Pusat Krisis Terpadu RSCM,apa kabarmu?
Oleh:Titiana Adinda
Semenjak Pusat Krisis Terpadu untuk Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan berdiri di RSCM 7 tahun yang lalu sudah 4000-an kasus
kekerasan yang ditangani oleh mereka.Korban yg datang rata-rata
menderita luka fisik.Yang terparah adalah seorang korban yang ditusuk
gunting matanya oleh suaminya sehingga harus dioperasi.
Pusat Krisis Terpadu (PKT) RSCM ini adalah awal terbentuknya PKT-PKT
lain di Indonesia.Ini berawal dari study tour beberapa orang atas
kerjasama Komnas Perempuan dan UNFPA ke negara-negara ASEAN.Salah
satunya ide PKT ini semula ingin meniru One Stop Crisis Centre di
Kuala Lumpur Malaysia.Dimana ada dokter,perawat,
sosial yang bekerja secara bersamaan dan One Stop Crisis Centre ini
buka selama 24 jam.
PKT RSCM menempati sebuah ruangan di lantai dua tepat di atas UGD
RSCM.Namun dalam perjalanannya PKT kesulitan dana.UNFPA menyetop
kucuran dana operasional kepada PKT.Dana dari Kementrian Pemberdayaan
Perempuan juga sangat minim,dana dari PEMDA DKI hanya untuk membiayai
biaya operasional saja tanpa membayar gaji pegawainya.Dana dari
Departemen Kesehatan apalagi tidak ada dana sepersenpun dari
Departemen Kesehatan untuk PKT ini.Alhasil cita-cita yang semula PKT
RSCM sekaligus memperkerjakan dokter,perawat,
sosial.Kini hanya mesti bergiliran kadang hanya dokter dengan perawat
saja tanpa pekerja sosial.Atau dokter saja dan pekerja sosial saja
tanpa perawat.
Sebagai warga masyarakat saya mau menggugat pemerintah yang tidak
memberikan perhatian kepada fasilitas untuk perempuan dan anak korban
kekerasan ini khususnya gugatan ini diajukan kepada Kementerian
Pemberdayaan Perempuan,Departeme
memuntut perhatian kepada DPR dan DPRD untuk mengalokasikan anggaran
khusus untuk PKT RSCM ini ke dalam APBN/APBD.
Jika perhatian dan dukungan tidak diberikan kepada pihak-pihak
tersebut.Maka bukan mustahil PKT RSCM hanya tinggal kenangan saja.Dan
komitmen negara untuk penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan
anak korban kekerasan wajib dipertanyakan.
Lalu sudah saatnya sektor swasta juga memperhatikan masalah ini.Saya
rasa ini bisa menjadi bagian dari Coorporate Sosial Responsibily (CSR)
Perusahaan swasta.Atau mungkin juga kita sebagai individu harus
memperhatikan fasilitas ini.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar