Sabtu, 04 Agustus 2007

Balasan: [psikologi_transformatif] Kotak Musik Ajaib

Dear Mas...
 
waduh lagi serius banget nih bacanya...
kok malah bersambung sih ???
atau memang di sengaja buat PR ya ???
mungkin juga ini pelajaran baru bagi kita ...
untuk selalu ingat akan asal kita...
dan berusaha menjadi diri sendiri...
ok deh apapun itu ....
di tungguin ya kelanjutannya....
karena mau buktiin apakah kotak musik lu2 ini termasuk yang ajaib atau tidak ya ...????
 
salam hangat selalu
/Lu2


Kumara Qulmi <satria_langit@yahoo.com> wrote:
Kotak Musik Ajaib
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Dahulu kala, terdapat dua desa yang dipisahkan oleh sebuah gunung. Desa yang pertama diberi nama Desa Timur dan desa yang kedua diberi nama Desa Barat. Karena kedua desa tersebut dipisahkan oleh gunung yang tinggi maka  penduduk Desa Timur sama sekali tidak pernah pergi ke Desa Barat. Mengapa begitu? Karena menurut legenda, konon pada zaman dahulu, di Desa Barat didatangi seorang nenek tua. Sejak kedatangan nenek tua tersebut dalam beberapa hari kemudian, penduduk di Desa Barat menjadi tua dan meninggal dengan tiba-tiba. Dan ada juga yang menjadi gila dan bunuh diri! Sehingga dalam seketika tidak ada lagi penduduk di Desa Barat, desa berubah menjadi desa mati. Tidak ada seorang pun penduduk yang hidup lagi. Menurut kabarnya, nenek tersebut adalah seorang nenek sihir atau siluman yang datang mengisap sari pati manusia. Sehingga penduduk Desa Timur tidak berani datang ke Desa Barat, dan Desa Barat berubah menjadi hutan belantara.
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Oleh karena itulah penduduk Desa Timur tidak berani menyeberangi gunung untuk datang ke Desa Barat. Desa Barat menjadi sebuah cerita turun temurun untuk menakuti anak kecil yang bandel, jika mereka bandel akan dibuang ke Desa Barat. Begitu anak kecil yang bandel mendengar cerita tersebut menjadi takut dan tidak berani bandel lagi berubah menjadi anak yang baik.
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Legenda Desa Barat sejak turun temurun diceritakan kepada penduduk desa. Sehingga lama kelamaan cerita tersebut bukan merupakan sebuah cerita yang mengerikan lagi bagi penduduk desa, tetapi hanya menjadi cerita untuk menakuti anak kecil.
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Pada suatu hari penduduk desa berkumpul untuk membahas masalah desa mereka. Karena penduduk desa makin lama makin banyak sehingga lahan yang mereka tanam menjadi sempit, bahan makanan menjadi berkurang. Mereka berkumpul untuk mencari akal bagaimana cara yang baik untuk membuat desa mereka menjadi makmur dan tidak kekurangan bahan makanan.
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Da Mao pemuda desa yang paling berani menyarankan, "Bagaimana kalau kita pergi Desa Barat! Mungkin Desa Barat terdapat tanah yang subur yang dapat ditanami bahan makanan, yang mungkin dapat kita makan sampai turun temurun!"
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Pemuda di desa ini semua setuju, "Ya! Ya! Seharusnya dari dahulu kita sudah pergi ke sana! Dengan demikian lahan kita menjadi luas, daripada kita biarkan Desa Barat menjadi hutan belantara!"
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Tetapi penduduk desa yang agak tua sedikit keberatan, mereka mengatakan, "Kita tidak boleh melanggar pesan nenek moyang kita. Legenda yang mereka ceritakan itu, tidak boleh kita abaikan. Lebih baik kita cari tempat yang lain saja."
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Da Mao berkata lagi, "Siapa yang pernah pergi ke Desa Barat?, Belum tentu cerita nenek moyang kita benar! Cerita itu mungkin hanya dongeng belaka, kenapa kita tidak coba pergi ke sana membuktikannya!" kata-kata Da Moa disetujui oleh penduduk yang masih muda.
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Akhirnya penduduk desa yang lebih tua tidak bisa membendung semangat anak-anak muda desa tersebut dan mereka menyarankan supaya ketiga bersaudara Da Mao, Er Mao dan San Mao pergi untuk melihat keadaan Desa Barat. Setelah pulang dari sana mereka baru bisa mengambil keputusan.
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Akhirnya pada hari yang sudah ditentukan ketiga bersaudara, Da Mao, Er Mao dan San Mao dengan bersemangat berjalan menuju ke Desa Barat. Setelah menghabiskan waktu seharian menyeberangi gunung, pada malam hari mereka sampai di Desa Barat.
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Keadaan di Desa Barat seperti legenda gelap gulita tidak ada seorang penduduk, hanya terdengar suara tapak kaki mereka bertiga yang menginjak rumput.
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Mereka bertiga hanya mendengar desiran suara angin, tiba-tiba San Mao menjerit dengan suara yang panik,"Kakak!" teriaknya. "Ah! Ada apa?" Da Mao dan Er Mao membalikan badan bertanya kepada adik mereka. Mata San Mao yang melotot melihat ke dalam hutan "Saya melihat seekor rubah ke luar dari sana"
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
 Da Mao dan Er Mao menghela nafas lega "Eh.. hanya seekor rubah, engkau sudah menjerit ketakutan. Kalau tahu kamu begitu penakut kami tidak akan membawa kamu!" kedua abangnya memarahi dia. Tidak berapa lama kemudian San Mao menjerit lagi dengan suara ketakutan, kedua abangnya seketika membalik badan hendak menertawai adik mereka yang sedang menunjuk ke sebuah tumpukan di depan mereka. Tiba-tiba mereka juga berubah menjadi pucat, di depan mereka terdapat tumpukan tengkorak manusia. Sehingga mereka menjadi sangsi mereka akan maju terus atau secepatnya kembali ke desa mereka?
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Dalam keadaan sangsi, mereka melihat di kejauhan terdapat sinar terang di beberapa tempat. Di bawah sinar bulan tempat terang itu makin bercahaya, dengan perasaan penasaran mereka berjalan terus menuju ke arah sinar tersebut. Ketika mereka bertiga sudah makin mendekat ke tempat bersinar, langkah kaki mereka makin dipercepat. Mereka ingin membuktikan yang mereka saksikan adalah hal yang nyata. Akhirnya perkiraan dihati mereka menjadi kenyataan, sinar terang tersebut adalah emas yang dipantulkan oleh sinar bulan. Walaupun sinar emas tersebut agak buram karena diselimuti oleh debu yang tebal, walaupun begitu sinar emas masih kelihatan jelas. Rupanya semua rumah di Desa Barat terbuat dari emas.
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Da Mao dan Er Mao menari-nari dengan gembira sekali, "Wah… kita menjadi kaya raya!" Hanya San Mao yang sangsi berkata, "Saya merasa ada hal yang aneh di tempat ini! Kenapa tidak ada seorangpun penduduk desa yang kelihatan? Hanya terlihat semua barang terbuat dari emas!"
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Da Mao dan Er Mao berkata, "Kita tidak usah peduli apa yang terjadi, pasti penduduk desa ini telah dibunuh oleh para perampok. Kemudian para perampok ini saling merebut harta dan saling membunuh, karena itu tidak ada seorang pun penduduk yang tersisa. Sekarang semua ini menjadi milik kita, penduduk Desa Timur melihat kita bertiga tidak pulang, pasti mereka tebak kita telah dimakan oleh hantu dan mereka pasti tidak berani datang ke sini lagi!"
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
San Mao yang baik hati berkata, "Kakak, engkau yang menyarankan orang Desa Timur untuk melihat keadaan Desa Barat. Tetapi sekarang engkau hendak memiliki semua harta-harta ini, apakah perbuatan ini bukan merupakan pengkhianatan kita terhadap orang di desa kita?"
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Da Mao yang sudah timbul niat tamak di hatinya, tidak memperdulikan perkataan adiknya. Ditambah dengan perkataan Er Mao yang sengaja memanasi situasi, "Dulu kita di Desa Timur berbuat begitu banyak kebaikan, tetapi apakah penduduk Desa Timur pernah berterima kasih kepada kita? Mereka menyuruh kita datang dahulu ke tempat yang berbahaya ini? Hanya engkau yang bodoh adikku, oleh karena itu sering ditipu oleh mereka!"
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Da Mao dan Er Mao tidak memperdulikan San Mao, mereka langsung mengelilingi desa melihat keadaan di desa itu. Mencari harta benda yang lain, melihat keadaan demikian San Mao yang melihat keadaan di sekelilingnya gelap gulita, dengan perasaan takut langsung mengikuti kedua saudaranya.
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Ketika mereka berjalan sampai di ujung jalan desa tersebut, mereka mendengar suara musik yang merdu. Rupanya suara musik itu berasal dari sebuah rumah gubuk, mereka bertiga merasa heran dan sangat penasaran, "Kenapa hanya rumah ini yang gubuk tua dan jelek, padahal seluruh desa ini rumahnya terbuat dari emas?"
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Lalu San Mao berkata, "Kakak saya rasa sebaiknya kita jangan masuk kerumah ini! Apakah kalian tidak memperhatikan seluruh desa ini sudah ditinggalkan begitu lama? Kenapa masih ada suara musik yang terdengar? Saya merasa kejadian ini sangat aneh!"
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Da Mao dan Er Mao dengan suara mengejek menjawab, "Alah engkau ini  memang pengecut dan bodoh! Kalau kita tidak masuk ke dalam bagaimana kita mengetahui harta benda yang ada di dalam rumah itu?" Setelah berkata demikian Da Mao dan Er Mao dengan langkah lebar masuk ke dalam rumah, namun San Mao dengan perasaan khawatir dan sangsi hanya berdiri di depan pintu tidak mau masuk ke dalam.
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Rupanya suara musik yang merdu ini keluar dari sebuah kotak musik yang cantik dan bersih. Keadaan di sekeliling kotak musik ini penuh debu, kursi, meja dan lemari diselimuti oleh debu yang tebal hanya kotak musik ini yang mengkilat. Suara musik yang merdu keluar dari kotak musik ini, Da Mao dan Er Mao menerka kotak musik ini pasti harta karun.
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Suara merdu dari kotak musik ini dapat menggoda Da Mao dan Er Mao untuk menyampaikan permintaan mereka.
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Lalu Da Mao berkata, "Saya ingin sebuah pedang yang tidak ada tandingannya di dunia ini." Begitu permintaan itu terucap, dari ubun-ubun kepala Da Mao mengalir sebuah cahaya ke kotak musik tersebut. Begitu cahaya itu memasuki kotak musik langsung menghilang di dalam kotak tersebut, lalu di meja muncul sebuah pedang yang berkilat-kilat, dengan senang dan bangga Da Mao langsung mengambil pedang tersebut.
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Er Mao yang melihat kejadian tersebut langsung meminta kepada kotak musik, "Saya menginginkan seorang istri yang paling cantik di seluruh dunia!"  Hal yang sama  dengan Da Mao begitu permintaan itu terucap dari ubun-ubun kepala Er Mao juga mengalir sebuah cahaya yang langsung menuju kotak musik, kemudian muncul seorang wanita muda yang cantik. Dengan gembira Er Mao langsung merangkul wanita tersebut dalam pelukannya, dalam suara musik yang merdu mereka berdua mulai menari dengan gembira. Membuat mereka lupa diri.
<!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]-->
Selanjutnya apakah yang terjadi pada ketiga bersaudara ini?

Milis Ngebahas Pengobatan alternatif --> http://groups.yahoo/group/pengobatan-alternatif
Weblog Berita & Artikel ---> http://kumaraqulmi.multiply.com
 

Luggage? GPS? Comic books?
Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search.


Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
SPONSORED LINKS
Yahoo! Avatars

Express Yourself

Show your face in

Messenger & more.

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Yahoo! Mail

Drag & drop

With the all-new

Yahoo! Mail Beta

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: