waahhhh....
pointnya yang mana nih ???
salam manis
/Lu2
Tomy T <tomigant@yahoo.
hi mbak....: :) yang ijo ya...Sekarang giliran Mas Tomy:> point II. Ga lucunya dimana? belon tau juga....
> nich lucunya : mbak bilang, "apa beda sisa2 kemarahan terpendam masa lalu itu dengan traumatic experience yang direpresikan :). memang ada bedanya? lalu mbak menulis teori psikoanalisa tanpa menulis teknik psikoanalisa, memang bedanya dimana?Sekarang Mas Tomy yang lucu :). Coba baca tulisan awal saya dengan seksama :) Saya memang menganggap "sisa2 kemarahan terpendam masa lalu" itu adalah bahasa Mas Edy tentang "repressed traumatic experience". Namun.. saya melihat Mas Edy berkutat di kemarahannya, bukan di akar kemarahannya. Makanya saya tanya: mengapa begitu? Karena di psikoanalisa sudah jelas yang harus kita hancurkan adalah akarnya, bukan daunnya :). Kalau Mas Edy mau ngurusin daun, saya tanya argumennya apa ;).--------------------- --------- --------- - T: dah di baca kali pun. makanya saya bilang di diagnosa dulu. jenis marahnya, dariman, dimana gimana....pasti ga, ga nangkep lagi.> point III: terapi marah (sementara, yang dr Edy) bukan sebuah terapy hanya sebuah teknik? ini maksudnya kan mbak? jadi apa namanya? bukannya sebuah teraphy itu juga adalah sebuah teknik? mempersoalkan antara teknik marahnya dengan teraphy, makanya Mas Edy sempat bingung.....jadi teknik meredakan kemarahan itu bukan teraphy? di ulang pertanyaannyaIya, saya ingat yang saya tuliskan itu :) Dan saya setuju bahwa saya membuat kesalahan terminologi dengan menyebut "teknik" tanpa memperjelas teknik apa, karena terapi itu juga sebuah "teknik penyembuhan" seperti yang Mas Tomy bilang.Namun.. Mas Tomy sudah perhatikan konteks saya menulis kalimat itu belum? Dan sudah memperhatikan tulisan saya tentang terapi belum ;)?Sebelumnya saya menuliskan bahwa terapi itu lebih mengacu pada mengganti kondisi menetap yang kurang baik dengan yang lebih baik (kalau pakai bahasa Mas Tomy: menyembuhkan) , sementara kemarahan adalah emosi yang tidak menetap :) Dan saya menuliskan komentar itu berdasarkan TIPS YANG DIBERIKAN PADA JENG LULU :) Kalau dari situ sih saya melihatnya memang teknik meredakan kemarahan saat ini, makanya saya samakan dengan Teknik Menggenggam Jari dari Capacitar :). Bukan terapi :) Dalam kaitan itu pulalah saya menuliskan kalimat yang Mas Tomy tuliskan di point I :)--------------------- --------- --------- --------- -- T: dah di baca juga. pendapat saya masih sama :)--------------------- --------- --------- ------ > point IV: masih ga bisa baca ttg yang saya tulis...sekarang pake kata ga relevan ahahahaah. nich saya kasi penjelasannya:
> pertama: Mas Edy ingin menggunakan gambar untuk sebuah teknik "menghilangkan marah" (sisa-sisa) masa lalu. dia menggunakan media menggambar. Gambar itu adalah proiettive dari si subyek untuk mengeluarkan amarahnya lewat gambar itu. ok sampai disini jelas.
> test menggambar, test rorschach n tes tat dst....juga begitu. melihat secara mendalam apa yang subyek tidak dapat ungkapkan dengan kata2 tapi muncul lewat gambar tsb (atau lewat dia menggambar=test menggambar). dimana tida RELEVANNYA? .Dimana tidak relevannya ;)? Ya dimana2.. HAHAHAHA..Gini, Mas, saya setuju bahwa tes menggambar (Wartegg, Baum, HTP, dll) serta tes proyektif menggunakan gambar (Rorschach, TAT, Hand, etc) bertujuan untuk melihat secara mendalam apa yang tidak dapat diungkapkan dengan kata2. Sampai di situ kita setuju.Masalahnya, tujuan dari tes menggambar dan tes proyektif dengan gambar itu adalah mendiagnosa apa akar masalah klien. Klien tidak menjadi lebih baik dengan mengerjakan tes2 tersebut. Di sini tidak relevannya, karena Mas Edy menggunakan media menggambar sebagai (salah satu) cara untuk membuat klien merasa lebih baik :)Bang Harez mengemukakan Chinese Painting dalam jawabannya di topik ini. Itu sesuatu yang lebih relevan dengan metode Mas Edy daripada tes2 yang Mas Tomy sebutkan :)--------------------- --------- --------- --------- ------- T: - saya perbaiki sedikit, tes menggambar itu bagian dari proiettive(sekarang malah di gunakan tuk tes IQ) ok.bukan seperti mbak tulis di atas.- disini kelihatan mbak memang ga pernah mengunakan/memperdalam test itu maka ga tahu...perhatikanka Masalahnya, tujuan dari tes menggambar dan tes proyektif dengan gambar itu adalah mendiagnosa apa akar masalah klien. Klien tidak menjadi lebih baik dengan mengerjakan tes2 tersebut. Di sini tidak relevannya, karena Mas Edy menggunakan media menggambar sebagai (salah satu) cara untuk membuat klien merasa lebih baik :)..."jadi ini yang ga relevan? gini mbak.....sarana itu "gambar" (menggambar)limat mbak yang saya kutip lagi , ... , satu menggunakan gambar sebagai test (yang sudah teruji) dan satu mau menggunakan gambar (menggambar) sebagai teraphy...iya kan? jadi ini tidak ada relevansinya? tahu ga artinya menggambar dalam teknik proiettive? (mau dijadikan test kek, mau dijadikan karya seni kek, mau dijadikan teraphy kek, mau dijadikan... terserah kemauaan) tapi dia tetap bagian dari proiettive.. .dan sebelum menggunakan suatu metode kepada si subyek (mas Edy mau menggunakan menggambar nya) seharusnya subyek itu di diagnosa dulu...belajr dulu ya mbak...tar juga baru tahu releavansinya. mungkin mbak susah memahami karena mbak berjalan di contoh-contoh...padahal yang saya kemukakan adalah bagian dasar dari menggambar.. ...poiettive. saya juga menyebut dengan kalimat awal..."anda pernah dengar ttg tes menggambar, rorschach,tat. .." mau mengajak Mas Edy bahwa dia tidak sendiri ttg cara test itu, menggukan media gambar (mana yang ga relevan ya.....). lalu saya jelas menyebut di sana dengan kata TEST yang berlaku tuk TEST Rorschach dan Test Tat dan Test menggambar.. ..saya tidak pakai kata Teraphy gambar, Tat, Rorschach... saya jg menyebut test itu berguna untuk mendiagnosa (gambar tersebut)... .masih belum?HAHAHAHA.. kalau begini memang lebih JELAS dan relevan maksudnya Mas Tomy apa :)Bahwa Mas Edy tidak sendirian menggunakan metode menggambar, rasanya beliau sudah tahu. Mas Edy kan juga sudah browsing tentang art therapy :). Masalahnya, apakah Mas Edy menangkap maksud Mas Tomy di balik kata "test" dan "diagnosa" itu ;)? Itu yang kita nggak tahu. Mungkin akan lebih jelas kalau Mas Tomy eksplisit menjelaskan seperti ini :)Terus terang saja, saya aja nggak jelas arah omongannya Mas Tomy kalau nggak dijelaskan seperti ini :) Jadi, bukan masalah relevansi, kali ya, tapi masalah kurang jelas penyampaian pesannya :)--------------------- --------- --------- --------- ----- T: bingung? kalimat yang saya ulangi sama lho....baru ngerti sekarang :)....ah mbak memang biasa ngertinya belakangan atau kalau ga "lewat" ahahahah (just kidding)> (pernah kah anda menggunakan test itu? masa gatahu relevansinya? tanya sesepuh psikoanalisis yang mbak kenal aja deh..ada ga relvansinya atau enggak....tar bikin malu nama psikologi lagi)> semakin prihatin.... ..tertawa berulang ulang, (mirip deh bahasan mbak dengan maslow, jung dsb....), bukannya mbak master?Pernah pakai atau enggak? Master? Aaaah.. mau tauuuu aja.. HAHAHAHA..> tapi bagaimanapun hal ini semua membuat saya kagum dan sayang sama mbak :)Jadi, saya dioleh2in apa kalau Mas Tomy pulang ke Jakarta... HAHAHAHA.. Only special things dong, buat orang yang dikagumi dan disayangi *wink wink*Salam,--------------------- --------- --------- - T: kl oleh oleh kan gak harus pulang dulu :), lgan aq kan ada di hatinya mbak...knapa harus pulang? ato gini aja lebih srek kayeknya kl mbak yang datang aja...kali lebih.......ahahahah. (ehhh memang mo opo?) tomy
Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar