Dear Mas Harez,
--- In psikologi_transform
<sinagahp@..
>
> Dear Mas Leo,
>
> Dalam pemahaman saya, ada unsur "makhluk halus" yang berada di luar
> "diri" seseorang, menempel atau bahkan mungkin "bersatu", tapi
> dapat dipisahkan tanpa menyebabkan kematian seseorang.
>
> Prosedur pemisahannya dalam bahasa sehari-hari adalah "pengusiran
> roh jahat", bisa dalam bentuk doa pelepasan (Kristen), Ruqyah
> (Islam), dan kerabatnya. Atau dalam bahasa popnya "pembuangan
> energi negatif / muatan negatif".
Sure, kalau dalam PENGERTIAN SEPERTI ITU memang YA, ADA ENERGI2
NEGATIF dan POSITIF yan _bisa_ menempel di diri seseorang dan itu
bisa dipisahkan tanpa menyebabkan seseorang itu meninggal. Dalam
Kristen itu namanya EXORCISM (Pengusiran Roh Jahat). Dalam Kejawen
mungkin dikenal dengan RITUAL RUWATAN. Dalam Ruwatan yang lengkap
akan digelar WAYANG KULIT dengan LAKON TERTENTU yang dipercayai
mempunyai KEKUATAN MAGIS (Magickal Power) to banish the evil spirits
or SENGKOLO. Istilah JAWA itu "sengkolo" if I'm correct. Nah,
sengkolo iku opo. Ono hubungan dengan "kolo" kan ? En "kolo" iku opo
kalo bukan TIME. WAKTU. DIMENSI WAKTU. Ada waktu yang bisa bikin
sesuatu menjadi PETOKO, dan itu adalah yang namanya SENGKOLO.
Despite it, ada juga yang namanya NISKOLO. Nah, niskolo iki opo kalo
bukan NIR KOLO which is NIR WAKTU. NO TIME.
Wuurrrrr wes ewes ewes, bablas sengkolo ne ! Cihuy! Gitu kan
critanya. Ehm, kalo di Kristen namanya HALLELUYAH. Puji Tuhan
walopun in my understanding si Tuhan cuek azzah. Wong yang bikin
sengkolo manusianya sendiri, wong sengkolonya gak ada, wong semuanya
itu INSIDE THE MIND azzah, but ok deh, kata God. Pujiannya gw
terima, kata God. En jangan buat doca yagi yah, bay bay !!
Gitu kalo RITUAL EXORCISM with any other name. Everything is IN THE
MIND. Jadi, ada MIND yang DIBERSIHKAN dari segala sesuatu yang
berkaitan dengan KOLO (without R). KOLO, as has already been
mentioned above, means TIME. Segala sesuatu yang berhubungan dengan
Dimensi Waktu memang mempunyai POTENSI untuk menjadi PETOKO. Dan itu
ada kaitannya dengan PIKIRAN (the MIND) which is nonetheless, tidak
lain dan tidak bukan adalah DIMENSI BELIEF SYSTEM.
Nah, Belief System itu kan CULTURE, Budaya Bangsa or even Non Bangsa
yang dipakai, diyakini or dicemooh, but tetap DIPAKAI. Itu kan sama
aja kayak para dosen psikologi yang ngajar di UI itu yang kalo
secara UPFRONT always bilang gak percaya klenik tapi ternyata punya
backing si mbah ini atau mbah itu yang memberikan jampi2 cupaya
segalanya berjalan lancar2 azzah. Sooo, everything is IN THE MIND
kan ? You can follow it kan ? Memang ada ENERGI itu, tetapi energi
itu kan di SIMULASI oleh THE MIND itu kan ? Dan yang mempunyai MIND
itu cuma manusia saja kan ? You, me, and THOSE PERSONS who requested
and given the RITUALS to banish the EVIL SPIRITS.
Wis, sekian dulu aja deh. Kalo tentang KHODAM, menurut pengertian
aku it is only ENERGY. Cuma dalam Bahasa Arab. Ada yang namanya ILMU
KHODAM which is in practice gak beda jauh dengan REIKI (berasal dari
Jepang), TAICHI (berasal dari China), dan KUNDALINI (berasal dari
India). Cuma, ilmu khodam kan pakai ayat2,... dan so pasti ayat2 itu
bahasanya Arab asli. Tapi, itu energi saja kok. Dalam bahasa
Sanskrit disebut PRANA. Dalam Japanese disebut REIKI. Dalam Chinese
disebut CHI atau KHI. So what ? Memang bisa dipisah dan orangnya gak
apa2. Bisa DITAMBAHKAN energi itu ke orang tertentu (kalau sifat
energinya dinilai baik), bisa pula dikurangkan atau dibuang dari
orang tertentu (kalau sifat energinya dinilai tidak baik).
This is MIND GAME and MORE. Mind Game and More. Yang "MORE" itu yang
tidak dikuasai oleh para psychologist tradisional but yang cuka
dimaen-maenin dengan penuh enjoyment oleh mereka yang udah COMING
OUT as TRANSPERSONALIST. Cepeyti caya (ehem).
Yours,
Leo
> Berikut saya kutip percakapan Mas Leo yang saya lihat berkaitan
> dengan pemahaman saya tersebut.
>
>
> KHODAM, OH KHODAM...
>
> http://groups.
>
> A = Andy
> L = Leo
>
> A = Kalo menurut scan panjenengan ada energy khodam
> gak di diriku ?
>
> L = Udah jelas ada khodam. Yang reiki itu khodamnya
> seabrek-abrek, tiap lewat satu guru dikasih tambahan
> khodam. Ya udah, teknik komunikasi udah bisa sendiri.
> Di mimpi komunikasinya sama aja, ngomong2 di mimpi is
> komunikasi. Cuma terkadang bentuknya simbol2 belaka,
> gak harus berbentuk seperti orang yang kita kenal
> secara fisik. Tapi, akhirnya arti dari mimpi akan
> muncul sendiri dari Mata Ketiga. Muncul sendiri tanpa
> dipikirin.
>
> A = Tapi suatu khodam kan punya wujud yang paling
> sering dia tampakkan ?
>
> L = Wujud dalam tanda kutip karena "wujud" itu bisa
> tampil berbeda dalam pandangan orang yang berbeda.
> Wujud yang "terlihat" itu kan simbol saja, dan gak
> harus terlihat sama setiap waktu.
>
> harez:
> Dari percakapan tersebut, pertanyaan yang timbul antara lain
adalah:
>
> * Apakah khodam yang mas Leo maksud ?
> * Apa bedanya khodam tersebut dengan "higher self"?
> * Kalau khodam dapat bertambah, apakah khodam juga dapat
> berkurang/dikurangi
> * Kalau khodam dapat berwujud, wujudnya apa saja ?
> * Apakah wujud tersebut dapat terdeteksi melalui penglihatan ?
> * Apakah wujud tersebut adalah wujud yang kadang-kadang muncul
dalam
> foto (khususnya terkait dengan fotografi hantu)?
> Mohon penjelasan Mas, mudah-mudahan tidak merepotkan.
>
> Penjelasan ini cukup penting, khususnya dalam kerangka disain
penelitian
> yang pernah saya kemukakan. Kalau tidak ada "sesuatu yang berubah"
> setelah dilakukan intervensi (sebagai obyek studi), ngapain juga
> dilakukan itu penelitian. Sejauh ini, walau ada perbedaan, saya
masih
> melihat ada "sesuatu" yang berubah setelah dilakukan intervensi
> (misalnya penambahan khodam akibat attunement reiki seperti
percakapan
> Mas Leo yang saya kutip di atas).
>
> Terima kasih sebelumnya.
>
> salam,
> harez
>
>
> NB:
> Ada komentar ngawur tentang diskusi yang sedang kita lakukan. Ybs
tidak
> dapat melihat keterkaitan maupun benang merah antara materi
diskusi kita
> ini dengan disain penelitian yang pernah saya ajukan. Ya
begitulah,
> kalau tidak tahu ontologi dan epistemologi ..... :) [;)]
>
>
>
> --- In psikologi_transform
> <leonardo_rimba@
> >
> > --- In psikologi_transform
> > sinagahp@ wrote:
> > >
> > > Yang ingin saya tanyakan dan rasanya belum mas Leo jawab
adalah,
> > > apakah Philemon dan yang sejenisnya itu dapat dipisahkan dari
diri
> > > seseorang tanpa menyebabkan kematian dari orang yang
bersangkutan?
> >
> >
> > Dear Mas Harez,
> >
> > Well, actually I've NEVER thought of that. Gimana mao pisahinnya,
> > that's the question. Itu kan sama aja kayak mao bilang:
> >
> > "Now, Leo, you have to DISCARD that GUIDING SPIRIT (whoever
he/she/it
> > is called) living inside your spirit. Whether you are willing or
not,
> > you have to discard it. From now on, blah blah blah, blah blah
> blah..."
> >
> > Nah, supposed ada SKENARIO semacam itu, is it possible ? Menurut
aku,
> > it's IMPOSSIBLE. Gak bisa dipisahkan karena the GUIDING SPIRIT
(HIGHER
> > SELF OR WHATEVER CALLED) is ALWAYS PART OF ME. Part of my SELF.
Bagian
> > dari DIRI SAYA SENDIRI.
> >
> > Kalo bisa dipisahkan, piye caranya ? Methodnya itu gimanah, gitu.
> >
> > So, the answer is, according to my understanding is
INCONCLUSIVE. Gak
> > tahu ya, setahu aku GAK BISA DIPISAHIN. Kalo _bisa_ dipisahin
juga
> > gimana, somebody might insist on my answering it which I shall
reply
> > that I simply DON'T KNOW. Aku belum pernah ngalamin keterpisahan
> > seperti itu. Yang selalu aku alami adalah KESATUAN itu.
> >
> > All the Best,
> > Leo
> >
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar