Psikologi bukanlah ilmu yang sakral, yang pembuatannya pake kemenyan
atau bubur merah putih. Juga tidak ada nabi dalam psikologi.
Dengan demikian kritik atas psikologi sah-sah aja. Noam Chomsky, ahli
bahasa, mengkritik psikologi (yang saya tau mengkritik behaviorisme
Bem) bagus sekali. Karl Popper, filsuf, mengkritik beberapa teori
psikologi yang 'tidak bisa disalahkan'. Foucault, filsuf, mengkritik
relasi kuasa atas 'praktek-praktek psikologi'. Ke-3 tokoh yang saya
sebut bagus sekali. Mereka mendalami sungguh-sungguh hal yang
dikritiknya, bukan asbun.
Bagi orang yang mengerti, ada tugas mulia untuk menjelaskan yang
tidak mengerti. Namun jika dijelaskan (oleh yang paham terhadap yang
tidak paham) kemudian (yang tidak paham) membalas penjelasan dengan
mengatakan "diatas langit masih ada langit", "Maslow orangnya itu
rajin belajar" dan hal-hal yang cukup ajaib...maka silahkan (yang
paham) mempertimbangkan untuk meneruskan atau menghentikan penjelasan.
Selama kritik tidak mengenai hal-hal yang substansial, dan selama
ocehan hanya berputar-putar dari one-sided opinion (eastern wisdom,
misalnya) maka tidak ada gregetnya bagi psikologi ataupun Fakultas
Psikologi. Tidak ada 'perubahan paradigma' apapun.
Istilah Holistik dalam psikologi bukanlah barang baru. Gestalt
Psychology sebagai aliran yang sudah berkembang sejak awal abad 20
mempunyai prinsip "keseluruhan lebih dari sekedar bagian-bagian yang
membentuknya"
Quantum physics is nothing but physical science. Fritjof Capra
mencoba melihat kesamaannya dengan filsafat timur (India dan China).
Jadilah seolah-olah : penjelasan fisika paralel dengan penjelasan
mistik timur. Kalau ini dipakai untuk mengkritik psikologi, silahkan
saja, asal mendalami apa yang dikritik.
Kalau nggak mendalami apa yang dikritik, cape deh bacanya.
Saya, Was, Tomy bukanlah pencinta berat Maslow. Barangkali juga bukan
pengguna atau pencandu Test IQ, barangkali juga bukan memuja EQ atau
ESQ. Semua berada dalam batas-batas wajar saja.
Ada Mas Leo yang menggunakan istilah Psikologi Transpersonal dengan
caranya sendiri, silahkan saja. Beliau menjelaskan apa yang dimaksud
dengan peristilahan itu. Fine. No hard feeling. Kalau Mas Leo mau
mengetahui pengertian baku dan lika-likunya Psikologi Transpersonal
MENURUT ilmu psikologi, beliau dapat mencari di google. Atau kalau
mau tanya di milis ini bisa dijawab oleh Swas atau Tomy yang saya
anggap rekan-rekan yang pinter dan baik hati.
Pointnya psikologi bukan ilmu sakral. Kalau ingin tau silahkan
belajar via apapun. Kalau ingin membuat psikologi sendiri, silahken
saja, asal tau bahwa itu bukan psikologi sebagai ilmu yang sudah
dicerahkan oleh metodologi ilmu pengetahuan.
Dalam Psikologi ada teori yang lemah, tapi kemudian ditindaklanjuti
penyempurnaan selama puluhan tahun. Ada yang teori yang rumit,
kemudian di test dalam dunia nyata. Ada yang sejak awal ketat dengan
metodologi penelitian, sehingga hasilnya 'relatif kokoh'. Pokoknya
psikologi itu ilmu yang menarik, yang punya banyak kisah dan banyak
sisi.
Wasalam,
WK
------------
Was-swas menjawab Tomy :
Saya suka cara Mas Tomy merespons tulisan Pak Jusuf Sutanto :)
Terutama banget bagian yang ini:
di sekolah psikologi juga sebenarnya di tuntut seseorang menjadi
seorang psikolog yang mampu melihat manusia itu dalam semua seginya.
tapi memang tidak semua psikolog dapat melakukan ini dengan baik.
mungkin (ini mungkin, karena saya tidak kenal dalam sekolah ala ZEN)
di sekolah Zen juga banyak orang yang tamat tapi apakah semua mereka
itu menjadi seorang Zen yang unggul?
selalu dikembalikan ke person-nya, ke-manusia-nya.
ilmunya, hanyalah sebuah instrumen (alat) saja...tidak lebih
Dalam bahasa yang berbeda, saya sudah pernah mencoba menyampaikan hal
yang sama pada Pak Jusuf juga :). Namun entah cara saya menyampaikan
kurang pas, atau memang pada dasarnya Pak Jusuf sulit menerima bahwa
psikologi itu tidak sesempit psikologi-dalam-
Sutanto, makanya tidak ada hasil berarti dari diskusinya :)
Ya semoga Mas Tomy bisa lebih berhasil menyampaikannya pada yang
bersangkutan :) Giliran saya yang nonton ya.. HAHAHAHA.. :)
> Salam,
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar