Dear Mas Harez,
Mau gak mau memang harus sampai kesana juga that SPIRITUALITY IS
CLOSELY CONNECTED WITH SEXUALITY. Spiritualitas yang menggunakan
Cakra Mata Ketiga itu SELALU diseimbangkan oleh Cakra Sex. Itu
pengamatan aku dan pengalaman aku juga. Mereka yang meditasi dengan
Mata Ketiga (Kelenjar Pineal) akan memiliki SEXUAL "APPETITE" yang
besar. Semakin kuat Meditasi di Cakra Mata Ketiga itu, sexual
appetite itu akan makin besar. Itu yang aku amati. Dan itu bisa dari
kelompok keagamaan mana saja, as as as the person practices
meditation on the Third Eye, maka gairah ezek2 itu akan makin
membesar dan membludak. Itu kan ENERGI. Sex itu energi untuk
pembuahan, untuk PRO-CREATION. Untuk KEHIDUPAN,..
merusak dan membuat amboeradoel segalanya seperti orang yang
menggunakan NAPSU SEX semata untuk menjadi hewan liar, gak begitu
pengertiannya and it TAKES A WHOLE LOT TO EXPLAIN. Jadinya aku
keluarkan sedikit demi sedikit begitu supaya orang gak kaget and can
accept it GRACEFULLY that SEX IS NEUTRAL.
Cara bagaimana Sex could be bad or good kan tergantung dari
maksudnya belaka. Tergantung dari ETIK yang dipakai itu apa.
Tergantung apakah ada unsur SUKARELA ATAU PEMAKSAAN. Apakah ada
INTIMIDASI GENDER atau PENEKANAN MENTAL MELALUI BELIEF SYSTEM
(seperti melalui agama). Sex per se is NEUTRAL, always like that.
Nah, yang membuat sex itu menjadi BAD kan orang2 naluriah itu yang
menggunakan hormon untuk memuaskan NALURI semata. Hanya naluri
karena gak konek dengan Mata Ketiga. Dan itu ada, dan itu banyak
juga. Segala CRIMINALS itu menggunakan alasan SEX sebagai pendorong;
lha iya, tapi sex yang bagaimana? SEX yang naluriah kan ? Nah, SEX
yang naluriah itu benernya bisa juga berjalan hanya dengan LOBANG
THOK. Buat saja mesin semacam mesin pengocok telur, dan itu mbok ya
digunakan untuk orang2 naluriah yang suka memaksakan kehendaknya
sehingga WANITA BAIK2 (yang walaupun tidak bersuami dan sudah
memiliki anak) akhirnya bisa terjebak (kamar dikunci dan diperkosa).
Hmmm... wanitanya juga "gatel", itu kan alasan doank. Alasan
sebenarnya adalah PEMERKOSAAN. Dan wanita Timur kan terlalu malu
hati untuk berteriak "caya diperkoca". Pedahal iya, dan yang
melakukan itu orang NALURIAH seperti HEWAN walaupun secara fisik
berbentuk manusia... Gairah Seksual yang berasal dari Mata Ketiga
tidak seperti itu orientasinya. Memang ada dorongan ke arah esek2,
tetapi bukan dengan melakukan PEMAKSAAN. Bukan dengan MENJERUMUSKAN
WANITA ATAU PRIA yang tidak menyadari adanya jebakan yang
diciptakan. Tidak seperti itu. Kalaupun muncul, selalu ada JALAN
KELUAR. SEX is SEX dan ada ETIK yang harus dipatuhi dan tidak
seperti doggy2 yang suka memperkosa janda muda itu. Tidak seperti
itu, VERY DIFFERENT.
Saya sendiri masih mencari-cari CELAH untuk menuliskan tentang hal
itu. One by one, step by step. Suffice at this moment to say that
SEX PER SE IS NEUTRAL. Bahwa sex itu BUKANLAH alasan sehingga
manusia itu menjadi seperti binatang. Kalau manusianya memang
seperti binatang, apapun bisa dijadikan alasan, sex is one of those
alasan... SPIRITUALITY on the other hand accepts SEX as part of
HUMAN NATURE. And we'd better learn to accept it as it is. As long
as SEX could be expressed ETHICALLY, then we can grow more mature in
that regard. Bukan berarti lebih "liberal" seperti Barat, tetapi
lebih "Dewasa", lebih "Mature" sehingga bisa menerima tanpa merasa
harus pakai alasan yang dibuat-buat.
As a psychologist you must have KNOWN a whole bunch of
MISCONCEPTIONS ABOUT SEX. Sex in practice is _not_ the same as
theory. You must have known that, too. I believe. Nah, kita itu
harus seperti apa? Apakah harus mengikuti teori2 ? Apakah harus ikut
PRESKRIPSI yang dibuat ratusan tahun lalu ? Itu pertanyaan yang
sangat ETIKAL bukan ? Apalagi kalau orangnya memang mempraktekkan
meditasi di MATA KETIGA sehingga memunculkan ENERGI SEX yang meluber
dengan dahsyatnya itu, mau disalurkan kemana itu ? Dan I have not
really talked about it which I hope to do in the very near future.
All the Best,
Leo
--- In psikologi_transform
<sinagahp@..
>
>
> --- In psikologi_transform
> <leonardo_rimba@
> > L = Thanks for your prayer too, amen. The weather was
> > so humid yesterday that I slept with my shirt OFF (and
> > my pants _STILL_ ON). Yet I could feel the humidity
> > even inside the bedroom with its never turned-off air
> > condition. Panas sekali, but I was thinking of hugging
> > somebody else even then. So, it might be just a matter
> > of MIND SET and NOT WEATHER. How could we hug somebody
> > in such a humid weather ? Impossible, impossible. Too
> > hot, bisa basah kuyup.
>
> harez:
> Mas Leo .... apakah ada indikasi bahwa naluri anda mulai
tergugah ....?
> :)
>
> Ha...ha...ha.
>
> salam,
> harez
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar