Halo Mas Prijatmoko,
Kita sama-sama awam-awam awam yang berserakan di langit dan
menikmati hembusan angin dan panasyang gone with the winds---flying
like a birds---et cetera et cetera
.hehehe.
across the sky---this is the new begining--the new life, love
Indonesia...
17-an bermakna bagi sebagian orang,
biasa saja bagi sebagian lagi dan
bahkan sebagian lagi sama sekali tanpa makna...
Untuk memaknai 17 agustusan sebenarnya tidak perlu harus mengalami
sendiri perjuangan waktu itu dan situasi-situasi di berbagai wilayah
Nusantara ini...tapi apa esensi dari perjuangan terutama angkatan 28
itu yang perlu di "hidupkan"..
Kalau saja pendidikan di Indonesia ini jalan...terutama sejarah dan
interpretasinya.
kalau saja pendidikan tidak hanya menjadi konsumsi semata...(istilah
Tuhantu, sori lupa????hehehe)
kalau saja pendidikan tidak hanya Dunia Fantasi (istilah mba CI)...
kalau saja tidak terjadi praktek prostitusi pendidikan
dan masih kalau kalau yang lain
lama-lama lagunya opie deh...andai a a a a a ku jadi "orang kaya"
hehehhee....
Identitas?? Rasanya memang semua orang perlusiapapun perlu
identitas. Memaknai identitas Indonesia dalam rangka menjadi orang
Indonesia respon ku sama dengan respon ke Tuhantu di "menakar
keindonesiaan"
yang Adil dan Beradab..
smile with me
Nala
--- In psikologi_transform
<dayaolahwarta@
>
> Hai, barangkali ini pertama kali saya komentar, sebagai awam.
>
> Mengapa bertanya dengan kultur, kebiasaan, atau suasana ?
> Bukankah kita perlu identitas ?
> Bukankah kita sendiri sebagai pribadi, selalu punya sejarah, entah
> warnanya apa.
> Jika tidak merasa aneh ketika melihat MerahPutih, tidak merasakan
> sesuatu terjadi saat mendengar Indonesia Raya, atau tidak pernah
> merasa bergidik saat berkunjung ke TMP atau melihat upacara
kenegaraan
> di Istana Merdeka, saya mencoba mengurainya melalui kacamata awam
saya :
> 1. Tak satu pun keluarga/orang terdekat anda adalah seorang
> veteran/pejuang
> 2. Anda tidak pernah terlibat dalam perang fisik di tahun2
80an/90an,
> dibeberapa wilayah Indonesia
> 3. Anda tidak sedang bekerja sebagai jurnalis atau peneliti yang
> mengharuskan dekat obyek penelitian kemanusiaan
> 4. Anda tinggal di Jakarta/kota besar dan tidak pernah
> tinggal/berkunjung ke wilayah2 dimana banyak manusia2 Indonesia
yang
> tidak memiliki kecerdasan seperti anda; sehingga anda mengalami
> paralaksis informasi
> 5. Atau memang anda lahir di wilayah RI yang tidak pernah pecah
perang
> revolusi, karena disadari atau tidak, sebenarnya perang kemerdekaan
> hanya terjadi dibeberapa kota saja, selebihnya hanya menerima
> sisa-sisa perlakuan tak manusiawi sebagai akibat perang.
>
> Sebagai orang yang pernah terlibat kejadian2 di Timor-Timur, dan
> Acheh, dan terlibat di perbatasan PNG; sekaligus selalu mendapat
tugas
> untuk mengamati arkeologis; saya merasakan makna 17an bukan sekedar
> ngomongin MerahPutih dan IndonesiaRaya, tetapi tugas dan beban
> kemanusiaan yang seolah sudah tersedia untuk saya selesaikan hingga
> jatah hidup abis.
>
> Terimakasih.
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar