Selasa, 18 Desember 2007

RE: [psikologi_transformatif] Mengenali pola, lahirkan perubahan

Manteb bener mas…

 

Salah satu maestro penemu pola adalah Sir Issac Newton…hanya dengan 3 point statement sederhananya, dia mampu mendeskripsikan hukum2 (pendekatan) mekanika yang mengatur alam semesta

 

dalam satu kesempatan saya tanya ke engineer2 saya….menurut hukum Newton ketiga, setiap benda yang dikenai gaya akan balik memberikan gaya yang sama besarnya tapi berlawanan arah

 

nah, bila seekor kuda menarik kereta, berdasarkan hukum Newton ke-3 seharusnya resultan gaya adalah nol, tidak ada percepatan dan bila kecepatan awal kereta adalah nol (diam), harusnya kereta gak akan bergerak dong…loh, apakah Newton salah, kenyataannya kereta ditarik kuda kan bergerak?

 

awalnya mereka ketawa dengan pertanyaan ini…dengan sekian banyak code2, rumus2 dan metode2 untuk design ini itu yang canggih…diaggapnya ini cuma pertanyaan set back yang gak ada gunanya secara praktis

 

nah, satu waktu kami dapat pekerjaan membuat moring buoy (alat menambatkan kapal di tengah laut), ada satu kalkulasi dengan banyak angka dan rumus yang mereka tidak mengerti berhubung baru tahu….baru setelah saya tunjukkan pola sederhananya hubungan masing2 gaya dan kekuatan material….mereka manggut2….ooo, itu to gunanya mikirin fenomena kereta ditarik kuda

 

satu waktu lain, staff accounting saya yang seorang sarjana S1 Accounting, saya suruh bikin laporan keuangan…berhubung hanya untuk formalitas dan laporan yang bener belum selesai saya suruh nembak angka2 di necaranya (he2, ngaku)……

 

apa yang terjadi? ada kesalahan fatal, karena masalah sepele bahwa dia tidak mengerti esensi dari “laba ditahan”…..bayangkan, seorang sarjana S1 akuntansi, yang pada akhirnya harus saya ajari ulang esensi dasar akunting yang saya pelajari ulang dari bekas buku pembukuan SMP ponakan saya bahwa:

 

HARTA = UTANG + MODAL….dst..dst…

 

Kembali ke bangsa kita, sepertinya prinsip pengenalan pola dasar inilah yang jauuhhh banget…yang rasanya akibat mental “mengerjakan soal pake rumus” yang begitu mendarah daging

 

Salam,

Anwar

 


From: psikologi_transformatif@yahoogroups.com [mailto:psikologi_transformatif@yahoogroups.com] On Behalf Of Budi Setiawan
Sent: Wednesday, December 19, 2007 1:39 PM
To: Diskusi-HRD@yahoogroups.com
Subject: [psikologi_transformatif] Mengenali pola, lahirkan perubahan

 

appreciative life

Mengenali pola, lahirkan perubahan

Budi Setiawan, M.Psi
Pendidik di Fakultas Psikologi Unair
LP3T, Pelopor Psikologi Positif

    Hari-hari ini. Saya lagi menikmati lejitan keasyikan Damai, putri semata wayang, dalam berceloteh. Satu kata demi satu kata. Tiba-tiba dalam usianya yang masih belum genap 2 tahun, melejit menjadi dua, tiga bahkan empat kata. Kemarin setelah mandi, Damai menolak pakaian yang akan dipakaikan oleh ibunya buat dirinya. “meme ndak mau ini...yang lain...meme pakai kaos aja...”. Bagi mereka yang memperhatikan anaknya bermain bahasa, setiap tahapannya merupakan keajaiban kecil yang mewarnai hari.  Kok ajaib? Bayangkan, anak kita yang sama sekali tidak paham alfabet, bisa-bisanya menggunakan kata dan kalimat menarik.
    Lain lagi kisah teman saya yang imut, dewi paling suka menyanyi di karaoke. Kalau sudah nyanyi, habis-habisan katarsis. Menumpahkan seluruh beban dan rasa. Bagaimanapun, saya harus acungi jempol. Habisnya, saya sendiri kalau nyanyi selalu konsisten. Konsisten di luar jalur. Alias fals terus. Herannya, dewi dan saya itu sama-sama tidak bisa membaca not balok. Tidak tahu tata cara menyanyi yang baik dan benar.
    Apa yang bisa kita pelajari dari dua contoh tersebut? Secara alami. Secara manusiawi. Kita melakukan segala sesuatunya dengan memahami pola terlebih dahulu, bukan elemen-elemennya. Memahami maksud dan kalimat yang mengandung maksud itu. Bukannya mengenali dan menghafalkan abjad terlebih dahulu. Memahami ritme dan memproduksi suara sesuai ritme itu. Bukannya mengenali not balok dan menghafalkannya terlebih dahulu. Terus terang. Saya minta ampun kalau disuruh ngajari abjad demi abjad ke Damai. Dan lebih minta ampun lagi, kalau disuruh mengenali dan menghafalkan not balok.
    Intinya. Kenali pola. Apa pentingnya? Makna suatu pola jauh melampui penjumlahan elemen-elemen pembentuknya. Semisal, 3 warna dasar (merah, hijau dan biru) bisa membentuk sebuah lukisan yang indah. Garing kalau kita menikmati lukisan indah itu dengan mengenali warna dasar yang digunakan. Mahakarya Beethoven “Fur Elize”, Mais Que Nada dari Sergio Mendez, maupun Menghapus Jejakmu Peter Pan diciptakan dari hanya 12 not musik. Dashyat! Seluruh revolusi komputer dan jaman informasi sekarang berpijak pada dua digit, nol dan satu.
    Kapasitas mengenali pola ini atau berpikir sistem, merupakan suatu cara memandang keseluruhan, daripada memandang bagian per bagian. Pergeseran dari melihat elemen, kejadian, fungsi menjadi melihat proses, struktur, relasi dan hasil. Cara ini dapat menghindarkan kita dari solusi reaktif, solusi yang berguna secara jangka pendek dan memperparah penyakit dalam jangka panjang. Cara yang dapat memastikan tindakan perubahan dan pembelajaran yang kita lakukan berjalan mulus.
    Bagaimana praktisnya berpikir sistem dalam kehidupan organisasi dan bisnis kita? Salah satunya adalah dengan teknik 5-mengapa. Teknik ini mengurai rantai penyebab suatu persoalan hingga beberapa langkah sebelumnya, dengan mengajukan 5 pertanyaan mengapa kepada suatu gejala. Agar efektif, jawaban atas setiap pertanyaan hendaknya dijauhkan dari tindakan menyalahkan individu. Ingatlah, tujuan kita adalah mendapatkan penjelasan sistemik atas suatu gejala.
    Penggunaan teknik ini semakin menarik ketika dikombinasikan dengan teknik memandang dari helikokpter (helicopter view). Berhenti sejenak. Bayangkan, anda menjadi reporter tengah meliput dari sebuah helikopter yang terbang diatas lokasi gejala. Awalnya, bayangkan anda meliput ketika gejala terjadi. Ajukan pertanyaan mengapa. Perluas lingkup waktunya. Anda telah meliput sehari sebelum gejala terjadi. Ajukan pertanyaan mengapa. Perluas terus menjadi seminggu, sebulan, setahun, tiga tahun atau bahkan lebih. Setiap kali bertanya mengapa, perluas lingkup waktunya.

Lebih lanjut klik disini
atau di http://appreciativeorganization.wordpress.com

Sumber: Majalah People & Bussiness

 


Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Your school could

win a $25K donation.

Official Samsung

Yahoo! Group for

supporting your

HDTVs and devices.

Health & Fitness

on Yahoo! Groups

Useful info for the

health conscious.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] Re: Gadis itu..True Story..

kesedihan itu hanyalah cara untuk membuat kita kuat
kesedihan itu hanyalah cara membuat kita ingat
kesedihan itu hanyalah cara membuat hati kita berkembang, menemukan
jalan hidup, lewat kesedihan.

lewat pintu iba

salam,
goen

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "Ahmadi Agung"
<Agung@...> wrote:
>
> Kemarin dia pergi dng beban berat...
>
> Beban berat dari tas-tas yg dia bawa....
>
> Beban berat karena diusir yg dia sendiri tidak tahu harus kemana &
mengapa harus begitu...
>
> Itulah berita yg aku dengar dari buah hatiku....
>
> Dia yg di usir itu, yg pergi entah kemana yg dia sendiri tidak
tahu....
>
> Dia yg masih belia, dia seorang wanita masih SMA....
>
> Dia yg pernah aku temukan menangis sesengguk-an di Musholla
beberapa bulan yg lalu...
>
> Dia dulu bercerita pada ku bahwa dia mau di usir....
>
> Dia lah Wita, gadis belia itu...
>
> Aku sendiri tidak tahu harus berbuat apa, dia sudah pergi entah
kemana...
>
> Dialah Wita yg dulu bercerita padaku dng tangis sesengguk-an di
Musholla..
>
> Sekarang semua itu jadi kenyataan, buah hatiku melihatnya, buah
hatiku bercerita padaku....
>
> Dia di usir, dia pergi entah kemana....
>
>
> Yg hanya bisa ber-sedih
> AL-Pacitan
>
> ( kisah ini baru beberapa minggu terjadi )
>
>
> <http://geo.yahoo.com/serv?
s=97359714/grpId=2832906/grpspId=1707239047/msgId=18381/stime=1196139
097/nc1=5008814/nc2=3848641/nc3=4025373>
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Find great recruits

for your company.

HDTV Support

The official Samsung

Y! Group for HDTVs

and devices.

Yahoo! Groups

Find Green Groups

Share with others

Help the Planet.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] Re: Mengapa kita tidak bisa lagi mentertawakan diri sendiri ?

bung tuhantu , pembahasan ini memang dari awal saya prediksi akan
mentok di kapak batu "organon " (baca : mengetahui kebenaran) ,makanya
saya menyarankan untuk segera beralih ke mesin pemotong rumput "novum
organum " (baca : kebenaran harus dipraktekkan )

kalau bung tuhantu, saya yakin sudah biasa memakai mesin pemotong rumput.
betul apa bentoel ??

kalau hanya mencari kebenaran/ilmu untuk kepandaian sendiri , tidak
akan selesai selesai . sehingga lupa berpraktek/meneliti/eksperimen
untuk menghasilkan tehnologi atau ilmu aplikatif.

" wong ngangsu banyu samudro "
ora leren leren "
( manusia menimba air samudra dengan ember
tidak akan selesai selesai )

kalau pakai tehnologi mungkin lain ceritanya ....

maklumlah di zaman edan ini ,Sujiwo tejo (seniman jawa ) menyindir
dalam syirnya :

" butho ning alas do butuh duit
ora bis ngguyu ora bisa krungu
amargo kasumpel duit
wancine wis goro goro
geger gara garane duit
duit manak duit
gedhene sak duit duit "

( terjemah edy :
di hutan lebat saja ada raksasa membutuhkan uang
raksasa itu tidak bisa tertawa , tidak bisa mendengar
karena lubang mulut dan telinganya sudah di sumbat pakai uang
saatnya 'goro goro'
ribut gara gara uang
uang bisa beranak pinak
jumlah uang menjadi berlipat ganda )

namun bagi saya
"suara yang berbeda beda itu tidak jelek tapi malah indah "

tertawa dan mentertawai ini saya harapkan akan berujung di tikungan
dan berjumpa dengan
"kesadaran akan rasa kemanusiaan " kalau sudah demikian ,
norma/hukum /nilai nilai kehidupan bisa kembali sama sama kita susun
untuk peradapan yang lebih baik.

....
jamane mas....
jaman edan
banjir tangis... banjir bandang..

karena tangan saya sudah capek mengupas kulit "buah pengertian "
sehingga lebih mudah di makan.
sekian dulu...


salam,
edy
pekalongan

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "tuhantu_hantuhan"
<tuhantu_hantuhan@...> wrote:
>
>
> Quote: ... setelah tertawa jangan lupa buka mata , lihat sekitar , buka
> teorimu. cocok atau tidak untuk di terapkan di indonesia .
> terus praktekkan di lapangan , jangan hanya nulis buku. End of quote.
>
> Tuhantu: Sodokan dari Mas Edy diatas itu menonjok ´status´ yang
> dalam hal ini adalah ´profesi´ (termasuk di dalamnya Pengajar
> Filsafat, Arsitek, Budaya, dll)... Bagi seorang yg sensitif, dia takkan
> bisa membedakan bahwa yang disodok itu adalah ´status´-nya... dan
> BUKAN privasi atau pribadinya... Karakter demikian menampakkan bahwa
> antara ´status´ dan ´diri´ telah menyatu sedemikian rupa dan
> menjelma menjadi ´identitas´-nya... Reaksinya bisa kita amati,
> jika sodokan tersebut dilancarkan...
>
> Be Fun
>
> Tuhantu
>
> http://hole-spirit.blogspot.com <http://hole-spirit.blogspot.com>
>
>
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "edy_pekalongan"
> <edy_pekalongan@> wrote:
> >
> >
> > setelah tertawa jangan lupa buka mata , lihat sekitar , buka teorimu.
> > cocok atau tidak untuk di terapkan di indonesia .
> >
> > terus praktekkan di lapangan , jangan hanya nulis buku.
> >
> > dan sedikit tips :
> > jangan mundur
> > jika masyarakat menganggapmu sinting karena karya nyatamu tidak
> > didukung oleh ilmuan di indonesia.
> >
> > siap siaplah di tertawakan....
> > dan balaslah dengan tertawa....
> >
> >
> >
> > salam ,
> > edy
> > pekalongan
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Asas Asas
> > asas2004asas@ wrote:
> > >
> > >
> > > Menertawakan diri sendiri ?
> > >
> > > Huahahahahahahahahahahahaha ..............
> > >
> > > Maka akan dimulai dengan, haaaai, dikau itu apa, siiiih ?
> > > Profesor-profesor ?
> > > Pada tidur, yah, bikin aturan saja, baru bisa kelar sebulan yang
> > lalu. Kamu pakar-pakar ? Tidak bisa kerja, yaaaah ? Itu contoh
> > gamblang. Tengok aja
> > > di-mana2. Gak bereeeeeeees..........
> > >
> > > Itu semua, kan salah semua !!!!!!!!!!!!!!!!!!
> > > Itu salaaah, itu salaaaah pokoknya sualaaaah semua.
> > > Tidak seperti saya ..............
> > > Bikin kok tidak mengikuti aturan. Itu namanya mbalelo.
> > > Kalau saya, kan, selalu mengikuti aturan.
> > >
> > > Tengok aku.
> > > Pada waktu aku masih kecil saja,
> > > wuahahahahahahaha
> > > Semua saya obrak abrik.
> > > Habis, guobloooog semua.
> > > Kucing garong semua.
> > >
> > > Masih kecil, loh, saya, waktu itu. Ta a pii
> > > hihihihohoho
> > > lihat
> > > berduereeet, tulisan saya
> > > berdampingan ama yang udah beken-beken.
> > >
> > > Huuuuuuu
> > > Du u luuuu itu, yah
> > > Semua kukritik
> > > Apa itu ...........
> > > Huh, pa aasti katenye beletenye yang selalu beredar.
> > > Huuuuuuuuu
> > >
> > > Dan saya justify
> > > Semua adalah para dog
> > > Orang, sayaaaaa koooooook.
> > >
> > > Gak pada mikiiiiiir, ya
> > > MCK harus ada
> > > Greenhouse harus ada ...................
> > > efeknya ..............
> > >
> > > Huahahahahahahahahahaha
> > > huahahahahahahahahahaha
> > > huahahahahahahahahahaha
> > >
> > > ( Efek dari Jakarta yang listriknya padam sebagian, gak nyala2,
> > padahal sudah menggunakan sistem spindle canggih dari Electricite De
> > France )
> > >
> > >
> > > tuhantu_hantuhan tuhantu_hantuhan@
> > wrote: Quote: bahwa jika terjadi
> > bencana alam besarrrrrrrrrrrrrrr r sekali, dan yang tertinggal adalah
> > bangunan yang menjadi ikon kota, maka misalnya Paris mudah2an masih
> > punya Eiffel, di Jakarta punya banyakkkkkkkkk sekali mall
> > !!!!!!!..... ... lumayan kan? End of quote.
> > > Tuhantu: Lha, kok Monas nggak disebut-sebut? Wakakaka...
> > > Mbak Ratih, apa betul diatas itu adalah hal positif ? Kok, saya
> > tangkap ada nada sinis? (cmiiw)... Kalau ´ya´, ditujuken kemana
> nih,
> > sinisme tersebut? Budayawan? Sosiolog? Filsuf? Arsitekt?
> > Planologi?.. . Kalau sinisme itu ditujukan buat mereka, udang saya
> > minum kopi dong yah... Hehehehe...
> > > Bagi saya, mau bangun mall, bioskop, dll. Nggak ada masalah selama
> > ´aturan main´ sebuah kota itu nggak mbalelo. Text dan teori
> sudah
> > sedemikian bertumpuk di perpustakaan ataupun di kampus-kampus. Lha,
> > nengok keluar dari jendela kampus, apa yg diomongin dalam teori kok,
> > faktanya nggak ada yang beres?... Contoh gamblang, kenapa undang-
> > undang masalah tersebut baru terbit kurang lebih sebulan lalu? Kemana
> > aja para pakar-pakar dan Professor Planologi di Jakarta itu, selama
> > ini?
> > > Ketika masih awal-awal jadi mahasiswa dulu (setelah mengobrak-
> > abrik kantor senat mahasiswa) saya lalu punya akses ke majalah
> > dinding. Sebelumnya, majallah dinding tersebut sering digunakan untuk
> > mendiskreditkan arsitek lokal... (arsitek lokal, kucing dalam karung,
> > katak dalam tempurung,dll. ) padahal jika kita telusuri, jatah proyek
> > untuk bangunan-bangunan besar (bank, mall-mall, hotel, dll.) maupun
> > fasilitas umum, dll. Arsitek lokal itu kebagian porsi paling kecil
> > (paling skala inpres, proyek-proyek kabupaten, rumah jabatan bupati,
> > dan semacamnya) Sementara jika kota tersebut menjadi rawan banjir,
> > dsb. Justru diakibatkan oleh perencanaan- perencanaan mega-proyek,
> > yang perencananya yg bukan lokal (paling jatah management pengawasan
> > konstruksinya) ... Di situ juga kita bisa temukan elemen-elemen
> > kostruksi yg tidak proporsional yg sudah terdisain dari sononya, demi
> > mendongkrak cost konstruksi sehingga design fee juga terangkat.
> > Contoh ini adalah ring-balk pada bagunan kantin
> > > di Unhas, misalnya. Perlukah ringbalk sedemikian besar hanya untuk
> > menopang konstruksi atap di atasnya?... Jadi, semua profesi sebaiknya
> > ´mentertawakan diri´ masing-masing. ..:-D... (tuh, kan saya
> tidak
> > ´fanatik´ terhadap dunia arsitektur?)
> > > Back to taufik, di majalah dinding tersebut, kemudian sering
> > ditempelkan tulisan-tulisan saya berdampingan dengan gambar-gambar
> > karya seorang arsitek (waktu itu, buku tentang karya ini tidak
> > gampang ditemukan, atau barangkali tidak ada di toko-toko buku) Sebab
> > arsitek tersebut, bukanlah tokoh populer dikalangan dosen dan
> > mahasiswa, sehingga karya-karyanya tidak dibicarakan di kampus-
> > kampus. .. Dimana karya-karya tokoh itu, adalah bangunan-bangunan
> > yang berdampingan/ bersatu dengan lingkungan dan alam (earth
> > sheltered architectural)
> > > Lalu, belakangan saya diundang (mewakili Dinas Tata Kota) dalam
> > sebuah seminar tentang perencanaan kota yg diadakan oleh Pasca
> > Sarjana. (saat itu ada kasus gedung sebuah gedung restoran, yg tidak
> > memenuhi persyaratan perparkiran) Dan dalam seminar tersebut,
> > terungkap bahwa proyek tersebut bisa terus berjalan akibat
> ´katebelece
> > ´ (surat sakti) yg sering beredar di era orba... Karena yg
> > mengeluarkan IMB adalah Dinas Tata Kota (yg kebetulan waktu itu saya
> > wakili) maka, saya mempertanyakan dalam seminar tersebut, kenapa
> > tidak ada aturan setingkat undang-undang dimana IMB tidak bisa keluar
> > jika tidak mengikuti aturan-aturan tertentu? ... Mengingat sebuah
> > kota itu punya batas daya dukung tertentu dalam hal ekologis, bisnis,
> > populasi, dll. Dan makanya pula dalam Planologi ada ketentuan yg
> > mengikat mengenai green space.
> > > Nah, disinilah dalam kasus Jakarta, Planologi itu saya istilahkan
> > sebagai ´ParaDogma´... :-)... Realitas yg dibicarakan secara
> > teoritis pada ilmu perencanaan kota, tidak ada dalam kenyataan.
> > > Jadi, pokok kritik saya (dalam Warkop Institute ) adalah
> > ketersediaan green space dan public space dalam sebuah kota. Selain
> > itu, warganya (apapun etnik, bangsa dan agamanya) tidak terasing dari
> > roda kehidupan di kota tersebut. Warga bisa memahami secara jelas
> > prosedur pengalihan asset kota kepada pihak ketiga, siapa yg
> > diuntungkan, bagaimana pengelolaannya, dll. Jangan cuek-bebek.. .
> > Warga punya akses untuk monitoring dan evaluasi (pengawasan) terhadap
> > fungsi-fungsi public-sosial atas fasilitas umum-sosial pasca
> > pelaksanaan konstruksi, dll... Bukan bersoal pada anti bangunan ini,
> > atau anti bangunan itu...:-)...
> > > Eniwei, kutipan dari blog ´JakartaButuhRevolus iBudaya´ saya
> > paste kesini, sehubungan dengan thread ´mentertawakan diri´
> dalam
> > diskusi ini...
> > > Ilustrasi sederhananya gini... Seorang -katakanlah- si A,
> > menganjurkan kepada B, untuk mentertawakan diri (diri si B,
> > maksudnya) sebagai upaya agar si B tidak fanatik terhadap buku/ajaran
> > tertentu dari planet Pluto (katakanlah gitu). Pada saat melakukan
> > anjuran tersebut, si A menenteng buku ajaran dari planet Mars.
> > > Pertanyaan saya, sanggupkah pula si A mentertawakan dirinya
> > sendiri? Apakah si A juga tidak ´fanatik´ terhadap
> buku/ajarannya
> > dari planet Mars tersebut?...
> > > Nah, saya masuk (dengan menyeret sebuah kutipan) tidak dengan
> > meneteng buku dari planet tertentu, tetapi dengan memilah-milah
> > pengertian ´diri´. Dalam hal ini, berdasarkan tempat dimana si A
> > berpijak... Hikhikhikhik. .. (we are talking about transformatip
> > psikologi... right?... :-D...
> > > Be Fun
> > > Tuhantu
> > > http://hole- spirit.blogspot. com
> > >
> > >
> > > --- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, "ratih
> > ibrahim" <personalgrowth@ ...> wrote:
> > > >
> > > > bung Anwar,
> > > > menurutku ga perlu pake duluan mana dari apa.....
> > > > please dong ah.....
> > > >
> > > > tentang mall nih, tuhanku.... eh tuhantu...
> > > > tempo2 ketika lunch meeting dengan beberapa klien bersama
> > beberapa kolega
> > > > saya,
> > > > kami juga ngobrolin tentang pembangunan mall dan trade center yang
> > > > "CIHUIIIIIII" banget jumlahnya itu.
> > > > lepas dari segala pertimbangan dan keprihatinan yang begitu besar,
> > > > mencoba untuk menemukan berbagai hal bisa dijadikan positif,
> > > > kami bersetuju, bahwa jika terjadi bencana alam
> > besarrrrrrrrrrrrrrr r sekali,
> > > > dan yang tertinggal adalah bangunan yang menjadi ikon kota, maka
> > misalnya
> > > > Paris mudah2an masih punya Eiffel, di Jakarta punya
> > banyakkkkkkkkk sekali
> > > > mall !!!!!!!..... ... lumayan kan?
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > On 12/8/07, tuhantu_hantuhan tuhantu_hantuhan@ ... wrote:
> > > > >
> > > > > Quote: namun demikian, saya sungguh percaya bahwa potensi
> > > > > pikiran/kesadaran manusia selalu akan cukup untuk mengatasi
> > setiap
> > > > > permasalahan. karena sejatinya seluruh keberadaan dibentuk dari
> > afirmasi.
> > > > >
> > > > > Tuhantu: Cuman kadang manusia cendrung membatasi potensi
> > kesadaran dan
> > > > > fikirannya sendiri, tanpa sengaja. Contoh, ketika seseorang
> > mengajak Anda
> > > > > berdiskusi dan mengatakan ´silakan baca bukunya, dan kita
> > diskusikan isi
> > > > > buku itu´.
> > > > >
> > > > > Lalu, waktu dihabiskan berbusa-busa berfikir berdasarkan text
> > book
> > > > > tersebut. Tapi bukan berdiskusi berdasarkan fenomena yang
> > terjadi saat itu,
> > > > > ditempat para diskuser tersebut berada, yg belum tentu sama
> > dengan lokasi si
> > > > > penulis buku yang mereka bicarakan.
> > > > >
> > > > > Akibatnya, cendrung kita membicarakan hal-hal yang sifatnya
> > ´tangan ke
> > > > > dua´, yakni hasil observasi si penulis buku. Padahal, ketika
> > saat penulis
> > > > > melakukan obeservasi, membereskan draft tulisan, berurusan
> > masalah
> > > > > kontrak-kontrak dgn percetakan, mengantar anak istrinya
> > berbelanja dan
> > > > > rekreasi. Apa yang tadi dia observasi akan tidak sama seperti
> > sebelumnya.
> > > > >
> > > > > Sambil nulis ini, saya sedang membayangkan orang-orang pintar
> > di Jakarta
> > > > > sedang berdiskusi tentang isi buku yang di tulis oleh penulis
> > yang
> > > > > berdomisili di Planet Mars...
> > > > >
> > > > > Dan kulihat pula, seorang yang sedang dongkol sedang mengamati
> > diskusi
> > > > > tersebut, kemudian bergumam...
> > > > >
> > > > > ½Jakarta tidak butuh orang-orang pintar *yang saking
> pintarnya
> > justru
> > > > > tidak tahu kalau pembangunan mall dan trade center sudah
> > melewati batas
> > > > > sehingga tidak ada lagi kawasan hijau di Jakarta*. *Jakarta
> > tidak butuh
> > > > > orang-orang sok suci yang apabila bertemu masyarakat miskin
> > selalu menyebut
> > > > > nama Tuhan sembari menjanjikan peningkatan kesejahteraan
> > padahal kalian tahu
> > > > > kalau semua itu hanya bohong belaka. *½ (sumber: Gua Gak
> Butuh
> > Lo, Monyet<http://jakartabutuh revolusibudaya. com/2007/ 10/19/gue-
> > gak-butuh- lo-monyet/ #more-150>
> > > > > )
> > > > >
> > > > > Sesuai thread diskusi ini (mentertawai diri sendiri) kira
> > kira...
> > > > > konteksnya cocok nggak?... Hikhikhikhikhik. ..
> > > > >
> > > > > Be Fun
> > >
> > >
> > >
> > > ---------------------------------
> > > Support the World Aids Awareness campaign this month with Yahoo!
> > for Good
> > >
> > > ---------------------------------
> > > Sent from Yahoo! &#45; a smarter inbox.
> > >
> >
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Reconnect with

college alumni.

Food Lovers

Real Food Group

on Yahoo! Groups

find out more.

Y! Messenger

Instant smiles

Share photos while

you IM friends.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] Mengenali pola, lahirkan perubahan

appreciative life

Mengenali pola, lahirkan perubahan

Budi Setiawan, M.Psi
Pendidik di Fakultas Psikologi Unair
LP3T, Pelopor Psikologi Positif

    Hari-hari ini. Saya lagi menikmati lejitan keasyikan Damai, putri semata wayang, dalam berceloteh. Satu kata demi satu kata. Tiba-tiba dalam usianya yang masih belum genap 2 tahun, melejit menjadi dua, tiga bahkan empat kata. Kemarin setelah mandi, Damai menolak pakaian yang akan dipakaikan oleh ibunya buat dirinya. "meme ndak mau ini...yang lain...meme pakai kaos aja...". Bagi mereka yang memperhatikan anaknya bermain bahasa, setiap tahapannya merupakan keajaiban kecil yang mewarnai hari.  Kok ajaib? Bayangkan, anak kita yang sama sekali tidak paham alfabet, bisa-bisanya menggunakan kata dan kalimat menarik.
    Lain lagi kisah teman saya yang imut, dewi paling suka menyanyi di karaoke. Kalau sudah nyanyi, habis-habisan katarsis. Menumpahkan seluruh beban dan rasa. Bagaimanapun, saya harus acungi jempol. Habisnya, saya sendiri kalau nyanyi selalu konsisten. Konsisten di luar jalur. Alias fals terus. Herannya, dewi dan saya itu sama-sama tidak bisa membaca not balok. Tidak tahu tata cara menyanyi yang baik dan benar.
    Apa yang bisa kita pelajari dari dua contoh tersebut? Secara alami. Secara manusiawi. Kita melakukan segala sesuatunya dengan memahami pola terlebih dahulu, bukan elemen-elemennya. Memahami maksud dan kalimat yang mengandung maksud itu. Bukannya mengenali dan menghafalkan abjad terlebih dahulu. Memahami ritme dan memproduksi suara sesuai ritme itu. Bukannya mengenali not balok dan menghafalkannya terlebih dahulu. Terus terang. Saya minta ampun kalau disuruh ngajari abjad demi abjad ke Damai. Dan lebih minta ampun lagi, kalau disuruh mengenali dan menghafalkan not balok.
    Intinya. Kenali pola. Apa pentingnya? Makna suatu pola jauh melampui penjumlahan elemen-elemen pembentuknya. Semisal, 3 warna dasar (merah, hijau dan biru) bisa membentuk sebuah lukisan yang indah. Garing kalau kita menikmati lukisan indah itu dengan mengenali warna dasar yang digunakan. Mahakarya Beethoven "Fur Elize", Mais Que Nada dari Sergio Mendez, maupun Menghapus Jejakmu Peter Pan diciptakan dari hanya 12 not musik. Dashyat! Seluruh revolusi komputer dan jaman informasi sekarang berpijak pada dua digit, nol dan satu.
    Kapasitas mengenali pola ini atau berpikir sistem, merupakan suatu cara memandang keseluruhan, daripada memandang bagian per bagian. Pergeseran dari melihat elemen, kejadian, fungsi menjadi melihat proses, struktur, relasi dan hasil. Cara ini dapat menghindarkan kita dari solusi reaktif, solusi yang berguna secara jangka pendek dan memperparah penyakit dalam jangka panjang. Cara yang dapat memastikan tindakan perubahan dan pembelajaran yang kita lakukan berjalan mulus.
    Bagaimana praktisnya berpikir sistem dalam kehidupan organisasi dan bisnis kita? Salah satunya adalah dengan teknik 5-mengapa. Teknik ini mengurai rantai penyebab suatu persoalan hingga beberapa langkah sebelumnya, dengan mengajukan 5 pertanyaan mengapa kepada suatu gejala. Agar efektif, jawaban atas setiap pertanyaan hendaknya dijauhkan dari tindakan menyalahkan individu. Ingatlah, tujuan kita adalah mendapatkan penjelasan sistemik atas suatu gejala.
    Penggunaan teknik ini semakin menarik ketika dikombinasikan dengan teknik memandang dari helikokpter (helicopter view). Berhenti sejenak. Bayangkan, anda menjadi reporter tengah meliput dari sebuah helikopter yang terbang diatas lokasi gejala. Awalnya, bayangkan anda meliput ketika gejala terjadi. Ajukan pertanyaan mengapa. Perluas lingkup waktunya. Anda telah meliput sehari sebelum gejala terjadi. Ajukan pertanyaan mengapa. Perluas terus menjadi seminggu, sebulan, setahun, tiga tahun atau bahkan lebih. Setiap kali bertanya mengapa, perluas lingkup waktunya.

Lebih lanjut klik disini
atau di http://appreciativeorganization.wordpress.com

Sumber: Majalah People & Bussiness



Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

Reconnect with

college alumni.

Y! Messenger

Instant hello

Chat over IM with

group members.

Connect w/Parents

on Yahoo! Groups

Get support and

share information.

.

__,_._,___

[beasiswa] [Info] MSc course in Geo-information Science and Earth Observation (scholarship deadline: 1 January)

http://www.gem-msc.org/info/general/
MSc course in Geo-information Science and Earth Observation for
Environmental Modelling and Management (GEM)
The programme is taught in four countries: the UK, Sweden, Poland and
the Netherlands. Each institutions has a worldwide reputation in
geo-information science for environmental modelling and management.
Applications for Erasmus Mundus scholarships,
http://www.gem-msc.org/application/fees_funding/, must be received
before 1 January 2008. Applications from full-fee paying students must
be received before 1 July 2008.


INFO, TIPS BEASISWA, FAQ - ADS
Hanya ada di http://www.milisbeasiswa.com/

===============================

CARI KERJA?
Gabung dengan milis vacancy. Kirim email kosong ke vacancy-subscribe@yahoogroups.com.
http://www.groups.yahoo.com/group/vacancy

===============================

INGIN KELUAR DARI MILIS BEASISWA?
Kirim email kosong ke beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:

http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:

http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/join

(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:beasiswa-digest@yahoogroups.com
mailto:beasiswa-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:

http://docs.yahoo.com/info/terms/

RE: [psikologi_transformatif] Re: Mental Di-Ajak dan Ikutan

Kenapa gak memilih positioning…..“ yuk ikut gw” ?

 

Salam,

Anwar

 


From: psikologi_transformatif@yahoogroups.com [mailto:psikologi_transformatif@yahoogroups.com] On Behalf Of tinta_negatif
Sent: Tuesday, December 18, 2007 11:41 PM
To: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
Subject: [psikologi_transformatif] Re: Mental Di-Ajak dan Ikutan

 

begini yaa mbak-mbak.. mas-mas

orang yang berkata.. "Eh gw ikut dong.."
itu berbeda dengan yang berkata "Eh ajak gw dong.."

Orang yang mengatakan "Eh gw ikut.." akan lebih mudah
ikut.. karena yang dibutuhkan adalah kehadiran saja
dan bukan partisipasi aktif.

sedangkan orang mengatakan "Eh Ajak gw dong.."
mereka memiliki sesuatu yang bisa dibagi.. di share
sebagai sesuatu yang.. tidak sekedar ikutan.. tapi
sebuah ajakan terhadap individu dan eksistensi..

enggak sekedar ikut-ikutan..

seperti iklan

A Mild

Others can only Follow!!

there's a different betwen

Followers

and

Invitation- ers

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "Anwar Haryono"
<aharyono@...> wrote:
>
> He..he.sinkron mas
>
>
>
> Mental di-ajak, mental ikutan..bedanya apa ya?
>
>
>
> Untuk yang bermental di-ajak.kalo gak yang ngajak, so? Melongo saja.ato
> muter2 ndiri gak jelas arahnya..kembali lagi seperti, maaf..bebek.:-)
>
>
>
> Salam,
>
> Anwar
>
>
>
> _____
>
> From: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> [mailto:psikologi_transformatif@yahoogroups.com] On Behalf Of
> tuhantu_hantuhan
> Sent: Monday, December 17, 2007 10:22 PM
> To: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
> Subject: [psikologi_transformatif] Re: Mental Di-Ajak dan Ikutan
>
>
>
> Quote 1: apakah kita bermental di-ajak atau mental ikutan. End of quote.
>
> Tuhantu: Diajak dan ikutan hanyalah sebab-akibat. Jika ada orang
mengajak
> sesuatu, akibat yg timbul adalah orang yg diajak tersebut ikut atau
tidak
> ikut.
>
> So, kalau seseorang mengaku memiliki mental diajak (dan karenanya, turut
> serta untuk ikut melakukan sesuatu)... Bukankah secara otomatis mengakui
> dirinya sebagai bermental ikutan?...
>
> Quote 2: Hal ini jelas berbeda dengan orang-orang yang bermental
Di-Ajak.
> Saya menjadi pendekon karena di-Ajak. End of quote.
>
> Tuhantu: di-SEBAB-kan karena Anda di-AJAK sebagai Pendekon,
AKIBAT-nya Anda
> IKUT menjadi Pendekon...Nah, siapa itu yang ber-MENTAL IKUTAN?...
>
> Quote 3: Para pegawai negeri mungkin adalah paling banyak memiliki
mental
> ikutan. mereka tidak tahu seperti apa pekerjaannya nanti.. selama mereka
> menjadi PNS.. maka ada kemungkinan hidup sampai tua tidak akan masalah.
> tapi.. ketika melamar di bagian apa, bidang apa, cocok dimana..
tidak perlu
> ilmu dan keahlian khusus.. yang penting absen.. hadir dan menjadi bagian
> dengan Ikutan. adalah karakteristik Orang Bermental Ikutan. End of
quote.
>
> Tuhantu: Sebab-akibat sesederhana itu aja, kok ngalor-ngidul memojokkan
> hampir semua pegawai Negri di Endonesia(L)... Tulaliiittt...
Tulaliiittt...
> Tulaliiittt...
>
> Be Fun
>
> Tuhantu
>
> http://hole- <http://hole-spirit.blogspot.com> spirit.blogspot.com
>
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, tinta negatif
> <tinta_negatif@> wrote:
> >
> >
> > setiap anggota masyarakat adalah bagian dari komunitas, institusi,
atau
> pun kelompok-kelompok kecil atau besar. dan pertanyaannya besarnya
adalah..
> apakah kita bermental
> > di-ajak atau mental ikutan.
> >
> > Para pegawai negeri mungkin adalah paling banyak memiliki mental
ikutan.
> mereka tidak
> > tahu seperti apa pekerjaannya nanti.. selama mereka menjadi PNS..
maka ada
> kemungkinan hidup sampai tua tidak akan masalah. tapi.. ketika
melamar di
> bagian apa, bidang apa, cocok dimana.. tidak perlu ilmu dan keahlian
> khusus.. yang penting absen.. hadir dan menjadi bagian dengan
Ikutan. adalah
> karakteristik Orang Bermental Ikutan.
> >
> > Hal ini jelas berbeda dengan orang-orang yang bermental Di-Ajak. Saya
> menjadi pendekon karena di-Ajak. Vincent mengajak saya menjadi
Pendekon..
> karena Vincent punya feeling bis! a menjadi Pendekon dengan
karakteristik
> saya sendiri.. atau gaya saya sendiri.
> >
> > Kenapa saya membahas ini??
> >
> > Ini karena keengganan saya ikut dalam suatu birokrasi atau organisasi
> tertentu, atau apa pun itu. Apabila saya ikutan dalam suatu
organisasi atau
> birokrasi.. pada dasarnya saya hanya tinggal sumbang suara setuju
atau tidak
> setuju.. isi absen hadir atau tidak hadir.. dan menjalankan program atau
> acara yang sudah bertahun-tahun dan usang.
> >
> > hal yang ikut-ikutan ini saya hindari karena saya lebih tertarik untuk
> di-Ajak.. seperti halnya ketika Vincent mengajak saya menjadi
Pendekon dan
> mengikuti ritual-ritual Dekon.
> >
> > Alasan Bermental Di-Ajak :
> >
> > 1. Ada sesuatu dalam diri kita yang bisa dikembangkan oleh yang
mengajak.
> > 2. Apabila sudah merasa memiliki program atau agenda tertentu..
maka ada
> kemungkinab
> > orang-orang yang bermental di-Ajak akan memiliki Pembaharuan yang
jelas.
> Orang-! orang
> > yang bermental di-Ajak akan menawarkan program.. acara.. atau
bahkan ruang
> kelas..
> > yang disusun sendiri materinya.. dibuat sendiri susunan acaranya..
bahkan
> semua
> > dilakukan atas dasar apa yang terbaik dari dirinya untuk organisasi,
> institusi atau apa pun
> > itu. Bukan yang terbaik menurut Hirarkri paling Atas dari
organisasi atau
> institusi tersebut
> > 3. Orang yang bermental Di-Ajak tidak hanya ada untuk kelengkapan dari
> silent majority..
> > atau mayoritas yang diam. Tetapi juga dipaksa kreatif untuk
menuangkan apa
> yang
> > didapat dari pengalamannya untuk kemudian dibagi dalam membuat
perubahan.
> > 4. Dimana orang yang bermental Ikutan hanya Ada. Hanya BerAda..
tapi tidak
> menciptakan
> > sesuatu yang kemudian menjadi Ada.. dan menjadikan dirinya lebih
Ada.. dan
> merubah
> > struktur, pola pikir, system, pengajaran, pembelajaran, bahkan
pola dan
> tingkah laku,
> >
> > saya memang mengharapkan di beri satu ruang, dengan satu waktu, dengan
> keseluruhan konsep dari diri saya! .. mau itu sejalan dan bertentangan
> dengan institusi, lembaga atau pun organisasi.. maka seharusnya tidak
> menjadi masalah. Karena.. apabila masing-masing individu
memperjuangkan..
> apa yang menurutnya terbaik untuk Kebanyakan orang atau orang Kebanyakan
> dalam suatu komunitas... maka nantinya.. masing-masing individu akan
> terpancing untuk melakukan totalitas untuk memperjuangkan
'Perjuangan untuk
> Kebaikan'. dan akan terjadi persaingan yang sehat tentang 'apa yang
terbaik'
> >
> > dengan niat baik.
> >
> > maka bagi kalian yang masih ikut-ikutan saja.. menjadi buruh dan bukan
> orang kreatif yang semua orang pada dasarnya bisa melakukan karena ada
> Diklat : Pendidikan dan Latihan... yaa buat apa kita diciptakan
> berbeda-beda.. kalau si A bisa melakukan apa yang dilakukan Si B..
dan Si C,
> D, E bisa melakukan apa yang dilakukan F, G, H, I, J..
> >
> > kenapa gak bikin robot saja.. enggak usah ribet cuti hamil atau
Tunjangan
> Hari Raya! Atau Hari B! esar!
> >
> > saya selalu ingin mengingatkan.. dan sebat as mengingatkan..
"Bahwa tak
> ada yang baru di bawah matahari dan bulan. Maka perbaharuilah
sesuatu agar
> tidak monoton.. dengan apa.. dengan merubah pola pikir, mind set,
merubah
> suatu komunitas.. dan organisasi dan institusi agar peribahasa "Di Bawah
> bulan dan bintang itu ada yang baru.."
> >
> > Jangan ikuti pikiran-pikiran fundamentalis.. yang sudah terlalu
usang dan
> lama.. karena virus bulan lalu sudah bisa dibasmi oleh anti virus minggu
> ini.. kita harus terus mengupdate anti virus.. anti virus.. dalam otak
> kita..
> >
> > biar diri kita.. biar hardware.. atau komputer sebagai self atau diri
> > tidak kehilangan data
> > atau menjadi Hang!!!
> >
> > Beri saya Ruang
> > Beri saya Waktu
> > Saya akan merubah sesuatu
> > Apa itu...
> > silahkan berikan..
> >
> > "Jangan suruh saya untuk Ikut.. tapi Ajak.. karena kamu melihat
sesuatu
> dalam diriku untuk merubah kamu dan kaummu!"
> >
> > catatan : Ka! um adalah Organisasi, institusi, kelompok kecil atau pun
> besar.
> >
> > Hidup Terus Independensi!!!
> >
> >
> > ---------------------------------
> > Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.
Try it
> now.
> >
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Kickstart

Sign up today!

new professional

network from Yahoo!.

Cat Fanatics

on Yahoo! Groups

Find people who are

crazy about cats.

Yahoo! Groups

Health & Fitness

Find and share

weight loss tips.

.

__,_._,___

[beasiswa] [info] Strategi Berburu Beasiswa Ke Luar Negeri

Link berikut adalah power point presentasi mengenai strategi berburu beasiswa ke Luar Negeri beserta negara targetnya.

Dilengkapi juga dengan berbagai jenis/sumber beasiswa di negara tujuan

Klik: Stategi Berburu Beasiswa Luar Negeri

Atau bisa juga ke:

http://ntt-academia.org/Beasiswa/Strategi-Berburu-Beasiswa-NTT.ppt

[Non-text portions of this message have been removed]

INFO, TIPS BEASISWA, FAQ - ADS
Hanya ada di http://www.milisbeasiswa.com/

===============================

CARI KERJA?
Gabung dengan milis vacancy. Kirim email kosong ke vacancy-subscribe@yahoogroups.com.
http://www.groups.yahoo.com/group/vacancy

===============================

INGIN KELUAR DARI MILIS BEASISWA?
Kirim email kosong ke beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:

http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:

http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/join

(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:beasiswa-digest@yahoogroups.com
mailto:beasiswa-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:

http://docs.yahoo.com/info/terms/