PUASA; Perjuangan Kembali Ke Fitrah
Pendahuluan
Bulan Ramadlan disebut sebagai bulan yang penuh berkah (syahr
mubarok). Berkah artinya terkumpulnya kebaikan ilahiah pada suatu
waktu, tempat, sesuatu atau seseorang seperti terkumpulnya air di
dalam kolam (tajammu` al khair al ilahy ka tajammu` al ma fi al
birkati). Dari satu sudut dapat disebut bahwa bulan Ramadlan adalah
bulan yang sangat produktip. Produktifitas Ramadlan itu ditandai
dengan peningkatan pahala sebagaimana dikatakaan oleh Nabi, bahwa
amal sunnat diganjar senilai amal wajib, dan amal wajib diganjar
dengan 10 sampai dengan 700 kali lipat, bergantung kualitasnya. Lebih
beruntung lagi jika seseorang mendapatkan lailatul qadar.
Produktifitas Ramadlan juga dibantu oleh suasana kondusip
dimana "pintu" sorga dibuka, "pintu" neraka ditutup dan
syaitan "dibelenggu"
berlaku umum bagi semua orang yang berpuasa atau khusus bagi orang-
orang dengan usaha tertentu ?
Puasa & Kesucian jiwa
Manusia memiliki peluang untuk dekat dengan Allah. Kedekatan manusia
dengan Allah sudah barang tentu bukan secara fisik, tetapi secara
ruhani. Hal ini dimungkinkan karena manusia, seperti yang dikatakan
oleh ilmu tasauf, memiliki sifat Ketuhanan (nasut), sementara Allah
memiliki sifat kemanusiaan (lahut). Secara fitri manusia memiliki
keerinduan untuk mendekat kepada Allah (taraqqi) dan Allah dengan
amat antausias menyonggsong hamba Nya yang bersunggguh-
mendekat kepada Nya (tanazul). Perjalanan pendakian manusia mendekati
Allah itu melalui stasiun-stasiun (maqamat) taubat, zuhud, faqr,
wara' ridla, ma`rifat/cinta. Kerinduan manusia untuk mendaki menuju
Allah sering terhambat oleh materi. Maksudnya selagi manusia ,
hatinya diberati oleh materi (hal-hal yang bersifat duniawi) maka ia
tidak akan dapat mendekat kepada Nya, karena materi itu kotor,
sementara Tuhan itu Maha Suci. Hanya jiwa yang sucilah yang dapat
mendekat kepada Yang Maha Suci.
Dalam perspektip ini puasa merupakan pelatihan manusia untuk berpisah
dengan hal-hal yang bersifat duniawi agar jiwanya menjadi suci. Pada
tingkat awal, manusia dilatih (mulutnya) untuk berpisah dengan
makanan dan minuman (puasa awam), selanjutnya seluruh anggauta
badannya berpuasa dari segala jenis perbuatan buruk (puasa khusus)
dan kemudian hatinya berpuasa dari ingatan selain Allah (puasa super
khusus).
Sebagaimana juga dalam bidang lain, Nabi mengingatkan bahwa ada orang
berpuasa yang tidak memperoleh apa-apa selain lapar dan haus (tidak
produktip). Sebaliknya Nabi menjanjikan bahwa orang yang berpuasa
secara benar akan diampuni dosanya secara total.
Cinta harta.
Sikap manusia terhadap harta (hal-hal yang bersifat duniawi)
berhubungan dengan pandangan hidupnya. Bagi orang yang menjadikan
harta sebagai tujuan hidup, maka apapun dilakukan demi untuk
memperolehnya. Dalam Islam harta bukanlah tujuan hidup, tetapi
sekedar alat untuk menggapai tujuan hidup., yakni memperoleh ridla
Allah. Kecintaan manusia kepada harta adalah karena tertipu
pandangannya tentang hidup ini. Kata Nabi ada tiga model orang hidup
Pertama, orang mukmin memandang dunia sebagai ladang, oleh karena itu
dalam hidupnya ia hanya sibuk bekerja menanam untuk dipanen kelak di
akhirat. Harta baginya bagaikan alat pertanian, oleh karena itu ia
menggunakannya sekedar diperlukan.
Kedua : Orang munafik memandng dunia ini sebagai panggung sandiwara,
oleh karena itu ia sibuk berhias untuk memuaskan penonton. Seluruh
tingkahlakunya ditujukan untuk dilihat orang lain, bukan untuk
dirinya, apalagi untuk Tuhan.
.
Ketiga : Orang kafir memandang dunia itu sebagai sorga tempat ia
berpesta. Oleh karena itu ia berusaha mereguk dunia sepuas-puasnya,
dan takut berpisah dengannya.
Bagi orang yang keliru pandangan hidupnya, maka dunia bisa berubah
menjadi semisal bangkai yang sangat menjijikkan, atau menjadi beban
yang harus selalu dipikul dan dikawal. Ia bukannya menguasai dan
menikmati harta tetapi diperbudak oleh harta.
Penyakit cinta harta dan pangkat (hubb al mal wa al jah) oleh Nabi
disebut al wahn, yakni cinta harta dan takut mati. Harta dan pangkat
juga menjadi ajang kedengkian (al hasad). Hasad adalah membenci
keberuntungan orang lain dan menginginkan agar keberuntungan orang
itu hilang serta berpindah kepada dirinya. Hasad atau dengki
dimungkinkan karena medan yang diperebutkan sempit sementara
pesertanya banyak. Dunia secara lughowi artinya dekat (atau sempit).
Dalam perspektip ini, sebagaimana dikatakan oleh sebuah syair sufi;
dunia dengan segala isinya adalah sesuatu yang amat sangat sedikit,
dan peminatnya adalah orang yang sangat hina.
Hasad atau dengki hanya terjadi dalam bidang yang rendah dan sempit,
sedangkan dalam bidang yang luas dan mulia tidak pernah akan terjadi
dengki, karena medannya amat luas dan sanggup menampung berapappun
jumlah peminatnya. Diantara orang-orang yang berlomba menggapai
keutamaan hidup justeru terjadi perasaan persaudaraan yang sangat
tinggi.
Puasa yang dilakukan seseorang secara benar, secara psikologis akan
menekan keserakahan kepada harta dan menekan dorongan hawa nafsu yang
pada gilirannya dapat meningkatkan tingkat kesucian jiwanya.
Lailatul qadar
Banyak keterangan tentang lailatul qadar, menyangkut makna, kapan
terjadi, dan hubungannya dengan turunnya al Qur'an. Menurut pendapat
kami, lailatul qadar adalah merupakan iming-iming Tuhan kepada
manusia agar mereka berlomba merebut keutaman Ramadlan secara penuh,
dari awal hingga akhir, karena hanya dengan kesempurnaan itulah akan
dicapai kesempurnaan spiritual puasa.
Puasa & Akhlak
Achlak adalah keadaan batin seseorang yang menjadi sumber keluarnya
tindakan, dimana perbuatan itu terjadi dengan mudah dengan tidak
memperhitungkan untung dan rugi. Jika seseorang rohaninya sehat
(sebagai buah dari puasa), dapat dipastikan bahwa perbuatannya juga
baik. Orang yang cinta kepada Tuhan pasti mencintai makhluknya,
tetapi belum tentu yang sebaliknya. Sebagaimana iabadah lain, ibadah
puasa akan efektip membentuk akhlak apabila sistemnya dipatuhi. Tanpa
mematuhi sistemnya maka puasa hanya menukar jadwal makan, dan tidak
menghasilkan apa-apa selain lapar dan haus. Ada ayat kauniyyah yang
layak menjadi bahan renungan, yaitu ulat berbulu.
Belajar Kepada Ulat
Ulat berbulu adalah jenis binatang kecil yang sangat menjijikkan dan
menakutkan meski ia tak berdaya. Bisakah ulat mengubah dirinya
menjadi simpatik ? ternyata bisa, yaitu dengan masuk ke dalam
kepompong. Di dalam kepompong, ulat berpuasa, "berzikir"
dan "bertafakkur" selama 36 hari. Apa yang terjadi setelah itu ?.
Ulat bulu yang menjijikkan ternyata telah berubah menjadi kupu-kupu
yang sangat menarik, berwarna-warni, terbang kian kemari.
Bagi manusia yang kelakuannya menyebalkan orang lain dan ingin
memperbaiki diri. belajarlah kepada ulat berbulu, masuklah ke dalam
kepongpong Ramadlan, patuhi sistem berpuasa seperti kepatuhan ulat di
dalam keponpong. Kenapa 36 hari ?. 30 hari puasa Ramadlan masih belum
cukup, tetapi harus disempurnakan dengan puasa Syawwal 6 hari. Kata
Nabi, barang siapa puasa Ramadlan dan ditambah dengan 6 hari puasa
Syawwal maka nilainya setara dengan puasa setahun.
Kembali ke Fitrah
`Id al Fitri bisa diterjemahkan dengan hari raya fitrah, bisa juga
diartikan kembali ke fitrah. Fitrah adalah keadaan semula jadi
manusia. Sejak lahir manusia sudah memiliki fitrah (1) mengenali yang
buruk dari yang baik, (2) lebh mudah berbuat baik daripada berbuat
jahat, (3) sudah mempunyai kecenderungan kepada agama yang hanif. Nah
ketika manusia hidup bergaul berinteraksi dengan lingkungan, didapati
kenyataan bahwa daya tarik kepada keburukn itu lebih kuat disbanding
daya tarik kebaikan. Oleh karma itu sepanjang hidup manusia sedikit-
sedikit tergeser dari fitrahnya yang baik itu. Nah amaliah Ramadan
yang dikerjakan secra bersistem dan sempurna dapat mengembalikan
manusia ke fitrahnya, seperti ulat yang bisa mengubah dirinya menjadi
kupu-kupu. Wallohu a`lam bissawab.
Wassalam,
agussyafii
============
Kirimkan komentar anda di http://mubarok-
achmad.mubarok@
============
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar