Saya coba menanggapi boleh ya :
(tulisan ini sebenarnya sudah pernah saya posting beberapa bulan lalu)
------------
Berawal dari turunnya Ayat pertama Al-qur'an yang berbunyi "IQRA" atau
Bacalah !!...dan kemudian dijawab oleh Muhammad..."
membaca..!!"
Maka dari sinilah awal pe-"nafsiran" bahwa Muhammad adalah buta huruf.
Dan itu pulalah yang menjadi bukti kelemahan kajian keilmuan bila
hanya bepatokan kepada Tafsir . Dimana tafsir hanya akan bermaksud
"menguraikan dari yang tertulis"...
muncul ilmu-ilmu yang meng-atas namakan dirinya sebagai ilmu
"Syariat"...
ritual-ritual ke-agamaan dalam islam. Sehingga muncul pulalah nama
keilmuan syariat ini dengan jubahnya yang bernama "ILMU FIQH" dan
KItab sucinya adalah dengan bertebarannya aneka macam
"MADZHAB-MADZHAB"
ratusan lainnya. Yang sayangnya madzhab-madzhab ini pun di-tafsirkan
kembali...hingga muncullah perdebatan dan pertikaian antar sesama
pemeluk agama....ISLAM VS ISLAM...SUNNI VS SYIAH,..MUHAMMADIYA
NU....dan seterusnya..
sebuah ilmu hanya dengan mengandalkan yang nama Tafsir...
Hingga ber-akibat pada kedangkalan dan kekeringan Jiwa apabila tafsir
terus-menerus digunakan tanpa ada yang meng-imbangi nya. Hingga
akhirnya muncullah yang istilah baru yang diberi nama "Takwil"...yang
bertujuan untuk...mengimbangi tafisr..dimana Tujuannya adalah untuk
"menguraikan makna dibalik apa yang tertulis..." Sehingga disusul
dengan munculnya keilmuan yang disebut dengan nama ilmu "Hakikat"...
Memahami tafsir tanpa men-takwilkan nya ibarat Jasad tanpa Jiwa..
Memahami takwil tanpa melihat penafsiran sebelumnya ibarat Jiwa tanpa
jasad..
Tafsir dan Takwil akan sempurna manakala digunakan bersamaan...
Maka Iqra (Bacalah)...
1.Bacalah dirimu...bacalah batinmu..siapa engku sebenarnya..
2.Bacalah sekeliling mu...apa yang terjadi dengan mereka..
3.Bacalah semuanya dengan kalbu mu....dan lakukan sesuatu...
Hingga wajar...ayat berikutnya..
kholag"...Bacalah dengan "ISMU Robb" Mu yang telah menciptakan.
Disini tertulis kata ISMU dan Robb....Ismu secara bahasa (lughoh)
berarti Nama atau sebutan..
Tapi Ismu kalau saya sederhanakan secara pentakwilan bisa menjadi ISme
atau Paham / Pehamanan / Kesadaran, Sedangkan Robb...yang biasa
diartikan sebagai Tuhan...bila ditakwilkan bisa juga
menjadi...Ar-
hukum Tuhan...atau bisa juga sebuah ketetapan atau kepastian...
Sedangkan Al-kholaq, bisa diartikan sebagai Sang Pencipta...namun juga
bisa saja menjadi ..."DAYA CIPTA (CIPTA, KARYA, KARSA, dan RASA)"
Sehingga "Iqra Bi-Ismi Robbikal ladzi Kholaq" bila diartikan secara
tafsir dan takwil adalah sederhana (dan masih bisa dikembangkan lagi):
"Bacalah dirimu dengan kalbumu akan segala kondisi yang ada, baik
dalam batinmu..maupun segala kondisi yang ada di luar mu...Bacalah
dengan menggunakan Kesadaran Ilahiahmu..Kesadara
dirimu.Yang mana telah ditetapkan-NYA untuk mu..Hingga engkau akan
mampu memiliki Daya Cipta, Karsa,Karya, dan Rasa yang akan sanggup
mengubah seluruh kondisi yang ada itu menjadi sesuatuyang selaras
dengan keinginan Tuhan mu...BACALAH.
Maka Muhammad pun menjawab :
MA ANA BI QORI.....Aku tidak bisa membaca...
Bila ditakwilkan akhirnya menjadi wajar :
"Aku tidak bisa membaca..karena saat ini aku belum memiliki Kesadaran
Tuhan...Aku masih merasa sebagai manusia biasa...Aku belum mersakan
bahwa Tuhan telah menyatu dlam diri ku...Tidak..
tidak sanggup untuk merubah itu semua seorang diri....Aku Tidak
sanggup..."
So.....Jadi.
"Buta" dalam membaca (IQRA) Fenomena yang terjadi di dalam batin nya
dan juga Fenomena yang terjadi di luar dirinya. Yang pada hakekatnya
justru adalah cerminan dari kegelisahan Batinnya tersebut...
Maka, Wahai Para Pencari...BACALAH !!!
--- In psikologi_transform
<hautesurveilance@
>
> Nah, kalau begitu harus ada yang memberikan penjelasan yang benar.
> Ayooo silahkan...(
> itu bohongan lho), ayo siapapun yang paham atau ahli soal ini
> silahkan, bukan ingin menjadikan milis ini milis agama lho ya, bukan
> tak mungkin di sini terdapat kasus-kasus psikologi, yang bahkan
belum
> disadari selama ini.
>
>
> --- In psikologi_transform
> <as2004as_as@
> >
> > Cuman penjelasan bohongan saja kok dipercaya, to, hauteeee, haute
> ............
> >
> > hautesurveilance <hautesurveilance@
> Hai Hendrik, terimakasih penjelasannya. Aku sungguh
> menghargainya.
> >
> > Best
> > Haute gicu lho!
> >
> > --- In psikologi_transform
> > <henrik12syiah@
> > >
> > > hahahah....hahahah.
> > muthari sudah menulis buku untuk membantah pendapat seperti itu.
> > silahkan anda baca "sekolah ilahi".
> > >
> > > tetapi izinkan saya juga untuk memberikan argumen lain:
> > >
> > > 1. menyangkut kultur... masyarakat arab jahiliah adalah
masyarakat
> > pedagang. dalam pikiran dan ajaran yg ada saat itu bahwa selain
> > silisilah darah, kekayaaan adalah ukuran kehormatan seseorang.
jadi
> > "pengetahuan" bagi mereka adalah sesuatu yg "tidak ada gunannya"
dalam
> > meningkatkan "harga diri" seseorang. kalau uang ada, jangankan
buku,
> > org pintar aja bisa dibeli.... jadi sangatlah wajar jika para
pemimpin
> > quraish tidak menekankan pentingnya "baca tulis" bagi anak2
mereka...
> > org yahudi dan nasrani aja yg punya kitab suci tetapi justru
hormat
> > dengan org quraish sebab (darah ismail yg mengalir dalam darah
> > mereka)... lihat aja di alkitab bagaimana janji tuhan yg
memberitakan
> > bahwa 12 org raja akan keluar dari benih ismail (bukan dari
benih
> > ishak yg sekaligus nenek moyangnya musa dan mama si yesus)....
betul
> > kagak....???
> > >
> > > 2.menyangkut bahasa : walaupun org indonesia bisa membaca huruf
> > latin tetapi belum tentu dia bisa membaca dengan benar ketika
tulisan
> > dalam bahasa inggris... selain itu, suami yg mengedipkan matanya
> > kepada istrinya bisa jadi bahasa juga yaitu bahasa yg
isinya "kita sex
> > yukk...". seorang pastur yg memakai jubahnya adalah bahasa juga
yg
> > isinya "hi cewek loe jangan pernah punya harapan bisa sex dengan
> > saya"...jadi bagamana dengan ALLAH yg mengajarkan tentang
penciptaan,
> > aturan hukum terhadap tawanan, nikah, dll....???.
> > > 3. menyangkut agama : kenapa nabi muhammad bisa menjelaskan
tentang
> > ketuhanan, filsafat, masalah para nabi, pengobatan, politik,
ekonomi,
> > pernikahan, penciptaan manusia, sumber kehidupan (air), perang,
hukum
> > perang, ruh, ,etika, dll....???? apakah dalam bible sebanyak yg
> > muhammad ajarkan....?
masalah
> > ekonomi dan politik yg bisa eksis sampai saat ini....??? apakah
yesus
> > bisa menjadi politikus, ekonom, dan bisa mempunyai istri
sebanyak nabi
> > muhammad SWW...???? mengapa pengagum nietszshe tidak hormat
kepada
> > nabi muhammad bukankah nabi muhammmad SAWW sudah membunuh para
tuhan
> > di kabah dan ketuhanan yesus...????
> > >
> > >
hahahaha....
> > >
> > > hautesurveilance <hautesurveilance@
wrote:
> > udul : Nabi Muhammad Buta Huruf atau Genius?
> > > Penulis : Syekh Al-Maqdisi
> > > Penerbit : Nun Publisher
> > > Halaman : 131 hlm.
> > > Harga : Rp 20.000,-
> > >
> > > Ajaran bahwa Rasulullah tidak mampu baca-tulis adalah sebuah
> > > kekeliruan tafsir sejarah yang konyol. Inilah buku
kontroversial
> yang
> > > mematahkan mitos kebutahurufan Nabi Muhammad.
> > >
> > > Kalau ada umat yang begitu bangga menerima kenyataan bahwa
pemimpin
> > > atau nabi-nya sebagai sosok yang buta huruf, itulah umat
Islam. Tak
> > > ada lain. Sejak kecil, ketika seorang anak muslim mulai
mengenal
> > > baca-tulis, ajaran bahwa Nabi adalah sosok yang buta huruf
selalu
> > > ditekankan.
> > >
> > > Kebutahurufannya seakan menjadi kenyataan yang patut
dibanggakan dan
> > > bisa membangun kepercayaan diri umat Islam! Pertanyaannya,
benarkah
> > > ajaran itu? Atas dasar apa Nabi dianggap sebagai sosok yang
buta
> > > huruf? Apakah ia pernah menyatakan dirinya betul-betul tidak
mampu
> > > membaca dan menulis sejak kecil hingga akhir hayatnya? Lalu,
> jika ada
> > > anggapan ia mampu membaca dan menulis, apakah itu akan
mengurangi
> > > keabsahannya sebagai utusan Allah?
> > >
> > > Bagi Syekh Al-Maqdisi, jawabannya cukup jelas: Ada tafsir
> sejarah yang
> > > keliru terhadap kapasitas Rasulullah, khususnya dalam soal
> baca-tulis.
> > > Dan semua itu, bersumber dari kekeliruan kita dalam
menerejamahkan
> > > kata "ummi" dalam Alquran maupun Hadis, yang oleh sebagian
besar
> umat
> > > Islam diartikan "buta huruf".
> > >
> > > Menurut Al-Maqdisi, "ummi" memang bisa berarti "buta huruf",
tapi
> > > ketika menyangkut Nabi Muhammad, "ummi" di situ lebih berarti
orang
> > > yang bukan dari golongan Yahudi dan Nasrani. Pada masa itu,
kaum
> > > Yahudi dan Nasrani sering kali menyebut umat di luar dirinya
sebagai
> > > orang-orang "ummi" atau "non-Yahudi dan non-Nasrani"
Termasuk
> > > Rasulullah dan orang Arab lainnya.
> > >
> > > Selain itu, kata "ummi" di situ juga bisa merujuk pada kata
> "umm" atau
> > > ibu kandung. Jadi, maknanya adalah "orang-orang yang seperti
masih
> > > dikandung oleh rahim ibunya, sehingga belum tahu apa-apa".
> > >
> > > Dalam buku ini, Syekh Al-Maqdisi menunjukkan bukti-bukti
otentik
> > > (hadis) yang menunjukkan fakta sebaliknya bahwa Rasulullah
adalah
> > > sosok yang justru pintar membaca dan menulis. Antara lain,
sebuah
> > > hadis yang diungkapkan Zaid bin Tsabit bahwa Nabi pernah
bersabda:
> > > "Jika kalian menulis kalimat Bismillahirrahmanir
> > > perjelaslah huruf sin di situ."
> > >
> > > Pikirkan, kalau untuk soal huruf saja ia memperhatikan, ibarat
> seorang
> > > editor naskah, mungkinkah Nabi seorang yang buta huruf? Buku
Maqdisi
> > > ini, sekali lagi, mematahkan semua kekeliruan sejarah ini.
> > >
> > > Selamat membaca!
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > ------------
> > > Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels
with
> > Yahoo! FareChase.
> > >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > ------------
> > Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone
who
> knows.
> > Yahoo! Answers - Check it out.
> >
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar