saja; baru pulang dari membimbing retret MMD Akhir Pekan di Cipanas, 19 - 21 Oktober lalu. Terima kasih.
Setuju, Rekan Benny. Saya pun bersikap demikian; itu yang saya sebut "alternatif sikap ketiga".
Salam,
Hudoyo
On Oct 19, 2007, at 12:57 PM, Hudoyo Hupudio wrote:
>At 06:46 AM 10/15/2007, you wrote:
>
>>Rekan-rekan yang berbahagia,
>>
>>Telah tersedia ebook dengan judul,
>>
>>Arahattamagga Arahattaphala
>>Acharn Maha Boowa
>>----------
>>Dhammadesana dari Than Acharn Maha Boowa kali ini sangat langka dan spesial.
>>Than Acharn Maha Boowa berkata bahwa beliau sudah menjadi arahat selama lebih dari 50 tahun ( 55 tahun) . Meskipun demikian beliau tidak pernah menyatakan secara terbuka di depan publik, hanya baru baru ini, sekitar 7 tahun yang lalu, beliau kemukakan didepan masyarakat Thai, bahwa dia telah lama mencapai tingkatan Arahat. Dalam kurun waktu 3 tahun, dalam pelbagai dhammadesana beliau menjelaskan lebih jauh tentang proses pencerahan beliau.
>>
>>Untuk mendapatkan silahkan kunjungi <<http://www.dhammaci
>
>===========
>HUDOYO:
>
>Membaca informasi ini, para pembaca dihadapkan pada 3 alternatif penyikapan:
>
>(1) Percaya bahwa beliau seorang arahat --> OK, tidak ada masalah bagi orang yang percaya.
>
>(2) Tidak percaya atau meragukan bahwa beliau seorang arahat --> maka dari segi kebhikkhuan ada 2 kemungkinan:
>
>(a) beliau tahu bahwa beliau bukan arahat, tapi mengaku arahat, dengan sengaja memutarbalikkan kebenaran --> ini suatu pelanggaran vinaya berat yang dinamakan 'parajika', yang membuat seseorang harus melepaskan kebhikkhuannya.
>
>(b) beliau yakin bahwa beliau arahat, padahal sebenarnya tidak --> ini tidak termasuk 'parajika', melainkan 'pacittiya 8', yang jauh lebih ringan hukumannya.
>
>Agar pelanggaran seperti itu dapat digolongkan 'parajika', harus dipenuhi 5 unsur:
>
>- Upaya: membuat klaim secara langsung;
>- Obyek: klaim tentang keadaan supra-manusiawi (pencapaian salah satu dari kedelapan jhana, salah satu dari kelima kesaktian/abhinna, atau salah satu dari kedelapan magga & phala mulai dari sotapatti dst, dan nibbana (lokuttara dhamma));
>- Persepsi: diketahui tidak terdapat dalam dirinya;
>- Niat: niatnya memutarbalikkan kebenaran;
>- Hasil: pendengar memahami apa yang dikatakan.
>
>Informasi tentang 'parajika' bisa diperoleh di:
><http://www.accessto
>
>Bagaimana pun motivasi beliau yang sebenarnya, bagi orang yang meragukan tetap ada pertanyaan yang tak terjawab: apakah beliau seorang arahat atau tidak?
>
>(3) Alternatif penyikapan ketiga terhadap informasi tsb adalah: 'tidak peduli' apakah beliau seorang arahat atau tidak; ini mirip sikap seorang agnostik vs seorang ateis.
>
>Salam,
>Hudoyo
_
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar