Senin, 03 September 2007

Re: [psikologi_transformatif] puasa. pedewasaan spiritual..

Tolong bilangkan sama si Jalaludin Rahmat, dia sudah puasa lebih dari 40 tahun, tetapi dia masih juga suka bermain-main dengan alat kelaminnya, ialah dengan kawin  lagi atau kalau istilah orang Belanda, menggundik lagi. Tidak kasian sama isterinya yang mendampingi dia ketika ia masih melarat. Di mana letak kemanusiaan dia ? Liat saja, tampangnya sudah tuwek ewk-ewek gitu cari gadis yang kinyis2.

Dia bilang, orang modern numpuk kekayaan, dan dia terbukti numpuk gundik.

Dia bekoar mengendalikan hawa nafsu, tapi, realitasnya, dia mengumbar hawa nafsu.

Grupmu itu, nDrik, semuanya juga sudah berpuasa, dan semua orang disuruh menghormati kalau dia sedang berpuasa, inilah aku sedang berpuasa, hai, hormatilah aku, aku sedang berpuasa.

Tetapi tetap saja dia ngrusak tempat ibadah orang lain.


hendrik bakrie <henrik12syiah@yahoo.com> wrote:

dari salah satu web site islam...
Puasa, Menuju Pendewasaan Spiritual
K.H Jalaluddin Rakhmat

ImageMengapa puasa itu disyariatkan Allah swt pada seluruh agama? Pertama, puasa adalah alat untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Hakikat keberagamaan adalah upaya untuk mendekati Allah sehingga kita menemukan puasa terdapat pada seluruh agama di dunia ini. Kedua, agama memenuhi kebutuhan spiritual atau kebutuhan rohani kita. Jika Anda seorang Antropolog, Anda tahu bahwa banyak lembaga-lembaga sosial dibentuk untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pemuasan seksual, masyarakat membentuk lembaga pernikahan. Untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kekuasaan, masyarakat menciptakan sistern politik. Untuk memenuhi kebutuhan ruhaniah manusia, pada masyarakat lahir agama. Agama adalah institusi untuk rnemenuhi kebutuhan ruhaniah. Secara filosofis, kita percaya bahwa yang membedakan kita dari makhluk-makhluk lain adalah ruh. Sebagian orang menyatakan bahwa hakikat kemanusiaan seseorang terletak di dalam ruhnya.

Ada suatu penelitian tentang puasa di Barat. Penelitian itu mengamati sekelompok orang yang berpuasa. Setelah beberapa hari puasa, terjadi sesuatu yang aneh. Pikiran mereka menjadi lebih filosofis. Mereka jadi bisa berfilsafat. Seperti seorang filusuf, orang yang berpuasa itu mulai berfikir yang abstrak. Fikiran mereka tidak terbatas pada hal-hal yang konkret lagi. Di dalam ilmu Psikologi Perkembangan (Development Psychology), kita ketahui bahwa dalam perkembangan kepribadiannya, manusia mengubah-ubah bentuk kebutuhannya. Dengan kata lain, kenikmatan manusia ini berganti-ganti sesuai dengan perkembangan kepribadiannya.

Pada tingkat yang masih awal sekali dalam perkembangan kepribadian, kebutuhan manusia itu hanya berkaitan dengan hal-hal yang konkret atau hal-hal yang berwujud dan kelihatan. Pada tingkat ini, kebutuhan itu memerlukan pemuasan yang sesegera mungkin (Immediate Gratification).

Sigmund Freud bercerita tentang kesenangan anak-anak di masa kecil mereka. Menurutnya, ada tiga tahap perkembangan kenikmatan anak-anak itu. Ketiga tahap itu memiliki persamaan. Semuanya bersifat konkret, bisa dilihat, dan pemenuhannya sesegera mungkin. Kalau orang itu lapar, ia makan. Segera dia dipuaskan dengan kesenangannya pada makan dan minum. Menurut Freud, dalam periode paling awal pada perkembangan kepribadian anak, letak kenikmatan adalah pada mulut mereka. Freud menyebutnya Periode Oral.

Anak-anak menemukan kenikmatan ketika memasukkan sesuatu ke mulutnya. Kesenangan ini diperoleh dalam pengalaman pertama ketika dia menyusu pada ibunya. Dia lalu belajar untuk memasukkan apa saja ke dalam mulutnya. Pada Tingkat Oral ini, jika anak-anak diperintahkan untuk berjalan, dia akan berusaha mengambil sesuatu dan mencoba untuk memasukkannya ke mulut. Bila tidak ada sesuatu yang bisa diraih untuk diletakkan ke dalam mulutnya, dia akan memasukkan tangannya sendiri.

Pada perkembangan selanjutnya, kenikmatan itu tidak hanya terletak pada mulut. Dia mendapatkan kenikmatan ketika mengeluarkan sesuatu dari tubuhnya. Seperti ketika dia buang air besar atau buang air kecil. Masa itu disebut Masa Anal. Pada periode ini, seorang anak bisa berlama-lama di atas toilet. Dia senang melihat tumpukan kotorannya dan kadang-kadang ia mempermainkannya.

Sesudah itu, kepribadian anak berkembang lagi. Kenikmatannya sekarang bergeser. Dia memasuki satu periode yang akan mempersiapkan diri untuk menjadi orang yang lebih dewasa. Periode ini dinamakan Periode Genital. Dia senang mempermainkan alat kelaminnya dan memperlihatkannya pada orang tuanya.

Kalau teori Freud benar, maka seluruh kebutuhan pada masa kanak-kanak itu bersifat fisik. Tidak ada kebutuhan ruhaniah sedikit pun di situ. Kebutuhan kita ini berkembang. Semakin dewasa kita, semakin abstraklah kebutuhan kita. Pada orang-orang tertentu, kepribadiannya itu terhambat dan tidak bisa berkembang. Hambatan kepribadian itu disebut Fiksasi.

Misalnya ada orang yang terhambat pada pemenuhan kebutuhan oral saja. Walaupun dia sudah dewasa, dia hanya memperoleh kenikmatan pada makan dan minum saja. Perbedaannya ialah bahwa dia mengubah makan dan minum itu ke dalam bentuk simbol, misalnya dalam bentuk pemilikan kekayaan. Saya pernah diwawancarai sebuah radio di Jakarta. Saya ditanya tentang relevansi puasa dalam kehidupan modern. Saya jawab dengan merujuk kepada teori Freud.

Orang-orang modern dalam pandangan Freud adalah orang-orang yang sakit jiwa, orang-orang yang terhambat dalam perkembangan kepribadiannya. Mereka hanya mengejar kenikmatan dalam makan dan minum saja atau paling tidak mereka terhambat pada tingkat Genital. Mereka seperti anak-anak, masih mencari kenikmatan dalam mempermainkan alat kelaminnya.

Lembaga-lembaga modern dibuat untuk memenuhi kebutuhan itu; makan, minum, dan seks. Bisnis makanan sampai sekarang adalah bisnis yang paling banyak menyedot uang di dunia modern. Saya dengar asset bulanan suatu restoran fast food di Indonesia itu adalah puluhan milyar rupiah. Jadi, puluhan milyar rupiah dikeluarkan oleh orang Indonesia hanya untuk membeli sepotong burger saja. Rata-rata orang Indonesia mengeluarkan lebih dari tujuh puluh lima persen dari penghasilannya untuk makan dan minum.

Orang modern adalah orang yang kerjanya menumpuk kekayaan. Ia akan memperoleh kenikmatan dengan melihat banyaknya kekayaan yang dimilikinya. Saya ingin memberikan contoh yang sederhana. Dahulu, di salah satu kampung yang bertetangga dengan kampung saya, ada seorang ibu yang dikenal sebagai orang kaya (kaya dalam ukuran kampung). Tetapi, sehari-hari dia hanya makan dengan nasi yang amat sedikit. Lauk pauknya pun ia cari sendiri dengan merendam dirinya di sungai untuk memperoleh ikan. Pakaian yang biasa dipakainya pun sangat sederhana.

Ketika ia meninggal dunia, lemarinya dibuka. Herannya, lemari itu penuh berisi dengan pakaian yang bagus-bagus. Orang tidak pernah melihat ia memakai pakaian-pakaian itu. Ia juga meninggalkan uang yang bertumpuk-tumpuk. Orang-orang bingung. Ia menderita sepanjang hidupnya padahal ia memiliki harta yang banyak. Orang tidak tahu bahwa ibu itu memperoleh kenikmatan tidak dalam mempergunakan seluruh harta dan barangnya, tapi ia memperoleh kenikmatan ketika ia membuka lemari dan memandang hartanya itu seraya berkata pada dirinya, "Semua ini milikku."

Orang kota juga banyak yang seperti itu. Dia memperoleh kenikmatan dalam membaca laporan depositonya di bank. Kalau dia ingat, dia membuka lemari dan menyibak lembaran-lembaran depositonya. Ia tidak ingin menggunakan depositonya karena takut jumlah uang itu akan berkurang. Ada juga orang yang membeli barang-barang dan memperoleh kenikmatan dengan melihat tumpukan barang-barang itu. Sebetulnya sebagian barang itu saja sudah cukup baginya tetapi dia memperoleh kenikmatan dalam pemilikan semua barang itu.

Menurut Sigmund Freud, orang yang seperti itu bertahan dalam tahap yang kedua, yaitu tahap kenikmatan melihat kotoran. Penumpukan kekayaan yang dibeli dengan pengeluarannya itu sebetulnya adalah pemuliaan atau simbolisasi dari kenikmatan melihat kotoran. Freud juga memandang bahwa kekayaan-kekayaan yang ditumpuk itu sebetulnya adalah kotoran. Dia terhambat pada periode Anal.

Manusia yang tidak mengalami Fiksasi akan memasuki kepada tahap kebutuhan yang lebih abstrak, antara lain kebutuhan intelektual, kebutuhan akan informasi, kenikmatan dalam mengumpulkan informasi, atau kenikmatan dalam menyampaikan informasi. (Informasi itu sesuatu yang abstrak.) Abraham Maslow membuat piramida kebutuhan manusia. Semakin tinggi bagian piramida, semakin abstrak pula kebutuhannya. Pada tingkat yang paling bawah, manusia hanya memenuhi kebutuhan makan dan minum saja atau kebutuhan biologis saja.

Bila kebutuhan biologis itu sudah terpenuhi, kebutuhannya akan naik pada tingkat selanjutnya. Kebutuhan di atasnya itu adalah kebutuhan akan kasih sayang, ketenteraman, dan rasa aman. Lebih atas lagi adalah kebutuhan akan perhatian dan pengakuan. Lebih tinggi dari itu adalah kebutuhan akan self actualization atau aktualisasi diri. Dalam Islam, hal itu disebut kebutuhan akan AlTakämul Al-Rühäni, proses penyempurnaan spiritual. Itulah tingkat yang paling tinggi dalam kebutuhan itu.

Dari uraian yang panjang itu kita bisa menyimpulkan; semakin dewasa seseorang, semakin abstrak kebutuhannya. Kebutuhan yang paling tinggi ialah ketika orang berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan ruhaniahnya bukan kebutuhan-kebutuhan jasmaniahnya. Itulah orang yang sudah sangat dewasa. Di bulan Ramadhan kita dilatih untuk mengembangkan kepribadian kita. Kita meninggalkan tingkat Oral, Anal, dan Genital ke tingkat ruhaniah yang lebih tinggi.

Pada siang hari di bulan Puasa, kita berlatih untuk meninggalkan masa kanak-kanak kita. Kita mencoba menahan diri untuk tidak memenuhi kebutuhan Oral kita dengan tidak makan dan minum. Kita pun mencoba untuk meninggalkan tahap Genital dengan mengendalikan nafsu seks kita. Pada bulan Ramadhan, kita belajar menjadi dewasa. Di bulan itu kita berusaha untuk memenuhi kebutuhan ruhaniah kita. Kita meninggalkan keterikatan pada tubuh kita dan mulai mendekati ruh kita. Kita adalah gabungan antara ruh dan tubuh tapi dalam kenyataan sehari-hari kita ini terikat sekali dengan tubuh kita.

Seseorang yang sudah sampai pada tingkat di mana keterikatan pada ruhnya lebih besar daripada keterikatan pada tubuhnya, akan mampu untuk mengendalikan tubuhnya sendiri. Orang yang sangat terikat dengan tubuh akan mudah sekali dipengaruhi oleh perubahan cuaca. Dia bisa kedinginan kalau suhu udara turun. Dia bisa kegerahan kalau suhu udara naik. Sedangkan orang yang sudah lebih terikat kepada ruh akan bisa menciptakan tubuhnya sejuk ketika udara sangat panas. Dia pun bisa membuat tubuhnya hangat ketika udara amat dingin.

Menurut Murtadha Muthahhari, salah satu tahap dalam wilayäh atau kewalian seseorang adalah tahap di mana ia sudah bisa mengendalikan hawa nafsunya. Dia tidak akan marah ketika seharusnya marah. Dia tidak ingin membalas dendam ketika semestinya ia membalas dendam. Dia tidak sakit hati ketika orang menyakiti hatinya. Nafsunya sudah terkendalikan. Menahan makan dan minum serta menahan diri dari perbuatan zina sudah termasuk tingkat wilayah yang paling awal. Jadi di dalam bulan Puasa, Insya Allah, kita akan menjadi wali-wali Allah pada tingkat yang paling Elementer.

Jika orang sudah berhasil mengendalikan seluruh hawa nafsunya, dia akan naik kepada Wilayäh yang kedua, yaitu ketika ruhnya sudah bisa mengendalikan tubuhnya. Tingkat yang ketiga, ialah ketika ruhnya sudah bisa mengendalikan gerakan alam semesta. Kalau dia menyatakan sesuatu itu jadi, maka terjadilah sesuatu itu. Kalau dia meminta supaya pohon itu berbunga, maka berbungalah pohon itu. Dari dirinya memancar sesuatu yang menggerakan dan menggoncangkan seluruh molekul di sekitarnya.

Menurut Iqbal, orang seperti itu adalah orang yang sudah bisa menentukan takdirnya. "Kembangkan dirimu begitu rupa," kata Iqbal, "sehingga kalau Allah akan menetapkan takdirnya, Dia akan berkonsultasi dulu dengan kamu. Kalau Allah akan mematikan kamu, Dia akan bertanya dulu: Apakah kamu akan mati sekarang atau nanti." Orang tersebut sudah mencapai tingkat kewalian yang ketiga. Ketika dia bisa menentukan takdir, menggenggam takdir ditangannya, dan tidak lagi tunduk kepada takdir. Bahkan Allah menentukan takdir dengan berkonsultasi terlebih dahulu kepadanya.

Bulan Puasa adalah suatu bulan ketika kita paling tidak dihantarkan untuk mengendalikan hawa nafsu. Lalu bagaimana kalau di bulan Puasa ada orang yang berhasil mengendalikan makan, minum, dan seksnya tetapi dia tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya? Itu berarti orang itu tidak masuk ke tingkat wali yang paling Elementer sekali pun. Orang seperti ini tidak makan dan minum tapi mudah tersinggung. Ia mudah marah dan mencaci maki orang lain. Ia tidak bisa mengendalikan mulutnya. Ketika ceramah di bulan Puasa, dia menghantam golongan lain yang tidak sepaham dengannya. Sebenarnya orang itu menderita Fiksasi. Dia terhambat dalam perkembangan kepribadiannya, dia belum bisa mengendalikan hawa nafsunya.

Bagaimana kita meningkatkan tingkat kewalian atau wiläyah kita ini? Kita dapat berpedoman pada hadits-hadits Qudsi. Hadits Qudsi adalah petunjuk Allah bagi yang ingin mendekati-Nya. Dengan latar belakang psikologis yang panjang di atas, saya akan mengantarkan Anda kepada hadits-hadits Qudsi yang membimbing kita untuk menjalankan ibadah puasa.

Dalam satu hadits Qudsi tersebut, Allah berfirman:
"Demi keagungan-Ku, kebesaran-Ku, kemuliaan-Ku, cahaya-Ku, ketinggian-Ku, dan ketinggian kedudukan-Ku, tidaklah seorang hamba mendahulukan kehendaknya di atas kehendak-Ku kecuali Aku cerai beraikan urusannya. Aku kacaukan dunianya. Aku sibukkan hatinya dengan dunianya. Dan dunia tidak mendatanginya kecuali yang sudah Aku tentukan baginya."

"Demi keagungan-Ku, kebesaran-Ku, kemuliaan-Ku, cahaya-Ku, ketinggian-Ku, dan ketinggian kedudukan-Ku, tidaklah seorang hamba mendahulukan kehendaknya di atas kehendak-ku kecuali akan Aku perintahkan para malaikat untuk menjagaNya. Aku akan jaminkan langit dan bumi sebagai rizkinya. Aku akan menyertai setiap usaha dagang yang dilakukannya. Dan dunia akan datang sambil merendahkan diri kepadanya."

Menurut hadis Qudsi ini, terdapat dua golongan manusia. Pertama, golongan manusia yang mendahulukan kehendaknya di atas kehendak Allah. Kedua, golongan manusia yang mendahulukan kehendak Allah di atas kehendaknya. Orang yang berpuasa adalah orang yang termasuk ke dalam golongan pertama. Ia menempatkan kehendak Tuhan di atas kehendaknya sendiri. Ketika siang hari, keinginannya ialah untuk makan dan minum tetapi keinginan Allah adalah supaya ia tidak makan dan tidak minum. Orang yang berpuasa akan mengutamakan keinginan Allah itu. Meskipun lapar, ia tidak akan penuhi keinginannya.

Ketika kita lapar, umumnya kita mudah sekali tersinggung. Kalau kita diganggu orang, kita ingin sekali untuk marah. Namun Allah menghendaki kita di bulan Ramadhan ini untuk mengekang amarah kita. Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang mengendalikan marahnya di bulan Ramadhan, Allah akan menahan murka-Nya pada Hari Kiamat nanti." Kita menahan amarah kita demi memenuhi kehendak Allah.

Sebetulnya setiap hari kita dihadapkan pada dua pilihan. Apakah kita akan memenuhi kehendak Allah atau memenuhi kehendak diri kita sendiri. Allah berkehendak agar kita mencari nafkah yang halal untuk membiayai keluarga kita. Bila kita memiliki kelebihan harta, Allah berkehendak agar kelebihan itu dibagikan kepada hamba-hambaNya. Tapi jika kita mempunyai kelebihan rizki, kehendak kita adalah memakai kelebihan itu untuk memenuhi keperluan konsumtif kita. Kita tumpuk makanan berlebih untuk kita santap ketika berbuka puasa. Seakan suatu kompensasi akan ketidakmakanan dan ketidakminuman kita di siang hari.

Di bulan Puasa ini, mari kita kesampingkan kehendak kita itu. Kita utamakan kehendak Allah swt; kita bersedekah sebanyak-banyaknya kepada para fakir miskin dan mustadh'afin.

Got a little couch potato?
Check out fun summer activities for kids.


Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Find Green Groups

Share with others

Help the Planet.

Fitness Edge

A Yahoo! Group

about sharing fitness

and endurance goals.

HDTV Support

on Yahoo! Groups

Help with Samsung

HDTVs and devices

.

__,_._,___

Balasan: (mas Tomy ) [psikologi_transformatif] Cool Cash (baca kulkas)

uuhuukk...uhuk.. tersedak lu2 mas tomy..
saking tersanjungnya ...
yeeee... emang dari dulu mas tomy selalu bilang kalo lu2 gemesin..
atau emang `gemes` ini adalah acara balas dendam .. karena lu2 selalu bilang tawa mas tomy yang ` renyah dan gurih...`
 
amien ...
semoga emang gak terkontaminasi
jadi keep save aja kalo udah ketemuan
hehehehe....
mas Tomy... maaf ya lu2 mudik duluan...
tapi bukan vacation,melainkan tetap kerja..
2 minggu aja di indo
entar terbang lagi ke dubai panas ini
 
salam hangat selalu
/Lu2


Tomy T <tomigant@yahoo.com> wrote:
Mmmmm...lulu nich bikin gemes aja!
polos kenapa berhubungan dengan musim lu?
 
Lulu: mas gotho .. emang bener mas Tomy polos dan gak tahu apa2???
belum terininfeksi virus2 duniawi nih rupanya...
 
kalu yang ini saya setuju Lu....
demikianlah adanya...ahahah 
tomy 


----- Original Message ----
From: lulu <lu2_mm@yahoo.co.id>
To: psikologi_transformatif@yahoogroups.com
Sent: Monday, September 3, 2007 8:26:02 AM
Subject: Balasan: [psikologi_transformatif] Cool Cash (baca kulkas)

`` dia tahu aku ini "polos" dan ga tahu apa...jadi mau "mempermalukan aq yang lugu ini ahahahah
ya kan Gotho.....?` `
====
Dear Mas Tomy ....
 
memang di sana lagi musim apa mas ???
sama2 di rantau , jauh keluarga ..
untuk pertanyaan yang diatas hanya kangmas gotho dan mas Tomy yang tau ..
emang `POLOS` kenapa ??
tuh kan mas Tomy mulai lagi ...
mas gotho .. emang bener mas Tomy polos dan gak tahu apa2???
belum terininfeksi virus2 duniawi nih rupanya...
 
salam hangat
/Lu2
 
 


Tomy T <tomigant@yahoo. com> wrote:
duh...lulu ga boleh ngomong jorok :)
ko lulu ngomong GIGOLONTOLOGY?
aku enggak pernah ngajari lho lulu soal itu....asli memang ga tahu ko aku
mas Gotho itu bertanya ke aku mungkin karen dia tahu aku ini "polos" dan ga tahu apa...jadi mau "mempermalukan aq yang lugu ini ahahahah
ya kan Gotho.....?
tomy 


----- Original Message ----
From: lulu <lu2_mm@yahoo. co.id>
To: psikologi_transform atif@yahoogroups .com
Sent: Saturday, September 1, 2007 8:12:23 AM
Subject: Balasan: [psikologi_transfor matif] Cool Cash (baca kulkas)

wuuuiiihhhh. ...
gedebruk .. jengkang lu2 , kangmas...
baru kali ini mas Gotho serius...
biasanya kan rada2.... ( maaf gak bisa untuk lanjutinnya )
masalah kulkas itu berasal dari mana...
sepertinya gak penting banget ..
 
nih dia yang emang penting sekali..
mengingat kita adalah termasuk mahluk materialistik. .
mungkin cool cash ( made on mas gotho ) adalah akan selalu di jadikan sumber uang.. walau hanya receh , criiing..criiing. ..
hehehehe... dengan di gunakan double fungsi yaitu pengusaha es mambo tingkat RT..
 
kritik lagi deh buat mas gotho ...
kok hanya mas tomy aja yang di tanyain...
so pasti mas tomy bakal setuju aja ..
apalagi cool cash yang ini erat hubungannya dengan para ` ibu2`..
so pasti mas Tomy bakal mengaplikasikan pemahaman GIGOLONTOLOGYnya ..yang memang harus lu2 acungin empat jempol deh ..
hehehehe...
lanjut terus kolabolari duo wiro  penganut gigolontology, lu2 ngaciiirrr deh ...takut kena jampi2 jarak jauh dari mas yang dua itu ...
 
ngumpet di bawah pohon kurma
/Lu2
 
 


gotholoco <gotholoco@yahoo. com> wrote:
Entah darimana "refrigerator" atau "frezer" itu diterjemahkan ke dalam
bahasa indonesia menjadi lemari-es atau kulkas. Mungkin dari 'cool'
terus digabung dengan 'cash', diindonesiakan jadi kulkas. Jadi kulkas
adalah tempat menyimpan sesuatu yang dibayar tunai(cash) kemudian
disimpan supaya tetep dingin(cool) , kecuali buat ibu-2 yang hobby
ngebon ke warung sebelah, namanya bukan kulkas lagi tapi kulkredit !

Kalau mengutip dari Wikipedia Indonesia, kulkas atau lemari es adalah
sebuah alat rumah tangga listrik yang menggunakan refrigeration
(proses pendingin) untuk menolong pengawetan makanan. Sekitar 99,5%
rumah di Amerika Serikat memiliki kulkas. Dia bekerja menggunakan
pompa panas pengubah fase beroperasi dalam sebuah putaran
refrigeration. Kulkas industri adalah kulkas yang digunakan untuk
kebutuhan industri, seperti di restoran atau supermarket.

Mereka dapat terdiri dari lemari pendingin atau lemari pembeku atau
keduanya. Sistem dua lemari ini diperkenalkan pertama kali oleh
General Electric pada 1939. Beberapa kulkas sekarang dibagi menjadi
empat ruang untuk penyimpanan jenis makanan yang berbeda:

* -18°C (0°F) (pembeku)
* 0°C (32°F) (daging)
* 4°C (40°F) (pendingin)
* 10°C (50°F) (sayuran), untuk menaruh berbagai jenis makanan.

Kapasitas sebuah kulkas diukur dalam liter. Biasanya isi pembeku
adalah 100 liter dan pendingin 140 liter (namun dapat sangat bervariasi).

Biasanya ibu-ibu rumah tangga yang baru menikah tentu punya keinginan
yang pertama dalam pemenuhan kebutuhan rumahnya adalah kulkas. Pada
awal-awalnya sudah barang tentu itu isi kulkas "full drink" maupun
"full eat" namun lama-lama "cape deh". Sepertinya kalau diperhatikan,
isi-2 kulkas di kebanyakan rumah tangga di indonesia berdasarkan hasil
survey "tebak-cermat" , 99% kebanyakan isinya berupa air, air dan air
yang tidak lebih atau kurang jadi es batu. he..he.he.

Entah yah kalau dinegara dengan empat musim, saya belum pernah pergi
ke sana, namun saya yakin isinya (berdasarkan survey "tebak-cermat"
juga), mereka isinya pada penuh! coba perhatiin, isinya penuh coy,
ada buah-buahan, minuman kaleng, minimum mabok, minuman mineral,
daging dsb he.he.he..

Mengapa bisa terjadi demikian ?
Kulkas di orang indonesia sering kosong, beda (mungkin) dengan di
negeri amrik (misalnya) isinya pada penuh. Sepertinya ini pengaruh
musim, di indonesia kan panas terus sepanjang tahun diselingi hujan di
bulan-2 tertentu, sedangkan mereka-2 yang punya empat musim, mereka
mengantisipasi perubahan musim itu dengan cara memberdayagunakan
kulkas itu. Atau memang di indonesia lagi musim paceklik(moneker) ,
artinya boro-boro ngisi penuh itu isi kulkas, buat makan sehari-hari
juga masih 3 T (tahu, tempe end telor). "Habit" (kebiasaan) ternyata
dapat tercipta atau terkondisikan oleh musim atau cuaca maupun oleh duit.

Bagaimana dengan isi kulkas di rumah anda? Jangan-2 berisi daging
hasil mutilasi. he..he..he.

Bagaimana kulkas kalau ditinjau dari pendekatan "gigolontology" ?
Ternyata ada yang mengibaratkan kaum wanita itu ibarat kulkas, dimana
kulkas tetep satu tapi isi botol bisa ganti-ganti, sebaliknya kaum
pria ibaratnya botol itu sendiri, isi botol bisa
tercecer kemana-mana namun botol harus utuh kembali kepada yang
punya.(bagaimana Om Tomy, setuju ? )



Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers


Send instant messages to your online friends http://uk.messenger .yahoo.com


Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers


Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com


Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] peran islam dan masa depan eropa..

dari salah satu web site islam...

Peran Islam dalam Masa Depan Eropa Buat halaman ini dlm format PDF Cetak halaman ini Kirim halaman ini ke teman via E-mail
Saturday, 25 August 2007
Wawancara dengan Mohammad Arkoun
 
Apa fokus gerakan Islam dan proses perkembangannya? Apakah gerakan ini awal kelahiran Islam Prancis atau Islam Eropa? Dalam ringkasan wawancara ini, Muhammad Arkoun mengulas keadaan Islam di Prancis secara khusus dan Eropa secara Umum. Menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi, dia mengidentifikasi persoalan utama terletak pada ketidaksiapan intelektual umat Islam dan kaum imigran ke Eropa.
 
Dia percaya bahwa mereka ini secara keliru telah menerangkan topik-topik keislaman dan menisbatkan berbagai hal fiktif dan palsu kepada Islam. Karenanya, gejala ini—menurutnya—menyebabkan Islam di Eropa lemah dalam mengambil peran yang berarti, kecuali jika ia bisa menciptakan perubahan besar dalam kancah ilmu pengetahuan. Tentunya, tugas ini menuntut; pertama, pembangunan sebuah landasan yang kuat dan; kedua, kebebasan penuh dalam lingkungan ilmu dan pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu Humaniora dan agama yang perlu ditelaah secara mendalam.
*****
 
Apakah Islam Prancis atau Islam Eropa itu ada? Apakah Islam ini di benua ini akan ditinggalkan ataukah justru punya suatu hubungan yang kuat dengan budaya Barat?
Pertanyaan ini bagi kebanyakan peneliti, wartawan dan bahkan dalam wacana-wacana global masih terus diperbincangkan. Di dunia yang kini kita hidup di dalamnya, kita tidak bisa mengklaim bahwa ada Islam Prancis atau Islam Eropa, sebab banyak juga orang-orang muslim yang hijrah ke Barat dan Eropa sebagai pekerja. Sebelumnya, mereka tidak punya kesempatan yang cukup bahkan untuk menikmati jenjang pendidikan tingkat menengah. Mereka juga tidak tahu bahasa Prancis atau Jerman. Mereka datang ke dataran bumi ini hanya untuk mencari nafkah hidup. Sampai sekarang pun kita masih hidup dalam keadaan seperti ini. Karena itulah banyak orang-orang Muslim—yakni mereka yang hidup di masyarakat-masyarakat Eropa—hanya menjadi fokus perhatian ulama Islam yang datang dari Aljazair, Tunisia, Maroko dan Mesir. Orang-orang Muslim imigran itu juga yang lalu mengusung pemikiran dan cita-cita keislaman ulama tersebut, dan ini kemudian menyebabkan berbagai persoalan di negeri ini, karena mereka tidak bisa memahami budaya kontemporer masyarakat—khususnya—Prancis.
 
Tentu Anda sudah tahu, Prancis punya sejarah dan pemikiran yang khas yang kita kenal dengan Laissez-faire. Sama sekali tidak akan diperoleh oleh orang-oang Muslim pemahaman yang benar terhadap sejarah dan muatan-muatannya di negeri ini, sebab perhatian mereka di negeri ini tertuju pada wacana-wacana Islam fundamental. Wacana-wacana Islam fundamental memperingatkan Muslimin akan pergaulan dengan orang-orang kafir. Ada banyak kelompok yang menyulpai wacana-wacana ini ke dalam pemikiran dan kebudayaan masyarakat Islam. Tentu saja dalam hal ini ada banyak ahli dan pakar. Akan tetapi mereka tak peduli dengan isu-isu keislaman, karena mereka sibuk dengan pekerjaan dan mata pencarian mereka sendiri. Mereka pakar-pakar di bidang Matematika, Fisika, Komputer, dll. Kalangan ini tidak bisa menangani isu-isu keislaman. Di sisi lain, kalangan ahli ini di masyarakat-masyarakat Barat terbilang sedikit. Dan mereka yang kenal dengan isu-isu, budaya dan pemikiran Islam lebih sedikit lagi. Sedangkan kebanyakan orang-orang Muslim justru punya kecenderungan fundamentalistik. Kelompok ini tidak akan bisa berpengaruh terhadap kondisi keilmuan Islam di negeri-negeri Barat. Saya sendiri melihat kenyataan ini dengan mata kepala. Ketika saya menyampaikan kuliah umum di Jerman dan Prancis, kelompok inilah yang tidak bisa menyerap uraian detail dari pemikiran-pemikiran Islam. Menurut saya, keadaan Islam di Eropa dan Barat akan berubah, walaupun perlu cukup waktu.

Selain kelompok yang Anda singgung tadi, ada banyak kelompok lain yang mendapatkan kewarganegaraan negara-negara Eropa seperti; Prancis. Dengan kewarganegaraan ini pula mereka menempati jabatan-jabatan tinggi instansi dan posisi-posisi politis di benua ini.
Ya, ada itu, tapi sedikit. Misalnya di parlemen, sampai sekarang tidak ada satu orang pun dari kelompok yang Anda sebutkan tadi. Tentu saja, di Belanda ada empat atau lima anggota yang muslim, dan di Inggris ada sejumlah anggota muslim. Tapi di Prancis, sampai sekarang ini, dengan berbagai alasan, itu tidak pernah terjadi. Ada banyak orang yang ditempatkan di kantor walikota dan jabatan-jabatan public lainnya, akan tetapi ketidakcocokan dengan lingkungan dan masyarakat Eropa telah menyebabkan semacam keengganan dan penghindaran orang-orang Muslim dari jabatan-jabatan tersebut. Begitu pula di pihak warga Eropa, lantaran tidak adanya silang pemahaman dan pergaualan dengan orang-orang Muslim, keterbelahan ini terus dominan. Memang perlu waktu yang panjang untuk mengubah keadaan ini. Dan menurut saya, pada 5-10 tahun yang akan datang, Islam akan berpengaruh di benua ini. Syaratnya, orang-orang Muslim harus belajar bahasa-bahasa Eropa di samping bahasa Arab, dan memahami ajaran-ajaran Islam secara mendalam. Kalau tidak begini, kita tidak bisa lagi bicara tentang Islam Jerman, Islam Prancis atau Islam Swedia.
Saya juga percaya bahwa proses ini berkaitan secara langsung dengan keadaan Negara-negara Islam, karena kondisi ilmu dan pengetahuan di negeri-negeri Islam—sejauh pengetahuan saya—sangatlah lemah. Oleh karena itu, kaum Muslimin tidak bisa hanya percaya pada apa yang ada di dalam negeri-negeri mereka. Ketakpercayaan adalah factor utama dalam menentukan nasib kaum Muslimin di Eropa. Contohnya, negara-negara Islam mengirimkan ke Negara-negara Barat anak-anak bangsa yang tidak punya kesadaran adan pengetahuan akan nilai-nilai Islam, makanya mereka tidak bisa bekerja di bidang ini secara baik.

Dulu, Kementerian Luar Negeri Mesir pernah mengutus islamolog kontemporer, Syeikh Amin Al-Khuliy sebagai konsuler bidang kebudayaan ke Berlin dan Roma. Begitu juga Sayid Muhammad Khatami yang juga seorang pakar islam kontemporer di Jerman, aktif mengamati persoalan-persoalan budaya Islam bangsa Iran di Jerman.
Ya, mereka pemikir-pemikir islamolog. Sekarang juga banyak muslimin imigran masih memerlukan orang-orang seperti ini. Kaum imigran itu menuntut keterlibatan mereka dalam masyarakat dan pendidikan agama di sekolah-sekolah. Akan tetapi, setelah sekolah-sekolah itu dibangun tuntas, siapa yang duduk di bangku-bangku kelasnya? Guru-guru di sekolah-sekolah itu juga tidak pandai mengajarkan pendidikan yang baik dan pengajaran ilmu tafsir dengan metodologi sejarah dan sasial, karena mereka sebelumnya belum pernah bejalar hal yang sama, karena itulah mereka punya cara pandang negatif dan sinis terhadap masyarakat, sebab ada beberapa pihak yang menuntut pembangunan sekolah-sekolah khusus, dan ini memerlukan izin dari pemerintah setempat. Pemerintah juga menghindari pembangunan tersebut, karena dengan adanya sekolah-sekolah ini, justru akan diajarkan kebodohan fundamental dan mengakar, dan ini merupakan ancaman dari orang-orang itu terhadap masyarakat dan agama.

Ini justru persoalan-persoalan yang sekarang sedang menimpa kita, tapi sayangnya negara, kelompok-kelompok Islam dan para ahli tidak berusaha menganalisa keadaan ini. Menurut pengakuan kolompok-kelompok Islam sendiri, di antara mereka ada yang punya kewarganegaraan Prancis, ada juga hidup di sana sebagai pendatang asing dan pekerja imigran.
Betul itu. Pendapatkan kewarganegaraan merupakan pekerjaan yang sangat susah. Banyak dari orang-orang itu tidak mendapatkan kewarganegaraan untuk keluar dari 'umat' dan 'Darul Islam'. Akan tetapi, di Negara-negara Eropa, ada undang-undang yang tidak memberikan peluang kerja kepada selain warga negara. Oleh karena itu, mereka cenderung ke arah sana untuk mencari mata mencarian.

Memangnya banyak orang-orang seperti ini?
Dilaporkan ada sekitar 5 juta orang. Tapi saya kira jumlah mereka lebih banyak dari itu, sebab data-data tak resmi melaporkan hal yang lain.

Lalu, bertolak dari kenyataan adanya Islam di Prancis dan Eropa, apakah terjadi memisahan dalam masalah antara ibadah dan kewajiban-kewajiban atau antara pengalaman-pengalaman kejiwaan dan kondisi-kondisi jaman?
Pemisahan ini melazimkan kemajuan ilmi-ilmu pengetahuan dan pengakuan akan konsep-konsep baru. Masalahnya berkaitan erat dengan pemikiran dan budaya. Karena itulah Islam sama sekali tidak punya intervensi di dalamnya. Kenyataan ini juga sudah terjadi di dunia Kristen, yaitu dengan cara penentangan Monernitas terhadapnya dalam bentuknya sekarang ini—dimana masyarakat Eropa menetapkan pemisahan politik dari agama. Dan kalau saja kelas kapitalis tidak berhasil mengalahkan kelas Gereja, tentu sekarang ini nasib Kristen tidak beda dengan Islam. Namun, lantaran kelas kapitalis Eropa sangat kuat, pemisahan antara politik dan agama dilakukan ke atas masyarakat dengan kekuasaan dan kekerasan; bukan dengan jalur kehendak publik. Negara-negara Barat telah menjalani berbagai transformasi dalam pemikiran, metodologi dan analisis, namun kita sedikitpun tidak memanfaatkan transformasi-transformasi itu. Di Barat telah terjadi banyak revolusi pengetahuan dan epistemologis, hanya kita saja tidak menyadari substansinya, sebab metode-metode epistemologis analisis, kritis dan ilmiah dalam masyarakat Islam dan sistem-sistem pendidikan perguruan tingginya masih lemah. Banyak dari kalangan pakar sedang menerjemahkan transformasi-transformasi itu ke dalam bahasa Arab. Namun upaya ini tidaklah banyak dilakukan. Khususnya jika saja jika soroti tekanan-tekanan ideologis atas masyarakat dan kaum cendikiawan, upaya ini semestinya ditingkatkan.
 
Kenapa orang-orang Barat begitu fobia terhadap sebuah fenomena keislaman?
Karena mereka sama sekali tidak bisa mengerti; bagaimana semua syarat dan peluang kebebasan diberikan kepada seorang perempuan, tapi dia sendiri tidak menerimanya dan memilih hidup dengan cara yang mereka sebut dengan model Abad Pertengahan. Padahal, perempuan-perempuan muslimah itu perempuan-perempuan lain yang berjuang untuk kebebasan. Walaupun begitu, kelompok pejuang kebebasan ini ketika datang dan hadir di Barat, mereka tetap menggunakan hijab dalam berinteraksi dengan orang-orang kafir. Kontradiksi semacam ini tidak bisa dipahami oleh orang-orang Barat..

Untuk membahas persoalan hijab, pemerintah Prancis telah membentuk sebuah komisi yang juga melibatkan Anda sebagai anggota di dalamnya. Langkah-langkah apa yang sudah Anda ambil?
Betul. Komisi ini telah menuntaskan tugasnya dengan mengesahkan usulan-usulan di samping mempertimbangkan kondisi-kondisi dan aspek-aspek khas budaya Barat serta komitmen pada semua aspek ini. Sebab, syarat-syarat cultur Barat sendiri di negeri ini sudah tidak lagi efektif. Sementara itu, kebanyakan orang Muslim di negeri ini—seperti yang sudah saya katakan—adalah pekerja sipil. Maka itulah mereka dan anak-anak mereka seharusnya belajar bahasa Prancis dan pelajaran ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Nah, dengan kondisi-kondisi kultur mereka, tentu saja tugas kita sangatlah berat.

Apa tanggapan Anda terhadap stamtemen-statemen Syeikh Mazyani yang menekankan pemukulan atas istri?
Dalam dalam ceramahnya membawakan masalah-masalah yang tidak ada di negeri-negeri Islam sendiri. Orang-orang seperti ini di Barat—dengan menyalahgunakan hak kebebasan dan demokrasi—membuat isu-isu yang irasional. Maksud saya, mereka sedang berusaha melawan akal sehat.

Tepatnya isu-isu apa yang diangkat oleh Syeikh itu?
Dengan menukil ayat-ayat AL-Quran, dia menerangkan bahwa seorang lelaki berhak memukul istrinya yang tidak mentaatinya. Dia juga mengakui bahwa bagian fisik istri yang harus dipukul itu adalah tangan dan kaki, jadi suami tidak boleh memukul wajahnya, sebab kalau wajah istri juga dipukul, tentu akan wajahnya tampak jelek dan tidak cantik lagi. Sepertinya masalah-masalah ini tidak terduga oleh kita. Namun, masyarakat dan meda-media massa mendengar dan membicarakannya lalu menunjukkan penampilan yang buruk dari Islam. 

Syeikh itu sudah diusir dari Prancis. Lalu kenapa dia kembali lagi?
Dalam sistem demokrasi, yang berkuasa dalah hokum. Semua Negara juga akan menghormati hokum dan undang-undang dasar.

Bukankah dia orang Prancis?
Iya, betul.

Menurut Anda, peran apa yang bisa diambil Islam di Eropa dewasa ini? Apakah Islam bisa berperan dalam kebersamaan Arab-Eropa? Dan secara umum, apakah peran yang akan direbut Islam di Eropa?
Islam bisa mengambil peran dalam memproduksi sejarah dan pemikiran, tapi dengan syarat; ada perubahan budaya dan pengetahuan di negara-negara Arab. Kita harus merumuskan sebuah basis umum dan kuat, begitu juga kebebasan atas semua ilmu, khususnya dalam lingkungan ilmu-ilmu humaniora. Perspektif ini akan mengarahkan kita kepada pemikiran yang mendalam. Tidak semestinya kita penganut strategi tradisionalis, sebab kita punya persepektif divinitas tentang masa lalu, oleh karena itulah kita bebankan ke atas diri kita dan anak-anak kita.  Jadi, kita harus ubah kondisi ilmu dan pemikiran di negeri kita sendiri, barulah membaca masa lalu dan tradisi dalam perspektif baru dan dengan model yang ilmiah.[Hamsyahri: 15/4/1386 HS.Afh]
 


Got a little couch potato?
Check out fun summer activities for kids.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Endurance Zone

on Yahoo! Groups

Groups about

better endurance.

Yahoo! Groups

Find Green Groups

Share with others

Help the Planet.

Yoga Groups

Find Enlightenment

& exchange insights

with other members

.

__,_._,___

[psikologi_transformatif] hijab sebagai pilar keluarga...

dari salah satu web site islam...

Hijab sebagai Pilar Keluarga Buat halaman ini dlm format PDF Cetak halaman ini Kirim halaman ini ke teman via E-mail
Saturday, 01 September 2007
Oleh: Siti Rabiah Aidhiah
 
Pendahuluan
Hijab seperti tema yang berkaitan dengan isu perempuan semisal poligami, mahar dan hak talak dalam perceraian di kalangan dan di luar umat Islam masih diperdebatkan sebagai aturan yang hari ini tidak perlu dilaksanakan lagi, dipermasalahkan karena ia bukan berasal dari Islam, atau didakwa sebagai pemasung kebebasan bahkan pencerabutan hak wanita.
 
Seiring dengan pemahaman tentang keadilan dan hikmah Tuhan, maka setiap aturan berupa perintah dan larangan-Nya tentu memiliki tujuan yang tidak lain adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri. Pemahaman akan hal ini menjadi sangat penting, terutama di era  ini ketika peradaban manusia telah berkembang sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Segala sesuatu yang hanya bersifat doktrin kaku tanpa dibarengi penjelasan hikmah dan alasan ilmiah akan tertolak, sebagaimana seorang anak yang beranjak dewasa tidak lagi percaya bahwa di dalam gelap ada sesuatu yang menakutkan.

Masalah kontroversial hijab hanyalah merupakan sebuah reaksi alamiah masyarakat yang telah meninggalkan tradisi mitos dan takhayul. Maka menjadi penting untuk mengemukakan falsafah aturan hijab sehingga ia dapat dipahami dengan mudah dan diterima secara teori dan praktis.
 
Islam adalah agama Ilahi yang berpijak pada keseimbangan dan menjadikan pola tersebut sebagai jalan meraih kesempurnaan. Islam menghendaki tercapainya kesempurnaan pada individu dan masyarakat sehingga terwujud pula peradaban yang sempurna untuk menyongsong kehadiran Sang Mahdi yang merupakan aktualisasi Kesempurnaan Ilahi. Hijab yang secara tekstual hadir sebagai aturan individual memiliki makna dan sumbangan yang besar bagi keberlanjutan masyarakat dan peradaban. Selain sebagai hubungan ketaatan hamba pada Tuhan, pelaksanaan aturan hijab memberi sumbangan besar bagi keutuhan masyarakat.
 
Tulisan ini akan membahas hubungan hijab dengan keluarga yang merupakan  unit terkecil dalam masyarakat namun sekaligus menjadi motor penggerak masyarakat yang sehat. Islam menghendaki kelanjutan peradaban manusia melalui utuhnya kehidupan keluarga dan perkawinan yang berazas hukum sebagai jalan untuk melanjutkan generasi manusia. Hijab sebagai salah satu perangkat untuk mencapai  tujuan tersebut dan berkaitan dengan kesucian sebagai fondasi keutuhan keluarga, telah ditetapkan sebagai aturan yang mengikat setiap pribadi muslim. Tanggung jawab hijab bukan hanya berada di atas pundak perempuan, tetapi juga meliputi laki-laki sebagai sel inti dari sebuah keluarga.
 
Pengertian Hijab
Secara etimologis, hijab adalah kata yang berasal dari kata satar yang berarti sesuatu yang membatasi antara dua benda (Darul Maarif). Di dalam al-Qur'an kata hijab terdapat pada surat al-Ahzab ayat 53 yang bermakna sitir atau tabir.
 
وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِن وَرَاء حِجَابٍ
 
"Setiap kali kamu meminta kepada mereka (istri-istri nabi), maka mintalah dari belakang tabir." (QS. al-Ahzab: 53)

Selain itu ada beberapa kata hijab yang terdapat dalam al-Qur'an seperti dalam  surat al-Fushilat ayat 5, surat as-Syura ayat 51, surat al-Isra' ayat 45, surat Maryam ayat 17, surat as-Shad ayat 32 yang semuanya bermakna pembatas atau penghalang terlihatnya sesuatu.
 
Mahdi Zadeh (1382 Hs) menjabarkan makna hijab sebagai pakaian Islami perempuan. Sedangkan Syahid Muthahari (1382 Hs) menyatakan bahwa hijab adalah istilah baru yang digunakan oleh para ahli Fiqih pada abad mutakhir yang sebelumnya digunakan terminologi sitir untuk pakaian tersebut. Dalam buku yang membahas masalah ini para ahli fiqih menyatakan bahwa mereka tidak menggunakan kata hijab yang bermakna tabir karena dapat menimbulkan pemahaman tempat perempuan adalah di balik tabir. Pada akhirnya ia menjadi sebab mengapa sebagian orang berfikir bahwa Islam menghendaki perempuan selalu berada di balik tabir di dalam rumahnya, sementara hal ini bertentangan dengan tujuan diwajibkannya hijab. Hijab bukan dimaksudkan untuk menghalangi perempuan keluar dari rumahnya tapi kewajiban hijab bagi perempuan adalah untuk melindungi diri di dalam masyarakat  ketika ia berada di antara laki-laki asing (non muhrim) dan menghalangi perempuan dari memamerkan keindahan dirinya. Ketika aturan hijab ini dilaksanakan maka ia menjadi tolok ukur kemuliaan perempuan dalam Islam.
 
Sebuah riwayat dalam Biharul Anwar, jilid 103 disebutkan bahwa kemuliaan perempuan adalah: "Yang tidak melihat (aurat) laki-laki lain (bukan muhrim) dan yang (auratnya) tidak dilihat oleh laki-laki lain (bukan muhrim)".
 
Sebab Berlakunya Aturan Hijab
Ilmuwan Barat merumuskan beberapa penyebab berlakunya aturan hijab dalam Islam, selanjutnya menyimpulkan bahwa saat ini sebab tersebut sudah tidak ditemukan lagi sehingga pemakaian hijab hari ini sudah kadaluarsa dan layak ditinggalkan. Namun Syahid Muthahhari (1383 Hs) mengumpulkan pendapat sebab berlakunya aturan hijab (di luar falsafah hijab dalam Islam) antara lain :
§         Kecenderungan kepada kehidupan biara dan rahbaniat (akar falsafah).
§         Ketidakamanan dan ketidakadilan sosial (akar sosial).
§         Budaya Patriarkhi (penguasaan laki-laki atas perempuan) dan kekerasan laki-laki terhadap perempuan atas dasar penguasaan ekonomi (akar ekonomi)
§         Rasa iri dan  kesombongan di antara para laki-laki.
§         Periode mensturasi yang mengakibatkan perempuan merasa kurang sempurna dalam penciptaannya dibanding laki-laki sehingga dalam hari-hari mensturasi ia membiasakan diri untuk menghindar dari masyarakan (akar psikologis).
 
1.   Akar Falsafah
Pola kehidupan biara didasari pada falsafah anti kesenangan dunia dan meninggalkan kehidupan dunia dengan segala fasilitasnya. Kehidupan para rohaniawan agama sebelum Islam seperti Kristen, Budha, Zoroaster (Iran kuno) menyatakan bahwa kecenderungan pada lawan jenis adalah sesuatu yang hina dan membawa kehancuran. Tetapi Islam menyatakan bahwa ketertarikan antara laki-laki dan perempuan merupakan pengejawantahan rahmat Ilahi. Islam juga menganjurkan untuk memanfaatkan secara maksimal kesenangan dalam kehidupan pasangan suami istri di keluarga, misalnya dengan menganjurkan istri berhias untuk suami dan suami juga berusaha untuk menyenangkan istrinya. Islam tidak memiliki nilai kehidupan biara yang mengekang dorongan biologis dan melarang pernikahan seorang laki-laki atau perempuan. Bahkan pernikahan merupakan anjuran yang dikenal sebagai sunnah.
 
2.   Akar Sosial
Sebab pemberlakuan aturan hijab adalah kondisi yang tidak nyaman di masa lalu, karena para penguasa; kepala suku, raja atau sultan akan mengambil setiap wanita yang disukainya sehingga perempuan terpaksa menyembunyikan diri di balik hijab. Namun yang menjadi sebab pemakaian hijab dalam Islam bukan kondisi tersebut, karena dalam masyarakat Arab sebelum masa Risalah Nabi Salallahu Alaihi wa Alihi kondisi tidak aman yang dinyatakan tersebut di atas tidak berlaku. Kondisi tidak aman pada masa itu mengancam keselamatan jiwa secara umum, bukan khusus terhadap perempuan. Selain itu pelaksanaan pemakaian hijab dalam Islam tidak bertujuan untuk menyembunyikan perempuan.
 
3.   Akar Ekonomi
Penguasaan laki-laki atas perempuan menyebabkan laki-laki membatasi perempuan untuk selalu bekerja di dalam rumah tanpa memberi kesempatan keluar rumah. Pendapat ini didasari teori dialektika sejarah yang dibagi dalam 4 fase:
§         Masa kesamaan antara laki-laki dan perempuan secara alamiah.
§         Masa penguasaan laki-laki terhadap perempuan.
§         Masa revolusi dan perlawanan kaum perempuan.
§         Masa terwujudnya kembali komunisme jenis kelamin.
Syahid Muthahari mengugurkan teori dialektika sejarah dengan menyatakan bahwa masa kesamaan laki-laki dan perempuan secara alamiah memang pernah ada tetapi tidak berkaitan dengan relasi gender antar laki-laki dan perempuan. Selanjutnya jika yang dimaksud adalah komunisme jenis kelamin, dalam perjalanan sejarah masa ini tidak pernah terjadi. Meskipun ahli sejarah mencatat adanya budaya Matriarkhi (kebalikan dari patriarkhi), namun hal itu bukan komunisme jenis kelamin.
 
4.   Rasa Iri dan Kesombongan
Pendapat ini menyatakan bahwa karena setiap laki-laki memiliki ketertarikan kepada perempuan, maka rasa iri dan persaingan di antara mereka menjadi sebab pemakaian hijab pada perempuan, yaitu dengan menutupi perempuan dan menjadikan perempuan sebagai tawanan laki-laki. Islam sama sekali tidak menjadikan hal tersebut di atas sebagai sebab pemakaian hijab. Baik laki-laki dan perempuan, keduanya sama-sama memiliki ketertarikan satu dengan lainnya dan meninginkan kesucian dari pasangannya. Selain itu Islam juga mengajarkan manusia untuk tidak menuruti hawa nafsu yang mengarah pada sikap dan perbuatan tercela, semisal rasa iri atau lainnya.
 
5.   Akar Psikologis
Dalam masyarakat kuno perempuan yang mengalami periode menstruasi menjadi hina dan kotor sehingga mereka merasa rendah dan kemudian menutupi dirinya. Tetapi dalam al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 222 mensturasi dijelaskan dengan baik:
 
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُواْ النِّسَاء فِي الْمَحِيضِ وَلاَ تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىَ يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللّهُ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِي
 
"Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: 'Haidh adalah kotoran'. Oleh karena itu hendaklah kamu menjauhkan diri (dari berhubungan suami istri) dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci." (QS. Al-Baqarah: 222)
 
Dalam Islam perempuan yang mengalami periode mensturasi dikelompokkan sebagai orang yang terhalang dari wudhu dan kesucian (secara fiqih) yang membebaskannya dari melaksanakan kewajiban shalat dan puasa.
 
Tidak satupun dari kelima hal di atas yang merupakan sebab pemakaian hijab dalam Islam.
 
Hijab dalam Aturan Islam
Aturan hijab dalam al-Qur'an terdapat dalam surat Nur ayat 30 dan 31, serta surat al-Ahzab ayat 59.
 
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
 
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."(QS. an-Nur: 30).
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُوْلِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاء وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: 'Hendaknya mereka menahan pandangannya, dan memelihari kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali pada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan." (QS: an-Nur: 31).
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
"Wahai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan kepada wanita-wanita mukmin agar mereka mendekatkan diri kepada mereka dengan jilbab mereka supaya mereka mudah dikenal dan supaya mereka tidak diganggu maka sesungguhnya Allah Maha mengampuni dan Maha Penyayang". (QS. al-Ahzab: 59)
 
Dalam ayat tersebut beberapa poin yang dapat dijabarkan adalah:
§         Peringatan kepada laki-laki untuk tidak melihat hal yang diharamkan dan menjaga kesucian dirinya.
§         Peringatan kepada perempuan untuk tidak melihat hal yang diharamkan dan menjaga kesucian dirinya.
§         Larangan terhadap perempuan untuk memamerkan keindahan dirinya.
§         Menutup leher dan dada dengan jilbab.
§         Penyebutan tentang pengecualian terhadap beberapa kelompok dalam aturan hijab.
§         Menghindar dari pamer diri dan menarik perhatian laki-laki.
§         Pakaian perempuan dengan jelas disebutkan sebagai kesucian dan cara untuk menjaga kemuliaan masyarakat, meskipun dalam ayat lain disebutkan berbagai cara untuk meraih hal itu.
 
Hijab dan Kesucian

Telah disebutkan bahwa hijab bermakna pakaian wanita Islami yang menghalanginya dari pandangan bukan muhrim dengan beberapa ketentuan. Pemahaman penghalang dalam kata hijab juga bermakna kesucian. Dengan demikian kata hijab dan kesucian dalam akar makna memiliki kesamaan. Perbedaanya adalah hijab memiliki makna penghalang secara fisiologis sedangkan kesucian berhubungan dengan kondisi psikis, karena kesucian adalah suatu keadaan batiniah.
 
Mahdi Zadeh (1382 Hs) menyatakan bahwa hijab lahiriah dan  kesucian batiniah adalah dua hal yang memiliki hubungan seiring (korelasi positif) yang dapat digambarkan sebagai berikut: hijab lahiriah yang dipakai secara sempurna akan menjadi penguat dalam penjagaan kesucian diri dan sebaliknya dalam pribadi yang menjaga kesucian pemakaian hijab lahiriahnya akan lebih sempurna.
 
Dalam aturan hijab surat al-Ahzab ayat 59, pesan kesucian dapat dinyatakan sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
"Wahai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan kepada wanita-wanita mukmin agar mereka mendekatkan diri kepada mereka dengan jilbab mereka supaya mereka mudah dikenal dan supaya mereka tidak diganggu maka sesungguhnya Allah Maha mengampuni dan Maha Penyayang." (QS. al-Ahzab: 59)
 
Perintah hijab disampaikan kepada wanita mukmin untuk dilaksanakan secara sempurna sehingga di antara para perempuan, dapat dibedakan antara yang menjaga kesucian dengan yang tidak.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa ketika perempuan menghijabi dirinya dengan sempurna dan menjaga kesucian dirinya ketika berada di masyarakat, dia akan terlindung dari pandangan tidak hormat, bahkan masyarakat akan menghargainya.
 
Fatahi Zadeh (1379 Hs) mengemukakan bahwa masyarakat Islam, dengan pengutamaan kesucian secara umum, telah mengkondisikan kenyamanan pribadi dan sosial perempuan melalui aturan yang mengontrol dorongan pada laki-laki dan memanfaatkan rasa malu pada perempuan, demi terwujudnya kesucian masyarakat. Ketika kelaziman kesucian telah dipahami, sedang hijab memiliki pengaruh dan kontribusi besar dalam hal tersebut, maka ketidakpahaman tentang aturan hijab tidak akan terjadi.
 
Hijab, Kesucian dan Keluarga
Pandangan Syahid Muthahhari mengenai hijab dan kesucian meliputi beberapa hal:
  • Kesucian keturunan.
  • Keharmonisan keluarga dan tercegahnya perceraian
  • Ketenangan jiwa individu.
  • Tidak benarnya pendapat tentang penghindaran aktifitas sosial.
  • Pemuliaan derajat perempuan.
  • Penguatan rasa kasih sayang.
 
Dengan alasan laki-laki dan perempuan diciptakan satu untuk lainnya, maka aturan relasi di antara keduanya harus berdasar pada hubungan khusus yang orang asing di luar pasangan tidak memiliki tempat di antara keduanya.
 
Dalam Islam, aturan hijab dan haramnya pergaulan bebas adalah pengantar bagi keutuhan bangunan keluarga. Kokohnya bangunan keluarga akan menyebabkan kesucian keturunan dalam sistem kelanjutan generasi manusia. Kesucian dan kejelasan garis keturunan adalah kebutuhan alami manusia.
 
Hubungan pasangan yang tidak semata bertumpu pada pemuasan dorongan biologis, tetapi berpijak pada jalinan kasih sayang, lebih bermanfaat bagi keduanya. Konselor perkawinan menyatakan bahwa pola hubungan ini akan lebih bertahan dalam badai masalah dan lebih awet hingga masa tua kedua pasangan.
Selanjutnya pola hubungan yang bersahabat antara suami dan istri, memberi pengaruh positif dalam relasi anak dengan kedua orang tuanya.
 
Syaikh Mahmud Jally (1380 Hs) menyatakan bahwa setelah melarang laki-laki dari pandangan yang tidak halal, untuk mencegah kehancuran keluarga, Islam menetapkan bahwa seorang perempuan yang dengan kesuciannya memasuki kehidupan suami, hanya boleh menyalurkan kecenderungan biologisnya kepada suami dan ia bisa keluar rumah dengan batasan tertentu. Demikian pula suami tidak berhak untuk berhubungan dengan perempuan lain di luar. Aturan timbal balik ini terus berlanjut hingga keduanya selamat dari cela ketidaksucian, sehingga suami memiliki kasih sayang penuh terhadap istri tanpa kekhawatiran akan kesetiaan istri.
 
Sebagai argumen yuridis atas kondisi ini ayat al-Qur'an memuat aturan wanita muslim dalam kehidupannya dalam surat Nur setelah sebelumnya menyebutkan hal yang berkaitan dengan laki-laki: "Hai Rasul, katakanlah kepada wanita muslim untuk memelihara pandangan mereka dan tidak memamerkan keindahan perhiasan mereka agar tidak memancing nafsu laki-laki kecuali hal yang biasa terlihat, dan menutupi leher mereka. Pelaksanaan semua ini memerlukan pengorbanan."
 
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saww bersabda kepada seorang wanita: "Gunakan parfum sedemikian rupa sehingga suamimu menyukaimu." Hal ini diartikan bahwa perempuan bisa berhias dan memakai parfum sehingga suami mereka tidak lagi memiliki kecenderungan terhadap wanita lain. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa selain untuk menyenangkan suami yang akan bermuara pada keutuhan keluarga dan berhias adalah hal terlarang bagi perempuan kecuali untuk  beberapa golongan yang telah dirinci dalam al-Qur'an surat an-Nur ayat 31. Demikianlah  praktek hijab dalam kehidupan Islami yang berdasar pada aturan Ilahi.
 
Penutup
Keutuhan keluarga menjadi syarat keberlanjutan generasi manusia dari peradaban masyarakat sederhana menuju kesempurnaan. Tidak cukup seperti yang dikatakan kaum kapitalis bahwa masyarakat terdiri dari individu-individu, tetapi masyarakat juga memiliki jiwa sendiri. Masyarakat yang sedang mengalami proses perkembangan sering rentan akan virus perusak yang mengganggu proses kematangannya.
 
Islam sebagai agama sosial berusaha menjaga peradaban dari kehancuran dengan berbagai aturan individu dan sosialnya. Hijab adalah salah satu aturan yang mengikat individu sekaligus masyarakat sosial. Islam menghendaki masyarakat yang terus berkembang dinamis secara sehat, sehingga potensi kemampuan setiap anggotanya dapat teraktualisasi sempurna dan bebas dari penyakit-penyakit sosial, semisal perbuatan yang didasari naluri rendah. Islam mengedepankan kesucian sebagai motif dari setiap gerakan manusia.
 
Islam sebagai agama yang berbasis pada argumen-argumen ilmiah, hanya dapat dipahami secara akal dan rasional. Kehadiran Nabi Muhammad saww, pembawa pesan Ilahi di bumi adalah untuk meluruskan mitos-mitos dan takhayul masyarakat.
 
Memahami hikmah hijab dari sudut pandang kesucian dalam keluarga hanyalah berupa setetes air di samudera hikmah dan falsafah hijab itu sendiri. Di sisi lain, kesucian dan hubungannya dengan keluarga juga memiliki ribuan dimensi yang masih harus dikuak secara lebih sempurna.[]
Fathimiah, Vol.II No.2, 2007
 
Penulis: S1 Jurusan Tarbiyah Islamiyah di Universitas Bintul Huda Qom, Republik Islam Iran
 
----------------------------------------
Daftar Pustaka:
Darul Ma'arif .
Usul Kafi, jilid 5 hal.496 (dalam Ja'farian).
---, Yad Dasteh-e Ustad Muthahari, Intisarate Shadr, Qom, 1387.
Muthahari, Syahid Murtadha, Mas'ale-ye Hejab, Intisarat-e Shadr, Qom, 1383.
Zadeh, Mahdi Husain, Hejab Syenasi, Intisarat-e Markaze Mudiriat-e Hauzah, Qom, 1382.
Hujati, Mahdi Said, Zan Zibatarin Gul wa Afarinas, Nasr-e Nakhsayas, Qom 1379
Zadeh, Fatahi Fathiyah, Hijab az Didagah-e Qur'an Wa Sunnat, Markaz-e Intisyarat-e Daftar-e Tablighat-e Islami, Qom, 1374 Hs.
Niya, Muhammad Asadullah, Behesyt-e Jawanan, Sabt Akbar, Qom 1381 Hs.
Adoltiyan, Mahdi, Gul Muhammadi, Nameh be Khaharan, Mashad, 1382 Hs.


Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join Yahoo!'s user panel and lay it on us.

__._,_.___
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Official Samsung

Yahoo! Group for

supporting your

HDTVs and devices.

Green Y! Groups

Environment Groups

Find them here

connect with others.

.

__,_._,___