Minggu, 09 September 2007

[psikologi_transformatif] Fwd: Re: [analisis_eksistensial] Re: mas vinsen udah di apus ==> Mas Hendro



Note: forwarded message attached.


Boardwalk for $500? In 2007? Ha!
Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Green Y! Groups

Environment Groups

Find them here

connect with others.

Popular Y! Groups

Is your group one?

Check it out and

see.

Beauty Groups

on Yahoo! Groups

A great place to

connect and share.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] Re: Cala Ibi...Cala Ibi

Kritikus no.2??? tentu saja tidak.
Pertanyaan Nala....Sejauh mana peran kritikus dalam dunia seni???
karena sering terdengar dan terbaca bahwa dalam interpretasi suatu
hasil karya seni sangat tergantung pada masing-masing orang..bahwa
novel X bagus buat Nala tapi tidak buat Haute misalnya
begitu...jangan marah ya pertanyaannya ku belokkan....:)

smile with me
Nala

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "hautesurveilance"
<hautesurveilance@...> wrote:
>
> Maksud bung gotho ngloco, novel? Tidak. Tapi saya pikir ini menarik
> juga didiskusikan. Apakah kritikus adalah nomor 2 setelah pengarang
> novel (atau bisa dikembangkan dalam hal-hal lainnya: seni rupa,
> fotografi, dsb).
>
> Ada teman-teman yang mau nanggapi? Pertanyaannya besarnya:
>
> APAKAH KRITIKUS ADALAH NOMOR 2?
>
> Silahkan...
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "gotholoco"
> <gotholoco@> wrote:
> >
> > Yang namanya kritikus: adalah orang yang tidak mampu berprestasi
> > seperti apa yang telah dicapai oleh yang dikritiknya.
> > he..he..he..
> > Bagaimana bung haute, punya karya bagus?? Japri ke sayah.
> > :)
> >
> > --- In
psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "hautesurveilance"
> > <hautesurveilance@> wrote:
> > >
> > > Aku tak sedang memegang novelnya, tapi inilah impresiku ketika
membaca
> > > novel tsb. Dalam hematku novel itu memiliki kendala teknis yang
> > > mendasar. Si pengarang, seperti kebanyakan penulis-penulis
Indonesia
> > > saat ini, bahkan belum mampu menyusun kalimat, apalagi
penceritaan,
> > > atau novel yang mensyaratkan kesatuan dan keutuhan.
> > >
> > > Selain itu, novel ini terjebak pada apa yang
disebut "magravilia"
> > > (hasrat terhadap daya pukau). Ia tampak mencurahkan dirinya
untuk
> > > berliris-liris bahkan hingga berlarat-larat. Kecenderungan pada
> > > lirisisme itu membuatnya bermain-main dalam apa yang
dipikirkan oleh
> > > si penulis sebagai metafor, padahal hanya terjerumus
pada "rujak
> > > kata-kata".
> > >
> > > Kalau tak salah ingat novelnya dibuka dengan "Bapakku anggrek
bulan,
> > > putih dari hutan" Apakah yang disebut anggrek bulan di sana?
tak ada
> > > referensi untuk itu. Predikatnya justru menerangkan hal
lain, "...,
> > > putih dari hutan". Kebebasan pembaca untuk menafsirkannya?
Inilah yang
> > > tak dipahami oleh kebanyakan penulis Indonesia kontemporer,
bahwa
> > > segelap apapun sebuah metafora ia harus memiiki matrix, kata
> > > kunci-kunci. Kualitas metafor hanya dapat dinilai dari matrix
itu.
> > > Seberapa besar/dahsyat ia membuat penggambaran hanya bisa
ditentukan
> > > dengan pembandingannya dengan matrix tersebut. Ini kalau kita
> > > berbicara metafora dalam definisi-definisi Aristotelian.
> > >
> > > Kini, mari beranjak ke metafora sebagai "kebebasan penggantian
tak
> > > terbatas", "pergerakan tak berujung" yang bebas dan acak,
sehingga
> > > rujak kata-kata seperti itu dapat dibenarkan sebagai metafora.
> > > Pertanyaannya adalah, apakah novel itu sendiri memberikan
dukungan
> > > bagi kita untuk berbicara seperti itu?
> > >
> > > Jawabannya tidak. Novel yang mencoba berbicara tentang bahasa
ini,
> > > masih menempatkan tulisan/teks sebagai barang nomor dua.
Memang bukan
> > > pakaian dari pikiran atau ucapan, tetapi rasa, aku--hal ini
> > > disampaikan secara verbal di bagian-bagian tengah. Kata di
sana masih
> > > merupakan representasi dari yang lain, dari luar dirinya--dan
oleh
> > > sebab itu saya melihatnya dari kacamata Aristotelian. Novel ini
> > > seperti yang dikatakannya sendiri, tak mampu menanggung
kekosongan
> > > referensi. Ia bukan hanya aneh dibaca dari bangunan realisme,
tetapi
> > > juga aneh dibaca dari bangunan metafora--sesuatu yang ia minta
> > > sendiri, namun ia khianati sendiri dengan kecenderungan
realismenya
> > > (aku/rasa sebelum bahasa).
> > >
> > > Kualitas novel ini, jika boleh memperbandingkan, sangat jauh
dari
> > > novel-novel Iwan Simatupang. Sangat jauh.
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Helga Noviari
> > > <helga_noviari@> wrote:
> > > >
> > > > Thanks commen'na ya Mas Imam,
> > > >
> > > > Yupp..sy stuju banget...novel ini punya alternatif bentuk
yg
> > > sungguh menarik. Dibandingin novel-novel mainstream tentunya
ya.
> > > Selalu asik utk dibaca berulang-ulang.
> > > >
> > > > Nah..kaya'nya di situ dech kekuatan metafor...keren bener
ni
> > > novel..permainan metafornya itu tuh..wuii
> > > >
> > > >
> > > > Cheers
> > > >
> > > > HN
> > >
> >
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Shedding Pounds

on Yahoo! Groups

Read sucess stories

& share your own.

Yahoo! Groups

Going Green

Share your passion

for the planet.

HDTV Support

The official Samsung

Y! Group for HDTVs

and devices.

.

__,_._,___

Re: [beasiswa] Re:[INFO] Chevening Awards dibuka nih

Halooo semua,
Saya juga mau tanya mengenai nilai IELTS yang dibutuhkan dlm apply chevening award. IELTS nya harus minimal 6.5 yah??? klo ADS kan bisa ditraining lagi. Kalo chevening gimana?
Mohon infonya. Terima kasih.

Poltak Hotradero <hotradero@gmail.com> wrote:
At 08:24 AM 9/7/2007, you wrote:

>salam,
>
>Saya tertarik dengan chevening award, tetapi ada satu pertanyaan
>yang mengganjal. Apakah lulusan s2 boleh mengambil beasiswa ini? dan
>apakah akan berpengaruh pada penilaian bila saya mencantumkan
>keterangan tersebut pada riwayat pendidikan?

Setahu saya tidak ada pengaruh berarti, karena kenyataannya ada
beberapa rekan penerima Chevening Awards pada angkatan saya (2004) -
sebelumnya telah menyelesaikan pendidikan pasca sarjana mereka dan
tetap bisa menerima beasiswa Chevening.

Menurut saya lebih baik anda cantumkan saja sebagaimana adanya -
ketimbang anda meresikokan kredibilitas anda.

Semoga cukup membantu.


---------------------------------
Pinpoint customers who are looking for what you sell.

[Non-text portions of this message have been removed]

INFO, TIPS BEASISWA, FAQ - ADS
Hanya ada di http://www.milisbeasiswa.com/

===============================

CARI KERJA?
Gabung dengan milis vacancy. Kirim email kosong ke vacancy-subscribe@yahoogroups.com.
http://www.groups.yahoo.com/group/vacancy

===============================

INGIN KELUAR DARI MILIS BEASISWA?
Kirim email kosong ke beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:

http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:

http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/join

(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:beasiswa-digest@yahoogroups.com
mailto:beasiswa-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:

http://docs.yahoo.com/info/terms/

[psikologi_transformatif] Fwd: Re: !

ini apa lagiiiiiiii...ribut-ribut editor...
lha ya editornya aja diminta bersaksi....:) atau penerbitnya aja
sekalian kalau perlu di minta bersaksi...daripada ribut mending
hehehe

smile with me
Nala

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "ivana.budianti"
<ivana.budianti@...> wrote:
>
> --- In vincentliong@yahoogroups.com, "ivana.budianti"
> <ivana.budianti@> wrote:
>
> Bilamana keberadaan editor dalam penerbitan sebuah buku
> > adalah hal yang membuat sebuah karya tidak diakui lagi sebagai
karya
> > penulisnya maka saya perlu pertanyakan lagi sampai dimana
pemahaman
> > seorang Nuruddin Asyhadie yang adalah direktur lembaga riset dan
> > penerbitan Pabrik Tontonan (Pabrik_T).
> >
>
> >
> > Kecian dech loe Nuruddin Asyhadie. Makin lama akal-akalan elo
makin
> > nga pakai otak. Misalnya soal mempermasalahkan buku tsb bukan gw
> tulis
> > hanya gara-gara gw menggunakan editor.
> >
>
>
> Ehhh...bukan itu maksudnya Mas O'on. Tuh khan keliatan blo'onnya
lagi.
> Bukan gara-gara menggunakan editor lantas bukunya
> bermasalah...bukan...bukan itu mas Vincent
>
> Tapi editornya itu kerjanya ngapain. Lha kalo editornya itu
merangkap
> jadi penulisnya...nah itu berarti mas Vincent ga jujur. Itu
plagiat
> namanya.
>
> Eh...ternyata tulisan ttg novel Pram yg mas bangga-banggain di
milis
> aeks itu hasil plagiat tho mas? Kamu ketahuan....hi...hi..hi...tak
> bilangin ama anak-anak aneks aahhh...hi..hi...hi...
>
> --- End forwarded message ---
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Food Lovers

Real Food Group

on Yahoo! Groups

find out more.

Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Fitness Edge

A Yahoo! Group

about sharing fitness

and endurance goals.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] Re: Cala Ibi...Cala Ibi

Maksud bung gotho ngloco, novel? Tidak. Tapi saya pikir ini menarik
juga didiskusikan. Apakah kritikus adalah nomor 2 setelah pengarang
novel (atau bisa dikembangkan dalam hal-hal lainnya: seni rupa,
fotografi, dsb).

Ada teman-teman yang mau nanggapi? Pertanyaannya besarnya:

APAKAH KRITIKUS ADALAH NOMOR 2?

Silahkan...

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "gotholoco"
<gotholoco@...> wrote:
>
> Yang namanya kritikus: adalah orang yang tidak mampu berprestasi
> seperti apa yang telah dicapai oleh yang dikritiknya.
> he..he..he..
> Bagaimana bung haute, punya karya bagus?? Japri ke sayah.
> :)
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "hautesurveilance"
> <hautesurveilance@> wrote:
> >
> > Aku tak sedang memegang novelnya, tapi inilah impresiku ketika membaca
> > novel tsb. Dalam hematku novel itu memiliki kendala teknis yang
> > mendasar. Si pengarang, seperti kebanyakan penulis-penulis Indonesia
> > saat ini, bahkan belum mampu menyusun kalimat, apalagi penceritaan,
> > atau novel yang mensyaratkan kesatuan dan keutuhan.
> >
> > Selain itu, novel ini terjebak pada apa yang disebut "magravilia"
> > (hasrat terhadap daya pukau). Ia tampak mencurahkan dirinya untuk
> > berliris-liris bahkan hingga berlarat-larat. Kecenderungan pada
> > lirisisme itu membuatnya bermain-main dalam apa yang dipikirkan oleh
> > si penulis sebagai metafor, padahal hanya terjerumus pada "rujak
> > kata-kata".
> >
> > Kalau tak salah ingat novelnya dibuka dengan "Bapakku anggrek bulan,
> > putih dari hutan" Apakah yang disebut anggrek bulan di sana? tak ada
> > referensi untuk itu. Predikatnya justru menerangkan hal lain, "...,
> > putih dari hutan". Kebebasan pembaca untuk menafsirkannya? Inilah yang
> > tak dipahami oleh kebanyakan penulis Indonesia kontemporer, bahwa
> > segelap apapun sebuah metafora ia harus memiiki matrix, kata
> > kunci-kunci. Kualitas metafor hanya dapat dinilai dari matrix itu.
> > Seberapa besar/dahsyat ia membuat penggambaran hanya bisa ditentukan
> > dengan pembandingannya dengan matrix tersebut. Ini kalau kita
> > berbicara metafora dalam definisi-definisi Aristotelian.
> >
> > Kini, mari beranjak ke metafora sebagai "kebebasan penggantian tak
> > terbatas", "pergerakan tak berujung" yang bebas dan acak, sehingga
> > rujak kata-kata seperti itu dapat dibenarkan sebagai metafora.
> > Pertanyaannya adalah, apakah novel itu sendiri memberikan dukungan
> > bagi kita untuk berbicara seperti itu?
> >
> > Jawabannya tidak. Novel yang mencoba berbicara tentang bahasa ini,
> > masih menempatkan tulisan/teks sebagai barang nomor dua. Memang bukan
> > pakaian dari pikiran atau ucapan, tetapi rasa, aku--hal ini
> > disampaikan secara verbal di bagian-bagian tengah. Kata di sana masih
> > merupakan representasi dari yang lain, dari luar dirinya--dan oleh
> > sebab itu saya melihatnya dari kacamata Aristotelian. Novel ini
> > seperti yang dikatakannya sendiri, tak mampu menanggung kekosongan
> > referensi. Ia bukan hanya aneh dibaca dari bangunan realisme, tetapi
> > juga aneh dibaca dari bangunan metafora--sesuatu yang ia minta
> > sendiri, namun ia khianati sendiri dengan kecenderungan realismenya
> > (aku/rasa sebelum bahasa).
> >
> > Kualitas novel ini, jika boleh memperbandingkan, sangat jauh dari
> > novel-novel Iwan Simatupang. Sangat jauh.
> >
> >
> >
> >
> >
> > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Helga Noviari
> > <helga_noviari@> wrote:
> > >
> > > Thanks commen'na ya Mas Imam,
> > >
> > > Yupp..sy stuju banget...novel ini punya alternatif bentuk yg
> > sungguh menarik. Dibandingin novel-novel mainstream tentunya ya.
> > Selalu asik utk dibaca berulang-ulang.
> > >
> > > Nah..kaya'nya di situ dech kekuatan metafor...keren bener ni
> > novel..permainan metafornya itu tuh..wuii
> > >
> > >
> > > Cheers
> > >
> > > HN
> >
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Instant smiles

Share photos while

you IM friends.

Best of Y! Groups

Check out the best

of what Yahoo!

Groups has to offer.

Green Y! Groups

Environment Groups

Find them here

connect with others.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] Re: Cala Ibi...Cala Ibi

Yang namanya kritikus: adalah orang yang tidak mampu berprestasi
seperti apa yang telah dicapai oleh yang dikritiknya.
he..he..he..
Bagaimana bung haute, punya karya bagus?? Japri ke sayah.
:)

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "hautesurveilance"
<hautesurveilance@...> wrote:
>
> Aku tak sedang memegang novelnya, tapi inilah impresiku ketika membaca
> novel tsb. Dalam hematku novel itu memiliki kendala teknis yang
> mendasar. Si pengarang, seperti kebanyakan penulis-penulis Indonesia
> saat ini, bahkan belum mampu menyusun kalimat, apalagi penceritaan,
> atau novel yang mensyaratkan kesatuan dan keutuhan.
>
> Selain itu, novel ini terjebak pada apa yang disebut "magravilia"
> (hasrat terhadap daya pukau). Ia tampak mencurahkan dirinya untuk
> berliris-liris bahkan hingga berlarat-larat. Kecenderungan pada
> lirisisme itu membuatnya bermain-main dalam apa yang dipikirkan oleh
> si penulis sebagai metafor, padahal hanya terjerumus pada "rujak
> kata-kata".
>
> Kalau tak salah ingat novelnya dibuka dengan "Bapakku anggrek bulan,
> putih dari hutan" Apakah yang disebut anggrek bulan di sana? tak ada
> referensi untuk itu. Predikatnya justru menerangkan hal lain, "...,
> putih dari hutan". Kebebasan pembaca untuk menafsirkannya? Inilah yang
> tak dipahami oleh kebanyakan penulis Indonesia kontemporer, bahwa
> segelap apapun sebuah metafora ia harus memiiki matrix, kata
> kunci-kunci. Kualitas metafor hanya dapat dinilai dari matrix itu.
> Seberapa besar/dahsyat ia membuat penggambaran hanya bisa ditentukan
> dengan pembandingannya dengan matrix tersebut. Ini kalau kita
> berbicara metafora dalam definisi-definisi Aristotelian.
>
> Kini, mari beranjak ke metafora sebagai "kebebasan penggantian tak
> terbatas", "pergerakan tak berujung" yang bebas dan acak, sehingga
> rujak kata-kata seperti itu dapat dibenarkan sebagai metafora.
> Pertanyaannya adalah, apakah novel itu sendiri memberikan dukungan
> bagi kita untuk berbicara seperti itu?
>
> Jawabannya tidak. Novel yang mencoba berbicara tentang bahasa ini,
> masih menempatkan tulisan/teks sebagai barang nomor dua. Memang bukan
> pakaian dari pikiran atau ucapan, tetapi rasa, aku--hal ini
> disampaikan secara verbal di bagian-bagian tengah. Kata di sana masih
> merupakan representasi dari yang lain, dari luar dirinya--dan oleh
> sebab itu saya melihatnya dari kacamata Aristotelian. Novel ini
> seperti yang dikatakannya sendiri, tak mampu menanggung kekosongan
> referensi. Ia bukan hanya aneh dibaca dari bangunan realisme, tetapi
> juga aneh dibaca dari bangunan metafora--sesuatu yang ia minta
> sendiri, namun ia khianati sendiri dengan kecenderungan realismenya
> (aku/rasa sebelum bahasa).
>
> Kualitas novel ini, jika boleh memperbandingkan, sangat jauh dari
> novel-novel Iwan Simatupang. Sangat jauh.
>
>
>
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Helga Noviari
> <helga_noviari@> wrote:
> >
> > Thanks commen'na ya Mas Imam,
> >
> > Yupp..sy stuju banget...novel ini punya alternatif bentuk yg
> sungguh menarik. Dibandingin novel-novel mainstream tentunya ya.
> Selalu asik utk dibaca berulang-ulang.
> >
> > Nah..kaya'nya di situ dech kekuatan metafor...keren bener ni
> novel..permainan metafornya itu tuh..wuii
> >
> >
> > Cheers
> >
> > HN
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Dog Zone

Connect w/others

who love dogs.

Yahoo! Groups

Going Green

Share your passion

for the planet.

Popular Y! Groups

Is your group one?

Check it out and

see.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] Re: Hypnosis Preview, Grand Cempaka Hotel, 29 September 2007

Kapan Om muncul lagi di TeVe ?
Kalo rambutnya Om itu asli bukan?
Perlu dan penting tuh acara model psiko ilmiah di TV.

Salam

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, sartono mukadis
<smukadis@...> wrote:
>
> Mohon didaftarkan utk 1 peserta (berkursi roda)
> TKs
> Sartono Mukadis

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
SPONSORED LINKS
Yoga Groups

Find Enlightenment

& exchange insights

with other members

Yahoo! Groups

Special K Challenge

Learn how others are

shedding the pounds.

Yahoo! Groups

Find Green Groups

Share with others

Help the Planet.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] Re: Cala Ibi...Cala Ibi

Aku tak sedang memegang novelnya, tapi inilah impresiku ketika membaca
novel tsb. Dalam hematku novel itu memiliki kendala teknis yang
mendasar. Si pengarang, seperti kebanyakan penulis-penulis Indonesia
saat ini, bahkan belum mampu menyusun kalimat, apalagi penceritaan,
atau novel yang mensyaratkan kesatuan dan keutuhan.

Selain itu, novel ini terjebak pada apa yang disebut "magravilia"
(hasrat terhadap daya pukau). Ia tampak mencurahkan dirinya untuk
berliris-liris bahkan hingga berlarat-larat. Kecenderungan pada
lirisisme itu membuatnya bermain-main dalam apa yang dipikirkan oleh
si penulis sebagai metafor, padahal hanya terjerumus pada "rujak
kata-kata".

Kalau tak salah ingat novelnya dibuka dengan "Bapakku anggrek bulan,
putih dari hutan" Apakah yang disebut anggrek bulan di sana? tak ada
referensi untuk itu. Predikatnya justru menerangkan hal lain, "...,
putih dari hutan". Kebebasan pembaca untuk menafsirkannya? Inilah yang
tak dipahami oleh kebanyakan penulis Indonesia kontemporer, bahwa
segelap apapun sebuah metafora ia harus memiiki matrix, kata
kunci-kunci. Kualitas metafor hanya dapat dinilai dari matrix itu.
Seberapa besar/dahsyat ia membuat penggambaran hanya bisa ditentukan
dengan pembandingannya dengan matrix tersebut. Ini kalau kita
berbicara metafora dalam definisi-definisi Aristotelian.

Kini, mari beranjak ke metafora sebagai "kebebasan penggantian tak
terbatas", "pergerakan tak berujung" yang bebas dan acak, sehingga
rujak kata-kata seperti itu dapat dibenarkan sebagai metafora.
Pertanyaannya adalah, apakah novel itu sendiri memberikan dukungan
bagi kita untuk berbicara seperti itu?

Jawabannya tidak. Novel yang mencoba berbicara tentang bahasa ini,
masih menempatkan tulisan/teks sebagai barang nomor dua. Memang bukan
pakaian dari pikiran atau ucapan, tetapi rasa, aku--hal ini
disampaikan secara verbal di bagian-bagian tengah. Kata di sana masih
merupakan representasi dari yang lain, dari luar dirinya--dan oleh
sebab itu saya melihatnya dari kacamata Aristotelian. Novel ini
seperti yang dikatakannya sendiri, tak mampu menanggung kekosongan
referensi. Ia bukan hanya aneh dibaca dari bangunan realisme, tetapi
juga aneh dibaca dari bangunan metafora--sesuatu yang ia minta
sendiri, namun ia khianati sendiri dengan kecenderungan realismenya
(aku/rasa sebelum bahasa).

Kualitas novel ini, jika boleh memperbandingkan, sangat jauh dari
novel-novel Iwan Simatupang. Sangat jauh.

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Helga Noviari
<helga_noviari@...> wrote:
>
> Thanks commen'na ya Mas Imam,
>
> Yupp..sy stuju banget...novel ini punya alternatif bentuk yg
sungguh menarik. Dibandingin novel-novel mainstream tentunya ya.
Selalu asik utk dibaca berulang-ulang.
>
> Nah..kaya'nya di situ dech kekuatan metafor...keren bener ni
novel..permainan metafornya itu tuh..wuii
>
>
> Cheers
>
> HN
>
>
>
>
> imam hidayah <iha2003@...> wrote:
> helga,
>
> saya baca novel ini beberapa tahun lalu, saat terbit
> pertama kali (oleh penerbit pena gaia klasik). puncak
> sastra indonesia mutakhir yah kata pak bambang
> sugiharto.
>
> saya sendiri suka baca novel ini. termasuk novel yang
> paling saya tunggu penerbitannya (beberapa bulan
> sebelum novel ini terbit, beberapa bagiannya sempat
> dimuat jurnal budaya KALAM). sejak pertama kali
> membacanya, saya merasa belum pernah
> "menyelesaikannya" sampai hari ini. dan nukila amal
> tampaknya memang luar biasa. kumpulan cerpennya yang
> terbit sebagai buku keduanya juga keren, LALUBA.
>
> beberapa tahun lalu kalau tak salah ada polemik bagus
> soal cala ibi antara nirwan dewanto dan richard oh
> (saya lupa, lebih baik check dulu).
>
> tapi, helga, dari sekian banyak orang yang saya kasih
> rekomendasi untuk baca novel ini nyaris punya
> pertanyaan yang seragam: "ini novel bercerita apa
> sih?"
>
> sapardi kalau tak salah juga bilang begitu, orang yang
> mencari cerita di novel ini mungkin akan menjadi
> frustasi. saya sendiri bilang ini novel perayaan
> bahasa. sadar banget gak sih kalau ternyata nukila
> bisa bermain dengan gesit dan lincah bahasa indonesia?
>
> buat saya, bukan cuma penghancuran gaya novel
> mainstream, cala ibi juga dengan cantik melakukan
> penghancuran identitas. termasuk identitas dirinya
> sendiri, dalam bentuk dan isi.
>
> imam
>
> --- Helga Noviari <helga_noviari@...> wrote:
>
> > Cala Ibi...Cala Ibi
> >
> > Mmm..ada yang 'da baca Cala Ibi ga?
> >
> > Helga lg baca tu novelnya Nukila
> > Amal...wow...keren...metaforanya bikin demen
> > Eh, ada komentarnya pa' Manneke juga lo..gini
> > katanya:
> >
> > "Cala Ibi aktif secara terus-menerus melakukan
> > invalidasi atas apapun yang mungkin dikatakan
> > tentang dirinya. Kata-katanya bertutur tentang
> > dirinya sendiri, tentang sastra atau, lebih
> > tepatnya, bagaimana sebuah karya mesti dibaca"
> >
> > Keren kan komentarnya?
> >
> > Helga denger ni novel dari temen yg kuliah di
> > filsafat Unpar. Katanya, Bambang Sugiharto suruh dia
> > ama temen2nya untuk baca ni novel
> > Sy jd penasaran...trus ikutan beli. Ternyata emang
> > sik banget
> >
> > Contohnya kaya gini nih..di hlm 125
> >
> > "Bukan, bukan dia. Dari cermin kamar mandi,
> > refleksiku meyakinkanku. Tak bisa dan tak akan, aku
> > berkilah, tertawa pada cermin. Memperingatkan
> > bayanganku di sana: di malam apel itu, dia kebetulan
> > sedang lapar saja, segala seperti apa adanya, dan
> > waspadalah wahai Maya,waspadalah dengan rasa,
> > waspadalah dengan segala puisi metafora, kata-kata
> > yang tak apa adanya. Sejak kapan sebuah apel adalah
> > dosa pengetahuan, godaan, kejatuhan?
> > Bayangan di cermin tertawa (bodoh kamu, sejak ribuan
> > tahun lalu, begitu menurut kitab suci)"
> >
> > Wuiiihhh...keren bo! Kali aja Helga salah...tapi
> > sy nangkapnya..ini sindiran halus banget, tapi kena!
> > Kan di milis tempo hari sempet juga tuh ngobrolin
> > perempuan di agama samawi. Khan posisi perempuan di
> > agama samawi ditentuin banget tuh ama tafsir 'apel'
> > ituuuu...he..he.he....
> >
> > Ayo..ayo.ada yang dah baca novel ini belom? yg
> > udah comment dunk! Helga tunggu ya..pengen banget
> > diskusi ni novel
> >
> >
> > Love
> >
> >
> > HN
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > ---------------------------------
> > Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.
> > Join Yahoo!'s user panel and lay it on us.
>
> www.hitam-merah.blogspot.com
>
> yang utama ialah hidup, sekalipun hidup melarat
> kejahatan memalukan, bukan kemiskinan
> (multatuli, max havelaar)
>
> __________________________________________________________Ready for
the edge of your seat?
> Check out tonight's top picks on Yahoo! TV.
> http://tv.yahoo.com/
>
>
>
>
>
> ---------------------------------
> Building a website is a piece of cake.
> Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Endurance Zone

A Fitness Group

about overall

better endurance.

Stay in Shape

on Yahoo! Groups

Find a fitness Group

& get motivated.

HDTV Support

The official Samsung

Y! Group for HDTVs

and devices.

.

__,_._,___

[beasiswa] [butuh info] hotel murah di brisbane deket custom house

Dear all,

Saya mendapatkan kesempatan untuk presentasi paper pada Australia
Health Economics Society (AHES) Conference pada tanggal 27-28 September
di Custom House, Brisbane, Australia.

Untuk acara ini saya mendapatkan dana dari panitia sebesar AUS$ 1,500
untuk tiket pesawat dan hotel. Namun saya harus nyari sendiri
hotelnya...

Mohon informasi dari kawan2 semua tentang hotel murah (AUS$ 120an per
malam) di dekat custom house brisbane.

Terima KAsih atas infonya

Salam Hangat
Abdillah Ahsan

INFO, TIPS BEASISWA, FAQ - ADS
Hanya ada di http://www.milisbeasiswa.com/

===============================

CARI KERJA?
Gabung dengan milis vacancy. Kirim email kosong ke vacancy-subscribe@yahoogroups.com.
http://www.groups.yahoo.com/group/vacancy

===============================

INGIN KELUAR DARI MILIS BEASISWA?
Kirim email kosong ke beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:

http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:

http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/join

(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:beasiswa-digest@yahoogroups.com
mailto:beasiswa-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:

http://docs.yahoo.com/info/terms/

[psikologi_transformatif] Re: Deja vu artinya "Do you remember?"

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, leonardo rimba
<leonardo_rimba@...> wrote:

> L = Aku bukan "meramal", tetapi memproyeksikan apa
> yang aku "lihat" saat ini ke suatu saat di masa depan.
> Titik di saat ini adalah suatu EVENT yang anda alami.
> Event bisa suatu pertemuan fisik, bisa suatu hal yang
> dipikirkan, bisa suatu mimpi, dsb... mereka itu
> merupakan EVENTS. Nah, I took one current Event (in
> your case, your recent dreams you've just told me) and
> project it to the future.
>
> Hence, what I wrote before that very soon you'll meet
> the actualization dalam Dimensi Fisik. Begitulah
> caranya, jadi bukan "meramal" yang somewhat gak bisa
> dijelaskan itu. Hmmm...?
===================

Bukan meramal? Nujum... sami mawon mas.

jadi "Deja vu" artinya seneng jus jambu!.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Instant hello

Chat over IM with

group members.

Find Enlightenment

Yoga groups and

resources on

Yahoo! Groups.

Fitness Zone

on Yahoo! Groups

Find Groups all

about healthy living.

.

__,_._,___