Sabtu, 15 September 2007

[psikologi_transformatif] (Filosofi Hidup 1073) Kecerdasan (Lelucon) Gemuk

1073
Tingkah laku yang baik tidak meninggalkan jejak, perkataan yang baik tidak perlu dikritik, guru yang baik tidka memerlukan sesuatu untuk mengikat muridnya, orang yang bijaksana akan menyelamatkan orang lain dengan kebaikannya, karena ia sendiri tidak pernah melecehkan orang lain, begitu cara mempergunakan kecerdasan

Join to : www.groups.yahoo.com/group/curhatgame

Masuk Kamar Pas

Seorang pria yang mempunyai tubuh yang sangat gemuk memilih-memilih celana panjang di sebuah Departemen Store. Setelah dapat yang cocok, dibawa ke kamar pas untuk dicoba.
Baru sesaat di dalam kamar pas, dia sudah keluar lagi. Dengan tergopoh-gopoh dia menghampiri penjaga,
"Wah, kamarnya benar-benarpas. Saya sampai tidak bisa bergerak sedikit pun di dalamnya."
 
Join to : www.groups.yahoo.com/group/crazycase

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Official Samsung

Yahoo! Group for

supporting your

HDTVs and devices.

Real Food Group

Share recipes

and favorite meals

w/ Real Food lovers.

Yoga Resources

on Yahoo! Groups

Take the stress

out of your life.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] Re: Audifax dan Leo itu lulusan terbaik Kompatiologi -- ayodolan

Berguna! Berguna sekali. Cerita yang bagus.

Tapi, apa arti kalimat yang paling terakhir itu? ( 'tidak ada jalan
keluar, kecuali, mungkin, membunuh diri sendiri.") Bagaimana kalimat
itu bisa muncul dan muncul di situ, seperti itu? Seperti apa nadanya,
kalau dibacakan? Apakah maksudnya? Saya belum dan ingin mengerti.
Mohon diskusinya.

Ivan

NB: but since I got things to do, I wont be around for about, say,
many days. So please dont feel obliged to respond. Anyway, thanks very
much for the refreshing discussion.

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "hautesurveilance"
<hautesurveilance@...> wrote:
>
> Semoga berguna:
>
>
>
> "Maaf, Sepertinya Saya Mengenal Anda?"
>
> Oleh nuruddin asyhadie
>
>
>
> Moira, Moira Esperanda lengkapnya, merasa ada sesuatu yang sedang
> menggunting dalam lipatan, atau sudah. Sesuatu itu adalah wajahnya
> sendiri. Bermula semenjak ia mulai bekerja sebagai customer service di
> Hasselbrook Bank, ketika nasabah-nasabah yang ditemuinya selalu bertanya
> santun, "Maaf sepertinya saya mengenal Anda? Apakah Anda Bella
> Porizkova? Atau mungkin Anda memiliki hubungan darah dengannya?"
> Pertanyaan yang pada awalnya cukup menggembungkan hatinya. Siapa yang
> tak senang dipadankan dengan Bella, perempuan cantik, pemimpin redaksi
> Contemporeanos, majalah gaya hidup metropolitan terkemuka, "fun
> fearless female" Cosmo, pengulas topik-topik aktual sosial budaya
> yang terkenal dan tajam. Siapa yang tak bersemu rautnya disamakan dengan
> impian dan inspirasi setiap gadis belia, lulusan S2 Antropologi Harvard.
> Lama kelamaan, Moira merasa risih, atau lebih genting lagi identifikasi
> itu menaikan asam lambungnya, membuatnya mual dan muntah-muntah.
>
> Bella Porizkova telah menghapus jati dirinya, Moira Esperanda, yang
> betapapun tak bergunanya, tetaplah sebuah pribadi mandiri, unik,
> sampai-sampai ia ngebet memasang iklan besar-besar di koran, bahwa
> dirinya tak ada hubungan sama sekali dengan Bella dan penyebutan nama
> Bella terhadap Moira adalah pelanggaran hak asasi manusia. Entah mengapa
> Moira tak melakukannya. Mungkin tak cukup uang di kantong. Mungkin ia
> masih terkatung antara fetishisme dan ego eksistensialisnya, sebab
> bahkan dalam gagasan yang relatif sederhana seperti memotong rambut,
> gagasan yang tak disetujui Manolo, pacarnya, ia masih menimbang seribu
> kali, dan ketika ia benar-benar mengubah penampilannya, Moira pun tak
> berani menemui pacarnya. Bisa jadi pula pada dasarnya ia seorang peragu,
> eksistensialis Gemini. Pada masa cuti yang diberikan oleh sang atasan
> agar dia memikirkan baik-baik keputusannya untuk hengkang dari
> Hasselbrook, ia akhirnya menganulir keputusan tersebut. Sebelum memotong
> rambutnya, ia terlebih dahulu membolak-balik majalah-majalah mode,
> keluar-masuk butik dan toko pakaian. Watak yang cukup aneh bagi seorang
> eksistensialis yang biasanya didefinisikan sebagai teguh pendirian dan
> kepala batu, tak peduli mata dan mulut orang lain.
>
> Pagi pertama kembalinya bekerja, Moira berpikir dandanan
> barunya akan membikin surprise teman-teman di kantor. Yang lebih
> penting, tak akan ada lagi yang menyamakannya dengan si Jahanam Bella.
> Pikiran pertama Moira tak meleset. Orang-orang kantor banyak memuji
> penampilan anyarnya. Pikiran kedua, gagal total. Memang ia tak disamakan
> lagi dengan Bella. Buktinya seorang nasabah lama yang ingin membuka
> rekening baru, tak lagi mengenalinya sebagai Bella, namun bukan berarti
> duri kehidupannya telah tercabut. Nasabah itu bertanya padanya,
> "Apakah Anda masih ada hubungan saudara dengan Catherina Zeta
> Jones?..."
>
> Demikianlah "Maaf, Sepertinya Saya Mengenal Anda",
> kisah terakhir dalam kumpulan cerpen Donny Anggoro, donny anggoro [...]
> dan Cerita-Cerita Lainnya (2004). Secara terpilah, cerpen ini bisa
> dikunya sebagai narasi Kafkan, perjuangan sebuah individu dalam
> melepaskan diri dari uniformitas, atau dongeng "there is nothing new
> under the sun," tempat apapun yang kita (per)buat tak pernah menjadi
> sesuatu yang tertutup dan berdiri sendiri, selalu tereferensi dan
> mereferensi pada eksterioritas, yang kemudian bersama dirinya menyusun
> biografinya sendiri serta biografi-biografi lainnya, baik yang telah
> lalu, maupun yang akan datang.
>
> Membaca cerpen bersama seluruh rangkaian gerbong kumpulan
> cerpen ini, kita mendapatkan teks yang lebih kompleks. Memanfaatkan
> peristiwa penarikan cerpen "Olan" Donny dari antologi Kota yang
> Bernama dan Tak Bernama (2004) atas tuduhan plagiarisme terhadap cerpen
> "Sialan" Putu Setia, donny anggoro [...] dan Cerita-Cerita
> Lainnya telah dipolitisir, dikomoditifikasi sedemikian rupa, hingga
> melebihi batas-batasnya sendiri sebagai kumpulan cerpen, menjadi sebuah
> pembelaan, atau dengan sedikit mulut besar, menjadi pertanyaan terhadap
> orisinalitas, representasi, moralitas. Di bawah ketegangan
> representasional inilah, "Maaf, Sepertinya Saya Mengenal Anda"
> menjadi sebuah kunci penting untuk menapaki gang-gang kelinci kumpulan
> ini.
>
> Seperti para nasabah, pacar, teman, dan bos Moira, menghadapi 11 cerpen
> Donny, saya selalu tergoda untuk mengatakan, "Maaf, sepertinya saya
> mengenal Anda?"
>
> Pada masyarakat di mana kondisi-kondisi modern dari produksi berlaku,
> seluruh kehidupan mempresentasikan dirinya sebagai akumulasi tontonan
> yang luar biasa. Segala hal yang benar-benar hidup meluncur ke dalam
> sebuah representasi
>
> Sebagai anggota masyarakat modern tentu saya mengkonsumsi, sekaligus
> memproduksi citra. Ketika citra yang memiliki kekuatan luar biasa
> menentukan kebutuhan kita terhadap realitas dan merupakan pengganti
> pengalaman tangan pertama, maka ia menjadi sepenting minum susu.
>
> Pertanyaan "Maaf, sepertinya saya mengenal Anda?" merupakan
> manifestasi dari proses internalisasi dan eksternalisasi diri terhadap
> citraan-citraan di sekeliling saya. Ia keluar demikian saja, tanpa
> tendensi-tendensi sinisme moralitas tertentu. Saya tak memiliki masalah
> dengan kemiripan atau kemungkinan peniruan Moira, terhadap Bella,
> Catherina, atau entah siapa, bahkan ketika saya menemui peniruan itu
> dilakukan se-artificial penggambaran apartemen Hasselbrook dan sepak
> terjang penghuninya dalam "Lelaki Itu", yang hampir-hampir murni
> copy--paste pelukisan Tuliptree dalam cerpen Keluarga M, Budi Darma.
>
>
>
> ....Apartemen Hasselbrook adalah sebuah gedung raksasa yang memuat
> sekitar dua ratus apartemen.
>
> Di antara penghuni lainnya hanya Miquel hidup sendirian saja tanpa anak
> dan istri. Meskipun Miquel belum mempunyai cita-cita mempunyai anak,
> bukan berarti ia tidak berkeberatan meliaht anak-anak menghabiskan
> waktunya di lapangan bermain yang letakanya di sebelah utara gedung.
> Lepangan ini dapat Miquel lihat dari jendala. Apartemen Miquel berada di
> tingkat tujuh. Jumlah mereka banyak sekali. Karena banyak orang tua yang
> tinggal di apartemen Hasselbrook hanya beberapa bulan, anak-anak di sini
> pun bayak yang cepat datang dan pergi.
>
> Miquel sendiri sesungguhnya heran mengapa banyak penghuni apartemen
> tidak mau berlama-lama tinggal di sini. Miquel sering mendengar keluhan
> gedung ini terlalu jauh jaraknya dari sekolah anak-anak mereka meskipun
> sebenarnya nyaman untuk tempat tinggal. Apartemen Hasselbrook tenang dan
> udaranya sejuk. Ada juga yang mengatakan gedung ini terlalu jauh dari
> tempat-tempat umum. Ada yang jengkel karena di sini banyak anak-anak
> kecil sehingga suasananya menjadi bising. Ada yang mengeluh tempatnya
> terlalu sunyi, macam-macam. Biar bagaimanapun Miquel tetap merasa
> kerasan dan beruntung tinggal di apartemen ini....
>
> (Donny Anggoro, donny anggoro [...] dan Cerita-Cerita Lainnya, 2004:
> 25-26)
>
>
>
>
>
> Sudah lama saya tinggal di gedung raksasa yang memuat dua ratus
> apartemen ini, dan mungkin sayalah satu-satunya yang hidup sendirian
> tanpa anak dan istri. Selama ini sya tidak pernah terganggu. Meskipun
> saya tidak pernah mempunyai cita-cita untuk mempunyai anak, daya tidak
> berkeberatan melihat anak-anak menghabiskan waktunya di lapangan bermain
> di sebelah utara gedung. Lapangan ini dapat saya lihat dari jendela
> apartemen saya di tingkat delapan. Banyak benar jumlah mereka. Dan
> karena banyak orang tua yang hanya tinggal beberapa bulan saja,
> anak-anak di gedung ini pun banyak yang datang dan pergi.
>
> Kadang-kadang saya heran mengapa banyak orang tidak krasan
> tinggal di sini. Ada yang mengeluh gedung ini jauh dari sekolah
> anak-anak mereka, ada yang menyatakan penyeslannya mengapa gedung ini
> dulu dibangun dekat jalan raya federal, dengan demikian lalu lintas
> bising dan membahayakan anak-anak, dan ada juga yang jengkel karena di
> sini terlalu banyak anak, dan karena itu suasana menjadi gaduh, ada juga
> yang mengeluh karena anak-anak di sini nakal, sering berkelahi, dan
> merugikan anak mereka sendiri. Bahwa gedung ini jauh dari tempat umum,
> tokh semua yang tinggal di sini mempunyai mobil...
>
> (Budi Darma, Orang-orang Blomington, 1980: 41)
>
>
>
>
>
> Pembukaan itu tak berpretensi menghakimi Donny, tapi saya
> juga tak bisa berpura-pura menutup mata atau menganggapnya tiada. Dalam
> dunia amoral, bukan berarti kata "kejahatan" dihapuskan dari
> kamus seperti Clementis dari potret-potret sejarah Ceko dalam Kitab Lupa
> dan Gelak Tawa Milan Kundera. Demikian pula dengan
> "plagiarisme". Hanya saja daripada melakukan penstempelan dan
> penggelandangan ke kursi pesakitan, dunia amoral saya lebih memilih
> untuk menyelaminya, apa, mengapa, dan bagaimana semua itu bisa terjadi?
> Adakah motif-motif tertentu, atau mungkin sebuah mekanisme tak sadar?
> Dan sebagainya, dan sebagainya.
>
> Pada prinsipnya karya seni selalu direproduksi. Artifak ciptaan manusia
> misalnya selalu akan bisa ditiru oleh orang lain. Orisinalitas yang
> merupakan syarat otentisitas hanyalah omong kosong "spesialisi
> diri" seniman-seniman Romantik Abad Pencerahan untuk menghapus
> jerat-jerat patronase dan bereksperimentasi dengan diri mereka sendiri,
> jenius yang karyanya mengekspresikan sensibilitas superior mereka.
>
> Gagasan pengekspresian dan pengembangan diri bagi kita sampai kini
> sungguh-sungguh tampak sebagai sesuatu yang baik, sehingga kita dapat
> melihat kekuatan citra ini masih tersisa. Kita masih terkejut mendengar
> seniman-seniman pra-Romantik seperti Michelangelo atau Rembrandt secara
> rutin memanfaatkan murid-murid dan pembantunya untuk menyelesaikan karya
> mereka, atau Picasso yang menyerahkan potongan-potongan lukisannya pada
> berbagai murid-muridnya: "Di sini kau kasih warna merah, beri
> sedikit warna abu-abu, Kau juga dapat mengambar sedikit garis lengkung
> di bawah sini." Kita masih merasa tertipu terhadap curahan otentik
> seniman jenius tersebut sebab kita sangat terikat pada gagasan romantik
> mengenai seniman.
>
> Kenyataan bahwa hal semacam ini dapat diterima dan normal sebelum masa
> Romantik menunjukan teori ekspresi bukan sesuatu yang absolut dan
> alamiah. seorang jenius sama naturalnya dengan oven atau microwave dalam
> kehidupan sehari-hari. (Collin Campbell, "Romanticism and The
> Consumer Ethic: Intimations of a Weber style Thesis" dalam
> Sociological Analysis,1983: 288). Citra keterlepasan dari segala aspek
> kehidupan yang lebur dalam common stream tak dapat dihidupkan kembali.
> Realitas telah tercerai berai, menjadi kepingan-kepingan dalam unitasnya
> yang amat general, sebagai suatu bagian dunia yang palsu. Citra-citra
> kekhususan, spesial, unik, terkubur dalam dunia citra swatantra, di mana
> sang pembohong menipu dirinya sendiri.
>
> Itulah yang terjadi pada Moira, pada Donny . Moira tak mau disamakan
> dengan siapapun, ia merasa dirinya adalah sebuah individu yang unik,
> tunggal, namun seberapa unik dirinya? Ketika akan memotong rambut, ia
> harus membuka-buka majalah mode, keluar masuk butik dan toko pakaian,
> bukan tidak mungkin pada saat itu ia menemukan gambar Chaterina, meminta
> tukang salon untuk memotong rambutnya seperti sang aktris. Hal yang sama
> bisa terjadi sebelumnya, saat ia masih berpenampilan seperti Bella. Ia
> tak pernah merasa meniru Bella atau Chaterina, sebab citra keduanya
> telah menjadi milik umum, prototype, tulis Donny, yang artinya adalah
> juga milik Moira, diri Moira. Pada Donny relasi ini tampak pada
> pengambilan kalimat-kalimat Budi Darma, atau Putu Setia dalam kasus
> Olan, yang alpa tak diberinya catatan kaki.
>
> Penipuan diri itu menciptakan paradoks-paradoks antara The same dan The
> one yang tak mudah didamaikan atau direduksi oleh prinsip-prinsip
> kesatuan dan self-same. Moira amat mengerti akan hal ini. Juga Donny.
> Itulah sebabnya Moira memotong rambutnya, mengganti penampilannya, agar
> orang tak lagi mengenalinya sebagai Bella, sebuah pengalihan jejak
> sekaligus pemaafan diri atas segala kejahatannya, penipuannya,
> pengingkarannya. Tapi kita tahu, bagaimanapun hal ini tak akan berhasil.
> Ia memasuki citraan-citraan lain, baik yang ia pilih maupun dipaksakan
> orang lain. Tidak ada jalan keluar, kecuali, mungkin, membunuh diri
> sendiri.
>
> ***
>
>
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "ayodolan"
> <ayodolan@> wrote:
> >
> > Halo.
> >
> > Iya betul juga, manneke (mba atau mas ya?).Terima kasih atas
> > responnya. Saya jadi berpikir dan belajar lagi.
> >
> > Bisa jadi yang dimaksud dng Author itu berbeda ya... Dan, celakanya
> > (celaka atau tidak ya?) saya tidak pernah bisa memastikan karena saya
> > nggak bisa ketemu dan menanyakan langsung pada yang 'empunya' istilah
> > Author itu. Nah, kalau begitu, menurut saya, adalah sebuah prinsip
> > dalam Readership untuk memiliki sikap humble dan open to criticism
> > sewaktu memaknai teks.
> >
> > Waktu pertama kali saya membaca istilah The Death of the Author atau
> > The Author Is Dead memang saya memahaminya sebagai metafor yang
> > berarti teks bisa dimaknai semau pembacanya. Membaca teks berarti
> > menulis kembali teks itu. Dan hal itu sungguh terjadi dalam kenyataan.
> > Yang jadi masalah buat saya adalah bahwa ada kenyataan lain yang juga
> > terjadi yaitu sakit hati.
> >
> > Kenapa ada sakit hati, kalau memang benar bahwa teks itu bersifat
> > bebas dimaknai? Why bother about, for example, plagiarism? Bukankah
> > ada semacam ketidak-konsistenan di sini? dan bukankah sesuatu yang
> > tidak konsisten tidak dapat disebut sebagai prinsip (let alone
> > kebenaran)? (singkat kata: postmodernism itu ngaco ah!)
> >
> > Jadi bagaimana ini?? (saya jadi bingung sendiri...)Mohon diskusinya.
> >
> > Salam.
> >
> > Ivan.
> >
> > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, pradita@ wrote:
> > >
> > > Tergantung apa makna "author" dalam benak Anda. Kaum posmois,
> > termasuk Barthes,
> > > bisa jadi punya bayangan berbeda di benak mereka ketika bicara
> > tentang matinya
> > > sang "author" daripada yang ada dalam bayangan Anda.
> > >
> > > Kedua, juga tergantung bagaimana Anda memaknai statement "the author
> > is dead"
> > > atau frasa "the death of the author." Jangan-jangan para posmois itu
> > > memaksudkan ungkapan itu sebagai metafora. Bisa jadi, artinya adalah
> > > bahwa "author" tak lagi punya kuasa atas tulisan yang dihasilkannya
> > setelah
> > > dilepas ke publik. Publik pembaca bisa memaknainya semau-maunya,
> > seperti yang
> > > sekarng kita sedang lakukan dengan memaknai "author" dan "the death
> > of the
> > > author" dengan semau kita?
> > >
> > > Salam kenal...
> > >
> > > manneke
> > >
> > > Quoting ayodolan ayodolan@:
> > >
> > > > Salam Kenal Mas2 dan Mba2,
> > > > Saya baru di sini. Semoga berkenan dan mohon restunya.
> > > >
> > > > Untuk perkenalan ijinkan saya mencantumkan postingan pertama saya
> di
> > > > sini. Maafkan kalau jadinya tampak seperti 'ngrusuhi'. Ini milis
> > > > memang transformatif. Saya baru liat-liat sedikit sudah merasa
> > > > bertransformasi (walau saya tak tahu pasti apa artinya itu..).
> Paling
> > > > tidak, sekarang saya jadi semakin yakin kalau Barthes itu salah
> waktu
> > > > dia menyimpulkan bahwa kita sekarang hidup di dunia di mana 'The
> > > > Author Is Dead'. Melihat begitu sepenuh hatinya argumentasi2 yang
> > > > saling melayang antara Vincent dan Audifax, saya jadi yakin kalau
> > > > sebenarnya 'The Author' is not really dead. Dying, perhaps, but
> > > > certainly not dead.
> > > >
> > > > Saya jadi teringat Derrida dan Searle, kalo melihat apa yang
> terjadi
> > > > di sini antara Vincent dan Audifax: bukan isi perdebatannya, tapi
> > > > tingkat kegetolannya dalam mempertahankan argumentasi
> masing-masing.
> > > > Sungguh, The Author is not Dead! Coz, somebody got hurt there, and
> > > > isn't hurt, or pain, a sign of life?
> > > >
> > > > Saya jadi mikir: kalau 'the Author Is Not Dead', kenapa ada saja
> > > > pribadi-pribadi yang bilang dan bahkan percaya banget kalau 'the
> > > > Author Is Dead' (seperti Barthes dan sedikit Kristeva dan kaum
> > > > postmodern/poststructural/post-post- yang lain pada umumnya)? Apa
> ada
> > > > semacam gejala 'scizophrenia' di sini? Mungkin.
> > > >
> > > > Mungkin mereka bilang "the Author Is Dead" sebagai semacam
> proklamasi
> > > > kemerdekaan. Kemerdekaan dari apa? Ya..ngga tahu juga saya.
> Mungkin
> > > > kemerdekaan dari sesuatu yang selama itu membuat mereka merasa
> tidak
> > > > merdeka, tidak bebas. Proklamasi the Death of the Author menandai
> > > > mulainya sebuah pesta, sebuah perayaan, yang di dalamnya menyusul
> > > > pula seruan-seruan seperti the Death of the Signified, the Death
> of
> > > > the Meaning, dan akhirnya the Death of Man. Sebuah perayaan
> kebebasan
> > > > dari kebebasan, hari jadi tekstualitas, intertekstualitas,
> writing,
> > > > signifiers-signifiers, dst, dll, dsb... (you are free to name it
> for
> > > > more and more!)
> > > >
> > > > Tapi...gimana ya, manusia itu ya manusia, walau mau dibilang apa,
> dan
> > > > walau manusia itu sendiri mau bilang apa tentang dirinya sendiri.
> > > > Sakit hati ya tetep sakit hati dan ya tetap sakit rasanya. Waktu
> > > > Searle bilang sama Derrida 'lu ngaco', ya sakitlah hati Derrida
> > > > sehingga dia bales bilang ama si Searle 'lu yang salah baca
> tulisan
> > > > gua' dan sampai segitu sajalah makna 'the Author Is Dead' buat
> > > > Derrida (The Author is Dead, but not Derrida!!)
> > > >
> > > > Buat saya sendiri, apa yang terjadi antara Vincent dan Audifax
> > > > (sejauh yang saya tahu lewat milis ini) memberi saya pencerahan
> > > > tentang sejauh apa keabsahan beberapa prinsip postmodernisme.
> > > > Postmodernism is not that post- enough.
> > > >
> > > > Salut untuk Vincent dan Audifax karena mereka pribadi-pribadi yang
> > > > jelas, tegas, dan berada tanpa tedeng aling-aling. 'Perseteruan'
> yang
> > > > ada sekarang, bagi saya, adalah sebuah komunikasi yang manusiawi,
> > > > sebuah perjalanan yang seru dan adventurous menuju kebenaran di
> sana.
> > > > Sip! Top! Dan, sekali lagi, salut!!
> > > >
> > > > Salam Kenal dan Damai untuk Semua
> > > >
> > > > Ivan.
> > > >
> > > > NB: ijinkan saya mencantumkan imannuelivan.blogdrive.com untuk
> semua
> > > > yang mau kenal lebih jauh dengan saya.
> > > >
> > > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "nalaratih"
> > > > <nalaratih@> wrote:
> > > > >
> > > > > Nala ikut....
> > > > > Nala ikut.....
> > > > > jadi pengembira aja tapi...karena suka semyum
> > > > >
> > > > > smile with me forever
> > > > > nala
> > > > >
> > > > >
> > > > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "lusimayangsari"
> > > > > <lusimayangsari@> wrote:
> > > > > >
> > > > > > Hayoo siapa lagi yang mo ngipasin?
> > > > > > Ayooo.. ada lagi yang mo nyemplung dikubangan nafsu?
> > > > > > Ayoooo.. Siapa lagi yang ngerasa paling benar?
> > > > > > Ada lagi? ayo mas, ayo mbak, dikipasin biar tambah panas..
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "tan"
> <tancnen@>
> > > > > > wrote:
> > > > > > >
> > > > > > > Vincent, menurut saya Audifax dan Leo itu lulusan terbaik
> > > > > > > Kompatiologi, mereka berhasil dgn baik meng-copy paste ilmu
> > > > > kamu,
> > > > > > yg
> > > > > > > gak pake moral dan etika itu dan yg bisa di-customize sesuai
> > > > > > > kepentingan dari pemakainya. Nah sekarang ilmu itu dipakai
> > > > untuk
> > > > > > > hadapin kamu. Coba deh, kalo gak percaya, bandingkan
> tulisan2
> > > > > > mereka
> > > > > > > sebelum dan sesudah didekon.
> > > > > > >
> > > > > > > Bagi saya "Penghianatan" mereka sekedar memenuhi keinginan
> kamu
> > > > > > > sendiri. Kamu ingat gak, pernah menghimbau murid2 kamu untuk
> > > > > > > meghianati kamu, yg kamu sampaikan di milis ini sekitar 1
> thn
> > > > yg
> > > > > > > lalu. Pada saat itu Mang Iyus merespon dengan tulisan "Kill
> And
> > > > > > > Destroy Kim Il Sen !"
> > > > > > >
> > > > >
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/8994
> > > > > > > tulisan yg terasa dibuat2. Sekarang ada 2 murid anda yg
> menulis
> > > > > dgn
> > > > > > > tajam, kamu kelabakkan sendiri. Seharusnya kamu itu bangga
> sama
> > > > > > > mereka, mereka mampu menyerap ilmu kamu dgn sempurna. Dari
> ilmu
> > > > > > > menjelek2an ilmu orang lain sampai ilmu muka badak hati beku
> > > > > alias
> > > > > > > ilmu si Raja Tega, biar uda tinggal 2 x 2 minggu dirumah
> plus
> > > > > uang
> > > > > > > saku dari ngajar kompatiologi masih tega juga berhianat.
> > > > > > >
> > > > > > > Nah sekarang rasain deh lo, ini namanya senjata makan
> tuan...
> > > > > > >
> > > > > > > Akhir kata semoga kamu bisa belajar dari kejadian ini.
> Nasehat
> > > > > > saya,
> > > > > > > bubarin Kompatiologi sebelum semakin banyak menelurkan
> orang2
> > > > > yg
> > > > > > > mempunyai hati SI RAJA TEGA!
> > > > > > >
> > > > > > > salam,
> > > > > > > tan
> > > > > >
> > > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > >
> >
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
SPONSORED LINKS
Stay in Shape

on Yahoo! Groups

Find a fitness Group

& get motivated.

Yahoo! Groups HD

The official Samsung

Y! Group for HDTVs

and devices.

Yahoo! Groups

Beauty & Fashion

Connect & share

tips and advice.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] Re: -- ayodolan alias Ivan

Hola,

Lha,Manneke betul lagi. Senang berdiskusi dengan manneke. Banyak
masukan, banyak koreksi. Terima kasih banyak.

Sebenarnya saya masih ingin mengembangkan diskusi ini lebih lanjut
(jika teman-teman di sini berkenan tentunya...). Tapi, sayang, saya
harus dolan (maen) dulu untuk beberapa hari. Jadi mungkin saya
lanjutkan besok-besok lagi sewaktu saya sudah bisa connect internet
lagi (he he he ketahuan pake fasilitas kantor nih...)

Anyway, terima kasih banyak atas responnya. Sampai jumpa lagi.

Ivan.

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, pradita@... wrote:
>
> Halo Mas Ivan,
>
> Saya boleh dipanggil Mas, boleh juga Mbak :) Kan Anda bebas memaknai
saya. He
> he he.
>
> Sebetulnya, jika kita betul-betul baca pemikiran Foucault ataupun
Barthes soal
> author ini, maka jelas bahwa yang dimaksud adalah absennya kuasa
seorang
> penulis atas tulisannya. Jika Foucault menyoroti persoalan dari
perspektif
> genealogi atau riwayat pemikiran, maka Barthes bicara dari
perspektif yang
> satunya, yakni pembaca.
>
> Kata Foucault, tak ada ide yang orisinal dan murni 100% berasal dari
otak satu
> orang. Ide-ide adalah hasil akumulasi dan sintesis pelbagai
pemikiran yang
> sudah ada sebelumnya. jadi, kalau sekarang saya menelurkan sebuah ide,
> sebetulnya ide itu dibentuk rame-rame oleh banyak otak. Dengan
begitu, yang
> namanya "author" itu sebetulnya tak sungguh-sungguh ada. Sedangkan
Barthes
> melihat bahwa konsep "author" itu mati pada saat karya dilepas ke
tangan
> pembaca.
>
> Apakah ini lalu membuat penulis tak boleh tersinggung? Nggak gitu
juga. Silakan
> saja tersinggung, tapi dia bisa buat apa? Mau jungkir-balik sampe
mati juga dia
> tak akan bisa menyetop pembaca memaknai karya-karyanya secara
berbeda atau
> memanfaatkannya untuk kepentingan lain di luar kehendak penulisnya.
Lagian, tak
> semua penulis menganut mahzab Penulis Sudah Mati, bukan? Sejauh yang
saya tau
> sih, kalo Foucault dan Barthes endiri tak pernah tersinggung tuh
sama orang
> yang memaknai tulisan-tulisan mereka secara manasuka. Jadi, "the
death of the
> author" adalah sebuah kebenaran untuk para penganutnya sendiri, dan
tak berlaku
> umum buat semua penulis. Penulis-penulis Marxis dan Romantik tentu
tak akan
> setuju dengan prinsip ini.
>
> Plagiarisme adalah hal yang sama sekali beda. Dalam aturannya,
justru kalau
> Anda taat azas dengan senantiasa menyebut sumber atau penulis yang
gagasan-
> gagasannya Anda kutip, maka justru pemikiran Foucault tentang
"author" terbukti
> benar. Apa yang kita hasilkan, selalu sudah dibentuk oleh proses
panjang kerja
> banyak otak, bukan cuma otak kita sendiri. Justru kalo plagiarisme
dihalalkan,
> maka orang bisa meng-klaim bahwa suatu ide adalah 100% punya dia
(padahal, dia
> juga baca sana-sini dan terpengaruh oleh semua bacaan itu). Makanya,
seorang
> plagiat disamakan dengan maling. Seorang plagiat merasa dirinya
sebagai THE
> author, padahal ada banyak "authors" terlibat dalam proses pembentuka
> pemikirannya.
>
> Menurut saya sih, kok tak ada yang tidak konsisten di sini?
>
> manneke
>
> Quoting ayodolan <ayodolan@...>:
>
> > Halo.
> >
> > Iya betul juga, manneke (mba atau mas ya?).Terima kasih atas
> > responnya. Saya jadi berpikir dan belajar lagi.
> >
> > Bisa jadi yang dimaksud dng Author itu berbeda ya... Dan, celakanya
> > (celaka atau tidak ya?) saya tidak pernah bisa memastikan karena saya
> > nggak bisa ketemu dan menanyakan langsung pada yang 'empunya' istilah
> > Author itu. Nah, kalau begitu, menurut saya, adalah sebuah prinsip
> > dalam Readership untuk memiliki sikap humble dan open to criticism
> > sewaktu memaknai teks.
> >
> > Waktu pertama kali saya membaca istilah The Death of the Author atau
> > The Author Is Dead memang saya memahaminya sebagai metafor yang
> > berarti teks bisa dimaknai semau pembacanya. Membaca teks berarti
> > menulis kembali teks itu. Dan hal itu sungguh terjadi dalam kenyataan.
> > Yang jadi masalah buat saya adalah bahwa ada kenyataan lain yang juga
> > terjadi yaitu sakit hati.
> >
> > Kenapa ada sakit hati, kalau memang benar bahwa teks itu bersifat
> > bebas dimaknai? Why bother about, for example, plagiarism? Bukankah
> > ada semacam ketidak-konsistenan di sini? dan bukankah sesuatu yang
> > tidak konsisten tidak dapat disebut sebagai prinsip (let alone
> > kebenaran)? (singkat kata: postmodernism itu ngaco ah!)
> >
> > Jadi bagaimana ini?? (saya jadi bingung sendiri...)Mohon diskusinya.
> >
> > Salam.
> >
> > Ivan.
> >
> > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, pradita@ wrote:
> > >
> > > Tergantung apa makna "author" dalam benak Anda. Kaum posmois,
> > termasuk Barthes,
> > > bisa jadi punya bayangan berbeda di benak mereka ketika bicara
> > tentang matinya
> > > sang "author" daripada yang ada dalam bayangan Anda.
> > >
> > > Kedua, juga tergantung bagaimana Anda memaknai statement "the author
> > is dead"
> > > atau frasa "the death of the author." Jangan-jangan para posmois
itu
> > > memaksudkan ungkapan itu sebagai metafora. Bisa jadi, artinya
adalah
> > > bahwa "author" tak lagi punya kuasa atas tulisan yang dihasilkannya
> > setelah
> > > dilepas ke publik. Publik pembaca bisa memaknainya semau-maunya,
> > seperti yang
> > > sekarng kita sedang lakukan dengan memaknai "author" dan "the death
> > of the
> > > author" dengan semau kita?
> > >
> > > Salam kenal...
> > >
> > > manneke
> > >
> > > Quoting ayodolan <ayodolan@>:
> > >
> > > > Salam Kenal Mas2 dan Mba2,
> > > > Saya baru di sini. Semoga berkenan dan mohon restunya.
> > > >
> > > > Untuk perkenalan ijinkan saya mencantumkan postingan pertama
saya di
> > > > sini. Maafkan kalau jadinya tampak seperti 'ngrusuhi'. Ini milis
> > > > memang transformatif. Saya baru liat-liat sedikit sudah merasa
> > > > bertransformasi (walau saya tak tahu pasti apa artinya itu..).
Paling
> > > > tidak, sekarang saya jadi semakin yakin kalau Barthes itu
salah waktu
> > > > dia menyimpulkan bahwa kita sekarang hidup di dunia di mana 'The
> > > > Author Is Dead'. Melihat begitu sepenuh hatinya argumentasi2 yang
> > > > saling melayang antara Vincent dan Audifax, saya jadi yakin kalau
> > > > sebenarnya 'The Author' is not really dead. Dying, perhaps, but
> > > > certainly not dead.
> > > >
> > > > Saya jadi teringat Derrida dan Searle, kalo melihat apa yang
terjadi
> > > > di sini antara Vincent dan Audifax: bukan isi perdebatannya, tapi
> > > > tingkat kegetolannya dalam mempertahankan argumentasi
masing-masing.
> > > > Sungguh, The Author is not Dead! Coz, somebody got hurt there,
and
> > > > isn't hurt, or pain, a sign of life?
> > > >
> > > > Saya jadi mikir: kalau 'the Author Is Not Dead', kenapa ada saja
> > > > pribadi-pribadi yang bilang dan bahkan percaya banget kalau 'the
> > > > Author Is Dead' (seperti Barthes dan sedikit Kristeva dan kaum
> > > > postmodern/poststructural/post-post- yang lain pada umumnya)?
Apa ada
> > > > semacam gejala 'scizophrenia' di sini? Mungkin.
> > > >
> > > > Mungkin mereka bilang "the Author Is Dead" sebagai semacam
proklamasi
> > > > kemerdekaan. Kemerdekaan dari apa? Ya..ngga tahu juga saya.
Mungkin
> > > > kemerdekaan dari sesuatu yang selama itu membuat mereka merasa
tidak
> > > > merdeka, tidak bebas. Proklamasi the Death of the Author menandai
> > > > mulainya sebuah pesta, sebuah perayaan, yang di dalamnya menyusul
> > > > pula seruan-seruan seperti the Death of the Signified, the
Death of
> > > > the Meaning, dan akhirnya the Death of Man. Sebuah perayaan
kebebasan
> > > > dari kebebasan, hari jadi tekstualitas, intertekstualitas,
writing,
> > > > signifiers-signifiers, dst, dll, dsb... (you are free to name
it for
> > > > more and more!)
> > > >
> > > > Tapi...gimana ya, manusia itu ya manusia, walau mau dibilang
apa, dan
> > > > walau manusia itu sendiri mau bilang apa tentang dirinya sendiri.
> > > > Sakit hati ya tetep sakit hati dan ya tetap sakit rasanya. Waktu
> > > > Searle bilang sama Derrida 'lu ngaco', ya sakitlah hati Derrida
> > > > sehingga dia bales bilang ama si Searle 'lu yang salah baca
tulisan
> > > > gua' dan sampai segitu sajalah makna 'the Author Is Dead' buat
> > > > Derrida (The Author is Dead, but not Derrida!!)
> > > >
> > > > Buat saya sendiri, apa yang terjadi antara Vincent dan Audifax
> > > > (sejauh yang saya tahu lewat milis ini) memberi saya pencerahan
> > > > tentang sejauh apa keabsahan beberapa prinsip postmodernisme.
> > > > Postmodernism is not that post- enough.
> > > >
> > > > Salut untuk Vincent dan Audifax karena mereka pribadi-pribadi
yang
> > > > jelas, tegas, dan berada tanpa tedeng aling-aling.
'Perseteruan' yang
> > > > ada sekarang, bagi saya, adalah sebuah komunikasi yang manusiawi,
> > > > sebuah perjalanan yang seru dan adventurous menuju kebenaran
di sana.
> > > > Sip! Top! Dan, sekali lagi, salut!!
> > > >
> > > > Salam Kenal dan Damai untuk Semua
> > > >
> > > > Ivan.
> > > >
> > > > NB: ijinkan saya mencantumkan imannuelivan.blogdrive.com untuk
semua
> > > > yang mau kenal lebih jauh dengan saya.
> > > >
> > > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "nalaratih"
> > > > <nalaratih@> wrote:
> > > > >
> > > > > Nala ikut....
> > > > > Nala ikut.....
> > > > > jadi pengembira aja tapi...karena suka semyum
> > > > >
> > > > > smile with me forever
> > > > > nala
> > > > >
> > > > >
> > > > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com,
"lusimayangsari"
> > > > > <lusimayangsari@> wrote:
> > > > > >
> > > > > > Hayoo siapa lagi yang mo ngipasin?
> > > > > > Ayooo.. ada lagi yang mo nyemplung dikubangan nafsu?
> > > > > > Ayoooo.. Siapa lagi yang ngerasa paling benar?
> > > > > > Ada lagi? ayo mas, ayo mbak, dikipasin biar tambah panas..
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "tan"
<tancnen@>
> > > > > > wrote:
> > > > > > >
> > > > > > > Vincent, menurut saya Audifax dan Leo itu lulusan terbaik
> > > > > > > Kompatiologi, mereka berhasil dgn baik meng-copy paste ilmu
> > > > > kamu,
> > > > > > yg
> > > > > > > gak pake moral dan etika itu dan yg bisa di-customize
sesuai
> > > > > > > kepentingan dari pemakainya. Nah sekarang ilmu itu dipakai
> > > > untuk
> > > > > > > hadapin kamu. Coba deh, kalo gak percaya, bandingkan
tulisan2
> > > > > > mereka
> > > > > > > sebelum dan sesudah didekon.
> > > > > > >
> > > > > > > Bagi saya "Penghianatan" mereka sekedar memenuhi
keinginan kamu
> > > > > > > sendiri. Kamu ingat gak, pernah menghimbau murid2 kamu
untuk
> > > > > > > meghianati kamu, yg kamu sampaikan di milis ini sekitar
1 thn
> > > > yg
> > > > > > > lalu. Pada saat itu Mang Iyus merespon dengan tulisan
"Kill And
> > > > > > > Destroy Kim Il Sen !"
> > > > > > >
> > > > >
http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/8994
> > > > > > > tulisan yg terasa dibuat2. Sekarang ada 2 murid anda yg
menulis
> > > > > dgn
> > > > > > > tajam, kamu kelabakkan sendiri. Seharusnya kamu itu
bangga sama
> > > > > > > mereka, mereka mampu menyerap ilmu kamu dgn sempurna.
Dari ilmu
> > > > > > > menjelek2an ilmu orang lain sampai ilmu muka badak hati
beku
> > > > > alias
> > > > > > > ilmu si Raja Tega, biar uda tinggal 2 x 2 minggu dirumah
plus
> > > > > uang
> > > > > > > saku dari ngajar kompatiologi masih tega juga berhianat.
> > > > > > >
> > > > > > > Nah sekarang rasain deh lo, ini namanya senjata makan
tuan...
> > > > > > >
> > > > > > > Akhir kata semoga kamu bisa belajar dari kejadian ini.
Nasehat
> > > > > > saya,
> > > > > > > bubarin Kompatiologi sebelum semakin banyak menelurkan
orang2
> > > > > yg
> > > > > > > mempunyai hati SI RAJA TEGA!
> > > > > > >
> > > > > > > salam,
> > > > > > > tan
> > > > > >
> > > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > >
> >
> >
> >
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Send pics quick

Share photos while

you IM friends.

Yahoo! Groups

Endurance Zone

A Yahoo! Group

for better endurance.

Real Food Group

Share recipes

and favorite meals

w/ Real Food lovers.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] Fwd: Bukti 20 buat Mas Adhi maap.. kali ini udah beneran di remove kok.. .

--- In analisis_eksistensial@yahoogroups.com, diah ramli
<little_ramli@...> wrote:

maap.. kemaren ketika saya meremove si mas2 yang mengaku indigo ini..
dia langsung add lagi jadi member dengan email yang berbeda..

sempet dua kali dia kaya gitu, terus saya ulangi hal yang sama..
pertama dengan cbn net id.. yang kedua dengan gmail..

setelah itu, aku bener2 gerah dengan kelakuan bocah tengil yang
mengaku biru ini.. akhirnya 'setting member' aku bikin tertutup (yang
bisa join cuma kalo membernya diundang sama moderator)

saya sebagai moderator mohon maaf atas ketidaknyamanannya selama ini..

tapi setidaknya si mas pinsen itu bisa membuat saya bersyukur saya
tidak indigo.. biarin pas-pasan otaknya yang penting saya punya
temen..ngomong saya jelas.. insyaallah bisa dimengerti..

hehe.. mo gosip lagi ga?

*biang gosip mode: on*

klik di sini deh: http://www.freelists.org/archives/ppi/04-
2004/msg00190.html

ternyata doi emang beberapa kali bikin mateng orang-orang.. jadi
sekali lagi.. maapkan ya teman2.. sekarang sesuai dengan saran mas
Heru.. ayo kita kembali ke analisis eksistensial yang kita mengerti
dan senangi..hayuuuuk!!

nah.. jadi.. kalo si mas pinsen itu apa? salah satu penyakit
eksistensial juga kah?
saya sebenernya ga boleh terpancing nih *soalnya saya bukan ikan*
cuma saya pikir si mas pinsen sudah kelewat batas.. udah ditolak dari
satu milis.. tapi keukeuh sumekeuh masuk lagi dengan cara ganti2
email.. mana saya lagi PMS.. ngajak berantem banget.. curhat dikit ya
=P

yah doakan saja.. semoga walaupun cerdas.. dia dibukakan pintu
hatinya.. amin.. amin..

salam,

dee

---------------------------------
Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your
story.
Play Sims Stories at Yahoo! Games.

--- End forwarded message ---

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
HDTV Support

The official Samsung

Y! Group for HDTVs

and devices.

Fashion Groups

on Yahoo! Groups

A great place to

connect and share.

Yahoo! Groups

Join a yoga group

and take the stress

out of your life.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] Fwd: Bukti 19 buat Mas Adhi mas vinsen udah di apus

--- In analisis_eksistensial@yahoogroups.com, diah ramli
<little_ramli@...> wrote:

waalaikumsalam wr wb

wait! wait!

jangan unsuscribe dong mas heru.. jangan terusir dari rumah sendiri..

saya moderator di milis ini. Mungkin perlu disudahi debat kusir yang
ga berujung.
buat yang masih ada perlu sama mas vincent silahkan langsung lewat
jaringan pribadi aja.. karena dia ga ada lagi di member analisis
eksistensial.. *horeee!!* <--jahat yak.. hahahahak

mas heruuu!! jangan unsuscribe..

wassalam..

heru wiryanto <herudb@...> wrote:
ass wr wbr,

koq gw makin tambah bego, mungkin usia juga sudah menumpulkan ranah
diskusi saya, tetep saya ndak mudeng meski baca berkali-kali isi
diskusinya.

Ya sudah lah saya mundur dari dunia diskusi yang memang saya ndak
mengerti meski sdh berjibaku sudah berusaha untuk mengerti, bahasa
dan istilah yang dianggap nyata koq justru menjadi ruwet apalagi
psikologi sebagai agama waduh saya takut menjadi manusia yang
Laknatullah kalo mengakuinya....ha...ha.

Jadi mohon maaf saya unsubscribe dulu dari aneks.

salam

HRW




---------------------------------
Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your
story.
Play Sims Stories at Yahoo! Games.

--- End forwarded message ---

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
SPONSORED LINKS
Yahoo! Groups

Your one stop

for beauty & fashion

tips and advice.

HDTV Support

The official Samsung

Y! Group for HDTVs

and devices.

Yahoo! Groups

Going Green

Share your passion

for the planet.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] Fwd: Bukti 17 buat Mas Adhi Re: [analisis_eksistensial] Re:

--- In analisis_eksistensial@yahoogroups.com, Ivana Budianti
<ivana.budianti@...> wrote:

Tuhhhh kan Mas Hendro....ngga cerdas sama sekali
khannn....hi...hi...hi......yg beginian nih yg bikin Van gemes ikutan
jawab

Vincent Liong
Analisis Eksistensial Di sini menjadi semboyan tidak bentuk juga tidak
berwujud. Maka dari itu saya mengajak sdr-sdr untuk mengunakan
identitas sdr-sdr kalau katanya ahli Analisis Eksistensial.

Van:
Idiiih...Mas Vincent ngerti kagak sih identitas itu apa?
Memangnya yg berbentuk dan berwujud itu kayak kompatiologi ya Mas?
Yach...ancur ilmu pengetahuan Mas kalo ilmu jadi-jadian kayak
kompatiologi mau dilawankan ama yg udah teruji kayak eksistensialisme

Vincent Liong
Apakah yang menggunakan definisi tertulis diketik Analisis
Eksistensial adalah Analisis Eksistensial, ini yang bisa
dipertanyakan.
Saya tidak mengikuti keinginan anda untuk berbicara apa yang anda
sebut Analisis Eksistensial menurut versi anda karena dalam diskusi
ini tampak jelas bahwa semua itu tergantung kata yang digunakan bukan
isi yang dibicarakan, jadi Analisis Eksistensial ini sendiri hanyalah
label untuk menamai diri anda tetapi sekedar label seperti sebuah regu
di acara quiz membuat nama kelompoknya tanpa keharusan untuk mempunyai
contain sesuai nama tsb.

Van
Tuuuuuhhhh Mas Hendro...ngehindar tuuhhh...hi..hi..hi...ketahuan kalo
ga tahu apa itu analisis eksistensial...bener Van khan? Nga ada
cerdasnya mahluk bernama Vincent Liong
Iiihhh..coba liat: "Saya tidak mengikuti keinginan anda untuk
berbicara apa yang anda
sebut Analisis Eksistensial menurut versi anda karena dalam diskusi
ini tampak jelas bahwa semua itu tergantung kata yang digunakan bukan
isi yang dibicarakan"

Gampang aja Van balik, lantas apa kita mesti mengikuti keinginan
Vincent Liong untuk berbicara analisis eksistensial versi udelnya
Vincent Liong"?

Lagian dari kemaren Van tunggu-tunggu juga ga ada tuh Mas Vincent
ngomong analisis eksistensial yang katanya Mas Vincent paham itu.

Huuuuu...malu...malu...ketahuan ga tahu...ketahuan bo'ong....yeee
udah blo'on bo'ong lagi...tambah keliatan blo'on dong

Vincent Liong:
Saya menggunakan identitas saya di posisi Kompatiologi ini pun bukan
berarti tidak akan mungkin membahas contain Analisis Eksistensial
dalam bahasa yang dibuat berbeda atau malah sengaja dinamakan
Kompatiologi karena identitas saya di sana. Bilamana Analisis
Eksistensial di sini masih hanya dibatasi seperti sebuah nama regu
dalam sebuah acara quiz yang dimana nama hanya digunakan sebagai alat
pembeda regu bukan contain maka seperti yang terjadi sekarang
pancingan-pancingan saya hanya dibalas dengan caci-makin yang sifatnya
pribadi untuk menghindari pembahasan contain apapun entah contain
Analisis Eksistensial juga entah contain Kompatiologi.

Van:
Contain itu yang mana mas? Dari kemaren-kemaren juga Mas Vincent ga
ngomong apa-apa tuh ttg analisis eksistensial.

Dibatasi? Siapa yang membatasi Mas?

Eh beda lo antara membatasi dengan tidak memahami...Mas Vincent tau
bedanya? Van liat belom tau..jadi Van jelasin deh

Gini Mas...membatasi itu terjadi jika Mas Vincent memahami analisis
eksistensial dan bisa dibuktikan, lalu kami menolak pemahaman Mas
Vincent.

Tapi kalo Mas Vincent ga mau membaca dulu seperti saran Kang Iqbal,
lalu di sini nyerocos analisis eksistensial, psikoanalisa,
behaviorisme seenak udel...itu namanya tidak memahami mas. Dan jelas
akan dipertanyakan, bukan dibatasi...sekali lagi DIPERTANYAKAN

Dipertanyakan bahwa sebenarnya Mas Vincent ini o'on tapi sok tau.


Vincent Liong
Pada akhirnya, 'ilmu' seperti yang saya tulis di tulisan "Berguru pada
Anjing, Komputer, Mobil, Manusia & Kompatiologi" hanyalah sebuah
posisi tertentu diantara banyak posisi (ilmu lain yang ada). Sebuah
ilmu ada bila memiliki posisi terhadap ilmu lain, bila tidak apa yang
disebut ilmu hanya sekedar semboyan atau nama sebuah regu dalam acara
quiz.

Van
Sebuah ilmu adalah yang teruji secara ontologi, epistemologi dan
aksiologi. Nah...bingung ya sama istilah-istilah Van? Hi...hi...hi...

Itu syarat sebuah ilmu mas, yaitu bisa dijelaskan ontologinya,
epistemologinya dan aksiologinya. Kalo ga bisa, itu bukan ilmu
mas....ini bukan membatasi mas...memang seharusnya ada kriteria untuk
menyebut sesuatu sebagai ilmu....bukan seenak udelnya Mas Vincent.

Nah, Van nanya sekarang, apa kompatiologi sudah bisa menjelaskan
ontologi, epistemologi dan aksiologinya?

Vincent Liong
Bukan nama regu yang dibela tetapi contain. Kalau hanya sampai nama
regu yang dibela maka contain tidak akan dapat dicapai.

Van
Siapa yang membela nama regu mas? Kok tiba-tiba Mas Vincent punya
khayalan regu-reguan, kuiz-kuizan?

Contain? Emang apa contain fenomenologi? Eksistensialisme? Mas
Vincent tahu? Kalo tau apa coba?

Van juga sekalian nanya nich...apa contain kompatiologi? Apa
containnya sudha tercapai? Kalo iya apa coba
buktinya....hi...hi...hi...awas looo ati-ati ngejawabnya...entar
tambah bikin malu diri sendiri looo (itu juga kalo masih punya malu)

Vincent Liong
Mengenal diri sendiri adalah dengan mengenal gesekan antara diri
sendiri dengan orang lain. Dari situ kita akan tahu siapa diri kita,
apa identitas sudutpandang kita, apa peran kita, dlsb. Pada dasarnya
ilmu apapun adalah warna dengan intenitas tertentu, suatu posisi peran
tertentu yang memiliki hubungan relasional antara satu dengan yang
lain.
Dalam kerangka ilmu Psikologi gesekan adalah hal yang selalu
dihindari, tetapi ketika telah keluar dari birokrasi masuk ke dalam
masyarakat maka gesekan akan ditemui sebagai alat bantu untuk
pembanding demi mengetahui posisi diri dan contain kita.

Van
Hi..hi...ngomong tentang gesekan diri...eh digesek beneran katanya
nyindir pribadi...hi...hi...tambah keliatan o'on dech Mas Vincent ini.

Eleh, eleh Van tidak menghindari gesekan atuh...bukannya Mas
Vincent yg menghindari gesekan tuh waktu ngacir dari milis Psikologi
Transformatif...hi...hi...kita-kita di sini juga ngegosip soal itu lo
Mas...hi..hi...

Vincent Liong
Nah, saya mau lihat anda jawabnya masih seperti sebuah regu dalam quiz
sedang meneriakkan yel-yel semangat (yang semangat dan nama regunya
tidak berhubungan dengan contain) untuk menutupi keminderan dan
menyindir pribadi lawannya. Atau pada akhirnya anda mulai membawa
contain anda.

Bicara Analisis Eksistensial tetapi bicara Posisi Eksistensi diri,
eksistensi ilmu, dlsb saja belum bisa, hehehehe... Saya tunggu
perkembangannya...

Van
Van juga he..he..he...donggggg...he.he..he..he..he...
Kan Van udah duluan nunggu pembuktian omongan Mas Vincent yang
katanya ngerti analisis eksistensial itu.

Kok ga dijawab-jawab sich mas? Minder kalo makin ketauan o'onnya ya
Mas?
Eh...o'on jangan ditutup-tutupi atuh....jujur aja lagi...soalnya kalo
o'on ditutup-tutupi malah makin parah o'onnya mas

Ini bukan nyindir lo mas...Cuma mancing2 identitas..seperti mas
Vincent juga


Peace

Van




vincentliong <vincentliong@...> wrote:
Analisis Eksistensial Di sini menjadi semboyan tidak bentuk
juga tidak
berwujud. Maka dari itu saya mengajak sdr-sdr untuk mengunakan
identitas sdr-sdr kalau katanya ahli Analisis Eksistensial.

Apakah yang menggunakan definisi tertulis diketik Analisis
Eksistensial adalah Analisis Eksistensial, ini yang bisa
dipertanyakan.

Saya tidak mengikuti keinginan anda untuk berbicara apa yang anda
sebut Analisis Eksistensial menurut versi anda karena dalam diskusi
ini tampak jelas bahwa semua itu tergantung kata yang digunakan bukan
isi yang dibicarakan, jadi Analisis Eksistensial ini sendiri hanyalah
label untuk menamai diri anda tetapi sekedar label seperti sebuah regu
di acara quiz membuat nama kelompoknya tanpa keharusan untuk mempunyai
contain sesuai nama tsb.

Saya menggunakan identitas saya di posisi Kompatiologi ini pun bukan
berarti tidak akan mungkin membahas contain Analisis Eksistensial
dalam bahasa yang dibuat berbeda atau malah sengaja dinamakan
Kompatiologi karena identitas saya di sana. Bilamana Analisis
Eksistensial di sini masih hanya dibatasi seperti sebuah nama regu
dalam sebuah acara quiz yang dimana nama hanya digunakan sebagai alat
pembeda regu bukan contain maka seperti yang terjadi sekarang
pancingan-pancingan saya hanya dibalas dengan caci-makin yang sifatnya
pribadi untuk menghindari pembahasan contain apapun entah contain
Analisis Eksistensial juga entah contain Kompatiologi.

Pada akhirnya, 'ilmu' seperti yang saya tulis di tulisan "Berguru pada
Anjing, Komputer, Mobil, Manusia & Kompatiologi" hanyalah sebuah
posisi tertentu diantara banyak posisi (ilmu lain yang ada). Sebuah
ilmu ada bila memiliki posisi terhadap ilmu lain, bila tidak apa yang
disebut ilmu hanya sekedar semboyan atau nama sebuah regu dalam acara
quiz.

Bukan nama regu yang dibela tetapi contain. Kalau hanya sampai nama
regu yang dibela maka contain tidak akan dapat dicapai.

Mengenal diri sendiri adalah dengan mengenal gesekan antara diri
sendiri dengan orang lain. Dari situ kita akan tahu siapa diri kita,
apa identitas sudutpandang kita, apa peran kita, dlsb. Pada dasarnya
ilmu apapun adalah warna dengan intenitas tertentu, suatu posisi peran
tertentu yang memiliki hubungan relasional antara satu dengan yang
lain.

Dalam kerangka ilmu Psikologi gesekan adalah hal yang selalu
dihindari, tetapi ketika telah keluar dari birokrasi masuk ke dalam
masyarakat maka gesekan akan ditemui sebagai alat bantu untuk
pembanding demi mengetahui posisi diri dan contain kita.

Nah, saya mau lihat anda jawabnya masih seperti sebuah regu dalam quiz
sedang meneriakkan yel-yel semangat (yang semangat dan nama regunya
tidak berhubungan dengan contain) untuk menutupi keminderan dan
menyindir pribadi lawannya. Atau pada akhirnya anda mulai membawa
contain anda.

Bicara Analisis Eksistensial tetapi bicara Posisi Eksistensi diri,
eksistensi ilmu, dlsb saja belum bisa, hehehehe... Saya tunggu
perkembangannya...

Ttd,
Vincent Liong

Email sebelumnya...
e-link: http://groups.yahoo.com/group/analisis_eksistensial/message/97
--- In analisis_eksistensial@yahoogroups.com, "rimata66"
<rimata66@> wrote:
>
>
> Jadi debat kusir menang-menang-an ya ?!
>
> Sekarang kalau anda sepakat milis analisis eksistensial membahas
> topik berkaitan analisis ekistensial ya sudah selesai.
> Jangan posting topik kompatiologi tapi topik analisis eksistensial,
> oke ?
>
> Kata V :
> > Anda menggunakan istilah:"sejumlah koki lagi ngobrolin cara
memasak
> > ayam. Tiba-tiba datang seorang montir dan ngajak ngobrol
bagaimana
> > membicarakan cara membetulkan karburator mobil"
>
> Sederhana, milis koki membahas koki bukan karburator
>
> > Pertanyaannya: Anda membuat jarak ini agar?
> > 1. Tidak mau berbicara karena menganggap hanya anda yang mengerti
> > analisis eksistensial dan Vincent Liong tidak akan mungkin
mengerti
> > karena tidak menjadi mahasiswa anda atau karena Vincent Liong
sudah
> > dibatasi dalam penjelasan anda hanya mengerti kompatiologi.
>
> Saya ga bikin jarak .... itu kan interpretasi anda.
> Anda mengerti tidak analisis eksistensial belum terbukti ....
> Tapi semua kesimpulan anda di no 1 itu keliru.
> Itu cuma prasangka anda
>
> > 2. Tidak mampu berbicara tentang tema anda sendiri analisis
> > eksistensial tetapi harus jaga gengsi sebagai dosen, dlsb.
>
> Memang di milis ini (sudah lihat arsip message ???) kita belum
> banyak membahas, tapi beberapa cuplikan apa yang kita bicarakan ada
> di arsip. Silakan anda lihat.
>
> Jadi apa saya bisa bicara atau tidak juga belum terbukti.
>
> Jaga gengsi ? Wahm rasanya saya bukan remaja lagi yang bergulat
> dengan tema ini .
>
> >
> > Nah, ini pertanyaan yang harus anda jawab dengan tindakan, bukan
> > dengan ngomel... di sini anda ditonton mahasiswa anda sendiri lho.
> > Kalau anda hanya ngomel lagi atau main BAN maka menunjukkan anda
> tidak
> > mampu di bidang anda sendiri.
>
> Saya mengomel ? Tidak. Saya cuma minta anda tahu menempatkan diri
> sesuai tempat anda sekarang. Tidak bicara kompartiologi di milis
> bukan kompatiologi. So simple toch ?
>
> Mem-ban anda ? Wah saya kan bukan pemilik milis ini. Don't be so
> paranoid.
>
> >
> > Anda bisa bilang saya BODO tetapi at least anda perlu menunjukkan
> > dengan tindakan bahwa anda lebih PINTER dikit. Kalau anda
> > teriak-teriak saya BODO karena hanya itu saja yang anda bisa ... ?
>
> Tidak sekata pun saya bilang anda bodoh.
> Saya yakin anda sangat cerdas sehingga paham point saya.
>
> Dan saya yakin anda sangat cerdas sehingga bisa berdiskusi soal
> analisis eksistensial.
>
>
> >
> > Mahsiswa lulus untuk menghadapi masyarakat bukan untuk teriak-
> teriak
> > sendiri di ruangan kelas yang sama. Nah buktikan eksistensi diri
> anda
> > sebagai berilmu analisis eksistensial
>
> Insya Allah.
>
> rimata
>
>
> --- In analisis_eksistensial@yahoogroups.com, "vincentliong"
> <vincentliong@> wrote:
> >
> > Yang saya pertanyakan dari kemarin adalah anda mengatakan bahwa
> > maillist ini membahas analisis eksistensial tetapi tidak satukata
> pun
> > anda mampu membahas analisis eksistensial sebagai identitas anda.
> >
> > Saya jadi mempertanyakan anda mengatakan analisis eksistensial itu
> > cuma membacakan isi buku atau anda benar benar menguasai apa yang
> > disebut 'identitas', sudutpandang sebagai pembahas analisis
> > eksistensial tsb.
> >
> > Soal choice itu, siapa saja tahu kok bukan kata-kata milik
kelompok
> > bernama produk analisis eksistensial saja (bukan ilmuan
> beridentitas
> > sudutpandang analisis eksistensial).
> >
> > Itu yang saya pancing dari kemarin. Anda boleh saja sindir saya,
> > tetapi kalau cara sindir anda hanya untuk membuat jarak agar anda
> bisa
> > menjaga agar tidak bisa diajak diskusi dan di kritik what the hell
> > apakah bidangnya kompatiologi, analisis eksistensial, dlsb. Yang
> saya
> > pertanyakan anda anda sendiri paham soal analisis eksistensial
> milik
> > anda tsb tidak...
> >
> > Anda menggunakan istilah:"sejumlah koki lagi ngobrolin cara
memasak
> > ayam. Tiba-tiba datang seorang montir dan ngajak ngobrol
bagaimana
> > membicarakan cara membetulkan karburator mobil"
> > Pertanyaannya: Anda membuat jarak ini agar?
> > 1. Tidak mau berbicara karena menganggap hanya anda yang mengerti
> > analisis eksistensial dan Vincent Liong tidak akan mungkin
mengerti
> > karena tidak menjadi mahasiswa anda atau karena Vincent Liong
sudah
> > dibatasi dalam penjelasan anda hanya mengerti kompatiologi.
> > 2. Tidak mampu berbicara tentang tema anda sendiri analisis
> > eksistensial tetapi harus jaga gengsi sebagai dosen, dlsb.
> >
> > Nah, ini pertanyaan yang harus anda jawab dengan tindakan, bukan
> > dengan ngomel... di sini anda ditonton mahasiswa anda sendiri lho.
> > Kalau anda hanya ngomel lagi atau main BAN maka menunjukkan anda
> tidak
> > mampu di bidang anda sendiri.
> >
> > Anda bisa bilang saya BODO tetapi at least anda perlu menunjukkan
> > dengan tindakan bahwa anda lebih PINTER dikit. Kalau anda
> > teriak-teriak saya BODO karena hanya itu saja yang anda bisa ... ?
> >
> > Mahsiswa lulus untuk menghadapi masyarakat bukan untuk teriak-
> teriak
> > sendiri di ruangan kelas yang sama. Nah buktikan eksistensi diri
> anda
> > sebagai berilmu analisis eksistensial.
> >
> >
> > Ttd,
> > Vincent Liong
> >
> >
> >
> > --- In analisis_eksistensial@yahoogroups.com, "rimata66"
> > <rimata66@> wrote:
> > >
> > >
> > > You don't get my point.
> > >
> > > Buat saya terserah anda mau beridentitas komaptiologi atau apa
> pun,
> > > that's your choice. (Choice adalah terma Fenomenologi
> Eksistensial).
> > > Masalahnya jangan berdiskusi kompatiologi di milis yang lagi
> > > bicarain analisis eksistensial.
> > >
> > > Ini sama aja dengan ada sejumlah koki lagi ngobrolin cara
> memasak
> > > ayam. Tiba-tiba datang seorang montir dan ngajak ngobrol
> bagaimana
> > > membicarakan cara membetulkan karburator mobil. Sing atuh
montir
> mah
> > > ngobrolnya dengan montir.
> > >
> > > Saya yakin anda sangat cerdas untuk paham maksud saya.
> > > Kalau tidak paham juga, saya prihatin aja.
> > >
> > > OKEH ?
> > >
> > > Salam sayang
> > > rimata
> > >
> > > --- In analisis_eksistensial@yahoogroups.com, "vincentliong"
> > > <vincentliong@> wrote:
> > > >
> > > > Vincent Liong answer:
> > > >
> > > > Bung Hendro Prakoso yang saya lakukan adalah memancing orang-
> orang
> > > > untuk mengeluarkan identitas diri masing-masing. Saya sendiri
> > > > kebetulan ber-identitas diri sebagai pendiri kompatiologi.
> > > >
> > > > Saya juga mengharapkan anda menggunakan identitas diri anda
> seperti
> > > > yang anda katakan: "Fenomenologi dan filsafat
> Eksistensialisme".
> > > >
> > > > Tanpa berdiskusi menggunakan identitas diri dengan membawa
> > > > sudutpandang identitas diri masing-masing (bukan sekedar
> omongan
> > > bahwa
> > > > saya orang ini atau orang itu tetapi dengan berdiskusi,
> menulis,
> > > dlsb)
> > > > dengan membawa kedalaman masing-masing identitas diri, maka
> > > > identitas-identitas diri tsb hanya sebagai label formalitas
> belaka.
> > > >
> > > > Saya bukan tidak memahami "Fenomenologi dan filsafat
> > > Eksistensialisme"
> > > > tetapi saya membawa identitas diri saya ke manapun saya pergi
> dan
> > > > mengharapkan anda menanggapi saya juga dengan membawa
> identitas
> > > diri
> > > > anda bukan mengomongkan definisi identitas diri anda saja.
> > > >
> > > > Dalam kuliah identitas diri, posisi diri pengajar dalam
> membawakan
> > > > suatu matakuliah adalah penting. Tiap ilmu memiliki peran,
> posisi,
> > > > identitas diri terhadap ilmu lain.
> > > >
> > > > Analisis Eksistensial itu sendiri apa posisinya, apa
perannya,
> apa
> > > > identitasnya, hal itu sendiri dibahas sebagai semboyan tetapi
> belum
> > > > tampak sebagai identitas diri sebab dikatakan definisinya
> tetapi
> > > tidak
> > > > di-lakoni.
> > > >
> > > > Maka itu saya mau lihat cara anda menggunakan identitas diri
> anda.
> > > > Kalau anda hanya ngomel maka anda belum mampu membawa
> identitas
> > > diri
> > > > dalam posisi sebagai pengajar suatu ilmu lalu anda sudah
> mengajar
> > > atau
> > > > mengatakan diri anda sebagai pihak yang menguasai benar
> approach
> > > tsb.
> > > >
> > > > Saya tunggu respon anda...
> > > >
> > > >
> > > > Ttd,
> > > > Vincent Liong
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > e-link:
> > > http://groups.yahoo.com/group/analisis_eksistensial/message/86
> > > > -- In analisis_eksistensial@yahoogroups.com, hendrik manix
> > > > <rimata66@> wrote:
> > > >
> > > > Bung Vincent,
> > > >
> > > > Milis ini jelas-jelas bernama Milis Analisis Eksistensial,
> suatu
> > > > approach psikologi yang berpijak dari Fenomenologi dan
filsafat
> > > > Eksistensialisme.
> > > >
> > > > Kompatiologi bukan bagiannya. Jadi anda salah tempat bicara
> > > > kompatiologi di sini. Bukan tidak boleh, tapi anda salah
> tempat.
> > > >
> > > > Yang tidak etis adalah perilaku anda Di tiap milis anda
> memaksakan
> > > > agar orang mau bicara topik Kompatiologi.
> > > >
> > > > Silakan buat milis kompatiologi, ajak orang-orang yang
tertarik
> > > > berdiskusi di sana sehingga semua orang bahagia dan gembira.
> > > >
> > > > Saya perhatikan bahwa anda memaksa orang ngomongin
> kompatiologi di
> > > > milis apa pun.
> > > >
> > > > Saya merasa terganggu dan jadi gusar.
> > > >
> > > > Hendro Prakoso
> > > >
> > >
> >
>

---------------------------------
Shape Yahoo! in your own image. Join our Network Research Panel
today!

--- End forwarded message ---

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Special K Challenge

Learn how others are

shedding the pounds.

Yoga Resources

on Yahoo! Groups

Take the stress

out of your life.

Yahoo! Groups

Beauty & Fashion

Connect & share

tips and advice.

.

__,_._,___