Dear Donny,
Ma kasih untuk informasinya tentang dekon. Saya tidak mengomentari lebih jauh. Lebih baik begitu bukan .... :)
Ada beberapa hal lain dari yang Donny tuliskan, yang cukup menarik untuk disimak.
DKN:
> Tubuh manusia, jiwa manusia punya frekuensi sendiri-sendiri.
> dan karena masing-masing orang punya bukaan cakra mahkota yang beda-beda, besaran antakarana (kalo yahudi bilangnya tiang ilahi) yang beda-beda maka dengan masing-masing peserta berada di tempat yang sama dan melakukan hal yang sama, mereka akan saling menggetarkan.
>
> Akibat dari adanya hal itu (saling menggetarkan tsb) maka akan ada adjustement-
> http://soeprie.
>
harez:
Saya tidak anti reiki, kundalini, chi, ki dan yang sejenis. Saya memiliki pengetahuan yang sangat terbatas mengenai hal tersebut. Walaupun demikian, saya koq punya keyakinan bahwa cepat atau lambat, hal-hal seperti itu dapat dikaji secara rasional-ilmiah. Sebagai contoh, saya kutipkan salah satu contohnya.
Sumber: http://eepinside.Prof. Ir. Lilik Hendrajaya, Msc Ph.D., mantan rektor ITB berhasil menjelaskan teori ilmu fisika tentang fenomena penumpukan energi melalui proses pernafasan. Tenaga yang didapat dengan menahan nafas bisa disalurkan secara ajaib membuat musuh terpental tanpa disentuh. Tenaga itu juga bisa dipakai mendiagnosa penyakit melalui telepon.
Banyak orang mengira itu adalah ilmu gaib, mistik, dan meminta bantuan JIN, tetapi Prof. Ir. Lilik Hendrajaya menguraikan bahwa darah manusia tersusun dari atom oksigen (O2) dan atom besi (Fe). Pada waktu bernafas biasa, oksigen jumlahnya berlimpah dalam paru-paru dan molekul darah dengan mudah menyerapnya tanpa melakukan pengaturan apa-apa. Tetapi berangsur-angsur berkurang diserap oleh darah yang terus mengalir.
Supaya tetap mendapatkan kadar oksigen sejumlah yang diperlukan, molekul darah (hemoglobin) mengatur diri, "berbaris", secara serial dengan urutan: atom besi(Fe) rantai protein atom besi(Fe) rantai protein, dst. Akibatnya darah dalam pembuluh darah akan membentuk barisan simetris. Posisi ini akan memudahkan proses pengikatan oksigen dan oksidasi. Atom besi yang bersifat paramagnetic dan ferromagnetic dalam molekul hemoglobin yang tersusun simetris tadi, membuat darah menjadi bersifat magnetic teratur atau disebut terpolarisasi magnetic.
Fenomena yang dihasilkan antara lain:
- Tubuh manusia menjadi mengeluarkan medan magnet dan memilliki dua kutub; kutub utara dan kutub selatan.
- Darah bermagnet yang mengalir menimbulkan medan magnet yang dinamik, yaitu memancarkan gelombang electromagnet.
Pancaran medan magnet dari tubuh orang tadi akan berinteraksi dengan medan magnet bumi, maupun dengan medan magnet yang berasal dari orang lain. Selanjutnya jika dua kutub yang terpancar searah dengan magnet luar, orang pemancar tadi akan terdorong maju atau ke belakang. Sedangkan jika membentuk sudut dengan arah medan magnet luar, orang pemancar tadi akan berputar.
Medan magnet yang dipancarkan bisa menginduksi, mengimbas orang lain, sehingga tampak seperti menyedot atau memutar tubuh orang lain tanpa menyentuhnya. Hal ini juga yang terjadi pada praktik penyembuhan orang lain. Pancaran gelombang elektromagnet dari tubuh seseorang yang darahnya terpolarisasi, menghasilkan pancaran tenaga (panas) dan aura.
Pancaran ini dapat di "lihat" oleh orang lain melalui suatu tuning interferensi atau resonansi dari dua gelombang yang berasal dari kedua orang tadi ketika frekuensinya sama. Interferensi ini menjadi jalan masuknya informasi antarkedua orang tadi. Bila jaraknya jauh, disebut telepati.
Penjelasannya logis dan sistematik kan ... :) Setahu saya, beliau sekarang jadi petinggi di Dephan. Nggak aneh, di luar negeri pengkajian fenomena supranatural juga banyak disponsori oleh dephannya masing-masing. Cuma yang terlibat ya harus sudah teruji keterandalannya, nggak asal ngomong atau ngaku-ngaku aja .... :)
DKN:
> Karenanya, si Rio punya cita-cita, punya mimpi yakni...kalo bisa jiwa yang sudah bersih, yang sudah advance spiritually kalo bisa ikutan atau memakai metode minum teh untuk menggetarkan manusia2 lainnya.. tanpa perlu banyak kotbah2 an, tanpa belief system-belief systeman. Copy paste, pencerahan pun di copy paste :-)
>
harez:
Saya dapat menangkap apa yang menjadi mimpi Rio. Kalau memang bisa benar-benar begitu bagus banget. Saya pernah mendiskusikan hal itu dengan tokoh utama penemu teknik "cloning" di Amerika. Dengan cloning, sangat mungkin diperoleh "fisik" yang identik, psikisnya? Sama pendeta-pendeta yang menentang cloning, saya pernah dengan jahil bilang "kalau orang jahat mah nggak usah dicloning juga sudah mengcloning dirinya sendiri, yang susah itu mencari orang yang baik ....". He...he....he.
Ada pergumulan yang luar biasa pada diri si tokoh itu, penentangnya kebanyakan adalah teman gereja dan koleganya, yakni pengusaha-pengusaha yang punya pabrik obat, pabrik alat kesehatan, yang bisnisnya sangat terancam apabila aplikasi teknik "sel stem" dipergunakan untuk meregenerasi sel-sel ginjal yang rusak, sel-sel jantung yang rusak, dan sebagainya.
Udah gitu, masih digencet sama dephan dan NASAnya sana, karena program cloning (khususnya mencuatnya di Doly domba cloning itu, mengalihkan perhatian dan menggerogoti anggaran dana untuk program-program pertahanan dan luar angkasa.
Pergumulan imannya juga luar biasa, terkait dengan kontroversi "tubuh abadi" dan kemugkinan umur manusia mencapai ratusan tahun kembali seperti yang ada pada "jaman dahulu". Demikian sekilas gambarannya, maaf saya tidak bisa menceritakannya lebih jauh lagi.
salam,
harez
--- In psikologi_transform
>
> Selamat siang Harez,
>
> Partisipasi saya dalam hal dekon dan kompatiologi adalah sebagaimana tulisan-tulisan saya di milis ini, saya usahakan untuk berdiri di tengah2,
> termasuk dalam perang dua kubu.
>
> Rio Panjaitan meninggalkan milis ini karena ketika rame-ramenya peperangan, dia bilang dia sulit untuk bisa dipandang berada di tengah2 karena vincent menulis dia sebagai pendekon. Kalo dia sependapat dengan kubu yang satu, yang satunya akan lihat dia sebagai penghianat.
>
> Saya sih lebih minat 'mbahas hal-hal seperti kemarin diskusi kita, reinkarnasi, kitab suci, doktrin2 dan yang sejenisnya, jadi kalau soal dekon/kompatiologi saya cerita apa yang diceritakan Rio aja ya.....
>
> Dulu Rio tertarik ikut dekon awalnya karena dia dimutasi ke divisi SDM, di SDM dia di bagian Kompensasi dan Benefit, walau menurut saya latar belakang ekonomi akuntansinya (FEUI) sudah cukup untuk itu, dia pengen nambah pengetahuan psikologi. Terus masuklah dia ke milis psikologi transformatif, menurutnya itu adalah jalan pintas belajar psikologi.
>
> Lah terus dia baca lah itu soal dekon dan kompatiologi, tentang empati. Lah terus ya ikutlah dia dekon. Dia didekon sama vincent dan adhi Purwono di plasa senayan.
>
> Sekarang pun kalo ditanya soal kompatiologi itu apa dia palingan 'njawab : komunikasi, empati dan logi... trus dijelasin deh teori komunikasi versi dia, empati versi dia.... ... yang ujung-ujungnya malah lari ke Aikido.. :-)
>
> Kalo soal dekon, ritual minum teh, setelah mengalami ritual itu dia bilang acara minum teh itu adalah ibarat penggetaran garpu tala, copy paste, saling attune satu sama lainnya (bahasa reiki), yang mudah saya pahami karena kebetulan hobi kami sama, (energi, reiki, aikido spiritualisme)
>
> Jadi ini adalah pembahasan kami soal minum teh itu...
>
> Masing-masing peserta, selain harus menggunakan otak kanannya ketika menebak efek campuran minuman, masing-masing peserta akan saling menggetarkan satu sama lainnya.
>
> Tubuh manusia, jiwa manusia punya frekuensi sendiri-sendiri.
> dan karena masing-masing orang punya bukaan cakra mahkota yang beda-beda, besaran antakarana (kalo yahudi bilangnya tiang ilahi) yang beda-beda maka dengan masing-masing peserta berada di tempat yang sama dan melakukan hal yang sama, mereka akan saling menggetarkan.
>
> Akibat dari adanya hal itu (saling menggetarkan tsb) maka akan ada adjustement-
> http://soeprie.
>
> Karenanya, si Rio punya cita-cita, punya mimpi yakni...kalo bisa jiwa yang sudah bersih, yang sudah advance spiritually kalo bisa ikutan atau memakai metode minum teh untuk menggetarkan manusia2 lainnya.. tanpa perlu banyak kotbah2 an, tanpa belief system-belief systeman. Copy paste, pencerahan pun di copy paste :-)
>
> Efek yang kurang menyenangkan memang bisa terjadi... sama aja dengan ketika kita kotbah suatu pemahaman yang radikal, bagi yang awam akan terbengong-bengong atau akan segera "mental"....
>
> Botima hata sian hami, (bener nggak nulisnya ? :-).)
>
> Salam,
> Donny KN
>
> sinagahp sinagahp@... wrote:
>
> --- In psikologi_transform
> >
> >
> > Misalnya ada suatu paham/suatu ilmu atau suatu aliran dalam agama tertentu...mestinya nih kalau memang concern pada manusia2 lainnya, supaya manusia-manusia lainnya tidak tertipu (which is nggak bisa juga sepenuhnya dikendalikan) maka yang kita lakukan mestinya adalah membekali manusia2 lainnya tersebut dengan kritisi atas ilmu/paham atau agama tersebut bukan malah repot memperbaiki si penemu/pencipta paham tersebut....
> >
>
> harez:
>
> Setuju Mas Don .... , makanya saya bikin thread :
>
> Mengapa Seseorang Mau Didekon ?
> http://groups.
>
> Mengapa Seseorang Tidak Mau Didekon ?
> http://groups.
>
> Consumer education sebagai tujuan/sasarannya, dapat Mas Donny lihat di:
> http://groups.
>
> Saya juga sudah mengajak Mas Donny lho untuk berpartisipasi
> http://groups.
>
> Ditunggu partisipasinya Mas ... :)
>
> salam,
> harez
>
>
>
>
>
>
>
>
> ------------
> Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar