Sabtu, 15 September 2007

[psikologi_transformatif] Re: Audifax dan Leo itu lulusan terbaik Kompatiologi ( dan Salam Kenal)

Quote: Psikologi_Transformatif akan hidup selama Vincent Liong belum mati. Setelah Vincent Liong mati atau tidak bisa dibunuh lagi maka semangat Psikologi_Transformatif juga mati begitu saja. End of quote.

Tuhantu:

Pertama: Vincent, argumentmu selalu menempatkan dirimu sebagai victim. Sikap begini ini, bukanlah sikap yang luar biasa seperti imajinasi yang kamu bangun sendiri dengan jargo-jargo kompatiologimu itu. Sikap menganggap diri sebagai victim, adalah sikap yang sudah sangat biasa terjadi di masyarakat, alias kampungan, alias murahan, alias pasaran.

Kedua: Contoh produk dari dagangan kompatiologi, adalah karakter, pribadi-pribadi, yang kamu jaring sebagai konsumenmu. Dengan contoh produk sebagai karakter dan atau pribadi-pribadi, maka orang-orang yang ingin menguji sejauh mana sih kehebatan kompatiologi itu, tentu saja argumen mereka akan menyentuh (mengganyang) karakter atau pribadi pribadi (sebagai produk dari kompatiologi) Itulah konsekwensinya.

Saya sebagai penonton menganggap pengganyangan tersebut tak lebih dari test mutu produk, atau katakanlah Quality Control... Lucunya, ketika hal ini terjadi, kamu sepertinya ngacir, tiarap, dll. Dan lebih buruk lagi, argumenmu selalu menempatkan diri sebagai korban/victim. Mental model demikian itu yang kamu terus pertahankan, dengan alsan survival for the fittest. (Apa bedanya dengan menggarong sebuah super market, toh penggarong itu juga demi survival for the fittest?) Kampungan bukan? Ini yang tidak kamu sadari. Apakah kamu bisa menggali bahwa argumen survival for the fittest juga pada tahap tertentu tak lebih dari sebuah Paradogma? Saya yakin dengan mentalmu itu, kamu tidak mampu.

Ketiga: Saya mencoba menguji kompatiologi dgn berusaha tidak menyentuh pribadi-pribadi atau karakter-karakter, tetapi menganalogikan kompatiologi sebagai commodity dagangan, yang pernah saya tuliskan dalam thread Commoditiology. Di situ suaramu tidak ada. Apakah karena kamu tidak bisa menempatkan dirimu sebagai victim?

Tuhantu

http://hole-spirit.blogspot.com

(Zero Tolerance for Stupidities)

 

 



--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, "x69xx96x" <x69xx96x@...> wrote:
>
> Usaha untuk saling menghancurkan antara dua pribadi tidak layak
> disandingkan dengan judul `transformatif'. Audifax memang banyak
> membuat tema yang berjudul atau menggunakan kata "melampaui":
>
> * Permainan bernama "Hidup"
> "jauh melampaui jamannya"
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/30737
> * Resensi: "Semiotika Tuhan"di Kompas
> " Setidaknya, Tuhan adalah suatu daya (energi) yang mahakuat sampai
> melampaui batas keterbatasan manusia."
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/30735
> * SKIZOANALISIS: MEMBACA ULANG [melampaui] MODERNISME
> "skizoanalisis justru mengenali batasan-batasan bukan untuk berhenti
> melainkan untuk melampauinya."
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/30492
> * Melampaui, Mentransformasi
> "Aku mengajarkan kepada kalian mengenai manusia-manusia atas. Manusia
> adalah sesuatu yang seharusnya dilampaui"
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/30115
> * PERANG, KEMATIAN DAN PARA KSATRIA
> "manusia selalu dapat untuk tetap tegak, menantang para dewa, bahkan
> melampaui Sang Nasib"
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/26604
> * Tuhan (Fana) Yang Berdarah Daging
> "dan manusia yang menatap melampaui manusianya"
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/23609
> * Ksatria Penjelajah Waktu
> "Manusia yang menatap melampaui manusianya yang sejatinya fana."
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/22882
> * TRANSFORMASI (PENGETAHUAN) DIRI
> "Mengenali diri kita, berarti juga berdisiplin atas diri kita sendiri,
> menaklukkan diri kita, mampu melampaui diri kita, dan tak terjebak
> hanya soal kenyamanan hidup, sex dan kekuasaan."
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/22462
>
> Melampaui di sini menjadi suatu imajinasi baru tentang suatu berhala
> yang lebih tinggi. Tetapi apakaha yang bisa dibanggakan ketika dua
> orang gladiator harus "melampaui" dengan saling membunuh teori, lalu
> saling mengacau keluarga, lalu saling menyantet, dlsb tsb… Bagi saya
> membahas ini semua sebagai stau keindahan adalah onani bagi yang tidak
> menjalani hidup saja.
>
> Ini tidak ada hubunganya dengan postmoderen, the author is dead, or
> not, dlsb… Sebab ini hanya sekedar dua binatang yang membunuh, dimulai
> seekor Audifax yang melampaui merasa harus melampaui semuanya
> sendirian. Untuk melampaui harus ada tema yaitu memberantas Vincent
> Liong hingga habis. Lalu ketika Vincent Liong sudah habis atau sudah
> tidak bisa dibuat ulah lagi maka melampaui ini menjadi kehilangan
> arti, bentuk bahkan keberadaannya sendiri karena ini semua ada bukan
> karena suatu contain yang berbentuk seperti misalnya cinta ideology,
> cinta keluarga, cinta negara, dlsb melainkan ego untuk melampaui
> musuhnya yang harus terus diada-adakan.
>
> Psikologi_Transformatif akan hidup selama Vincent Liong belum mati.
> Setelah Vincent Liong mati atau tidak bisa dibunuh lagi maka semangat
> Psikologi_Transformatif juga mati begitu saja.
>
> Suatu transformasi, melampaui, dlsb yang ada bentuknya at least ada
> sesuatu yang diperjuangkan, dibela, dicintai, dilindungi… Bukan
> sekedar seperti masuk ke sebuah konser dan berteriak-teriak
> melampiaskan emosi tanpa tujuan yang ditinggikan dengan nama yang
> indah-indah. Bumi tidak hidup oleh seseorang yang sekedar
> berteriak-teriak tanpa tujuan.
>
>
> Ttd,
> x69xx96x x69xx96x@...
>
>
>
>
>
> Email sebelumnya...
> e-link:
> http://groups.yahoo.com/group/psikologi_transformatif/message/30873
> "ayodolan" ayodolan@ wrote:
>
>
> Salam Kenal Mas2 dan Mba2,
> Saya baru di sini. Semoga berkenan dan mohon restunya.
>
> Untuk perkenalan ijinkan saya mencantumkan postingan pertama saya di
> sini. Maafkan kalau jadinya tampak seperti 'ngrusuhi'. Ini milis
> memang transformatif. Saya baru liat-liat sedikit sudah merasa
> bertransformasi (walau saya tak tahu pasti apa artinya itu..). Paling
> tidak, sekarang saya jadi semakin yakin kalau Barthes itu salah waktu
> dia menyimpulkan bahwa kita sekarang hidup di dunia di mana 'The
> Author Is Dead'. Melihat begitu sepenuh hatinya argumentasi2 yang
> saling melayang antara Vincent dan Audifax, saya jadi yakin kalau
> sebenarnya 'The Author' is not really dead. Dying, perhaps, but
> certainly not dead.
>
> Saya jadi teringat Derrida dan Searle, kalo melihat apa yang terjadi
> di sini antara Vincent dan Audifax: bukan isi perdebatannya, tapi
> tingkat kegetolannya dalam mempertahankan argumentasi masing-masing.
> Sungguh, The Author is not Dead! Coz, somebody got hurt there, and
> isn't hurt, or pain, a sign of life?
>
> Saya jadi mikir: kalau 'the Author Is Not Dead', kenapa ada saja
> pribadi-pribadi yang bilang dan bahkan percaya banget kalau 'the
> Author Is Dead' (seperti Barthes dan sedikit Kristeva dan kaum
> postmodern/poststructural/post-post- yang lain pada umumnya)? Apa ada
> semacam gejala 'scizophrenia' di sini? Mungkin.
>
> Mungkin mereka bilang "the Author Is Dead" sebagai semacam proklamasi
> kemerdekaan. Kemerdekaan dari apa? Ya..ngga tahu juga saya. Mungkin
> kemerdekaan dari sesuatu yang selama itu membuat mereka merasa tidak
> merdeka, tidak bebas. Proklamasi the Death of the Author menandai
> mulainya sebuah pesta, sebuah perayaan, yang di dalamnya menyusul
> pula seruan-seruan seperti the Death of the Signified, the Death of
> the Meaning, dan akhirnya the Death of Man. Sebuah perayaan kebebasan
> dari kebebasan, hari jadi tekstualitas, intertekstualitas, writing,
> signifiers-signifiers, dst, dll, dsb... (you are free to name it for
> more and more!)
>
> Tapi...gimana ya, manusia itu ya manusia, walau mau dibilang apa, dan
> walau manusia itu sendiri mau bilang apa tentang dirinya sendiri.
> Sakit hati ya tetep sakit hati dan ya tetap sakit rasanya. Waktu
> Searle bilang sama Derrida 'lu ngaco', ya sakitlah hati Derrida
> sehingga dia bales bilang ama si Searle 'lu yang salah baca tulisan
> gua' dan sampai segitu sajalah makna 'the Author Is Dead' buat
> Derrida (The Author is Dead, but not Derrida!!)
>
> Buat saya sendiri, apa yang terjadi antara Vincent dan Audifax
> (sejauh yang saya tahu lewat milis ini) memberi saya pencerahan
> tentang sejauh apa keabsahan beberapa prinsip postmodernisme.
> Postmodernism is not that post- enough.
>
> Salut untuk Vincent dan Audifax karena mereka pribadi-pribadi yang
> jelas, tegas, dan berada tanpa tedeng aling-aling. 'Perseteruan' yang
> ada sekarang, bagi saya, adalah sebuah komunikasi yang manusiawi,
> sebuah perjalanan yang seru dan adventurous menuju kebenaran di sana.
> Sip! Top! Dan, sekali lagi, salut!!
>
> Salam Kenal dan Damai untuk Semua
>
> Ivan.
>
> NB: ijinkan saya mencantumkan imannuelivan.blogdrive.com untuk semua
> yang mau kenal lebih jauh dengan saya.
>

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Endurance Zone

A Yahoo! Group

Learn how to

increase endurance.

Best of Y! Groups

Check it out

and nominate your

group to be featured.

Yahoo! Groups

Join a Health

& Fitness Group

or create your own.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: